BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Industri kecil
dan
menengah telah
mendapatkan perhatian
lebih
karena
pertumbuhannya yang semakin pesat karena kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) sangat efisien, produktif dan memiliki tingkat daya saing global yang tinggi (Tambunan, 2002:19). Kegiatan sektor ini mampu memberikan manfaat ekonomi bagi perkembangan domestik berupa tambahan Produk Domestik Bruto, pendapatan rumah tangga dan kesempatan kerja. Industrialisasi juga tidak terlepas dari mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam. Jadi proses industrialisasi dan pembangunan industri salah satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan dalam arti meningkatkan taraf hidup yang lebih baik (Arsyad, 2004:353). Produk-produk
sektor
industri
mempunyai
nilai
tukar
yang
lebih
menguntungkan dan menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi. Sektor industri mempunyai variasi produk yang beragam dibandingkan dengan produk sektor lainnya. Di samping itu sektor industri tidak tergantung pada keadaan alam seperti
musim dan curah hujan, maka pelaku bisnis lebih memanfaatkan sektor industri. Sektor ini lebih menjanjikan dan dapat mengatasi permasalahan ekonomi seperti pengangguran. Apalagi pembangunan industri kerajinan di Bali saat ini sudah berkembang dengan pesat, dalam hal ini untuk mengembangkan industri kerajinan yang ada di provinsi Bali dipandang sebagai upaya yang strategis dan mengingat usaha ini sangat beranekaragam yang sesuai dengan potensi daerah. Jumlah
industri
dan
kerajinan
rumah
tangga
sangat
banyak
dan
beranekaragam, salah satunya komoditi kerajinan kayu. Menurut Iman Suryanto dalam artikel Tribun Bali (2014) mengatakan jumlah industri dan kerajinan rumah tangga di Indonesia sangat banyak salah satunya kerajinan kayu mampu menopang sekitar 80 persen dari total ekspor non migas setiap tahunnya. Kegiatan industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dan menjadi prioritas pembangunan dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Provinsi Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisatawan, juga memiliki potensi yang sangat besar terhadap ekspor. Kerajinan Kayu khususnya di Bali berkembang sangat pesat dan menjadi komoditi unggulan sampai saat ini. Kerajinan kayu merupakan suatu karya dari ukiran kayu, keberadaan kerajinan kayu di Bali saat ini tidak terlepas dari pengaruh modernisasi salah satunya ditransformasi pariwisata. Perkembangan kerajinan kayu di Bali dilihat dari aspek bentuk, jenis, maupun maknanya bagi masyarakat. Kerajinan ini memperlihatkan bentuk dan jenisnya yang sangat beragam dengan makna ekonomis, sosial dan budaya. Adapun jenis-jenis kerajinan kayu adalah patung animal, patung budha, patung manusia, patung barong,
patung siwa, meja, kursi, pintu, miror, frame dan masih banyak lagi. Menurut Disperindag Provinsi Bali (2015) dilihat dari perkembangan ekspor kerajinan kayu di Bali dari tahun 2010 hingga 2011 menjadi ekspor unggulan di setiap tahunnya, karena kerajinan kayu sendiri telah memberikan sumbangan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sektor Industri kerajinan lebih potensial untuk dikembangkan guna menunjang sektor pariwisata, meningkatkan ekspor non migas dan meningkatkan pendapatan pengrajin tersebut. Industri kerajinan kayu hingga saat ini masih menjadi komoditi unggulan yang dikembangkan baik itu dari segi desain maupun mutunya. Menurut Nopirin (2010:7) perdagangan internasional merupakan kegiatan perdagangan antara beberapa negara serta efeknya terhadap struktur perekonomian di suatu negara. Perdagangan internasional memberikan dampak pada Produk Domestik Bruto (PDB), semakin tinggi PDB di suatu negara maka akan meningkatkan permintaan dan kualitas barang yang dihasilkan dalam negeri. Pertumbuhan PDB menunjukkan kemampuan negara melakukan perdagangan internasional dan tercermin dari tingkat pendapatan yang tinggi menunjukkan negara tersebut memiliki daya beli masyarakat yang cukup tinggi. Menurut Amornkitvikaia et all (2012) berpendapat bahwa kinerja ekspor yang kuat sebagai salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Adanya perdagangan luar negeri dapat memberikan sumbangan yang akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Hal ini dapat dilihat dengan adanya barang yang diekspor, maka perdagangan internasional setiap negara akan meningkatkan pendapatan.
Sektor perdagangan khususnya kegiatan ekspor merupakan salah satu penggerak perekonomian. Ekspor bagian penting dari perdagangan internasional karena dapat memperluas pangsa pasar produk Indonesia dan menambah devisa negara. Ekspor merupakan kegiatan menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri dan salah satu komponen perdagangan internasional yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi di sebuah negara yang sedang berkembang. Menurut Boediono (1993:10) pertambahan jumlah ekspor tidak saja mempengaruhi peningkatan penerimaan devisa negara tetapi juga peningkatan kapasitas produksi dalam negeri yang dapat memberikan dampak perluasan kesempatan kerja. Perdagangan internasional terdiri dari ekspor dan impor, walaupun ekspor dan impor memberikan dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Kegiatan impor dampak negatif dalam jangka panjang akan memberikan kebocoran devisa di sebuah negara. Tetapi dilihat dari neraca perdagangan impor termasuk indikator makro ekonomi di suatu negara. Adanya nilai ekspor lebih tinggi dibandingan dengan nilai impor, menunjukan bahwa suatu negara tersebut berkembang dengan pesat dan berimbas pada pembiayaan pembangunan. Banyak berbagai jenis kerajinan yang terdapat di Provinsi Bali. Bali merupakan daerah pariwisata yang sangat digemari para wisatawan. Selain terdapat berbagai macam obyek wisata yang indah terdapat pula makna tersendiri dari kerajinan yang ada di provinsi Bali maka banyak berbagai jenis produk kerajinan sebagai peluang bisnis dan produk ekspor. Terdapat 17 jenis kerajinan yang ada di
provinsi bali dan kerajinan tersebut produk-produknya sudah termasuk ekspor. Adapun komoditi ekspor kerajinan di Provinsi Bali ditunjukkan pada tabel 1.1
1.1 Komoditas Nilai Ekspor Kerajinan di Provinsi Bali Tahun 2010-2014 No
Komoditi Ekspor
2010
2011
2012
2013
2014
1 2
Kerajinan Kayu Kerajinan Furniture
77.805.653 30.635.943
63.341.444 30.804.932
71.493.260 34.818.965
90.618.137 28.175.524
73.243.287 34.715.939
3
Kerajinan Perak
26.748.603
27.288.653
21.968.434
23.738.340
22.566.727
4
Kerajinan Bambu
9.542.874
10.475.545
12.864.022
9.486.097
18.335.991
5
Kerajinan Logam
11.914.775
11.652.365
9.741.524
11.228.568
15.211.828
6
Kerajinan Lain-lain
9.656.360
7.683.409
13.743.145
4.185.235
12.798.507
7
Kerajinan Rotan
5.354.023
4.175.064
1.586.506
4.024.449
4.427.508
8
Kerajinan Terracota
7.201.117
4.020.457
3.410.240
2.334.873
2.566.727
9
Kerajinan Kulit
9.901.719
8.484.569
9.705.384
9.236.328
9.541.913
10
Kerajinan Batu Padas
18.506.462
15.359.503
11.484.690
10.265.244
14.772.477
11
Kerajinan Anyaman
1.535.987
2.448.140
2.085.820
1.062.490
3.643.201
12
Kerajinan Keramik
1.346.419
1.910.242
1.053.703
1.478.951
1.660.458
13
Kerajinan Kerang
2.111.533
1.246.203
945.675
1.121.660
2.439.453
14
Kerajinan Lukisan
1.206.651
1.386.298
1.602.759
2.215.993
2.289.470
15
Kerajinan Alat Musik
725.111
95.067
167.807
412.841
692.022
16
Kerajinan Lilin
303.973
155.3
480.425
286.393
509.383
17
Kerajinan Tulang
82.164
143.677
220.887
264.182
268.788
Sumber : Dispeindag Provinsi Bali, 2015 Tabel 1.1 menunjukkan tujuh belas ekspor kerajinan di Provinsi Bali tahun 2010-2014, dapat dilihat dari tahun 2010-2014 ekspor kerajinan kayu dari 5 tahun berada di peringkat pertama dan dilanjutkan dengan ekspor kerajinan furniture dan perak. Kerajinan Kayu ini salah satu ekspor kerajinan unggulan di provinsi Bali. Ekspor Kerajinan kayu mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif selama 5
tahun. Pada tahun 2011 mengalami penurunan dengan nilai ekspor 63.341.444 $. Tahun 2012 dengan nilai ekspor 71.493.260 $ dan tahun 2013 dengan nilai ekspor 90.618.137 $ ini berarti mengalami peningkatan yang cukup stabil, dan tahun 2014 mengalami penurunan kembali dengan nilai ekspor 73.243.287 $. Hal ini disebabkan permintaan kerajinan kayu dan mata uang asing yang mengalami penguatan ataupun pelemahan terhadap mata uang rupiah. Penawaran terhadap ekspor dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah produksi. Pada tabel 1.2 menunjukkan Jumlah Industri Kerajinan Kayu Menurut Kabupaten atau Kota Tahun 2013 Tabel 1.2 Jumlah Industri Kerajinan Kayu, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Menurut Kabupaten atau Kota Tahun 2013 Kabupaten/Kota
Jumlah Tenaga Unit Kerja Usaha (Orang) Klungkung 25 321 Tabanan 53 350 Karangasem 82 736 Bangli 105 1.146 Buleleng 157 1.009 Badung 235 2.636 Gianyar 286 5.335 Jembrana 309 1.496 Denpasar 316 2.134 Sumber :Disperindag Provinsi Bali, 2015 (Data Diolah)
Nilai Produksi (Juta Rupiah) 5.367074 69.842.525 6.470.456 22.933.815 32.494.908 83.600.113 195.738.265 43.387.401 152.364.554
Tabel 1.2 menunjukkan jumlah industri kerajinan kayu, tenaga kerja, dan nilai produksi menurut kabupaten atau kota, yang paling banyak sentra unit usahanya adalah kota Denpasar tetapi dilihat dari nilai produksinya berada peringkat pertama
adalah kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar adalah pusatnya ukiran kayu dan produk-produknya sudah mencapai pasar global. Kabupaten Gianyar memberikan potensi yang sangat besar, mengingat kerajinan kayu sudah termasuk ekspor tertinggi di Gianyar tetapi tidak diseimbangi dengan jumlah unit usaha. Kabupaten Gianyar sebagai sentra hasil kerajinan kayu di Bali. Adapun jumlah Unit Usaha Kerajinan Kayu per kecamatan di Kabupaten Gianyar ditunjukkan seperti Tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Unit Usaha Industri Kerajinan Kayu Menurut Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 No
