BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Karya sastra memberikan pelajaran penting bagi kehidupan manusia. Dalam karya terdapat pesan-pesan sosial, moral, dan spiritual dapat dijadikan pedoman hidup. Karya sastra lahir melalui proses kreatif pengarang dapat menggugah keterlibatan pembaca melalui alur cerita, penokohan, dan latar yang berkaitan satu sama lain. Be git ula h n o vel Gelombang Lautan Jiwa (GLJ) isinya merupakan perpaduan antara dunia nyata dan dunia imajinasi dari pengarangnya, yaitu Anta Samsara. Proses kreatif dan penghayatan pengarang dalam menciptakan karyanya berpangkal atau bersumber pada persepsi, baik persepsi alamiah faktual melalui daya indra dan daya khayal, maupun persepsi khayal yang semata-mata menggerakkan daya angan-angan (Semi, 1989:20). Karya sastra yang mencerminkan kehidupan masyarakat diharapkan memberi manfaat bagi pembaca. Karya sastra yang baik akan mampu memberikan dampak bagi para pembacanya. Dampak yang mungkin didapat antara lain kehidupan tokoh-tokoh dapat dijadikan acuan oleh pembaca. Anta menulis perjalanan h id up n ya selama men de ri ta Ski zo fen ia p ada bu ku ha ria n dan menjadikannya, sebuah novel. Novel GLJ diterbitkan
1
2
oleh PT. Elex Media Komputindo tahun 2012 setebal 210 halaman. Anta tercatat
pernah memberikan testimoni (memberikan kesaksian) di
berbagai acara serta di berbagai pertemuan dan seminar termasuk dalam seminar "Keberpihakan Hukum dan Etik terhadap Penderita Gangguan Jiwa" yang diselenggarakan oleh Universitas Atmajaya tahun 2008 dan "Seminar Nasional Kesehatan Jiwa" di Hotel Horison, Bekasi tahun 2009. Anta Samsara lahir di Jakarta 2 April 1979. Sejak tahun 2008 hingga kini sebagai aktivis yang memperjuangkan hak-hak orang yang berkaitan dengan masalah kejiwaan yang bernaung di bawah organisasi perlindungan konsumen, “Penghimpunan Jiwa Sehat”. Setelah banyak berkecimpung di Perhimpunan Jiwa Sehat, Anta banyak mengenal berbagai ragam penderita skizofrenia. Banyak yang perjuangannya lebih sulit daripada Anta, namun “Perhimpunan Jiwa Sehat” seperti menyuntikkan semangat agar jangan gampang menyerah. Bagi Anta menulis memoar tentang gangguan kejiwaan adalah laksana melukiskan dua dunia kepada para pembaca. Pertama, dunia di dalam diri, sifatnya subjektif, misalnya pengalaman merasakan halunisasi. Kedua, relasi dunia dengan lingkungan di luar dirinya, yaitu bagaimana ia menjalin dan menempatkan diri di antara, orang-orang di sekitamya. Dipilihnya novel GLJ
karya Anta Samsara sebagai objek penelitian
karena novel ini menyimpan pesan moral dan masalah psikis yang kuat. Kenyataan terjadi bahwa masih banyak penderita gangguan jiwa yang disisihkan oleh masyarakat. Novel ini juga menjelaskan seseorang yang mengalami
3
gangguan kejiwaan (Skizofrenia) bisa mempunyai masa depan yang baik, seperti orang normal lainnya. Novel GLJ diteliti dengan analisis psikologi sastra, karena dalam novel ini masalah psikis dari tokoh utama yaitu, Anta yang mendominasi keseluruhan cerita. Novel ini juga bercerita tentang kehidupan Anta yang menderita penyakit gangguan jiwa (Skizofrenia) sejak kecil. Sikap ayah dan ibunya yang melarang Anta untuk ke luar rumah dan bermain bersama teman-temannya, membuat Anta menuruti semua perintah orang tuanya dan Anta menjadi terbiasa mengurung diri di rumah. Dengan kekuatan imajinasinya, Anta mengubah segala bentuk benda menjadi permainannya. Sejak saat itulah, Anta menjadi lupa dengan kehidupan sosialnya. Anta Samsara kini merasa dunia memiliki arti yang lain sama sekali, tidak dalam makna negatif seperti dahulu. Pada saat ia mengalami gangguan jiwa. Ia menyadari ada makna positif yang dapat dipetik dari semua yang telah dijalaninya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, muncul permasalahan yang diteliti, dan dirumuskan sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah struktur Novel GLJ karya Anta Samsara yang meliputi: alur, penokohan, dan latar?
2.
Bagaimanakah aspek psikologis tokoh Anta dan Yayan dalam novel GLJ karya Anta Samsara?
4
1.3 Tujuan Penelitian Sebagaimana lazimnya karya ilmiah, penelitian ini juga mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penelitian berkaitan dengan kepentingan penelitian,
terlebih
karya
sastra
mempunyai
tujuan
tertentu.
Penelitian novel GLJ karya Anta Samsara, mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra, khususnya novel yang membahas tentang seseorang yang menderita Skizofrenia atau gangguan jiwa dan tidak memandang remeh orang-orang yang menderita gangguan jiwa. Perkembangan para penulis novel terus meningkat, maka apresiasi masyarakat terhadap karya sastra sangat dibutuhkan. Selain itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penelitian sastra, khususnya Sastra Indonesia. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui struktur novel GLJ karya Anta Samsara yang meliputi: alur, penokohan, dan latar.
2.
Untuk menemukan aspek-aspek psikologis tokoh Anta dan Yayan dalam novel GLJ karya Anta Samsara.
1.4. Penelitian Sebelumnya Kajian pustaka dilakukan agar tidak ada kesamaan dengan penelitian sebelumnya. Sampai sekarang belum ditemukan penelitian dengan
5
menggunakan objek novel GLJ. GLJ dicetak pertama tahun 2012 dan belum pernah ada yang meneliti, baik dari segi psikologi sastra maupun dari segi lainnya di lingkungan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana maupun perguruan tinggi lainnya. Pengarang juga banyak membagi kisahnya kepada masyarakat dan memberi pengertian bahwa
seseorang
yang
menderita
gangguan
jiwa
janganlah
disisihkan dari masyarakat, justru harus mendapat perhatian lebih karena kekurangannya itu. 1.5 Landasan Teori Sebelum melakukan analisis psikologis,
dilakukan analisis struktur
yang memandang karya sastra sebagai teks yang otonom. Penelitian dilakukan secara objektif, yaitu menekankan aspek instrinsik karya sastra, yang memandang karya sastra sebagai teks yang mandiri (Endraswara, 2008:51). Untuk menganalisis novel GLJ dari tinjauan psikologi sastra digunakan teori struktural, psikologi sastra, dan skizofrenia. 1.5.1 Teori Struktural Menurut Abrams (1981:68) sebuah karya sastra, fiksi atau puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur (pembangun)-nya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya secara bersama membentuk kebulatan yang indah. Nurgiyantoro (2005:37) menjelaskan bahwa Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan
6
mengidentifikasi, mengkaji, mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik
fiksi
yang
bersangkutan.
Mula-mula
diidentifikasi
dan
dideskripsikan, misalnya bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Dengan demikian, pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan. Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsurunsur dalam mikroteks, satu keseluruhan wacana, dan relasi interseksual (Hartoko & Rahmanto, 1986:136). Analisis unsur-unsur mikroteks itu misalnya berupa analisis kata-kata dalam kalimat, atau kalimat-kalimat dalam alinea atau konteks wacana yang lebih besar. Analisis struktural sastra disebut juga pendekatan objektif dengan menganalisis unsur intrinsik. Fananie (2000:12) mengemukakan bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Pendekatan yang dinilai dari eksistensi sastra berdasarkan konvensi sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot (setting), karakter. Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur pembentuknya.
7
Teori struktural yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural dari Nurgiyantoro, karena pembahasan unsur-unsur intrinsik dalam penelitian ini berkaitan dengan teori struktural Nurgiyantoro. Penelitian ini juga membahas bagaimana alur, penokohan, dan latar dalam novel GLJ. Kemudian diidentifikasi, dikaji, dan dideskripsikan antarunsur intrinsik yang bersangkutan.
1.5.2 Teori Psikologi Sastra Sesuai pemahaman Melalui
dengan terhadap
pemahaman
masyarakat
dapat
hakikatnya,
karya
masyarakat terhadap memahami
penyimpangan-penyimpangan
lain
sastra
secara
memberikan
tidak
langsung.
tokoh-tokohnya,
misalnya
perubahan, yang
terjadi
kontradiksi, dalam
dan
masyarakat,
khususnya dalam kaitannya dengan kejiwaan. Pada dasarnya, psikologi sastra akan ditopang oleh tiga pendekatan sekaligus. Pertama, pendekatan tekstual, yang mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra. Kedua, pendekatan reseptif-pragmatik, yang mengkaji aspek psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra yang terbentuk dari pengaruh karya yang dibacanya, serta proses resepsi pembaca dalam menikmati karya sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif, yang mengkaji aspek psikologis sang penulis ketika melakukan proses kreatif yang terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun wakil masyarakatnya (Roekhan, 1990:88).
8
Menurut Hartoko (1986:126), psikologi sastra merupakan cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi. Psikologi sastra bertujuan untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra. Meskipun demikian, bukan berarti analisis psikologi sastra sama sekali terlepas dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Endraswara (2008:16), psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Mungkin aspek ‘dalam’ ini yang acap kali
bersifat
subjektif,
yang
membuat
para
pemerhati
sastra
menganggapnya berat. Rene Wellek dan Austin Warren (1989:90) menjelaskan bahwa istilah psikologi sastra mempunyai empat- kemungkinan pengertian. Pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, kedua adalah studi proses kreatif, ketiga studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, keempat mempelajari dampak sastra pada pembaca. Dalam menganalisis aspek psikologis Anta dan Yayan digunakan teori struktur kepribadian oleh Sigmund Freud, yaitu Id, Ego, Superego. Id (terletak di bagian taksadar) yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber energi psikis. Ego (terletak di antara alam sadar dan taksadar) yang bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego. Superego (terletak sebagian di bagian sadar dan sebagian lagi dibagian taksadar). Menurut Minderop (2010:21) Id merupakan energi
9
psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan: makan, menolak rasa sakit atau tidak nyaman. Ego berada di antara alam sadar dan alam bawah sadar. Tugas ego memberi tempat pada fungsi mental utama, misalnya: penalaran, penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Struktur yang ketiga ialah superego yang mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego sama halnya dengan ‘hati nurani’ yang mengenali nilai baik dan buruk (conscience). Untuk menganalisis novel GLJ ini, maka peneliti menggunakan teori psikologi sastra. Dalam menganalisis tinjauan psikologis sastra digunakan teori Freud, yaitu Id, Ego, dan Superego sebagai acuan untuk menjelaskan psikis mengenai tokoh Anta dan tokoh Yayan.
1.5.3 Teori Skizofrenia Skizofrenia adalah gangguan dengan serangkaian simtom yang meliputi gangguan konteks berpikir, bentuk pemikiran, persepsi afek, rasa terhadap diri, motivasi, perilaku, dan fungsi interpersonal (Halgin dan Susan Krauss, 2010:44). Skizofrenia juga ditandai dengan sikap sikap ketidakacuhan, merasa berkuasa, tetapi daya pikir tidak berkurang. Menurut Kartono (2002:243) Skizofrenia adalah kondisi psikologis dengan gangguan disintegrasi, depersionalisasi dan kebelahan atau kepecahan struktur kepribadian. Meskipun dalam skizofrenia masalah kejiwaan ini cukup mengganggu tokoh-tokoh,
10
namun daya pikir yang tidak berkurang mampu membuat tokoh memposisikan dirinya. Gangguan skizofrenia ini ditandai dengan gejala-gejala positif
seperti
pembicaraan
yang
kacau,
delusi,
halusinasi,
gangguan kognitif dan persepsi. Gejala negatifnya antara lain, seperti Avolition (menurunnya minat dan dorongan). berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar, serta terganggunya relasi personal.
1.6
Metode dan Teknik Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
kualitatif ,
yaitu
memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaan. Cara inilah yang mendorong metode kualitatif dianggap sebagai multi metode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala yang relevan. Dalam penelitian karya sastra melibatkan pengarang, lingkungan sosialnya. Berikut ini tahapan penelitian dalam analisis novel GLJ karya Anta Samsara.
1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, yakni dengan membaca secara menyeluruh objek penelitian yakni novel GLJ, Kemudian mengidentifikasi dan
11
mengklasifikasi data maupun pustaka-pustaka lain yang menunjang proses pengumpulan data. Penerapan metode ini dibantu oleh data dan teknik catat, simak, baca, dan hal-hal penting yang dapat mendukung pengolahan data. 1.6.2 Metode dan Teknik Analisis Data Pada tahapan ini digunakan metode deskriptif analitik secara kualitatif. Data yang telah diidentifikasi dan diklasifikasi kemudian dianalisis melalui penafsiran dengan disajikan dalam bentuk deskripsi, sehingga permasalahan yang muncul bisa terjawab. 1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Pada
tahapan
ini
digunakan
metode
deskriptif
yaitu
mendeskripsikan hasil pengolah data dengan mengubah hasil analisis data ke dalam ragam baku. Penyajian analisis data dibagi ke dalam empat bab dengan cakupan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian sebelumnya, landasan teori, metode dan teknik penelitian), Bab II Analisis Struktur (alur, penokohan, dan latar), Bab III Psikologi Sastra (analisis psikologis Anta, analisis psikologis Yayan, Id, Ego, Superego), (kesimpulan, dan saran).
dan Bab IV Penutup