1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Industri bara merupakan salah satu sektor industri yang sangat penting,
karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis – jenis usaha dalam industri batu bara ini terdiri dari beberapa jenis yaitu Persusahaan yang memiliki konsesi penambangan dan perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan penambangan.
Termasuk
di
dalamnya
adalah
perusahaan
kontraktor
pertambangan batu bara. Industri tambang batu bara mengalami penurunan produksi dari tahun 2013 sampai dengan saat ini. Tekanan dunia pada isu perubahan iklim ternyata mulai berdampak pada perkembangan industri batu bara. Cina sebagai negara yang getol menggunakan batubara pada pembangkit listriknya mulai mengurangi secara signifikan konsumsi mereka sebagai gantinya cina kini tengah serius menggunakan energi terbarukan dari dalam negeri (Majalah Tambang, Nopember 2014:5). Penurunan permintaan batu bara ini berakibat pada penurunan produksi batu bara di dalam negeri. Penurunan produksi ini juga berdampak sangat luas bukan hanya pada perusahaan pemilik konsesi penambangan namun juga kepada perusahaan yang menyediakan jasa layanan pertambangan seperti halnya perusahaan kontraktor pertambangan. PT.Ricobana Abadi, selanjutnya di sebut PT. RBA merupakan salah satu perusahaan kontraktor pertambangan batu bara yang ada di Indonesia yang sedang
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
berkembang di Indonesia. PT. RBA menyadari bahwa SDM merupakan aset terbesar Perseroan, sehingga menjaga kualitas SDM yang baik merupakan suatu keharusan
guna
mencapai
tujuan
Perseroan.
Program
pelatihan
dan
pengembangan dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan SDM khusus (key person). PT. RBA. juga dituntut untuk mengoptimalkan kinerjanya agar dapat mengikuti perkembangan dan menjaga eksistensinya di dunia bisnis, agar kinerja dapat dioptimalkan maka faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja harus dapat dikelola dengan baik. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Tika (2006) dalam Dhermawan et.,al (2012 : 126) menyatakan bahwa setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai.
Dalam meningkatkan kinerja
karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi oleh atasannya. Pada Bulan Oktober tahun 2012, peneliti bergabung di PT. RBA di Departemen Training Centre Divisi Mining. Departemen ini merupakan departemen yang baru dibentuk untuk memberikan pelatihan pelatihan kepada karyawan divisi Mining dan divisi plant yang merupakan Divisi dengan jumlah karyawan terbanyak. Khususnya adalah pelatihan yang dilakukan dan diberikan secara in house atau diselenggarakan sendiri oleh PT. RBA. Sebelum merencanakan program program pelatihan untuk karyawan operasional PT. RBA, peneliti melakukan survey pendahuluan tentang hal – hal apa saja yang masih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan dilingkungan pekerjaan PT. RBA, khususnya adalah di Area Mining Division sebagai Divisi tempat peneliti bekerja. Berdasarkan survey pendahuluan tentang tanggapan atau persepsi 50 karyawan terhadap gaya kepemimpinan dan pelatihan menempati urutan pertama dan kedua. Selengkapnya hasil survey penaduluan ini terdapat pada Tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Survey Pendahuluan karyawan Operasional PT. RBA No
Parameter
1
Gaya Kepemimpinan Pelatihan Operator Pelatihan Group Leader Fasilitas dan tools kerja
2 3 4
Total Responden
Prosentase STB dan TB (%)
Target Persepsi STB & TB (%)
3
50
66
0
20
8
50
44
0
2
9
24
50
28
0
14
32
4
50
28
0
STB
TB
KB
B
26
7
14
19
3
12
SB
3
Sumber : Data Primer diolah (2014)
Dari Tabel 1.1, jumlah responden ada 50 orang. Dengan distribusi jawaban seperti pada tabel. STB adalah Sangat Tidak Baik, TB adalah tidak Baik, KB adalah kurang Baik, B Adalah Baik, SB adalah Sangat Baik. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa prosentase STB dan TB menurut persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan sebesar 66%, Pelatihan operator 44%, pelatihan Group Leader 28% dan Fasilitas tools sebesar 28%. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dipersepsikan tidak efektif oleh karyawan. Gaya kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi. Dari Tabel 1.1 juga diketahui bahwa Pelatihan, baik pelatihan untuk operator maupun pelatihan untuk Group Leader menempati urutan kedua dan ketiga dengan total 44% dan 28% dari survey pendahuluan. Artinya bahwa pelatihan untuk operator dan group leader di persepsikan tidak efektif oleh karyawan. Berdasarkan data dari Training Centre Departemen, pencapaian pelatihan untuk Operator dan Group Leader di Lapangan pada tahun 2012 dan tahun 2013 disajikan pada Tabel 1.2 di bawah ini : Tabel 1.2. Pencapaian Pelatihan Operasional PT. RBA Tahun 2012 - 2013
