BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep pemasaran tidak hanya mencakup kebutuhan dan keinginan saja, tetapi juga mencakup pengharapan konsumen, dan hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya informasi
yang diterima oleh konsumen sehingga
menimbulkan tuntutan yang lebih tinggi akan pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan harapan itu sendiri. Oleh karena itu, konsumen perlu mendapatkan perhatian yang lebih khusus, karena konsumen merupakan pasar bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Swastha dan Handoko (2008 : 3) konsep pemasaran merupakan salah
satu
kegiatan
pokok
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Suatu penelitian pada tahun 1991 terhadap manajemen puncak dan eksekutif
pemasaran
di
perusahaan-perusahaan
besar
produk
konsumsi
menunjukkan bahwa lebih dari 70% menyukai konsep kornunikasi pemasaran terintegrasi sebagai suatu cara untuk memperbaiki pengaruh komunikasi mereka. Pada masa tersebut, beberapa agen periklanan yang besar mengakuisisi agen-agen utama yang memiliki spesialisasi dalam promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung dengan tujuan untuk menyediakan satu
1
tempat belanja komunikasi pemasaran menyeluruh (one-stop shopping). Tetapi, mereka kecewa kebanyakan klien mereka tidak membeli paket komunikasi pemasaran terintegrasi tersebut, tetapi lebih memilih berhubungan dengan beberapa agen periklanan yang berbeda. Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak atau lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pertukaran dua arah ini kadang-kadang disebut sebagai dialog pemasaran (Magdalena Asmajasari: 1997:1). Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah dijangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pemercaya (stakeholder) yang ada sekarang dan yang potensial, serta juga masyarakat umum. Setiap perusahaan tidak dapat menghindari perannya sebagai komunikator dan promoter. Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaanya bukan apakah akan melakukan komunikasi tersebut atau tidak, tetapi lebih pada apa yang akan dikomunikasikan, kepada siapa, dan seberapa sering. Terence A.Shimp
(2000:227) mengemukakan bahwa
Komunikasi
pemasaran pada dasarnya termasuk dalam komunikasi perusasif. Komunikasi persuasif merupakan pembicaraan yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Komunikator pemasaran seiring dengan mereka yang memiliki peran berorientasi persuasif lainnya (misalnya teologis, orang tua, guru atau politisi), berupaya mengarahkan orang untuk menerima suatu kepercayaan, sikap atau perilaku dengan menggunakan
2
daya tarik logis (reasoning) serta emosional, dimana tujuannya adalah untuk mengajak calon konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Penjualan personal merupakan alat yang efektif pada tahapan lanjut proses pembelian, khususnya untuk membangun referensi, keyakinan dan mendorong aksi konsumen, tiga kelebihannya: yang pertama perjumpaan personal : lebih dekqat dengan konsumen, yang kedua adalah kultivasi : penjualan personal memungkinkan berkembangnya sekedar hubungan jual-beli hingga persahabatan pribadi yang hangat dan yang ketiga Wiraniaga umumnya akan memperjuangkan kepentingan konsumen sebaik-baiknya. Respone : penjualan personal mampu memaksa pembeli merasa wajib mendengarkan wiraniaga. Industri
seluler
merupakan
salah
satu
industri
yang
memiliki
perkembangan yang sangat pesat dalam pertumbuhannya. Yang menarik dari pertumbuhan industri seluler adalah terjadinya pertempuran promosi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan operator seluler di Indonesia di berbagai media baik media elektronik dan media massa. Masing-masing berinovasi pada produknya dan mengkomunikasikannya kepada pelanggan yang sudah ada saat ini dan calon pelanggan yang diantaranya merupakan pangsa pasar pesaingnya. Pertempuran promosi kini semakin sengit karena masing-masing perusahaan menawarkan atribut produk yang sangat menarik. Dengan semakin maraknya persaingan terhadap penjualan produknya, PT. Smartfren sebagai salah satu provider penyedia jasa telekomunikasi berlombalomba dengan berbagai upaya untuk menarik minat calon konsumen untuk menggunakan dan membeli produk dari PT. Smartfren. Oleh karena itu, dalam
3
penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh dari komunikasi pemasaran dari PT. Smartfren terhadap pembelian produk oleh konsumen Smartfren itu sendiri. Sehingga judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Produk” studi terhadap pelanggan Smartfren Gallery Coklat Malang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh komunikasi pemasaran yang dilakukan Smartfren Gallery Coklat Malang terhadap keputusan konsumen membeli produk?”
1.3 Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah di atas dapat ditegaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi pemasaran yang dilakukan Smartfren Gallery Coklat Malang terhadap keputusan konsumen membeli produk.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa komunikasi
4
khususnya tentang komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh salah satu jasa seluler di indonesia. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang mengadakan penelitian dengan objek yang sama. 2. Manfaat Praktis a. Secara praktis penelitian ini diharapkan membuat peneliti semakin paham tentang fenomena komunikasi di dalam ruang lingkup komunikasi pemasaran. b. Hasil penelitian yang berbentuk skripsi ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan maupun informasi bagi perusahaan yang bersangkutan mengenai komunikasi pemasaran yang telah dilakukan dan seberapa jauh efeknya terhadap keputusan konsumen membeli produk.
5