1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia. Melalui berpikir, manusia dapat menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta memperoleh pemahaman tentang segala sesuatu yang dihadapinya dalam kehidupan. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali tantangan atau permasalahan yang dihadapi oleh setiap orang. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan berpikir dalam tingkatan yang tinggi. Salah satu bentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana (2008: 5) dengan berpikir kritis seseorang dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah atau memperbaiki pikirannya sehingga ia dapat mengambil keputusan untuk bertindak lebih tepat. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis merupakan modal yang penting dalam mengikuti perkembangan zaman. Setiap orang dapat belajar untuk berpikir kritis karena otak manusia secara konstan berusaha memahami pengalaman (Johnson, 2009: 191). Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis dapat dilatih. Matematika merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang dapat melatih siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran matematika di SMP yaitu memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja Reka Utami Prasetyani, 2012
Penerapan Desain Pembelajaran... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
sama (Wardhani, 2008: 30). Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu hal yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika harus diupayakan mampu membangkitkan antusiasme siswa, tidak menimbulkan kesan menakutkan, memunculkan keberanian dalam menyelesaikan soal matematika, dan memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengemukakan idea matematis. Hal ini diupayakan agar siswa termotivasi untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya ketika mengikuti kegiatan pembelajaran, termasuk kemampuan berpikir kritis. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2007 yang melaporkan rata-rata skor matematika siswa internasional kelas VIII menyebutkan bahwa Indonesia berada pada rangking 36 dari 48 negara. Pada TIMSS 2007 kompetensi siswa yang diamati yaitu pengetahuan, penerapan, dan penalaran, sedangkan materinya mencakup pokok bahasan bilangan, aljabar, geometri, data dan peluang. Menurut hasil analisis TIMSS 2007 rata-rata skor matematika siswa di Indonesia untuk setiap kemampuan yang diteliti masih di bawah rata-rata skor matematika siswa internasional, untuk kemampuan pengetahuan berada pada rangking ke-38, penerapan pada rangking ke-35 dan penalaran berada pada rangking ke-36 dari 48 negara. Kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari penalaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Krulick dan Rudnick (Sulianto, 2011) bahwa penalaran mencakup berpikir Reka Utami Prasetyani, 2012
Penerapan Desain Pembelajaran... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking) dan berpikir kreatif (creative thinking). Berdasarkan analisis TIMSS di atas, terlihat bahwa pembelajaran matematika di Indonesia belum memuaskan dan kemampuan berpikir kritis yang merupakan bagian dari penalaran masih cukup rendah. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir dipengaruhi oleh otak. Otak merupakan pusat dari semua aktivitas termasuk berpikir. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang memperhatikan dan mengembangkan potensi otak untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Menurut Ruseffendi (Jayanti, 2009: 4) salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam suatu proses belajar mengajar adalah kecerdasan siswa. Kegiatan pembelajaran yang kaya akan pengalaman dan berdasarkan cara kerja dan struktur otak dapat meningkatkan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang berdasarkan prinsip otak bekerja diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hal tersebut, suatu desain pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip kerja otak perlu diterapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Desain pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespon kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun Reka Utami Prasetyani, 2012
Penerapan Desain Pembelajaran... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
(Sanjaya, 2010: 65-66). Desain pembelajaran menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa. Jensen telah menyusun desain pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip kerja otak, yaitu brain based learning. Brain based learning merupakan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Jensen (2011: 5) mengemukakan bahwa brain based learning adalah keterlibatan strategi yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari satu pemahaman tentang otak. Oleh karena itu, dalam penelitian ini desain pembelajaran tersebut akan diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran dengan menggunakan prinsip brain based learning merupakan pembelajaran yang sesuai dengan cara otak dirancang secara alamiah untuk belajar. Menurut Jensen (2011: 8) seorang guru yang melakukan pembelajaran dengan prinsip ini akan berpikir mengenai bagaimana cara untuk dapat menemukan kesukaran alamiah siswa dan membangun motivasi sehingga perilaku yang diinginkan muncul sebagai konsekuensi alamiah. Pembelajaran ini melibatkan emosional positif. Kemampuan untuk berpikir itu sangat tergantung pada suasana hati (mood) dan keadaan emosional (Jensen, 2011: 109-110). Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga perasaan nyaman siswa di dalam kelas. Selain itu, pada pembelajaran ini juga ada partisipasi siswa yang tinggi selama proses pembelajaran.
Guru
memberikan
tantangan
kepada
siswa
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Tapi pemberian tantangan ini Reka Utami Prasetyani, 2012
Penerapan Desain Pembelajaran... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
juga tetap memperhatikan kondisi otak. Otak juga memerlukan waktu tanpa pembelajaran. Hal ini diperlukan bagi otak untuk memproses dan mentransfer pembelajaran dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang (Jensen, 2011: 303). Setiap proses pembelajaran yang berdasarkan prinsip brain based learning memperhatikan bagaimana otak bisa belajar dengan optimal. Proses pembelajaran seperti itu diduga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Atas dasar permasalahan di atas, peneliti menulis skripsi ini dengan judul “Penerapan Desain Pembelajaran Matematika Berdasarkan Prinsip Brain Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan desain berdasarkan prinsip brain based learning? 2. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan desain berdasarkan prinsip brain based learning lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional? 3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan desain berdasarkan prinsip brain based learning? Reka Utami Prasetyani, 2012
Penerapan Desain Pembelajaran... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan desain berdasarkan prinsip brain based learning. 2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan desain berdasarkan prinsip brain based learning dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. 3. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan desain berdasarkan prinsip brain based learning.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Bagi Guru Penerapan desain pembelajaran berdasarkan prinsip brain based learning dapat menjadi suatu alternatif dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Bagi Siswa Pembelajaran dengan menggunakan desain berdasarkan prinsip brain based learning dapat berpotensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Reka Utami Prasetyani, 2012
Penerapan Desain Pembelajaran... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan desain pembelajaran berdasarkan prinsip brain based learning.
E. Definisi Operasional Berdasarkan judul di atas, perlu diketahui dan dipahami beberapa istilah berikut ini. 1. Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan suatu proses untuk mengolah atau menganalisis ide-ide atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan secara cermat sehingga dapat menemukan solusi terbaik dari permasalahan tersebut. 2. Brain Based Learning Brain based learning adalah prinsip pembelajaran yang berasal dari satu pemahaman tentang otak, yaitu belajar sesuai cara otak dirancang secara alamiah untuk belajar. 3. Desain Pembelajaran Desain pembelajaran adalah keseluruhan proses yang dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sistem penyampaian materi pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.
Reka Utami Prasetyani, 2012
Penerapan Desain Pembelajaran... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu