BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara
sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan kualitas penduduk yang masih relatif rendah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat maka jumlah penduduk usia kerjapun mengalami peningkatan. Jumlah pengangguran strukturalpun semakin besar karena struktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup untuk menampung angkatan kerja yang ada. Penduduk sebagai sumber daya manusia walaupun dia berjumlah sangat besar apabila dibina dan dikerjakan sebagai tenaga kerja yang efektif merupakan modal pembangunan yang besar dan sangat menguntungkan bagi usaha pembangunan di segala bidang. Penduduk merupakan modal atau potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional jika tersedia lapangan pekerjaan yang cukup, tetapi di lain pihak jika penduduk banyak yang menganggur sebagai akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan akan mengakibatkan semakin merosotnya tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Perkembangan dan pertumbuhan angkatan kerja yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah perubahan penduduk secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memiliki pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah produktif. Sedangkan pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Tetapi apakah hal ini akan memberikan dampak positif atau negatif, akan tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Seperti halnya penduduk Kota Medan untuk tahun 2006 sudah berjumlah 2.067.288 jiwa yang terdiri dari 1.207.607 laki-laki dan 1.039.681 perempuan. Jumlah perempuan di Kota Medan lebih besar dari laki-laki seperti juga yang terlihat dalam Tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1. Penduduk Kota Medan Berdasarkan Jenis Kelamin 1996-2006 Tahun Laki-laki (1) (2) 1996 942.427 1997 943.594 1998 944.379 1999 944.891 2000 945.847 2001 960.477 2002 979.106 2003 990.216 2004 995.968 2005 1.012.040 2006 1.027.607 Sumber: BPS, Sensus Penduduk, 2007.
Perempuan (3) 952.888 955.434 965.688 957.609 958.426 966.043 984.776 1.003.386 1.010.174 1.024.145 1.039.681
Jumlah (4) 1.895.315 1.899.028 1.901.067 1.902.500 1.904.273 1.926.520 1.963.882 1.993.602 2.006.142 2.036.185 2.067.228
Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia di pasar tenaga kerja terutama di Indonesia mempunyai kontribusi yang besar, dalam arti bahwa, jumlah wanita yang menawarkan dirinya untuk bekerja cukup besar. Partisipasi kaum wanita dalam berbagai kegiatan ekonomi telah meningkat secara berarti pada semua sektor, terutama di kalangan wanita pekerja muda dan di sektor modern. Tidak saja pada keseluruhan pasar kerja tetapi terlebih di sektor
Universitas Sumatera Utara
formal telah terjadi proses feminisasi dan status wanita pekerja telah membaik. Perkembangan demikian terjadi pada periode pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural yang cepat, pasar kerja umumnya juga telah membaik (T. Zannatos, 2004). Di Kota Medan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita mencapai 36,46%. Hal ini bisa kita lihat dalam Tabel 1.2 di bawah ini. Tabel 1.2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan pada Tahun 2006 Jenis Kegiatan (1) Bekerja Mencari Pekerjaan Sekolah Lainnya
Penduduk Laki-laki Perempuan (2) (3) 68,75 36,46 5,64 6,19 17,16 16,80 8,45 40,55
Rata-rata (4) 52,60 5,92 16,98 24,50
Sumber: BPS, Sensus Penduduk 2007.
Pada umumnya penduduk melakukan kegiatan bekerja yang mencapai 52,60% kemudian disusul oleh penduduk yang melakukan kegiatan lainnya sebesar 24,50% dan penduduk yang bersekolah sebesar 16,98%. Jika dilihat menurut jenis kelamin penduduk laki-laki umumnya bekerja sebesar 68,75%, sekolah sebesar 17,16% dan lainnya sebesar 8,45%. Bagi penduduk perempuan lainnya menjadi kegiatan utama yang dilakukan sebesar 40,55%, bekerja sebesar 36,46% dan sekolah sebesar 16,80%. Berdasarkan Tabel 1.2 di atas juga terlihat bahwa jumlah wanita bekerja lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah laki-laki yang bekerja. Hal ini terjadi karena di Kota Medan yang penduduknya terdiri dari beberapa suku dan agama pada umumnya masih beranggapan bahwa laki-lakilah yang bertugas untuk mencari nafkah yang utama. Sebagian besar masyarakat Kota Medan berpandangan bahwa tugas
Universitas Sumatera Utara
utama wanita adalah mengurus rumah tangga sehingga untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi wanita harus dapat membagi waktu untuk mengurus rumah tangga dan untuk bekerja. Walaupun peran tenaga kerja wanita dalam melengkapi pembangunan ekonomi mempunyai kontribusi yang patut diperhitungkan, namun masih banyak faktor-faktor yang menghambat eksistensi tenaga kerja wanita yang merupakan unsur keterbatasan dari wanita untuk masuk ke pasar kerja; sehingga tingkat pengangguran wanita pun jauh lebih tinggi dari pengangguran laki-laki. Tingginya tingkat pengangguran wanita dari pada laki-laki disatu pihak adalah akibat kurang memadainya pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki di samping faktor anggapan yang mengatakan bahwa wanita hanya akan bekerja sementara waktu, apabila penghasilan suami tidak mencukupi atau kurang. Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Kota Medan. Pendidikan juga merupakan salah satu indikator keberhasilan pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan sumber daya manusia. Untuk Kota Medan persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas umumnya menamatkan pendidikan setingginya pada tingkat SLTA sebesar 34,70% untuk laki-laki dan 31,86% untuk perempuan. Kemudian disusul dengan penduduk yang menamatkan pendidikan setinggitingginya pada tingkat SD dan SLTP dan pada tingkat Akademi atau D-III, penduduk perempuan mempunyai persentase lebih besar dibandingkan dengan penduduk lakilaki. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2006 Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (1) Tdk/Belum Tamat SD SD SLTP SLTA Diploma I/II Akademik/D-III Perguruan Tinggi
Penduduk Laki-laki Perempuan (2) (3) 18,44 18,24 22,80 18,51 20,59 20,98 34,70 31,86 0,82 0,91 1,47 1,77 5,47 3,44
Rata-rata (4) 18,34 20,65 20,79 33,28 0,87 1,62 4,45
Sumber: BPS, Sensus Penduduk 2007.
Bila kita lihat dalam Tabel 1.3 penduduk laki-laki dan perempuan pada tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan SD dan SLTP terjadi hal yang berkebalikan. Pada penduduk laki-laki, SLTP menempati urutan kedua tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan sebesar 20,59% setelah SLTA sebesar 34,70%. Sedangkan pada penduduk perempuan, SLTP menempati urutan ketiga tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan sebesar 20,98% setelah SLTA sebesar 31,86% dan SD sebesar 22,80%. Kendala lain yang menjadi penghambat wanita untuk bekerja adalah anggapan masyarakat bahwa wanita tidak boleh bekerja di luar rumah, atau boleh bekerja setelah punya anak. Dan bahkan ada juga yang beranggapan bahwa wanita tidak boleh bekerja apabila sudah punya anak. Pandangan lain di masyarakat yang berkembang seolah laki-laki penghasil utama dalam keluarga dan anggapan masyarakat terhadap perempuan masih didominasi oleh pola-pola lama, sehingga pria cenderung memperoleh kesempatan
Universitas Sumatera Utara
yang lebih besar, sedangkan perempuan hanya dicadangkan pada urusan tradisional semata.
Faktor-faktor
inilah
yang
menjadi
penghambat
perempuan
untuk
mendapatkan peluang dalam mengaktulisasikan dirinya di pasar tenaga kerja. Besarnya tingkat partisipasi angkatan kerja wanita untuk bekerja di pasar kerja dipengaruhi oleh faktor umum, yakni tingkat kemiskinan ekonomi, serta keterbatasan suami untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ketergantungan hidup pada pihak laki-laki yang tidak memadai mendorong kaum wanita untuk menawarkan dirinya di pasar kerja. Di samping faktor umum di atas meningkatnya partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi secara garis besar dapat disebabkan oleh tiga hal yang satu sama lainnya saling berkaitan. Pertama, lapangan kerja produktif yang tersedia semakin meningkat, yang sangat erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi dan dukungan penguasaan Iptek serta perluasan pasar karena meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa. Kedua, semakin terbukanya kesempatan kerja yang jenis pekerjaannya lebih sesuai bila dikerjakan oleh wanita. Hal ini erat kaitannya dengan keberhasilan di bidang pendidikan, kesehatan dan program keluarga berencana serta perubahan pandangan masyarakat tentang bekerja bagi wanita. Ketiga, pembangunan secara keseluruhan telah meningkatkan kebutuhan masyarakat baik material maupun immaterial, sehingga mendorong masyarakat terutama wanita untuk memenuhi pasar kerja guna memenuhi kebutuhan tersebut, baik secara pribadi maupun keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Dari fakta-fakta yang telah diuraikan di atas penulis tertarik untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pekerja wanita di Kota Medan.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka perumusan
masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh umur wanita terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan? 2. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan? 3. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan? 4. Bagaimana pengaruh pendapatan/gaji wanita terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan? 5. Bagaimana pengaruh pendapatan lainnya terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan?
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menganalisis pengaruh umur wanita terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan. 2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan. 3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan. 4. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan/gaji wanita terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan. 5. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan lainnya terhadap partisipasi pekerja wanita di Kota Medan.
1.4.
Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang partisipasi pekerja wanita. 2. Sebagai bahan masukan bagi para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam merumuskan dan merencanakan sasaran yang tepat bagi paritisipasi pekerja wanita dalam usaha memperbesar peranan mereka terhadap ekonomi rumah tangga khususnya dan pembangunan pada umumnya. 3. Dapat memberikan alternatif dan referensi bagi penelitian yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara