BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran di tingkat SD/ MI yang mendukung kemampuan siswa untuk menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Karena pendidikan saat ini berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka setiap peserta didik diharapkan mampu memanfaatkannya untuk kepentingan belajar. Dewasa ini penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi penting karena setiap pihak yang terlibat dituntut mampu berpartsipasi secara aktif dan terus meningkatkan keterampilannya. 1 Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) Memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi, (2) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif, dan mandiri dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (4) Menghargai karya cipta di bidang Teknologi Informasi dan komunikasi. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik karena sama pentingnya dengan keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan berhitung. Sedangkan peserta didik yang tidak memiliki kecakapan dalam pembelajaran
1
Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovativ Berbasis TIK, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), hal: 22
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diperkirakan akan mengalami kesulitan yang lebih besar untuk menghadapi kehidupan pada masa kini dan masa yang akan datang 2 Selain itu perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan mutu pendidikan agar lebih ditingkatkan, terutama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran.
TIK
memberikan
pengaruh
terhadap
perkembangan
pembelajaran di sekolah secara aktif dan efektif.3 Bahkan di negara Jepang, pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk anak usia sekolah dasar telah mengarah pada pembelajaran dan jenis ujian yang dilakukan secara online sehingga mampu menstimulasi siswa dalam proses pembelajarannya. Sedangkan di Indonesia sendiri pembelajaran di sekolah masih bersifat konvensional yang satu arah dan berpusat pada guru (Teacher Center), Strateginya juga bersifat kaku sehingga peserta didik tidak akan mengalami kemajuan dan lebih bersifat pasif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran TIK di SD/ MI sangat dibutuhkan untuk memperbaiki proses pembelajaran.4 Untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi (TIK) harus melibatkan peserta didik secara aktif. Dengan cara
2
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), hal: 173 3 Rusman, Pembelajaran Berbasis TIK, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2013), hal: 1 4 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), hal: 4-5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
membimbing siswa untuk menemukan pemahamannya sendiri, tidak hanya terfokus pada pemberian informasi yang di dapatkan dari penjelasan guru dan buku yang selalu di hafalkan. Tetapi dalam proses pembelajaran siswa di bimbing untuk mengkonstruksi pengalaman belajar dengan cara mencatat apa saja informasi dan pengetahuan baru yang di dapatkannya kemudian di praktikan. Karena hal tersebut akan lebih efektif di ingat oleh peserta didik. Namun hal tersebut belum terjadi di MINU Wedoro. Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul Ulama (MINU) Wedoro Sidoarjo, masih banyak permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran TIK. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Syam selaku guru mata pelajaran TIK, bahwasannya nilai siswa kelas VIC cenderung rendah. Banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah, yaitu ≥ 75.6 Jika dipersentase dari 100%, hanya 27,77% siswa yang mencapai KKM. Jadi dari 36 orang siswa , hanya 10 orang siswa yang mencapai KKM. Mata Pelajaran TIK dianggap tidak menarik oleh peserta didik karena materi yang seharusnya di praktikkan hanya disampaikan secara lisan oleh guru. Guru hanya berceramah dan peserta didik cenderung pasif ketika mendengarkan. Seringkali mata pelajaran TIK disampaikan menggunakan model pembelajaran yang kurang inovatif. Karena pada dasarnya pembelajaran TIK mencakup hal yang berkaitan dengan hardware dan software. Sehingga banyak materi yang meminta
5 6
Data hasil nilai praktek mengoperasikan software excel siswa VIC MINU Wedoro Hasil Observasi dan Wawancara dengan Bapak H. M. Syamsul Hakim pada tanggal 1 Agustus 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
agar siswa lebih aktif dalam keterampilan yang berkaitan dengan pengambilan data, pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan data, dan penyajian informasi. Berdasarkan persoalan diatas, penulis mencoba berdiskusi dengan guru mata pelajaran TIK di MINU Wedoro untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sehingga ke depannya peserta didik akan mudah mengembangkan keterampilan mengoperasikan software Pengolah angka (Excel Processing) dan nilai siswa dapat mengalami peningkatan dari sebelumnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut dan untuk lebih meningkatkan keterampilan pengoperasian software Pengolah angka (Excel Processing), perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran dimana siswa tidak hanya mendapatkan teori saja ketika pembelajaran berlangsung, namun mereka mampu mengembangkan keterampilannya dengan cara mempraktikkan secara langsung pengetahuan yang di dapatkan dari pengalaman belajarnya. Sehingga peserta didik lebih aktif dan banyak mendapatkan pengalaman yang bermakna dari proses pembelajaran yakni dengan menerapkan model pembelajaran inovatif progresif. Model pembelajaran inovatif progresif merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru dan mewujudkan perubahan menuju perbaikan (menjadi lebih
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
baik). Serta merubah paradigma orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (Teacher center) beralih berpusat pada murid (student center).7 Dari latar belakang tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran inovatif progresif terhadap peningkatan keterampilan mengoperasikan software pengolah angka (excel processing) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inovatif Progresif Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengoperasikan Software Pengolah Angka (Excel Processing) Pada Siswa Kelas VI Minu Wedoro Sidoarjo”. Model pembelajaran inovatif progresif sebelumnya pernah di terapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi Muti’ah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul “ Penerapan model pembelajaran inovatif progresif dalam menigkatkan hasil belajar siswa kelas III MIS BAHAUDIN mengenai cara mengoperasikan software pengolah kata (Word Processing)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inovatif progresif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di MIS BAHAUDIN. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. Dalam siklus pertama, hasil belajar banyak mengalami kemajuan, ketuntasan belajar pada siklus I mencapai 90%, sedangkan pada siklus II semua siswa kelas III mendapatkan nilai diatas kkm yang telah ditentukan, sehingga mendapatkan ketuntasan belajar 100%. Setelah dilakukan tindakan dalam siklus I, siswa mulai mengalami peningktan dalam hasil belajar. Mayoritas hasil belajar siswa kelas III MIS Bahaudin sudah mendapatkan 7
Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta : Kencana Media Group, 2011), hal:12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
nilai yang mencukupi dari KKM. Hasil belajar siklus I menunjukan bahwa hanya 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah kkm, sedangkan 18 orang siswa sudah sudah mendapatkan nilai diatas kkm dan penelitian ini dianggap sudah berhasil. 8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana
penerapan
model
pembelajaran
Inovatif
Progresif
untuk
meningkatkan keterampilan mengoperasikan software pengolah angka (Excel Processing) mata pelajaran TIK di kelas VIC MINU Wedoro Sidoarjo Tahun Pelajaran 2016/2017? 2.
Bagaimana peningkatan keterampilan siswa dalam mengoperasikan software pengolah angka (Excel Processing) mata pelajaran TIK setelah menggunakan model pembelajaran Inovatif Progresif di kelas VIC MINU Wedoro Sidoarjo TahunPelajaran 2016/2017 ?
C. Tindakan Yang Dipilih Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dan laboratorium
sekolah
dengan
tujuan
memperbaiki/meningkatkan
mutu
pembelajaran9. Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan di kelas VIC MINU Wedoro dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) materi software pengolah angka (Excel Processing) menggunakan model 8
Dewi Muti’ah, Penerapan model pembelajaran inovatif progresif dalam menigkatkan hasil belajar siswa kelas III MIS BAHAUDIN mengenai cara mengoperasikan software pengolah kata (Word Processing), (Surabaya: Institut Agama Islam Negeri, 2012) 9 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 41.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
pembelajaran inovatif progresif diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mengoperasikan software pengolah angka (Excel Processing) pada siswa kelas VIC MINU Wedoro. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui penerapan model
pembelajaran
Inovatif Progresif untuk
meningkatkan keterampilan mengoperasikan software pengolah angka (Excel Processing) mata pelajaran TIK di kelas VIC MINU Wedoro Sidoarjo Tahun Pelajaran 2016/2017. 2.
Mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam mengoperasikan software pengolah angka (Excel Processing) mata pelajaran TIK setelah menggunakan model pembelajaran Inovatif Progresif di kelas VIC MINU Wedoro Tahun Pelajaran 2016/2017.
E. Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat tuntas dan terfokus, sehingga penelitian mendapatkan hasil yang memuaskan, permasalahan tersebut dibatasi oleh hal-hal sebgai berikut: 1.
Penelitian ini hanya membahas mengenai peningkatan keterampilan siswa tentang mengoperasikan
software pengolah angka
(Excel Processing)
dengan menerapkan model pembelajaran inovatif progresif di kelas VIC MINU Wedoro Sidoarjo.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
2.
Subyek penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIC di MINU Wedoro Sidoarjo tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 36 orang, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
3.
Penelitian ini menggunakan instrumen soal-soal non tes yang di gunakan pada ranah kognitif dan psikomotorik, sedangkan ranah afektif dan psikomotorik menggunakan lembar observasi.
4.
Standar Kompetensi : Menunjukkan perangkat lunak pengolah angka, mengolah dokumen secara kreatif dan mendemonstrasikan perangkat lunak pengolah angka. Kompetensi Dasar: 1.1 Mengenal Perangkat Lunak Pengolah angka dan fungsi iconnya Indikator: 1)
Menggunakan fungsi icon dari software pengolah angka
2)
Mengoperasikan cara menjalankan software pengolah angka
F. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan teoritis dan praktis sebagai berikut dan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Guru a. Memperoleh data hasil pembelajaran siswa sebagai bahan masukan bagi guru
dalam
meningkatkan
aktivitas
siswa
dalam
keterampilan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
mengoperasikan software pengolah angka dengan menggunakan model Pembelajaran Inovatif Progresif. b. Sebagai indikasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan sekiranya dapat menyelesaikan permasalahan siswa dalam keterampilan mengoperasikan software pengolah angka. 2. Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti pemahaman, penguasaan, mutu proses dalam kegiatan belajar mengajar. b. Meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran
software
pengolah
angka
(Excel
Processing)
serta
menumbuh kembangkan potensi dirinya, mampu belajar mandiri dan sendiri. 3. Sekolah a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran dan mutu sekolah. b. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Inovatif progresif sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dapat memahami konsep tersebut dengan baik sehingga pembelajaran kelas menjadi lebih baik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id