Plan Actual
Total Event Total Peserta 2012 2013 2012 2013 23 54 92 216 10 52 76 190 43% 96% 83% 88%
TMH 2012 2013 2116 11664 1987 10097 94% 87%
Sumber : OPSD Departemen (2014)
Dari Tabel 1.2 dapat dijelaskan sebagai berikut, Total Event merupakan total seluruh pelatihan yang diselenggarakan. TMH (Training Man Hours) adalah satuan Jumlah Total jam pelatihan yang dilakukan. TMH ini merupakan perkalian dari jumlah event dan jumlah peserta pelatihan. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa pencapaian event pelatihan tahun 2012 pencapaiannya baru 43% dan tahun 2013 sebesar 96%, sedangkan pencapaian peserta pada tahun 2012 sebesar 83%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
dan tahun 2013 sebesar 88% dan TMH nya pada tahun 2012 mencapai 94% sedangkan tahun 2013 sebesar 87%. PT. RBA sebagai perusahaan Kontraktor Pertambangan Batubara, kinerja dari perusahaan ini dapat di lihat dari dua indikator utama yaitu target produksi, baik target produksi Coal (batubara) maupun target produksi pemindahan tanah penutup OB (Overburden) removal. Dan kinerja yang kedua adalah target Zero insiden dari aspek keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja. Dari data produksi OB dan coal PT. RBA tahun 2009 – 2013 didapatkan data sebagai berikut : Tabel 1.3 Pencapaian Produksi PT. RBA (dalam Juta) tahun 2009 - 2013
Plan Aktual
2009 OB Coal 17 1,6 17,38 1,17
2010 OB Coal 21 2,5 20,12 1,59
2011 OB Coal 36,5 2,1 35,97 2,46
2012 OB Coal 45 3,5 43,14 3,27
2013 OB Coal 39 4,1 38,17 3,97
Sumber : Dept Engineering PT. RBA (2014)
Dari Tabel 1.3 tentang pencapaian produksi overburden (OB) dan batubara (coal) PT. RBA dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 Pencapaiannya rata – rata lebih rendah dari target yang sudah direncanakan. Pencapaian produksi OB paling tinggi pada tahun 2012 sebesar 43,14 juta BCM dari target 45 Juta BCM. Pencapaian produksi Coal PT. RBA dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 juga rata rata masih dibawah dari target yang direncanakan. Pencapaian terbaik di capai pada tahun 2011 yaitu mencapai produksi 2,46 juta MT dari target 2,1 juta MT Batubara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Sedangkan dari data performance safety yang diambilkan dari Key Performance Indikator (KPI) Safety pada tahun 2013 adalah sebagai berikut. Tabel 1.4 Performance Safety Tahun 2013 PT. RBA Target Aktual
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nop Des 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 260 254 276 262 276 285 257 278 287 235 258 243
Sumber : Safety dept PT.RBA (2014)
Pencapaian kinerja keselamatan PT. RBA dari Tabel 1.4 menunjukkan bahwa masih terjadi kecelakaan kerja rata rata 264,25 kali dalam sebulan di semua project PT. RBA. Kecelakaan kerja terbanyak pada Bulan September. Dari pencapaian produksi dan pencapaian kinerja keselamatan PT. RBA dari Tabel 1.3 dan Tabel 1.4 dapat kita lihat bahwa pencapaian produksi dan performance safety masih belum sesuai dengan target atau rencana yang ditentukan. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan ketidak tercapaian produksi dan performance safety ini. Namun diantara faktor yang paling dominan terhadap pencapaian target produksi dan performance safety ini adalah dari faktor manusia atau karyawan sebagai pelaksana. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari hubungan antara faktor manusia terhadap pencapaian produksi dan performance safety. Pertama dari pencapaian produksi, produksi batubara dan overburden tersebut diukur dari pencapaian banyaknya batubara yang berhasil di Loading (dimuatkan) dari alat muat (Loader) ke alat angkut (hauler). Dan satuannya adalah produktivitas alat muat. Produktivitas alat muat ini juga dipengaruhi banyak faktor, namun faktor yang paling besar adalah faktor ketrampilan dari operator yang mengoperasikan alat muat tersebut serta support pekerjaan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
meliputi penyediaan alat support, baik yang berupa dozer, motor grader maupun ketersediaan material. Faktor support pekerjaan ini sebagian besarnya menjadi tanggung jawab pengawas dan manajemen di site atau project. Kedua dari performance safety, performance safety ini diukur dengan banyaknya kecelakaan atau insiden yang terjadi dilingkungan pekerjaan. Faktor faktor yang menyebabkan terjadianya kecelakaan ini terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu karena tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak aman. Walaupun demikian, tindakan yang tidak aman ini menjadi faktor yang paling dominan. Tindakan tidak aman adalah bagaimana perilaku dan sikap dari karyawan dalam bekerja sehingga dapat mengantisipasi sebuah resiko bahaya yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau tidak. Dengan melihat performance produksi dan performance safety yang belum stabil setiap tahunnya tersebut maka manajemen melakukan beberapa langkah perbaikan salah satunya adalah menganalisa kompetensi dari para pelaku usaha ini khususnya untuk tim operation. PT. RBA juga dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia industri batu bara yang sedang menurun ini. Untuk dapat meningkatkan kinerjanya, maka faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan harus dapat dikelola dengan baik. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam meningkatkan kinerja karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Salah satu cara yang dipercaya mampu meningkatkan kinerja SDM yaitu melalui pelatihan (Daft, 2010:394). Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena akan selalu ada tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, tuntutan IPTEK dan lain sebagainya. Melalui pelatihan, para karyawan bisa terbantu mengoptimalkan pekerjaan serta meningkatkan prestasi kerjanya. Begitu penting peran pelatihan bagi karyawan karena merupakan sebuah proses yang mengajarkan atau menambah pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya semakin baik sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Berdasarkan fakta dan pengamatan yang didapat, maka penulis akan meneliti tentang ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Pelatihan terhadap Kinerja karyawan Mining Division PT. RBA”.
1.2.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi inti permasalahan terkait dengan kinerja karyawan PT. RBA sebagai berikut: a. Gaya kepemimpinan di PT.Ricobana Abadi belum efektif berdasarkan hasil survey pendahuluan bahwa gaya kepemimpinan dipersepsikan tidak efektif dengan prosentase 66% berdasarkan Tabel 1.1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
b. Pelatihan karyawan PT. RBA yang belum optimal sesuai dengan data pencapaian event, peserta maupun TMH berdasarkan Tabel 1.2. c. Kinerja Mining Division PT. RBA belum maksimal dan terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2009 – 2013 berdasarkan Tabel 1.3. 1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA? b. Apakah pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA? c. Apakah gaya kepemimpinan dan pelatihan bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA?
1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan guna mendapatkan informasi tentang besarnya pengaruh gaya kepemimpinan kerja terhadap kinerja karyawan mining divison PT. RBA, pengaruh Pelatihan terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA dan pengaruh gaya kepemimpinan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: a. Menganalisis dan mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA b. Menganalisis dan mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA c. Menganalisis
dan
mengetahui
pengaruh
pelatihan
dan
gaya
kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan mining division PT. RBA
1.4.
Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan di
atas, manfaat penelitian ini antara lain: a. Secara Praktis Diharapkan
mampu
memberikan
masukan
khususnya
kepada
manajemen PT. RBA untuk meningkatkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan bisnis PT. RBA dan masikan dalam mengelola pelatihan kepada karyawan mining division. b. Secara Teknis Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti kebenaran dan relevansi atas teori-teori yang penulis dapatkan selama perkuliahan secara empiris dan praktis terkait evaluasi kinerja. Selanjutnya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran untuk disempurnakan oleh peneliti berikutnya. c. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat terutama tentang model-model gaya kepemimpinan, pelatihan dan kinerja para karyawan mining division PT. RBA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/