BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) merupakan salah satu provinsi yang masuk dalam wilayah Republik Indonesia, memiliki luas 3,185,80 km2 dan terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. 1 Menurut sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, jumlah penduduk Provinsi D.I.Y tahun 2010 adalah 3,457,491 jiwa. 2 Dari hasil sensus yang dilakukan BPS menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin pada provinsi D.I.Y terus mengalami penurunan, tercatat sejak tahun 2007 total jumlah penduduk miskin provinsi D.I.Y sebanyak 633,50 jiwa atau sebesar 18,99 persen dan pada tahun 2011 turun hingga 560,88 jiwa atau sebesar 16,08 persen, jumlah penduduk miskin provinsi D.I.Y turun sebesar 2,91 persen. 3 Dari data di atas menunjukkan bahwa penurunan angka kemiskinan provinsi D.I.Y ini tidak terlepas dari kerja keras instansi pemerintah dan pegiat ekonomi konvensional serta pegiat ekonomi Islam yang memberikan kontribusi nyata dengan program-program yang diberikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerja keras tersebut dapat dilihat dari program-
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta (diakses tanggal 05 maret 2013, pukul 20:18 WIB). 2 Data Sensus Penduduk Tahun 2010 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 3 Badan Pusat Statistik Provinsi D. I Yogyakarta.
1
2
program yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan, begitu juga dengan instansi kuangan syariah melalui program yang memanfaatkan dana sosial keagamaan untuk pemberdayaan masyarakat miskin, hal ini juga dilakukan oleh lembaga keuangan konvensional pada sektor sosial dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Sistem ekonomi Islam hadir beriringan dengan berkembangnya Islam sejak abad ke-6, hal ini ditunjukkan dengan adanya institusi yang mengelola keuangan negara, seperti adanya baitul maal yang mengelola seluruh pemasukan dan pengeluaran keuangan negara. Keberadaan baitul maal telah berlangsung sejak zaman pemerintahan Abu Bakar as Siddiq (11-13H/632-634 M), kepemimpinan Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M), pemerintahan Ustman bin Affan (23-35 H/644-656 M) dan di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M) serta khalifah sesudahnya. Peran baitul maal menjadi lembaga penting dalam perekonomian, karena baitul maal berperan sebagai pengelola dalam distribusi kekayaan kepada yang berhak diharapkan dapat berjalan dengan sebaik mungkin. Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis dan akhirnya menyelesaikan permasalahanpermasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami. 4 Ekonomi Islam memiliki tujuan yang multi dimensi yaitu falah dunia dan akhirat. Untuk kehidupan dunia, falah (kebahagiaan) mencakup tiga pengertian yaitu kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan serta kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk 4 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta dan Bank Indonesia. Ekonomi Islam. Rajawali Pers-PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2011. Hal. 17.
3
kehidupan akhirat, falah mencakup pengertian kelangsungan hidup yang abadi, kesejahtraan yang abadi, kemulian abadi dan pengetahuan abadi (bebas dari segala kebodohan). 5 Tujuan multi dimensi yang terdapat pada sistem ekonomi Islam disebutsebut sebagai salah satu aspek yang membedakannya dengan sistem ekonomi konvensional. Selain hal tersebut, aspek riba yang terdapat pada sistem ekonomi konvensional diklaim sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis diberbagai belahan dunia dan menurut analisis yang dilakukan Batiz & Roy-Glyn Davies dalam Ali Sakti (2007), tercatat telah terjadi krisis ekonomi didunia sebanyak 25 kali sejak 1920 hingga akhir abad 20-an. 6 Terjadinya krisis keuangan di berbagai negara yang berulang kali di akibatkan dengan diberlakukannya tingkat suku bunga dan spekulasi dalam sistem ekonomi kapitalis. Tingginya tingkat suku bunga dan merajalelanya spekulasi terhadap perkembangan uang menjadikan pembangunan ekonomi terhambat diakibatkan kesibukan negara dalam menangani krisis keuangan. Pada tingkat global sistem bunga dan spekulasi membuat perekonomian dunia selalu berada dalam kondisi tidak stabil dan ketimpangan yang semakin dalam. 7 Latar belakang berdirinya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) bersamaan dengan usaha pendirian perbankan syariah di Indonesia, pada akhir tahun 1990-an dan BMT semakin berkembang dengan dikeluarkannya kebijakan hukum ekonomi UU No. 7/1992 tentang perbankan dan PP No. 72/1992 tentang Bank Ibid., Hal. 2. Ali Sakti. Analisis Teoritis Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Paradigma dan Aqsa Publishing. 2007. Hal. 243-245. 7 Ibid., Hal. 247. 5 6
4
Perkreditan Rakyat (BPR) berdasarkan bagi hasil. 8 Disamping itu Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sangat aktif melakukan pengkajian tentang pengembangan ekonomi Islam di Indonesia dan ICMI memiliki peran besar dalam mendorong perkembangan BMT-BMT di Indonesia. 9 Hingga akhir 2012, s udah ada 3.900 B MT. Sebanyak 206 di antaranya bergabung dalam asosiasi BMT seluruh Indonesia. Seluruh aset 96 B MT yang menjadi anggota asosiasi mencapai Rp3,64 miliar. Pada 2006, a set tumbuh menjadi Rp458 miliar dan hingga akhir 2012 jumlah aset mencapai Rp3,6 triliun dari 206 BMT yang tergabung diasosiasi. BMT tersebut berada di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Lampung dan Sulawesi Tenggara. 10 Salah satu BMT yang terdapat di D. I Yogyakarta adalah BMT Beringharjo yang berdiri secara informal Pada 31 Desember 1994, yang selanjutnya diresmikan pada 21 A pril 1995 ol eh Menristek Prof. Dr. B. J Habibie berkantor di Masjid Muttaqien Pasar Beringharjo dan berbadan hukum pada tahun 1997. 11 BMT Beringharjo bergerak pada dua sektor yaitu baitul tamwil dan baitul maal. Baitul maal BMT Beringharjo lebih mengarah pada sektor sosial yang bergerak dalam memanfaatkan dana sosial keagamaan yang dihimpun dari ZISWA (Zakat, Infaq, Sadaqoh dan Wakaf) dan menyalurkan dana sosial Ahmad Hasan Ridwan. Manajemen Baitul Mal wa Tamwil. Pustaka Setia. Bandung. 2013. Hal. 34. 9 Loc. Cit., 10 Tempo. Co. Aset BMT Tumbuh Signifikan. Rabu. 07 November 2012. 13:53 WIB. Diakses 13 Maret 2013 pukul. 23:10 WIB. http://www.tempo[.]co/read/news/2012/11/07/089440268/aset-BMT-tumbuh-signifikan 11 www.bmtberingharjo[dot]com diakses 13 Maret 2013. Pukul: 23:16 WIB. http://bmtberingharjo.com/pages-105-History.html 8
5
keagamaan tersebut pada pemberdayaan umat khususnya masyarakat duafa. Diantara program yang bersifat charity adalah tebar senyum berbagi sesama, beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu, klinik sehat Muttaqin dan lain sebagainya. Sedangkan program unggulan baitul maal dalam pemberdayaan masyarakat adalah Sahabat Ikhtiar Mandiri (SIM) dan Bina Mitra (Binar), Simbah Harjo, Kompakharjo dan lain sebagainya. SIM adalah program unggulan baitul maal BMT Beringharjo untuk pemberdayaan ekonomi kelompok dhuafa/fakir miskin dengan sistem tenggung renteng. Satu kelompok terdiri maksimal 10 or ang dan bersedia di damping usahanya selama tiga tahapan, dengan satu tahap proses sepanjang 6-8 bulan. Para dhuafa di didik mengerti pencacatan sederhana, bersilaturahim membangun link antar anggota dan antar kelompok, pemasaran, teknologi, studi banding, training motivasi, training spiritual dan training keterampilan. Di akhir pembinaan, usaha dhuafa diharapkan mampu meningkatkan omset usahanya sebanyak 20 persen. Baitul maal BMT Beringharjo menyediakan kurikulum pembinaan, para Pembina berkompeten dan tahapan proses pembinaan yang berkelanjutan. Impian membangun Indonesia yang lebih baik sedikit demi sedikit menjadi nyata, karena melalui pembinaan, dhuafa diharuskan membangun mimpi untuk menjadi muzakki (ahli zakat) dan mempunyai tekad membantu saudaranya yang kurang beruntung. Baitul Maal BMT Beringharjo meyakini manusia yang telah berswadaya dapat mengoptimalkan karsa untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses
6
perkembangan lingkungan. Manusia Swadaya berarti manusia yang mengenali, mengatur, dan menentukan kegiatan sendiri. Keswadayaan tersebut juga berarti berkarya bersama masyarakat untuk bersama-sama keluar dari kemiskinan. Optimisme Baitul Maal BMT Beringharjo adalah orang miskin bukanlah mereka yang “the have not” tetapi mereka “the have little”, optimisme tersebut selalu terbukti dan terus menerus dikuatkan. Berdasarkan wawancara pada pihak BMT Beringhajro apabila nasabah yang menerima program qardhul hasan melalui SIM, simbah harjo dan kompakharjo dan program lainnya mengalami keterlambatan pada pembayaran pokok modal yang dipinjamkan, maka pihak BMT Beringharjo dapat memberikan tenggang waktu beberapa bulan untuk melakukan cicilan pokok modal pinjaman. Jika dalam jangka waktu yang diberikan kepada nasabah dan nasabah benar-benar tidak dapat mengembalikan pokok m odal, maka pihak BMT Beringharjo akan mengikhlaskan dana tersebut. Qardhul hasan yang dijalankan oleh baitul maal BMT Beringharjo sesuai dengan perintah Allah SWT sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an (Al-Hasyr 59:07):
12 F1
12 Al-Quran Word for Microsoft Office 2007. (setiap kutipan Al-Quran dalam tulisan ini menggunakan sumber yang sama dan telah disamakan dengan Al-Quran Al-Karim: bi
7
Artinya: “ Harta rampasan fai-i yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” 13 (QS. Al-Hasyr 59:07). Berdasarkan kajian fakta permasalahan ekonomi secara mendalam, terungkap bahwa hakikat permasalahan ekonomi terletak pada bagaimana distribusi harta dan jasa ditengah-tengah masyarakat sehingga titik berat pemecahan permasalahan ekonomi adalah menciptakan suatu mekanisme distribusi ekonomi yang adil. 14 Dari ayat di atas, pemberdayaan masyarakat muslim miskin oleh baitul maal BMT Beringharjo bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan agar tidak hanya berputar dikalangan kaya saja. Sehingga dengan ditribusi kekayaan yang dilakukan baitul maal melalui qardhul hasan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat muslim miskin nasabah baitul maal BMT Beringharjo dan juga sejauh mana nasabah baitul maal BMT Beringharjo dapat memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan sekitarnya setelah mendapatkan qardhul hasan. Baitul maal BMT Beringharjo diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejateraan masyarakat muslim miskin. Selanjutnya baitul maal juga berperan
Arrosmu Al-ustmaani bi Riwayati Hafshin `an `aashim. Dar-assalam. Cet ke-2. Cairo-Mesir. 2010). 13 Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya. PT. Syaamil Cipta Media. Bandung. 2005. Hal. 546. 14 Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Ekslusif: Ekonomi Islam. Kencana. Jakarta. 2007. Ed-I. cet-2. Hal. 205.
8
untuk membina nasabahnya untuk tidak terus menerus menjadi mustahiq akan tetapi bagaimana peran baitul maal membantu nasabah menjadi masyarakat yang memberdayakan masyarakat yang berada dibawahnya. Dari fakta di atas alasan peneliti dalam memilih BMT Beringharjo karena BMT Beringharjo dengan kapasitasnya memiliki peran penting dalam pemberdayaan dan peningkatan perekonomian masyarakat muslim miskin di area sekitar. Hal ini terlihat dari awal berdiri hingga saat ini BMT Beringharjo telah memiliki 13 cabang diberbagai daerah. Fokus penelitian ini adalah pemanfaatan qardhul hasan oleh baitul maal BMT Beringharjo melalui program SIM, yang mana programnya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat muslim miskin. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti seluruh nasabah yang berada dibawah program Sahabat Ikhtiar Mandiri (SIM) baitul maal BMT Beringharjo. Dari pandangan peneliti program SIM yang dikeluarkan oleh baitul maal BMT Beringharjo karena program tersebut cenderung produktif dan merupakan program unggulan baitul maal BMT Beringharjo, dengan tujuan untuk membantu masyarakat muslim miskin dalam meningkatkan kesejahtraan melalui pendapatan dan memberikan dampak positif bagi nasabah yang mengikuti program baitul maal melalui pendampingan dan pembinaan dengan nuasa Islami. Dari pemaparan di atas, pokok pe rmasalahan yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan program SIM masyarakat muslim miskin dengan qardhul hasan di baitul maal BMT Beringharjo terhadap peningkatan pendapatan nasabah baitul maal BMT Beringharjo.
9
1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian yang akan diteliti adalah: 1.
Apakah variabel jangka waktu program, kualitas pendampingan,
lama jam kerja, sedekah nasabah mempengaruhi peningkatan pendapatan nasabah setelah mengikuti program baitul maal BMT Beringharjo Yogyakarta? 2.
Apakah terdapat perbedaan pendapatan dan sedekah nasabah
sebelum dan setelah mengikuti program baitul maal BMT Beringharjo Yogyakarta? 1.3 Batasan Masalah Dalam rangka memfokuskan penelitian, maka peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Penelitian ini dilakukan pada divisi baitul maal di BMT
Beringharjo Yogyakarta khususnya program SIM yang bergerak dalam perberdayaan umat khususnya kaum duafa dengan memanfaatkan dana himpunan dari Zakat, Infaq, Sedakah dan Wakaf (ZISWA). 2.
Penelitian ini dilakukan secara mendalam untuk menganalisis
pengaruh jangka waktu program, kualitas pendampingan, lama jam kerja usaha nasabah per hari dan sedekah nasabah baitul maal BMT Beringharjo.
10
3.
Penelitian ini akan menganalisis program baitul maal yaitu SIM
(perberdayaan masyarakat duafa yang memberikan kebebasan kepada nasabah untuk menentukan usahanya sendiri). 4.
Untuk pengambilan sampel, peneliti memfokuskan responden
hanya kepada nasabah program SIM baitul maal BMT Beringharjo yang berdomisili di area Yogyakarta. 1.4 Keaslian Penelitian Untuk menghindari beberapa hal yang tidak semestinya terjadi dalam penulisan suatu penelitian, berikut peneliti memaparkan beberapa penelitian terdahulu berupa nama penulis dan tahun terbit arikel/skripsi/ tesis/jurnal, judul penelitian dan metode penelitian serta kesimpulan. Tabel 1: Penelitian Terdahulu NO
1
Nama Penulis, Tahun,
Judul, Jenis Penelitian
Metode Penelitian, Kesimpulan
Hendri Hermawan Adi Nugraha, 2008
Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul dan Qardhul Hasan pada Bank BRI Syariah Cabang Yogyakarta , (Skripsi).
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan penelitian ini menggunakan model analisis data interaktif. Model analisis ini terdiri dari tiga hal utama yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber dana qardhul hasan pada Bank BRI Syariah Yogyakarta hanya berasal dari denda nasabah dan pendapatan non- halal karena Bank BRI Syariah sudah memiliki lembaga tersendiri yang khusus menangani dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS). Jumlah dana qardhul hasan pada Bank BRI Syariah Yogyakarta yang berhasil terkumpul dari tahun 2004 h ingga saat ini ialah sebesar Rp. 10.730.899.-, jadi
11
penghimpunan/pendapatan dana qardhul hasan/tahunnya ialah Rp. 2.682.725.-. Sedangkan pendistribusian atau pendayagunaan dana qardh & qardhul hasan hanya dialokasikan kepada warga dhu’afa yang berdomisili di sekitar Kantor Cabang Bank BRI Syari’ah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 89 Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan DIY. 2
Deden Misbahudin Muayyad, 2010
Dampak pemberdayaan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) terhadapp Pendapatan Petani Padi (Studi Kasus Petani Padi Desa Petir hilir Kecamatan Barebeg Kabupaten Ciamis) (sumber: Perpustakaan Pascasarsaja UGM), (Tesis)
Alat analisis yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata dengan menguji z-hitung terhadap nilai z-tabel. Metode sampling yang digunakan metode acak berstrata (stratified random sampling). Kesimpulan: perbedaan pendapatan rata-rata usaha tani antara petani yang menerima bantuan LM3 YAPIDU dan yang tidak menerima bantuan tidak signifikan. Keefektifan variable peningkatan pendapatan petani dan peningkatan usaha tani menunjuk kurang efektif. Keefektifan variable kerjasama dan kebanggaan menjadi petani menunjukkan sudah efektif. Secara keseluruhan, keefektifan program pemberdayaan LM3 YAPIDU belum maksimal.
3
Budi 2010
Kualitas Layanan Baitul Maal wa Tamwil (Kajian tentang Persepsi dan Harapan Nasabah di BMT Kabupaten Al-Amanah Sumedang, Jawa Barat), (Tesis)
Metode penelitian yang digunakan adalah angket skala (sikap) likert, setelah dinyatakan valid dan relibel sub variable melalui uji (cronbach alpha) dianalisis dengan motode servqual dimension. Kesimpulan: berdasarkan persepsi responden terhadap elemen-elemen kualitas layanan BMT al-Amanah, ternyata dimensi yang memperoleh skor terendah adalah dimensi ketanggapan dalam memberi layanan (reponsiveness), kemampuan mewujudkan janji (reliability) dan kemampuan memahami kebutuhan nasabah (empati). Persepsi nasabah terhadap kualitas layanan BMT al-Amanah yang di nilai cukup tinggi s kornya adalah dimensi compliance atau kesesuaian dengan prinsipprinsip syariah. Sedangkan dimensi assurance dan tangibles berada diantara dimensi-dimensi tersebut. Skor tertinggi dalam kesenjangan (gap) antara persepsi dan harapan nasabah terhadap kualitas layanan yang diberikan BMT al-Amanah adalah pada dimensi reponsiveness, reliability dan empati. Hal ini berarti nasabah belum mendapatkan kepuasan pelayanan dalam elemen-elemen yang ada
Solihin,
12
dalam dimensi reponsivness, reliability dan empati masih terdapatnya kesenjangan antara prsepsi dan harapan nasabah BMT al-Amanah bukan karena manajemen BMT tidak memberikan pelayanan yang maksimal, hal ini dikarena tingkat ekspektasi nasabah sangat tinggi sehingga nasabah menilai kualitas layanan yang diberikan selama ini belum maksimal. 4
Mufti 2011
Afif,
5
Badaruddin, 2011
Analisis Pengaruh Karakteristik Mauquf Alaihi Terhadap Pelunasan Qardhul Hasan Dan Analisis Kualitas Pelayanan BwuT Diy Terhadap Masyarakat Binaannya (Studi Kasus Pada Program Protab Di BwuT Mui Provinsi Diy) (sumber: perpustakaan pascasarjana UGM), (Tesis).
Pemilihan responden dilakukan secara nonprobability sampling. Sedangkan pengolahan data dilakukan dengan metode analisis regresi logistik untuk variabel terikat kelancaran pelunasan, sedangkan kualitas pelayanan menggunakan skor dan bobot penilaian responden. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi kelancaran pembayaran kembali PROTAB adalah jenis kelamin. Sedangkan variabel lainnya, yaitu usia, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran pembayaran angsuran. Kualitas pelayanan BWU-T dinilai baik oleh responden dilihat dari tingkat kesesuaian antara harapan dan kinerja yang mencapai 88%, dengan kata lain bahwa kinerja BWU-T adalah memuaskan.
Manajemen Pembiayaan Produk Qardhul Hasan (Studi Kasus di BPRS Metro Madani, Lampung Tahun 2011), (Tesis).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Phenomenology dengan model deskripsi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mengungkap manajemen qardhul hasan tersebut. Prinsip dasar pembiayaan qardhul hasan BPRS Metro Madani kota metro adalah rasa saling tolong menolong (taawun), rasa kepedulian, tanggung jawab serta kewajiban untuk mendistribusikan harta kekayaan dari orang kaya kepada orang yang membutuhkan. Dari prinsip-prinsip tersebut bahwa BPRS Metro Madani untuk sumber dananya BPRS MM hanya mendapatkan dana dari unit pengelola zakat divisi usaha syariah serta dari modal sendiri yang BPRS MM khusus dialokasikan untuk penambahan dana pembiayaan qardhul hasan. Untuk proporsi pembiayaan, BPRS MM menetapkan sebasar Rp60.000.000 atau keseluruhan dana yang dialokasikan untuk qardhul hasan adalah untuk usaha sumbangan sosial berupa biaya perobatan
13
kesehatan dan untuk membantu nasabah yang terlilit hutang. Disamping itu BPRS MM juga memberikan berbagai kemudahan dalam proses pengajuan dan pembayaran angsuran sehingga nasabah merasa nyaman dengan pembiayaan ini. Akan tetapi pembiayaan ini hanya diberikan kepada calon nasabah yang benar-benar mempunyai tingkat kepercayaan tinggi. Kesimpulan kedua, kontribusi pembiayaan qardhul hasan bagi nasabah memberikan maslahat yang sangat besar, karena dengan pembiayaan ini mereka sangat tertolong sebagai pihak yang membutuhkan pertolongan karena kebutuhan mereka yang sangat mendesak. Pembiayaan ini diberikan kepada dua bagian yaitu orang yang tertimpa musibah sakit dan kekuarangan dana serta orang yang terlilit hutang dan butuh pelunasan segera. 6
Suhendri, 2011
Manajemen Qardhul Hasan dalam Pembiayaan Usaha Kecil Menengah di BAZ Kota Depok. (Skripsi).
Motodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara. Kesimpulan: manajemen qardhul hasan terdapat adanya perencanaan di dalammnya terdapat berbagai proses kegiatan yang kurang berjalan dengan semestinya dan masih banyak yang perlu diperbaiki. Manfaat yang bisa dilihat dari program qardhul hasan dalam pembiayaan usaha kecil menengah dapat berhasil dalam pertumbuhan ekonomi. Faktor penghambat manajemen program qardhul hasan ini adalah dana, artinya kurangnya pemasukan dana mengakibatkan tidak berjalannya dengan baik program ini, kurang ketatnya dalam melakukan survey dan sering kali tidak ditaatinya syarat-syarat yang sudah ditentukan.
Dari beberapa penelitian terdahulu yang dipaparkan di atas, penelitian yang akan dilaksanakan peneliti sepenuhnya berbeda dengan penelitian-penelitian
14
terdahulu baik dari judul, waktu, lokasi, objek, metode penelitian. Dengan demikian penelitian peneliti dapat dikatakan bebas dari unsur plagiasi. 1.5 Tujuan Penelitian Dari pemaparan di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai oleh peneliti adalah: 1.
Untuk menganalisis pengaruh variabel jangka waktu program,
kualitas pendampingan, lama jam kerja dan sedekah terhadap peningkatan pendapatan nasabah baitul maal BMT Beringharjo tahun 2013. 2.
Untuk menganalisis perbedaan pendapatan dan sedekah nasabah
sebelum dan sesudah mengikuti program SIM dari baitul maal BMT Beringharjo tahun 2013. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik melalui aspek teoritis maupun tataran praktis bagi kalangan civitas akademika, praktisi dan pegiat ekonomi Islam dan pemerintah selaku pemangku kebijakan. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut: 1.
Untuk ilmu pengetahuan agar dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dalam bidang ekonomi Islam, khususnya terkait dengan pemberdayaan masyarakat muslim miskin melalui qardhul hasan dana sosial keagamaan yang dapat dijadikan referensi yang berguna bagi penelitian selanjutnya.
15
2.
Untuk memberikan gambaran bagi pegiat ekonomi Islam
khususnya industri keuangan syariah dalam rangka pemberdayaan masyarakat muslim miskin yang berlandaskan syariah Islam. 3.
Memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung kepada
BMT Beringharjo Yogyakarta dalam hal pemberdayaan masyarakat muslim miskin yang berlandaskan syariah. 4.
Dapat memberikan masukan bagi pemerintah selaku pemangku
kebijakan
dalam
merumuskan
kebijakan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat berlandaskan syariah Islam. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan penelitian ini, maka dibagi menjadi tiga (3) bagian yaitu bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Pada bagian awal penelitian terdapat halaman sampul tesis, halaman pengesahan tesis, halaman pernyataan, motto, halaman persembahan, dafar isi, dafar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan halaman abstak. Pada bagian utama penelitian dibagi menjadi lima (5) Bab yaitu BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV dan BAB V. BAB I dalam penelitian ini merupakan BAB pendahuluan yang akan membahas latar belakang masalah, pentanyaan penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, keaslian penelitian yang memaparkan beberapa penelitian terdahulu dan posisi penelitian yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II dalam penelitian ini membahas tentang tinjauan pustaka dan landasan teori. Pada subbab pertama yaitu tinjauan pustaka peneliti
16
menjelaskan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan qardhul hasan dan BMT, adapun bahasan yang diangkat adalah nama peneliti, tahun penelitian, judul penelitian, metode penelitian yang digunakan dan kesimpulan. Pada subbab kedua BAB II adalah landasan teori yang akan membahas beberapa hal terkait dengan pemberdayaan, masyarakat, kemiskinan, qardhul hasan, distribusi kekayaan, pendapatan, sedekah yang mencakup anjuran Islam untuk bersedekah dan manfaat sedekah, BMT yang mencakup definisi BMT, tujuan BMT, prinsip utama BMT dan dasar hukum BMT. Pada subbab ketiga dan keempat penelitian ini akan membahas hipotesis dan definisi variabel yang digunakan. BAB III penelitian ini membahas tentang metode penelitian dan profil perusahaan, dalam Bab ini membahasa lokasi dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, metode sampling, metode analisis data, alat analisis data yang meliputi uji F, uji T, koefisien determinasi R Adjusted R2 dan Paired-Samples T test. Selanjutnya pada BAB III akan membahas profil BMT Beringharjo Yogyakarta yang meluputi visi dan misi BMT Beringharjo Yogyakarta, struktur organisasi, baitul tamwil yang meliputi programprogramnya. Pembahasan terakhir pada bab ini adalah baitul maal yang meliputi program-program yang dinaunginya. Pada BAB IV penelitian ini merupakan bab analisis data dan pembahasan hasil penelitian, pada subbab pertama akan membahas tentang profi responden yang meliputi kondisi responden menurut jenis kelamin, status perkawinan,
17
jenjang pendidikan, umur, pekerjaan, pemanfaatan dana pembiayaan dari baitul maal, peningkatan pendapatan, jangka waktu program, lama jam kerja dan peningkatan sedekah. Subbab selanjutnya akan membahas analisis data dengan regresi berganda yang meliputi uji F, uji T, koefisien determinasi Adjusted R2 dan Paired-Samples t test yang menguji pendapatan dan sedekah nasabah sebelum dan sesudah mengikuti program SIM dari baitul maal. BAB V merupakan bab penutup yang beisikan dengan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian. Pada bagian akhir penelitian berisikan daftar pustaka dan lampiran - lampiran.