Kecamatan
Jumlah Unit Usaha
1 2 3 4 5 6 7
Blahbatuh 11 Gianyar 21 Payangan 2 Sukawati 74 Tampak Siring 23 Tegallalang 40 Ubud 115 Total 286 Sumber :Disperindag Provinsi Bali, 2015 (Data Diolah) Tabel 1.3 dilihat dari Kecamatan Ubud memiliki jumlah unit usaha terbanyak sebesar 115 usaha dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Industri kerajinan kayu kecamatan Ubud memberikan peluang yang cukup besar bagi penyerapan tenaga kerja dan usaha yang sangat menjanjikan. Ini berarti di Kecamatan Ubud produkproduk kerajinan kayu sudah dikenal para wisatawan dan mencapai pasar global.
Untuk memenuhi kebutuhan produk kerajinan kayu di dalam negeri maupun di luar negeri, maka produksi adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor yaitu faktor domestik dan faktor pasar internasional. Salah satu faktor domestik adalah jumlah produksi, adanya subsidi produksi dari pemerintah terbukti dapat menstimulasi ekspor suatu negara (Girma, et all. 2006). Faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap proses produksi. Menurut Simanjuntak (1990: 69) Tenaga kerja yang digunakan berupa orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa dan mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yaitu kegiatan menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, dibutuhkan peningkatan kualitas tenaga kerja baik melalui pendidikan informal dan formal sehingga dapat meningkatkan produksi pada industri tersebut. Menurut ilmu ekonomi, modal adalah tiap hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya, modal ini tidak identik dengan uang akan tetapi segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang. Modal yang dimaksud dalam penelitian ini, modal tetap yaitu modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam proses produksi misalnya mesin-mesin atau peralatan. Modal juga dapat diartikan pengeluaran perusahaan untuk membeli atau memperoleh barang-barang modal yang baru atau yang lebih modern untuk menggantikan barangbarang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi. Bahan baku merupakan faktor utama yang menunjang kelancaran proses produksi. Menurut Mutiara (2010) bahan baku mempunyai pengaruh paling tinggi
terhadap produksi, karena apabila bahan baku sulit didapatkan maka produsen akan menghentikan produksi. Bahan baku berpengaruh signifikan terhadap produksi. Apabila quantitas bahan baku bertambah maka produksi juga akan meningkat. Industri kerajinan kayu di Kabupaten Gianyar sudah termasuk ekspor, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai produksi di setiap tahunnya akan tetapi belum dikembangkan secara optimal jumlah industri dan tenaga kerja. Mengingat permasalahan yang dihadapi industri kerajinan kayu semakin kompleks dan luas. Industri kerajinan kayu di Kabupaten Gianyar berbasis industri kecil dan menengah, produksinya mampu memenuhi permintaan di dalam negeri maupun luar negeri tiap tahunnya. Dapat dijelaskan bahwa peningkatan produksi juga telah diimbangi dengan peningkatan ekspor tiap tahunnya. Kegiatan ekspor lebih memberikan nilai tambah bagi suatu negara dibandingkan dengan kegiatan impor. Dari penelitian yang dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka penelitian ini yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Produksi Domestik Yang Mempengaruhi Ekspor Kerajinan Kayu Di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja, Modal, dan Bahan Baku terhadap Produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud? 2. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku dan produksi terhadap ekspor Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud? 3. Adakah pengaruh tidak langsung Tenaga Kerja, Modal, dan Bahan Baku terhadap ekspor melalui produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja, modal, dan bahan baku terhadap produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud 2. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja, modal, bahan baku dan produksi terhadap ekspor Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud 3. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku terhadap ekspor melalui produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud
1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai analisis faktor-faktor produksi domestik yang mempengaruhi ekspor kerajinan kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan untuk para pengusaha, para akedemisi maupun para pemerhati ekonomi agar dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait dengan analisis faktor-faktor produksi domestik yang mempengaruhi ekspor kerajinan kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan metode penulisan , serta sistematika penyajian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini yaitu mengenai konsep perdagangan internasional, konsep ekspor, produksi, tenaga kerja, modal, bahan baku dan hubungan variabel-variabel terhadap ekspor dan produksi.
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai obyek penelitian, jenis data, metode penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari penyusunan laporan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh.