BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu scene ada 9 orang perempuan dengan penampilan yang hampir sama yaitu putih, bertubuh mungil, rambut panjang, dan sebagian besar berambut lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful Kamu cantik cantik dari hatimu You are beautiful, beautiful, beautiful Kamu cantik cantik dari hatimu Lirik lagu di atas adalah bagian lagu dari film Love Is You. Film Love is You adalah film bercerita mengenai grup penyanyi Cherrybelle yang beranggotakan 9 orang perempuan. Film ini menceritakan perjuangan mereka menghadapi konflik grup, konflik individual, antar individu dan akhirnya mereka dapat menjadi grup yang kompak dan sukses. Lirik lagu tersebut menyatakan kalau kecantikan perempuan terpancar dari dalam yang dimaksud melalui hati, prilaku dan pikiran. Tetapi gambaran tentang inner beauty tidak dapat terlihat atau tidak jelas karena yang terlihat oleh mata adalah 9 perempuan yang menyanyikan lagu ini dengan ciri-ciri fisik kulit putih, berbadan kurus, berwajah oriental dan berambut panjang lurus. Inner beauty menjadi sesuatu yang semu dan tidak penting karena image perempuan cantik tetap terjebak dalam penampilan fisik. Feminitas perempuan dan kecantikan merupakan dua hal yang terus melekat dan menjadi suatu isu yang tidak berakhir di tengah masyarakat. Dalam
film Love is You saya mengamati terdapat scene-scene yang merekrontuksi feminitas perempuan dikaitkan dengan stereotype gender. Feminitas perempuan dalam media massa merupakan rekonstruksi dari gambaran (image) perempuan seperti apa yang diinginkan laki-laki yang diakui sebagai kaum penguasa. Wacana kecantikan dan feminitas perempuan tidak dapat dilepaskan dari konstruksi budaya patriaki yang memberikan kuasa kepada laki-laki untuk memberikan pengakuan atas feminitas perempuan dan perempuan sering mencari pengakuan atas feminitasnya dari kaum laki- laki1 . Dalam media massa perempuan tidak melihat dirinya sendiri sebagai subjek tetapi sebagai objek yaitu sosok dan image yang direkrontruksi sesuai dengan keiinginan laki-laki. Dalam Film Love Is You saya melihat isu stereotype gender merekrontruksi feminitas perempuan. Pemeran utama film ini adalah 9 perempuan dengan kulit putih, berwajah oriental dan hampir semuanya berambut lurus dengan ciri khas rambut lurus ras Asia timur. Semua anggota Cherrybelle berbadan mungil cenderung kurus. Dengan penampilan yang hampir sama , film ini seakan mengatakan bahwa jika perempuan ingin diterima dalam suatu kelompok pertemanan dan masyarakat , perempuan tersebut harus memiliki penampilan fisik yang sama dengan temantemannya yaitu tubuh kurus, kulit putih, rambut lurus dan berwajah oriental. Kondisi ini dapat dikatakan rekrontruksi feminitas karena pada realitanya mayoritas penduduk Indonesia tidak memiliki kondisi fisik seperti para anggota Cherrybelle. Memang jumlah penduduk Indonesia yang berasal dari Asia Timur khususnya Cina sudah banyak akan tetapi jumlahnya masih sedikit jika 1
Mariana Amirudin. “Mitos Kecantikan di Media (Sebuah Kritik Feminis)”. Majalah Jurnal Perempuan edisi 67, 26-27
dibandingkan dengan penduduk Indonesia asli yang mempunyai ciri- ciri fisik berkulit sawo matang dan mata nya tidak sesipit mata orang Asia Timur dan rambut perempuan Indonesia itu beragam ada yang lurus, keriting dan bergelombang. Keputihan (whiteness) adalah suatu konstruk atau identitas yang hampir tidak mungkin dipisahkan dari dominasi rasial. Karena istilah keputihan yang mengungkapkan gagasan bahwa ada kategori manusia yang diidentifikasi diri sebagai putih ditempatkan di dalam operasi ras dan rasisme yang terus menerus. Putih, karena itu, berkorespondensi dengan suatu tempat di dalam rasisme sebagai suatu sistem kategorisasi dan formasi subjek, sebagaimana istilah ras yang duntungkan dan ras yang dominan menyebutkan suatu tempat tertentu di dalam kerangka rasisme dengan suatu sistem dominasi. Pengakuan ras putih sebagai ras yang lebih tinggi dimulai dari jaman imperialisme dan kolonialisme bangsa eropa yang masuk dan menjajah negara lain yang memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda yaotu berkulit hitam. Bangsa eropa itu menanamkan nilai bahwa yang tidak putih itu harus dipurifikasi dan dimurnikan2 Dalam industri media, tubuh perempuan bukan sebuah realitas yang hadir atas perempuan itu sendiri, melainkan diciptakan sedemikian rupa sehingga pertama-tama adalah harus dari “bagaimana orang lain memandang”. Dalam feminis eksistensialis, Simone De Bauvoir menjelaskan tentang tidak adanya subjektifitas bagi perempuan. Eksistensi perempuan dihadirkan bukan pada diri 2
Aquarini Priyatna Prabasmoro. “Putih Feminitas dan Seksualitas Perempuan dalam Iklan Kita”. Majalah Jurnal Perempuan edisi 37 hal 60
atau untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang lain. Perempuan dihadirkan bukan sebagai realitas dirinya, melainkan realitas yang dibuat oleh orang lain, yaitu oleh pandangan pathriaki. Perempuan bukan lagi sebagai fakta biologi, melainkan fakta sosial yang telah dibentuk, manusia yang telah dibentuk, manusia yang telah diciptakan melalui produksi mitos atas tubuhnya.3 Pembuat film percaya semakin besar perbedaan antara realita dan apa yg dikonstruksikan di dalam media massa, maka diharapkan akan semakin besar juga ketergantungan perempuan dengan produk kosmetik penunjang kecantikan. Perempuan menjadi merasa kehilangan jati dirinya bedasarkan apa yang mereka lihat melalui film-film seperti Love Is You ini. Dalam media massa mitos yang tidak dapat terlepas dari sosok perempuan adalah mitos kecantikan. Mitos kecantikan akan selalu melekat dalam image perempuan yang dibentuk oleh media massa. Kecantikan dalam media massa terlihat tidak realistis dengan kondisi masyrakat dan dapat dikatakan mitos kecantikan adalah kecantikan yang dikonstruksi oleh media massa. Mitos kecantikan yang terbentuk dalam masyrakat Indonesia selain dipengaruhi oleh media massa lokal tetapi mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari media massa luar negeri. Salah satu mitos kecantikan yang sedang tren di tengah masyrakat Indonesia adalah mitos kecantikan perempuan Asia. Mitos kecantikan dalam film Love Is You mendapatkan pengaruh besar dari budaya Asia Timur. Pada saat ini budaya Timur khususnya negara Korea Selatan sedang gencarnya mensosialisasikan budaya mereka dalam media massa. Korea Selatan sedang
3
Amirudin, op.cit ., 28
menunjukan pengaruhnya terhadap dunia dalam bidang industri khsusnya industri hiburan melalui media massa. Dimulai dengan drama Korea Selatan yang biasa disebut drama Korea yang sedang disenangi banyak orang khususnya di Indonesia. Selain itu berbagai macam kosmetik Korea dengan mitos standar kecantikan bercirikan kulit putih, berwajah oriental,rambut lurus alami atau keriting buatan dengan dengan warna pirang kecoklatan. Musik dari Korea Selatan dengan sebutan K-POP juga sedang gencarnya diekspos dalam media massa. KPOP (Korean Pop) girl band adalah grup music yang beranggotak beberapa orang penyanyi perempuan. Grup music seperti SNSD dan 2NE1 mengispirasi munculnya grup music di Indonesia seperti 7 Icons dan Cherrybelle. Peneliti dapat mengatakan grup tersebut mengispirasi munculnya grup musik perempuan di Indonesia karena terdapat kemiripan karakter personil antara girl band dari Korea tersebut dengan yang ada di Indonesia. Kemiripan tersebut dapat dilihat dari konsep dan format grup yang beranggotakan perempuan, kostum, rambut, pakaian dan juga jenis lagunya. Grup Cherrybelle selain bernyanyi mereka juga bermain dalam film berjudul Love Is You sebagai pemeran utama. Film Love Is You tidak hanya menampilkan stereotype perempuan dari penampilan fisiknya saja tapi dari sisi prilaku dan karakter. Film ini menggambarkan sosok remaja perempuan yang memiliki karakter manja, bergantung, tidak berprilaku sesuai usianya, pelupa dan suka meributkan masalah kecil. Film ini mengatakan bahwa jika kita menginginkan sesuatu dengan amat sangat pasti kita akan mendapatkannya. Bagaimana kita dapat mendapatkan keingnan kita jika kita tidak mandiri, kuat, dan manja? Untuk mendapatkan
keinginan harusnya dengan usaha keras dan karakter yang kuat. Film ini banyak menampilkan ketidak sesuain antara pernyataan yang diucapkan pemain dengan karakter dan prilaku pemain. Nilai postif dari apa yang dikatakan oleh para pemain menjadi terlihat semu dan omong kosong karena tidak didukung dengan penggambaran karakter yang sama. Film Love Is You adalah film yang ditujukan untuk remaja. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri .Film ini menurut penulis akan memberi pengaruh cukup besar terhadap pencarian jati diri masa remaja khususnya untuk perempuan. Ketika remaja yang masih mencari jati diri dan labil akan mudah sekali untuk terpengaruh oleh pa yang mereka lihat dan dengar. Remaja perempuan akan merekam dalam pikirannya bagaimana kah sosok perempuan itu. Dan ini dapat mempengaruhi cara mereka memandang dan pemahaman mereka terhadap perempuan yang di stereotipe kan bedasarkan gender. Sekilas film ini membawa nilai positif akan tetapi peneliti menangkap ada beberapa scene yang menunjukkan film ini mengandung nilai
nilai positif yang semu. Apa yang
terlihat sekilas tidaklah menunjukkan makna dan pesan sebenarnya yang ingin pembuat film sampaikan kepada masyarakat yang menonton film ini. Peneliti berusaha untuk mengkaji bagaimana feminitas direkonstruksi dalam film ini dan bagaimana isu gender direkonstruksi dalam film ini. Peneliti akan menjabarkan apa tanda dan bagaimana tanda tersebut merekonstruksi feminitas perempuan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan makna dari tanda-tanda dalam film Love Is You yang merupakan rekonstruksi feminitas perempuan.
1.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah : 1.
Apa makna dari tanda-tanda yang ada di dalam film ini?
2.
Ideologi apa yang ingin direpresentasikkan oleh pihak pembuat film kepada audiens terkait dengan sosok perempuan?
3.
Bagaimana feminitas direpresentasikan dalam film Love is You?
1.3 Tujuan Penelitian Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui: 1.
Gambaran dan penjelasan representasi feminitas perempuan dalam film Love is You
2.
Ideologi yang direpresentasikan terkait dengan sosok perempuan
3.
Makna dari tanda-tanda yang ada di dalam film Love is You
1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis/akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih akademis dalam bidang broadcasting khususnya mengenai representasi perempuan dalam media massa khususnya film b. Manfaat sosial Dengan penelitian ini peneliti berharap dapat membuka pemikiran mengenai representasi feminitas perempuan dalam media massa
yang cenderung memberikan dampak kognitif dan avektif yang buruk terhadap masyarakat tentang image perempuan. Diharapkan penelitian ini dapat mengubah pandangan perempuan terhadap dirinya sendiri dan bagaimana mereka merefleksikan diri sebagai perempuan seutuhnya bukan hasil dari rekonstruksi media massa.