1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama universial yang memiliki misi dakwah bagi seluruh umat manusia, yaitu mewujudkan kebahagian dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhoi Allah SWT. Tugas ini wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sesuai dengan kemampuan individu itu sendiri. Dakwah adalah ajakan atau seruan ke jalan Allah seorang da’i
yang dilakukan oleh
(siapapun dia yang mengaku muslim) kepada orang lain secara
perorangan atau bersama-sama dengan tujuan merubah mad’u pada keadaan yang lebih baik.1 Seperti yang dijelaskan oleh Allah dalam surat Ali Imran ayat 104:
ن ُأﻣﱠ ُﺔ ﻣﱢﻨ ُﻜ ْﻢ َو ْﻟ َﺘﻜُﻦ َ ﺨ ْﻴ ِﺮ ِإﻟَﻰ َﻳ ْﺪﻋُﻮ َ ن ا ْﻟ َ ف َو َﻳ ْﺄ ُﻣ ُﺮو ِ ن ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو َ ﻦ َو َﻳ ْﻨ َﻬ ْﻮ ِﻋ َ ﻚ ا ْﻟﻤُﻨ َﻜ ِﺮ َ ن ُه ُﻢ َوُأ ْو َﻻ ِﺋ َ ا ْﻟ ُﻤ ْﻔ ِﻠﺤُﻮ Arrtinya: “Hendaklah ada diantara kamu ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyeru dengan ma’ruf (yang baik-baik) dan melarang dari yang mungkar. Dan mereka itulah yang mendapat kemenangan”. H.M Arifin mendefinisikan dakwah sebagai “kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun tingkah laku dan lain sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran, sikap
1
Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardhiyah, Metode Membentuk Pribadi Muslim, (Jakarta: Gema Insani Pres, 1995), Cet. Ke-1, h. 29
2 penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama, sebagai message yang disampaikan kepada mereka tanpa ada unsur paksaan”.2 Muhammad Natsir mendefinisikan dakwah sebagai “usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh ummat konsepsi Islam tentang pandangan hidup manusia di duinia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan ahlak dan membimbing pengalamannya dalam kehidupan seseorangan, berumah tangga dan bernegara”.3 Dalam pelaksanaannya dakwah harus dinamis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Terlebih lagi ketika masyarakat dihadapkan pada persoalan keterbatasan waktu, maka dakwah tidak hanya terbatas di atas mimbar tetapi bisa juga dilakukan melalui bantuan teknologi informasi baik itu melalui media tulis seperti surat kabar, majalah ataupun melalui media audiovisual seperti televisi, radio dan internet. Seiring dengan kemajuan teknologi, cara berdakwah pun mengalami perkembangan. Dakwah tidak dilakukan secara sederhana, tetapi mulai memanfatkan kemajuan teknologi. Hal ini dilakukan agar segmen dakwah menjadi lebih meluas dan dakwah bisa dilakukan lebih intensif. Internet sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang malu bertany kepada ahli sgama secara langsung, maupun bagi mereka yang terlalu sibuk bekerja dan berusaha mencari solusi keagamaan. Dengan mengaksesnya dari dunia maya (baca: internet) yang menyediakan situs-situs yang berisi tentang artikel, konsultyasi agama dan forum diskusi keisalaman yang dapat diakses secara langsung di kantor, rumah,
2
H.M. Arifin, Psikilogi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 54. Muhammad Natsir, Fungsi Dakwah Islam dalam Rangka Perjuangan, (Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyah, t-t), h. 7 3
3 sekolah dimana saja sesuai kebutuhan. Hanya sengan bermodalkan seperangkat komputer atau telepon selular yang fiturnya kompetibel untuk internet. Pada era globalisasi, untuk sebagian masyarakat yang memiliki kemampuan berfikir dan wawasan yang luas, cenderung memilih media internet sebagai sumber informasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh kecepatan dan kemudahan media internet sebagai sumber informasi kepada penggunanya. Memudahkan pengguna karena dapat dilakukan di rumah, kantor maupun warung internet (warnet), sedangkan mempercepat karena internet memiliki kecepatan 115,2 Kbps (kilo byte per second = setara minimal dengan bit perdetik) yang setara denagn jumlah 1000 huruf perhalaman. Masa depan internet sangat menjanjikan hal-hal baru, diantaranya menjadi cikal bakal Information Super Highway, yaitu suatu revolusi informasi yang menjadikan internet sebagai media tercepat dan komunikatif dalam memberikan informasi kepada khalayak umum. Pemanfaatan teknologi internet sebagai sarana dakwah menjadi sesuatu yang penting karena kecepatannya, aksesnya yang dapat segera dinikamti oleh mad’u. Fenomena dakwah digital berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi (TI) di dunia. Internet komersial baru masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dengan dibukanya IndoNet di Jakarta, sebagai Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia. Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit, dikalangan ummat Islam di Indonesia yang menggunakan internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah. Total jumlah pengguna di Indonesia saja terhitung baru
4 sekitar dua persen saja dari total penduduk Indonesia.4 Tetapi semangat dakwah “walaupun hanya satu ayat” tersebut tidak mengurungkan niat pelaku dakwah digital. Salah satu media internet yang selalu menghadirkan informasi-informasi bermisikan pesan-pesan dakwah adalah Rubrik Ustadz Menjawab dalam Situs Wiasta Hati.com. penulis terfokus menganalisis Rubrik Ustadz Menjawab dalam Situs Wisata Hati.com karena di dalamnya terdapat pesan-pesan dakwah yang mudah dicerna dan sarat dengan misi Islami. Penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang Rubrik Ustadz Menjawab dengan menguatkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah “Skripsi” dengan judul: Analisis Isi Rubrik Ustadz Menjawab di Situs Wisata Hati.com.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini peneliti merasa perlu membatasi masalah dengan menentukan unit analisis, yang digunakan adalah Situs Wisata Hati.com dan pengamatannya adalah materi yang ditampilkan dalam Rubrik Ustad
Menjawab edisi Juli 2007. Sedangkan istilah-istilah yang terdapat pada
penelitian yang dijadikan unit pengamatan, adalah sebagai berikut: a) Tema adalah pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang.5 Tema yang dianalisis penulis diambil dari pertanyaan-pertanyaan netters yang ditampilkan dalam Rubrik Ustad Menjawab. Peneliti
4
www. Google.com, diakses 2 April 2007. Tim Penyusunm Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-9, h. 921 5
5 mengkategorikan pertanyaan netters menjadi tiga tema yaitu, Akidah, Ibadah-Muamallah dan Hukum. b) Materi adalah segala sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan dan sebagainya.6 Materi yang dianalisis meliputi materi Akidah, Ibadah-Muamallah dan Hukum yang diambil dari jawaban Ustad Hendi Irawan Berdasarkan hal itulah peneliti merumuskan beberapa rincian permasalahan sebagaimana sajian dakwah dalam Rubrik Ustad Menjawab, adapun pertanyaan yang dapat diajukan sebagai berikut: 1. Apa pesan dakwah Islam dalam rubrik Ustad Menjawab 2. Tema apa yang mendominasi rubrik
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian : a. Untuk meneliti sajian dakwah di situs Islam khususnya Wisata Hati.com, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan data dan pemikiran ilmiah bagi pengembang dakwah. b. Untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai tema, nara sumber, dan materi dalam Rubrik Ustad Menjawab selama bulan Juli 2007. c. Untuk mengetahui teknik penyampaian pesan-pesan dakwah dalam rubrik Ustad Menjawab. 6
Tim Penyusunm Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 637
6 2. Manfaat Penelitian a. Hasil perolehan data empiris dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai metode dakwah bittanwin dengan menggunakan sarana teknologi digital. b. Sebagai sumbangan pemikiran untuk masyrakat dalam mengenal Islam lebih mendalam dan memberikan masukan kepada Wisata Hati.com untuk mengembangkan dakwah Islam.
D. Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis isi yaitu teknik penelitian untuk membuat infrensi-infrensi yang dapat ditiru dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya. Prosedurnya meliputi empat permasalahan metodologis yaitu perumusan masalah, penentuan unit analisa, penyusunan kategori isi pesan dan penentuan sample.7 Penyusunan kategori isi pesan yang diteliti meliputi pertanyaan netteers dan jawaban ustadz yang dikategorikan menjadi tiga tema yaitu, ibadah, hukum dan akidah. Untuk mencapai maksud tersebut, maka peneliti melakukan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data
7
Klaus Krippendorff, Analisis Isi; Pengantar Teori dan Metodologi, (Jakarta: Rajawali Press, 1991). Cet. Ke-1, h. 15
7 Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi, yaitu mengamati, mengkategorikan dan mencatat secara sistematis pertanyaan dan jawaban dari Ustadz Hendi Irawan b. Wawancara, yaitu mencari data mengenai situs Wisata Hati dan Rubrik Ustad Menjawab. Wawancara ditujukan kepada Pimpinan Redaksi, Penanggung Jawab Rubrik dan Nara Sumber dari Rubrik. c. Dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan data berupa catatan resmi atau official of formal record, juga termasuk dokumen-dokumen ekspresif (expressive document) seperti brosur-brosur, termasuk juga laporan media massa yang dapat mendukung keakuratan peneliti mengenai dakwah melaui internet.
2. Analisis Data Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (Content Analysis) yaitu suatu teknik penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya. Dalam menganalisis data, peneliti melakukannya dengan tahap-tahap tertentu, yaitu: (a) Melakukan kategorisasi terhadap data berupa pertanyaan-pertanyaan dari netters selama bulan Juli 2007 yang telah terkumpul. (b) Memasukan data ke dalam lembar koding sesuai kategori yang telah ditentukan.
8 (c) Kemudian
melakukan
penghitungan,
mendeskripsikan
data
yang
diperoleh selama tiga bulan berdasarkan tema yang ditentukan dan kemudian ditarik kesimpulan mengenai tema yang paling banyak muncul, dan jawaban dari Ustad dalam Rubrik. F. Tinjauan Pustaka Analisis isi (content analysis) adlah penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Content Analysis yaitu suatu teknik penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data yang tersedia untuk dsibuat kesimpulannya. Analisis isi merupakan teknik penulisan untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan sewcara objektif, sistematik dan relefan secara sosiologis, uraian dan analisisnya dapat menggunakan tata cara atau pengukuran kualitatif atau kuantitatif ataupun keduanya.8 Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik syrat kabar, berita, radio, televisi, iklan maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunkan analisis isi sebagai teknik metodologi penelitian. Analisis isi dapat digunakan bila memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, rekaman makalah)
8
9 2. Ada keterangan pelengkap /kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data berikut. 3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau data-data yang dikumpulkannya, karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik Analisis isi adlah sebuah metode yang relatif mudah: dalam kajian-kajian yang sederhana, ia tidak lebih dari perhitungan fenomena. Namun, karya-karya terbaik yang menggunakan data empiris analisi isi yang terpercaya dapat menghsilkan kontribusi-kontribusi yang penting dan bernilai bagi pemahaman kita terhadap teksteks media. Analisi isi yang kuat menyediakan data terpercaya untuk mendukung analisi interpretatif.9
E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusun ke dalam 5 (lima) bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lain, yang diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup yang berisikan kesimpulan.
BAB I: Pendahuluan.
9
Sebagai salah satu metode analisis tekstual, analisis isi pada awalnya adapat dikatakan sebagai sebuah metode “kuantitaif” karena melibatkan penghitungan fenomena di dalam teks. Namun, ia juga dapat digunakan pada kajian-kajian yang lebih bersifat “kualitaif”. Jane Stokes, How to do Media and Cultural Studies, (yogyakarta: PT Benteng Pustaka, 2006), Cet. Ke-1, h. 71.
10 Bab ini membahas mengenai Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Teknik Penulisan dan diakhiri dengan Sistematika Penulisan.
BAB II: Dakwah Melalui Internet. Bab ini menguraikan tentang Konsep Dakwah yang terdiri dari Pengertian, Tujuan, Sasaran dan Materi Dakwah. Selain itu juga
dibahas mengenai
Internet sebagai Media Dakwah yang terdiri dari Pengertian, Sejarah Perkembangan Internet dan Karakteristik Internet sebagai Media Dakwah. Sedangkan yang terakhir membahas mengenai Teknik Mengakses Dakwah di Internet.
BAB III. Gambaran Umum Situs Wisata Hati. Bab ini menguraikan mengenai Profil Situs yang meliputi Sejarah dan Perkembangan, Visi dan Misi dan Struktur Organisasi
BAB IV: Analisis Isi Rubrik.
Bab ini membahas mengenai Analisis pertanyaan dan jawaban yang mengandung materi Akidah, Ibadah, Hukum serta sumber jawban dan teknik penyampaian pesan-pesan dakwah dalam Rubrik Ustad Menjawab.
BAB V: Penutup.
11 Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi yang didalamnya menguraikan tentang Kesimpulan serta Saran-saran yang bersifat membangun.
12
BAB II DAKWAH MELALUI INTERNET A. Konsep Dakwah 1. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Dakwah Dakwah merupakan tolak ukur bagi perkembangan agama Islam, karena dakwah adalah sebuah proses dalam membentuk suatu tatanan masyarakat yang disebut khoirul ummah. Namun sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui definisi dakwah itu sendiri beserta tujuan dan sasaran dakwah. Secara etimologi, dakwah berasal dari kata kerja (fi’il) dalam bahasa Arab, yaitu :
دﻋﻮة- ﻳﺪﻋﻮ-دﻋﺎ Artinya: Menyeru, memanggil, mengajak atau menjamu.10 Sementara itu Jum’ah Amin Abdul Aziz berpendapat bahwa kata dakwah memiliki makna yang beragam diantaranya : 1. An-Nida’ artinya memanggil 2. Menyeru atau mendorong pada sesuatu 3. Menegaskan atau membelanya 4. Sesuatu usaha berupa perkataan, perbuatan untuk menarik manusia ke sesuatu mahzab atau agama
10
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penterjemah Penafsiran AlQur’an), h. 127.
13 5. Memohon dan meminta kebaikan, ini yang sering disebut dengan istilah berdo’a.11 Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kata dakwah dakwah mengandung unsur panggilan, ajakan atau seruan. Arti kata dakwah juga sering dijumpai dalam ayat Al-Qur’an:
ﻲ َ ﻲ ِه ْ ﺴ َﻨ ِﺔ َوﺟَﺎ ِد ْﻟ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺎﱠﻟ ِﺘ َ ﺤ َ ﻈ ِﺔ ا ْﻟ َﻋ ِ ﺤ ْﻜ َﻤ ِﺔ وَا ْﻟ َﻤ ْﻮ ِ ﻚ ﺑِﺎ ْﻟ َ ﺳ ِﺒ ْﻴ ِﻞ َر ﱢﺑ َ ع ِإﻟَﻰ ُ ُا ْد ﻦ ُﺴ َ ﺣ ْ َأ “serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan jalan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Q.S. An-Nahl: 125)
Sedangkan secara terminologi kata dakwah memiliki keragaman definisi. Hal ini disebabkan perbedaan cara pandang para pakar ilmu dalam mendefinisikan dakwah. H.M Arifin mendefinisikan dakwah sebagai: kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun tingkah laku dan lain sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama, sebagai message yang disampaikan kepada mereka tanpa ada unsur paksaan.12
Muhammad Natsir mendefinisikan dakwah sebagai:
11
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Dakwah: Prinsip dan Kaidah Asasi Da’wah Islam, (solo: Citra Islami Press, 1997), Cet. Ke-1, h. 22-23. 12 H.M. Arifin, Psikilogi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 54.
14 Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh ummat konsepsi Islam tentang pandangan hidup manusia di duinia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan ahlak dan membimbing pengalamannya dalam kehidupan seseorangan, berumah tangga dan bernegara.13 Prof. Dr. Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai: Seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.14 HSM Nassaruddin Latif mendefinisikan dakwah sebagai usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari’at serta ahlak Islamiyah.15 Dari beberapa definisi diatas tergambarlah bahwa dakwah merupakan suatu upaya mengajak, menyeru adan memanggil, baik individu maupun golongan, agar mengikuti ajaran Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tujuan membentuk suatu tatanan masyarakat yang disebut khoirul ummah. Sementara itu mengenai tujuan dakwah (tujuan dapat diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam kadar tertentu dengan segala usaha yang dilakukan).16
Tujuan
utama
dakwah
adalah
mewujdkan
kebahagiaan
dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridha’i oleh Allah SWT. Oleh karena
13
Muhammad Natsir, Fungsi Dakwah Islam dalam Rangka Perjuangan, (Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyah, t-t), h. 7 14 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur;an: Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1988), Cet. Ke-17, h. 194. 15 Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1986), Cet. Ke-2, h. 9. 16
Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam. h. 19
15 itu dalam rangka mewujudkannya maka diperlukan strategi dan langkah-langkah yang akan dipakai berkenaan dengan kegiatan dakwah tersebut. Karena tanpa adanya strategi yang benar maka dapat dipastikan kegiatan dakwah tidak dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diasumsikan bahwa tujuan dakwah memiliki arti penting sama halnya seperti subjek, objek, metode dan sebagainya. Bahkan tujuan dakwah merupakan penentu bagi penggunaan metode dan media dakwah. Secara garis besar tujuan dakwah terbagi menjadi dua bagian: 1. Tujuan Umum (Major Objektive) Tujuan umum dakwah adalah mengajak ummat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang diridha’i Allah SWT agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.17 Kebahagiaan dunia dan akhirat merupakan titik puncak tujuan hidup manusia, sedang dakwahpun mengarah kesana yang disertai dengan usaha mengajak umat manusia menuju kebahagiaan tersebut yang diridhai Allah SWT. 2. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objektive) Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari tujuan dakwah secara umum. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan dakwah dapat diketahui secara jelas kemana arahnya, jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa kita berdakwah, dan bagaimana caranya agar tepat sasaran. Adapun tujuan itu adalah:18
17 18
Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam. h. 21 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 51-60
16 1. Mengajak ummat manusia yang sudah memeluk agama Islam agar lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya terhadap Allah SWT SWT. Artinya mereka diharapkan senantiasa melakukan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dan secara operasional tujuan khusus dakwah juga dibagi lagi menjadi: a. Menganjurkan dan menunjukan perintah-perintah Allah SWT. b. Menunjukan larangan-larangan Allah SWT, baik yang bersifat amaliah (perbuatan) maupun qauliyah (perkataan). c. Menunjukan keuntungan-keuntungan atau janji-janji Allah SWT bagi kaum yang mau bertaqwa kepada-Nya. d. Menunjukan ancaman-ancaman bagi kaum yang ingkar kepada-Nya. 2. Membina mental agama (Islam) bagikaum yang masih mu’allaf. Mu’allaf dalam artian bagi mereka yang masih mengkhawatirkan tentang keislaman dan keimannya (baru beriman). Dalam hal ini, tujuan khusus dakwah dalam operasionalnya dapat dikhususkan yaitu: a. Menunjukan
bukti-bukti keesaan Allah SWT dengan beberapa
ciptaan-Nya b. Menganjurkan berbuat baik dan menjauhkan perbuatan yang tiak baik. c. Mengajarkan syari’at dengan cara bijaksana d. Memberikan beberapa tauladan dan contoh yang baik kepada mereka (mu’allaf).
17 e. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah. 3. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Amrullah Ahmad merumuskan bahwa tujuan akhir dakwah Islam adalah khoirul ummah yang basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas khoirul 19
barriyan.
Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain dapat diambil konklusinya yaitu : Dakwah adalah usaha yang berproses untuk mengubah seseorang kelompok orang dari suatu keadaan tertentu menuju kepada keadaan yang lebih baik sesuai dengan perinttah Allah dan Rasul-Nya. Tujan dakwah ini diperkuat dengan firman Allah:
ﻦ ا ْﻟﻤُﻨ َﻜ ِﺮ ِﻋ َ ن َ ف َو َﺗ ْﻨ َﻬ ْﻮ ِ ن ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو َ س َﺗ ْﺄ ُﻣﺮُو ِ ﺖ ﻟِﻠﻨﱠﺎ ْ ﺟ َ ﺧ ِﺮ ْ ﺧ ْﻴ َﺮ ُأ ﱠﻣ ٍﺔ ُأ َ آُﻨ ُﺘ ْﻢ ﷲ ِ ن ﺑِﺎ َ َو ُﺗ ْﺆ ِﻣﻨُﻮ “Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah”. (AliImran:110) Sasaran adalah objek yang akan dituju, dalam konteks ini adalah mad’u.20 Sasaran dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk diantaranya berdasarkan letak geografis dan kondisi psikologis mad’u terhadap agama. Sasaran dakwah memiliki
19
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu, Sebagai Kajian Epistemologi dan Struktur Keilmuan Dakwah, (Yoyakarta: Prima Duta, 1983), h. 25. 20 Rafiuddin, Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV. Pustaka setia, 1997), h. 33.
18 peran penting dalam menunjang keberhasilan dakwah. Hal ini dijelaskan oleh beberapa ahli. Basrah Lubis mengkategorikan sasaran dakwah jika dilihat dari stratifikasi kelompok masyarakat berdasarkan letak geografisnya yaitu:21 1. Masyarakat Kota. Kehidupan masyarakat yang cenderung individualis, kompetisi untuk meningkatkan status sosial sangat terasa sekali. Sehingga nilai yang berkembang menjadi jauh lebih materialis dan rasionalis. Pola pikir rasional merupakan titik utama yang perlu diperhatikan oleh para juru dakwah. Karena materi-materi dakwah seharusnya disajikan denagn lebih menggunakan pendekatan rasional. 2. Masyarakat Desa. Kehidupan Masyarakat desa yang erat hubungannya dengan alam, mengandalkan sesuatu dengan kekayaan alam sekitarnya membawa mereka pada pola pikir yang cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan masyarakat kota. Sehingga berdakwah dihadapan masyarakat
desa
tidak
memerlukan
bahas-bahasa
ilmiah
yang
memungkinkan terjadinya kesalahpahaman karena tidak komunikatif. 3. Masyarakat Primitif.Yaitu masyarakat yang terbelakang di segala bidang. Peradaban dan kebudayaannya masih asli dan sangat sederhana, tetapi dengan kondisi seperti ini justru diperlukan para juru dakwah yang serba bisa, dapat membimbing mereka langsung dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dakwah yang lebih cocok adalah dengan pendekatan bil hal (perbuatan atau tingkah laku). 21
Basrah Lubis, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV. Tursina, 1993), h. 46-48
19 M. Basri Ghazali juga menambahkan penjelasan tentang sasaran dakwah, yaitu: 22 1. Sasaran dakwah yang menyangkut golongan dilihat dari segi struktur kelembagaan, yaitu berupa masyarakat dari kalangan pemerintah dan keluarga. 2. Sasaran dakwah yang berupa kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiokultural berupa golongan priyai, abangan dan santri. Ini terjadi pada masyarakat Jawa. 3. Sasaran dakwah yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi okupasional (profesi) seperti petani, pedagang, pegawai negri dan sebagainya. 4. Sasaran dakwah yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi usia : Golongan anak-anak, remaja dan dewasa. 5. Sasaran dakwah yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat kehidupan sosial ekonomi berupa golongan ekonomi atas, menengah dan miskin. 6. Sasaran dakwah yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi jenis kelamin, yaitu laki-laki dan wanita. 7. Sasaran dakwah yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi kekhususan, yaitu golongan tuna susila, tuna karya, tuna wisma, narapidana dan sebagainya.
22
M. Basri Ghazali, Dakwah Komunikatif, Membangun Kerangka Dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h. 3.
20 Rafi’udin, S. Ag. Dan Drs. Maman Abdul Djaliel meninjau sasaran dakwah berdasrkan sikap agamanya yaitu :23 1. Golongan yang mencintai Agama. 2. Golongan yang hanya sekedar suka terhadap Agama. 3. Golongan yang acuh tak acuh terhadap Agama. 4. Golongan yang tidak begitu suka terhadap Agama. 5. Golongan yang benci terhadap Agama. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep dakwah seluruh aspek penunjang seperti subjek, objek, materi, media dan tujuan harus diperhatikan secara cermat. Hal ini merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan dakwah. 2. Materi Dakwah Materi adalah segala sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan dan sebagainya.24 Sedangkan materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam secara tidak terpotong-potong. Ajaran Islam telah tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sedang pengembangannya kemudian akan mencakup seluruh kultur Islam yang murni bersumber pada pokok ajaran Islam itu. Materi yang demikian luas sudah tentu memerlukan pemilihan yang cermat, disamping perlunya memperhatikan situasi dan kondisi kemasyarakatan yang ada.
23 24
h. 637.
Rafiuddin, Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, h. 34-35 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-9,
21 Yang paling penting adalah pemilihan materi yang tepat untuk penerima dakwah yang sesuai.25 Seorang da’i atau komunikator tanpa adanya materi yang disampaikan cenderung menjadikan kegiatan dakwah itu tidak terarah, bahkan menyebabkan hilangnya bentuk dakwah yang sebenarnya. Materi dakwah yang baik seiring dan searah dengan kondisi sasaran atau objek dakwah yang dituju. Hal ini tentunya dikhawatirkan dakwah berubah menjadi sarana hiburan atau objek gelak tawa. Padahal yang diharapkan adalah sebaliknya hiburan harus dapat dijadikan wahana dakwah yang segar yang mampu memberikan visi yang segar kepada penontonnya.26 Yusuf Al-Qardhawy membagi pilar-pilar agama Islam secara garis besar menjadi beberapa materi yang dapat diklasifikasikan menjadi empat hal pokok, yaitu: Materi Akidah, Ibadah, Akhlak dan Hukum.27 1. Materi Akidah Secara etimologi, Akidah berasal dari kata “al aqdu” yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan, pengencangan dengan kuat, juga berarti yakin dan mantap. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertian, yaitu pengertian secara umum damn pengertian secara khusus. Secara umum, akidah adalah hukum yang qath’i tanpa keraguan lagi baik berdasarkan syar’i (naqli) maupun hasil pemikiran yang sehat (aqli), seperti I’tiqad yang benar atau salah. Sedangkan secara khusus, akidah adalah pokok-pokok ajaran dalam Islam dan hukum-hukum yang 25
M. Syafa’at Habib, Pedoman Da’wah, (Jakarta: Widjaya Jakarta, 1982), Cet. Ke-1, h. 94-
26
M. Basri Ghazali, Dakwah Komunikatif, Membangun Kerangka Dasar Ilmu Dakwah, h. 9-
27
Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, (Jakarat: Pustaka Al-Kausar, 2003), Cet. Ke-
95. 10 6, h. 43.
22 qath’i, seperti keimanan dan mentauhidkan Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya, beriman kepada hari akhir (kiamat), beriman kepada takdir baik dan buruk dari Allah serta semua yang ghaib yang didasarkan pada dalil-dalil yang kuat, juga kewajibankewajiban agama dan hukum-hukum yang qath’i. Dengan demikian, Akidah itu sendiri meliputi iman, dinn, dan Islam dalam segi I’tiqad, serta meliputi syari’at dalam segi pengalaman.28 2. Materi Ibadah-Muamalah Ibadah secara etimologi berarti mematuhi, tunduk, berdoa. Sedangkan secara terminologi pengertian ibadah adalah kepatuhan atau ketundukan kepada dzat yang memiliki puncak keagungan, Tuhan Yang Maha Esa. Ibadah mencakup segala bentuk kegiatan (perbuatan dan perkataan) yang dilakukan oleh setiap mukmin-muslim dengan tujuan untuk mencari keridhaan Allah, sedangkan segala perbuatan yang mencakup
hubungan
antara
sesama
manusia
dikategorikan
dalam
aspek
muammalah.29 Jadi materi ibadah hubungannya adalah antara manusia dengan penciptanya (HablumminAllah) sedangkan materi muamallah adalah hubugan manusia dengan makhlukhidup lainnya ( Hablumminannas). 3. Materi Akhlak Akhlak secara etimologi berarti perkataan, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari khulk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
28
Tim Dirasah Islamiyah Universitas Islam Jakarta, Akhlak Ijtima’iyah, (Jakarta: PT. Pamator, 1998), h.5 29 Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam, (Jakarta), h. 385.
23 atau tabiat.30 Secara terminologi berarti budi pekerti yang merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.31 4. Materi Hukum Ditijau dari segi etimologi kebahasaan, hukum adalah suatu peraturan dan sebagainya, untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. Sedangkan hukum Islam adalah peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan kehidupan berdasarkan Qur’an dan Hadist; Syarak.32 Berdasarkan terminologi kebahasaan, hukum adalah sekumpulan aturan, baik yang berasal dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan bangsa tertentu sebagai pengikat dari anggotanya. Bila hukum dihubungkan dengan Islam, berarti “seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia dari mukkalaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama Islam”.33 Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa hukum Islam mencakup hukum syari’at dan hukum fiqh, karena arti arti syari’at dan fiqh terkandung di dalamnya.
B. Internet sebagai Media Dakwah 1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Internet
30
Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut: Al Makkabah Al Katulikiyah, t.t), h. 94 Rahmat Djatnika, Ilmu Ahklak, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992), h. 26. 32 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Indonesia, h. 360. 33 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 12. 31
24 Internet auat Internetworking adalah suatu jaringan besar komputer-komputer yang saling berhubungan.34 Internet memiliki konsep yang berdekatan dengan konsep “Information
Superhigway“.
Internet
adalah
netmowrk
of
network
yang
menghibungkan komputer yang sekaligus mempunyai ksempatan untuk melakukan perubahan besar dengan pihak lain.35 Jaringan itu sendiri merupakan istilah yang berasal dari sekelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga terdapat beragam informasi dan sumber daya. Sesuai dengan namanya, internet bukan jaringan tunggal tetapi lebih merupakan jaringan-jaringan di seluruh dunia yang dapat berkomunikasi.36 Jaringan tersebut merupakan kumpulan >200.000 jaringan komputer individual yang dimiliki oleh pemerintah, berbagai universitas, perusahaan dan nonprofit group. Jaringan yang saling terhubung (interconnected) ini saling bertukar informasi dengan menggunakan standard dan protokol yang sama dan bukan yang memilikinya. Mereka dihubungkan via Backbone Networks yang berkecepatan tinggi dan berjarak jauh.37 Internet berawal dari ide bagaimana memindahkan data melalui perangkat komputer. Ide tersebut tercetus sekitar tahun 1940-1950-an. Salah satu ide yang cukup terkenal saat itu adalah dari Vannevar Bush, seorang doktor dari Massachusetts Institute of Technology, yang mencetuskan alat bernama memex, yaitu alat canggih yang bisa ditempatkan dimana saja dan bisa dioperasikan dari jarak jauh. 34
Windiaprana Ramelan, Pengantar Internet, (Jakarta: Lepkom Gunadarma, 1999), h. 2. Umaimah Wahid, Media Convergence Chapter I, Diktat Mata Kuliah Informatika), h. 1 36 Clay Shirky, Internet Lewat E-mail, (Jakarta: PT. Elex Media Kompuntindo, 1995), Cet. Ke-1, h. 2. 37 Efraim Turban, R Kelly Rainer, Jr., dan Richard R. Potter, Introduction to Information Technology, (USA: John Wuley and Sons, Inc., 2001), h. 208. 35
25 Ide ini kemudian dikembangkan pertama kali pada tahun 1973 oleh ahli komunikasi Amerika Vinton Cerf sebagai bagian dari proyek yang disponsori oleh Departement of Defence yang diberi nama Advanced Reaserch Projects Agency (ARPA) yang kemudian berkembang menjadi ARPANET.38 Jaringan asli internet awal mulanya tidak didesain sebagai jalur informasi global. Tetapi jaringan dibuat atas dasar kemudahan komunikasi elektronik yang cepat dan stabil bagi militer dan agen-agen pemerintah. Setelah itu motivasi itu berubah seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Jaringan ARPANET kemudian didesain agar memudahkan ilmuan untuk log-in (masuk) ke komputer di tempat lain dan menggunakan data-data yang diperlukan. Seiring dengan permintaan konsumen jaringan ini kemudian berkembang luas dan mendorong lahirnya jaringan-jaringan baru seperti National Science Foundation (NSF) yang memiliki kecepatan 56Kbps. Jaringan NSFNET menggunakan backbone (jalur utama dari seluruh jaringan komputer yang terhubung) sebagai basisnya. Setelah kemunculan NSFNET, berkembanglah jaringan-jaringan canggih yang memudahkan pengguna dalam menjelajahi dunia internet.39 Di Indonesia, internet mulai berkembang pada tahun 90-an. Diawali oleh forum diskusi mahasiswa-mahasiswa Indonesia di luar negri yang membuat mailing list Indonesians@janus. berkeley. edu. Sejak itu, mulai bermunculan mailing list lainnya, terutama dimotori oleh server ITB dan egroups.com (kemudian dibeli oleh
38
Syarief Hidayatullah, Zulfikar S Darmawan, Islam Virtual; Keberadaan Dunia Islam di Internet, (Jakarta: MIFTA, 2003), h. 11. 39 Syarief Hidayatullah, Zulfikar S Darmawan, Islam Virtual; Keberadaan Dunia Islam di Internet, h. 13
26 Yahoo, sehingga berganti nama menjadi Yahoogroup). Forum-forum ini menjadi sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas internet di Indonesia.40
2. Karakteristik Internet sebagai Media Dakwah Media adalah sarana atau alat komunikasi41 sedangkan dakwah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah usaha untuk merealisir ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan. Jadi media dakwah dapat didefinisikan sebagai alat atau sarana komunikasi yang dipergunakan unruk merealisir ajaran Islam dalam semuaaspek kehidupan. Atau diartikan juga sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat atau sarana komunikasi untuk mencapai tujuan dakwah. Kehadiran media dakwah dilatarbelakangi oleh kebutuhan informasi masyarakat. Teori Wersig menjelaskan bahwa kebutuhan informasi didorong oleh keadaan yang disebut a problematic situation, yang terjadi dalam diri manusia (pada lingkungan internalnya) yang dirasakan tidakmemadai untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya dan menyebabkan dia harus meperoleh masukan dari sumber-sumber di luar dirinya (external resources).42 Internet sendiri merupakan sarana komuinikasi mutakhir yang diminati, dan akan terus diminati oleh masyarakat umum. Internet yang dalam perkembangannya menjadi media informasi dan komunikasi alternatif setelah televisi, radio dan telepon memang memiliki keunggulan tersendiri. 40
Syarief Hidayatullah, Zulfikar S Darmawan, Islam Virtual; Keberadaan Dunia Islam di Internet, h. 19 41 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Indonesia, h.569. 42 Pendit, Putu Laksman, Makna Informasi: Lanjutan dari suatu Perdebatan “Dalam Bunga Rampai 40 tahun Pendidikan Ilmu Perpustakaan di Indonesia, (Jakarta: Resaint Blanc, 1992), h. 75.
27 Dengan internet, kegiatan encari informasi menjadi lebih cepat dan baik, hanya dalam hitungan beberapa detik seseorang dapat mengetahui informasi di tempat lain yang berjarak ribuan kilometer. Hal ini membuktikan bahwa internet merupakan jalan tol informasi atau information superhighway, yaitu suatu revolusi informasi yang akan menjadikan internet sebagai media penyebaran informasi yang sangat ampuh. Keampuhannya terbukti dari data berikut : Bila saat ini kecepatan maksimum engiriman informasi adalah 28800 bps (baut per second = setara minimal dengan bit perdetik), yang setara 1000 perhalaman). Dengan infrastruktur ISDN (Integrated Service Digital Network) dan kabel TV, kecepatan ditingkatkan menjadi maksimal 115,2 Kbps yang setara dengan 50.000 huruf perdetik, yang artinya setara dengan 50 halaman buku perdetik, (dengan jumlah huruf 1000 perhalaman).43 Selain memiliki keampuhan, internet juga memiliki kelebihan sebagai dakwah, yaitu:44 1. Tidak tergantung waktu dan tempat. Dengan internet dakwah bukan lagi kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu yang terbatas, tetapi tidak terbatas waktu karena dengan mengaksesnya kita dapat menikmati informasinya dalam 24 jam. 2. Cakupan yang luas. Dakwah dapat dinikmati oleh siapa saja yang mengaksesnya di internet. Hal ini berarti dakwah mendapat kedudukan sebagai informasi yang universial. 3. Pendistribusian yang cepat. Internet merupakan jaringan raksasa yang melintasi batas negara dan politik. Melalui newsgroup, mailing list dan 43
Harijanto H, Internet; Makalah pada Acara JACEX’96, (Jakarta: PT Multicom Persada, 1996), h. 5. 44 Keuntungan dan Kelebihan Internet, Brosur Eramuslim, (Jakarta: Eramuslim), h. 2.
28 mengirimkan e-mail berisikan pesan-pesan dakwah kepada setiap orang yang terhubung dengan situs yang kita pilih, dengan begitu kita dapat menghemat waktu dan uang. 4. Keragaman cara penyampaian. Untuk menciptakan dakwah yang efektif diperlukan cara penyampaian yang menarik mad’u. melalui internet seorang da’i dapat menggunakan bentuk tulisan sampai ke bentuk audio visual yang interaktif. Cara ini dapat mempercepat proses pesan kepada mad’u. Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan internet disebabkan internet memiliki karakteristik sebagai media dakwah. Hal ini ditunjang oleh protokolprotokol yang memerintahkan komputer untuk dapat mengatasi berbagai jenis informasi. Bagian dari protokol yang mengatur internet disebut TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Dengan adanya TP/IP ini maka semua jenis komputer dapat dihubungkan dengan internet. TCP/IP yang terdiri dari dua protokol ini memiliki secondary protocols yang menguntungkan dirinya pada TCP/IP agar bisa bekerja. Berbagai aplikasi-aplikasi utama yang ada di internet diatur oleh protokol-protokol tersebut yaitu:45 1. HTTP (Hypertext Transfr Protocol), tugasnya mengatur informasi yang dibuat untuk World Wide Web. 2. FTP (File Transfer Protocol), tugasnya mengatur transfer berbagai file dari jaringan yang berada di suatu tempat ke komputer kita. 3. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), yang mengatur kegiatan pengiriman e-mail 45
Shel Holtz, PR on The Net, (New York: American Management Assosiacion, 1999), h. 37
29 4. NNTP (Network News Transfer Protocol), bertugas mengatur discussion groups. Protokol-protokol inilah yang berfungsi sebagai suatu bagian dari TCP/IP yang menjadikan internet sangat berguna sebagai medium baru. Turban, Rainer dan Potter membuat klasifikasi mengenai berbagai layanan yang disediakan oleh internet. Menurut Turban, Rainer dan Potter internet memiliki tiga tipe layanan utam, yaitu:46 1. Communication Service, termasuk didalamnya electronic mail, UNESET News Group, LIST SERV, Chat Rooms, Telnet, Internet Telephony dan Internet Fax. 2. Information Retrival Service, termasuk di dalamnya gophers, archie, WAIS, File Transfer Protocol (FTP) dan veronica. 3. The World Wide Web. Dari berbagai layanan dan aplikasi diatas, tidak semua digunakan oleh para pengguna internet. Aplikasi yang umumnya digunakan oleh para pengguna internet adalah e-mail, mailing list, file transfer protocol (FTP), www, chat rooms dan e-ra. Penjelasan mengenai aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:47 1. Electronic Mail (e-mail), adalah media komunikasi surat menyurat yang lebih cepat, berjangkauan luas dan ekonomis dibandingkan cara konvensional.
46
Efraim Turban, Rainner dan Richard E. Potter, Introduction of Information Technology, (USA: John Willey and Sons, Inc, 2001), h. 216. 47 Syarief Hidayatullah, Zulfikar S Darmawan, Islam Virtual; Keberadaan Dunia Islam di Internet, h. 37.
30 2. Mailing List, yaitu nama sebuah perkumpulan pengguna e-mail dengan alamat tertentu. Mailing List ini beranggotakan paling sedikit 50 orang dan apabila kita mengirim e-mail ke 50 orang tersebut sekaligus, maka cukup mengirim ke satu alamat, yaitu alamat Mailing List tersebut. 3. File Transfer Protocol (FTP), yaitu suatu mekanisme untuk menyebarluaskan berkas-berkas elektronis melalui internet baik itu berkas aplikasi perangkat lunak, berkas data atau berkas lain. 4. World Wide Web, adalah suatu sumber informasi yang terdistribusi di seluruh dunia yang berupa gabungan antara teks, gambar, suara, aniasi, video dan sebagainya. 5. Chat Room, merupakan suatu bentuk komunikasi interaktif on line yang memungkinkan seseorang untuk melakukan percakapan secara langsung dengan orang lain melalui komputer. 6. Telnet, yaitu pengaksesan suatu komunikasi dari jarak jauh diamana seolaholah kita dapat menggunakan suatu komunikasi meskipun komputer tersebut berada di wilayah lain. 7. E-ra, yaitu istilah untuk menyebutkan berubahnya berbagai proses kehidupan, yang semula dilakukan secara manual, kini dilakukan
melalui teknologi
canggih berbasiskan komputer dan internet. Contohnya adalah E-Commerce (transaksi belanja melalui internet), E-Learning (sistem perkuliahan melalui internet) dan E-Government (birokrasi melalui internet).
31 C. Teknik Mengakses Dakwah di Internet Teknik adalah cara yang berkenaan dengan hasil.48 Sedangkan akses adalah jalan masuk; terusan.49 Jadi teknik mengakses adalah cara masuk jaringan di internet. Dalam hal ini, peneliti mengamati cara mengakses dakwah di jaringan internet di Situs Wisata Hati.com. Peneliti mengamati teknis dakwah melalui internet mulai dari aplikasi yang dibutuhkan, cara mengoperasikan alat atau media itu sendiri secara mekanis hingga langkah teknis mengakses Rubrik Ustad menjawab di situs Wisata Hati.com. Aplikasi yang dibutuhkan dalam mengoperasikan internet, adalah:50 1. Perangkat keras a. Komputer PC dengan hard disk-nya b. Modem (internal/eksternal) 33,6 Kbps (kilo byte per second). Digunakan untuk mengubah sinyal digital (dari komputer) menjadi sistem analog (yang lewat di kabel telepon), dan kemudian sampai di ISP (Interner Service Provider) diubah menjadi sinyal digital kembali. c. Sambungan telepon. d. Web browser : Untuk melihat tampilan informasi yang ad di www, kita membutuhkan program Web browser antara lain Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer. 2. Perangkat Lunak
48
S.F. Habeyb, Kamus Populer, (Jakarta: Centra, 1983), Cet. Ke-20, h. 300. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Indonesia, h. 19 50 Syarief Hidayatullah, Zulfikar S Darmawan, Islam Virtual; Keberadaan Dunia Islam di Internet, h. 37. 49
32 a. Standar sistem operasi yang dipakai adalah Microsof Windows. b. Softwer jaringannya Netscape Navigator, Microsof Explorer, Trumpet Winsock dan seterusnya. c. ISDN (Integrated Service Digital Network), adalah layanan telepon digital penuh berkecepatan tinggi. ISDN mengubah jaringan telepon analog mejadi sistem digital. d. ASDL (Asymmetric Digital Subscriber Line), yaitu perangkat yang memiliki kecepatan 253 Kbps yang memungkinkan kita melakukan teleconference ataupun menonton film di internet. Selain hal tersebut di atas, ada beberapa hal yang juga penting dimiliki untuk dapat menggunakan fasilitas internet, yaitu: a. Dial-up Connection, suatu program yang menghubungkan modem dengan penyedia jasa internet b. Web Browser, suatu program untuk dapat menggunakan fasilitas www (world wide web). c. Mail Browser, program untuk mempermudah penggunaan fasilitas e-mail. Untuk menginstalasi program tersebut sangatlah mudah. Panduan tahap demi tahap dapat kita temukan, bahkan pada PC tertentu yang menggunakan perangkat lunak seperti windows dari Microsoft, telah menyediakan program-program tersebut tanpa harus menginstalasinya terlebih dahulu. Setelah perangkat di atas sudah lengkap, langkah berikutnya adalah bergabung atau menggunakan jaringan internet. Untuk bergabung atau menggunakan
33 jaringan internet, terlebih dahulu berlangganan ke sebuah ISP. Adapun ISP yang ada di Indonesia diantaranya adalah true coloursI dan telkom net instant. Langkah-langkah mengakses Rubrik Ustad menjawab di Situs Wisata Hati.com: 1. Kilik Start pada layar monitor awal setelah terhubung dengan jaringam internet. 2. Ketik www.wisatahati.com pada web browser. 3. Selanjutnya akan mucul situs Wisata Hati yang didalamnya terdapat beberapa Rubrik 4. Klik Rubrik Ustad Menjawab Apabila langkah di atas sudah dilakukan, maka user langsung bisa menikmati layanan konsultasi yang dibuat oleh situs Wisata Hati.
34
BAB III GAMBARAN UMUM SITUS WISATA HATI.COM
A. Profil Situs Wisata Hati.com. 1. Sejarah dan Perkembangan Pada tahun 1999 setelah Ustadz Yusuf Mansur keluar dari penjara, beliau mendirikan bisnis konsultan. Ustadz Yusuf Mansur memulainya di daerah-daerah, seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta. Konseling ini dinamakan Majlis Syifa, Ustadz Yusuf Mansur bersama gurunya yaitu Ustadz Basyuni melakukan konselingkonselingnya di hotel-hotel. Hingga pada tahun 2003 sudah melembaga melakukan dakwah dan tausiah. Awal tahun 2005 Yusuf Mansur bersama dengan Wisata Hatinya bekerja sama dengan Gatra untuk menerbitkan buku Mencari Tuhan Yang Hilang. Kemudian merambah ke media dan sempat menayangkan kisah-kisah teladan di salah satu stasiun televisi bejudul Maha Kasih bekerja sama dengan Sinema-Art. Masih di tahun yang sama Ustadz Yusuf Mansur bersama dengan Wisata Hati, mengedarkan bukubukunya di MQ Net, dari sinilah cikal bakal berdirinya Situs Wisata Hati. Hingga
35 pada Oktober 2006 barulah Situs ini didirikan. Situs ini merupakan Refresentatif dari kegiatan yang ada di Wisata Hati. Sejak kemunculannya Wisata Hati terus Melakukan Perbaikan dan mengukuhkan diri sebagai media informasi dan solusi ragam masalah masyarakat, khususnya yang menyangkut masalah ke Islaman. Sebagai salah satu situs Islam, Wisata Hati tentunya menampilkan menu-menu yang bermuatan ragam informasi keIslaman. Agar informasi yang disediakan dalam situs ini lebih tearah secara sistematis maka dibutlah menu-menu dengan masing-masinglink atau sub menu. Modul atau rubrikasi yang ada antara lain, Pernak-pernik, Muhibbah, Komunitas Kun Fayakun, TOP 10, Jadwal Ustadz. Yusuf Mansur, Pengajian Harian, Kuliah Pilihan, Tafsir Al-Qur’an, penyejuk Hati dan Belajar Hadits. Kemudian di Modul Produk dan Jasa terdapat resensi Produk, Belanja (buku, CD/VCD/kaset), Umrah Munajat dan Testemoni.
2. Visi dan Misi Sebagaima motto dari Wisata Hati yang selalu tertera di atas tampilan gambarnya, yaitu Menata Kehidupan dan Menata Hati, maka wisata hati didedikasikan untuk orang-orang yang ingn memperbaiki dan mengubah jalan hidupnya menuju kehidupan yang di Ridhai Allah. Wisata Hati ditujukan bagi orangorang yang menghendaki kebahagiaan, ketenangan dan kesejahteraan. Dan Wisata Hati berusaha memberikan pencerahan, motivasi, membangun harapan dan optimisme, menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri bagi orang banyak.
36
3. Struktur Organisasi Mungkin inilah yang membedakan Situs Wisata Hati dengan Situs lainnya. Jika dalam situs lain terdapat Pimpinan, Dewan Redaksi, Reporter, Konsultan dsb. Tapi di situs Wisata Hati hanya satu orang yang bertanggung jawab penuh atas situs Situs wisata Hati, yaitu Bapak Budiyono. S. Kom. B. Rubrik Konsultasi (Ustadz Menjwab) di Situs Wisata Hati.com Wisata Hati memberikan perhatian lebih pada rubrik konsultasi, sesuai dengan misinya yaitu memberikan layanan konsltasi yang dapat menjawab permasalahan zaman. Layanan konsultasi ini berada dalam Rubrik Ustadz Menjawab. Rubrik Ustadz Menjawab sebagai salah satu rubrik dakwah yang menyebarkan segenap ajaran-ajaran Islam kepada nettersnya. Dalam hal ini, Rubrik Ustadz Menjawab disajikan sebagai solusi tehadap pertanyaan-pertanyaanseputar Agama Islam mulai dari Akhlak, Syariah, Ibadah hingga Muamallah. Oleh karena itu Ustadz yusuf Mansur menempatkan beberapa nara sumber yang berkompeten untuk mengisi rubrik tersebut. Beberapa nara sumber tersebut antara lain, Ustadz Hendi Irawan, Ustadz Ahmad Ahmad Jameel SE, Ustadz Abdul Rochim, SEI, MA., Ustadz Ahmad Kosasih M.Ag. Pertimbangan pemilihan Ustadzustadz tersebut karena mereka berkompeten dalam bidang agama. Upaya yang dilakukan Wisata Hati ini diharapakan dapat memberikan solusi kepada para netters dan kemudian diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena dakwah menurut pengertiannya adalah memanggil, mengajak dan menyeru
37 kepada kebaikan, maka rubrik Ustadz Menjawab pun menyuarakan hal yang seirama dengan dakwah, yaitu memanggil, mengajak dan menyerukan kepada kebaikan.
38
BAB IV ANALISIS RUBRIK USTAD MENJAWAB DI SITUS WIATA HATI.COM
Sebagai suatu kajian ilmiah, dalam bab ini peneliti akan memaparkan sajian Rubrik Ustadz Menjawab di situs Wiasta Hati.com edisi edisi Juli 2007 Rubrik Ustadz Menjawab terdiri dari dua bagian yaitu, pertanyaan dan jawaban. Bagian yang memuat nilai-nilai dakwah terdapat dalam kategori jawaban. Dalam bab II peneliti telah menguraikan unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah materi dakwah. Dari keempat materi tersebut, peneliti hanya memfokuskan penelitian pada materi akidah, ibadah dan maumallah serta aspek hukum. Karena porsi yang disajikan dalam Rubrik Ustadz Menjawab hanya tiga materi yaitu, Akidah, Ibadah-Muamallah dan Hukum, sedangkan materi Akhlak diporsikan untuk rubrik Konsultasi Keluarga.51 Dengan mengetahui materi yang diteliti maka peneliti akan mendapatkan peasn dakwah yang terkandung dalam Rubrik Ustad Menjawab. Namun sebelum itu peneliti perlu menjelaskan terlebih dahulu pengertian analisis pesan, karena dari pesan-pesan yang disampaikan tersebut akan dapat diketahui nilai-nilai dakwah yang terkandung didalamnya. Berdasrkan hasil analisis, peneliti mendapatkan nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam jawaban ustad di Rubrik Ustadz Menjawab. Kemudian peneliti
51
Hendi Irawan, Pengsuh Rubrik Ustad Menjawab, Wawancara Pribadi, (Jakarta:6 September 2007).
39 melakukan pengolahan data dan menganalisisnya. Analisis ini didukung oleh nara sumber dan beberapa orang yang peneliti wawancarai. Adapun judul pertanyaan yang diteliti adalah pertanyaan-pertanyaan yang ditampilkan dalam Rubrik Ustadz Menjawab bulan Juli 2007 yang mencapai 31 pertanyaan.52 Secara garis besar pertanyaan-pertanyaan dalam rubrik Ustad Menjawab dikelompokkan dalam tiga kategori pesan yaitu, Akidah, Ibadah-Muamallah dan Hukum. Peneliti menggunakan dua metode dalam menganalisis Rubrik Ustadz Menjawab di Situs Wisata Hati.com. Metode pertama dengan menganalisis pertanyaan netters berdasarkan data per-bulan dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai tema yang paling banyak muncul dalam rubrik Ustad Menjawab edisi Juli 2007. Metode kedua yaitu, peneliti menganalisis jawaban berdasarkan pesan dakwah yang telah dikategorikan menjadi pesan akidah ibadah dan hukum. Metode ini digunakan untuk menggambarkan isi Rubrik Ustad Menjawab.
A. Analisis Pertanyaan Analisis pertanyaan dipergunakan untuk menemukan tema yang paling banyak muncul dalam rubrik Ustad Menjawab selama bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2007. Sebelum menganalisis, peneliti akan menjelaskan pengertian tema. Tema diperlukan untuk mengetahui data kecenderungan pertanyaan netters terhadap Rubrik Ustadz Menjawab.
52
Lampiran IV
40 Tema berasal dari kata Uthenai yang berarti menempatkan atau meletakkan (sesuatu yang telah diuraikan), maksudnya meletakkan yang diuraikan pada topik (pokok pembicaraan).53 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tema adalah pokok pikiran, dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak dan sebagainya.54 Setelah mengolah data berdasarkan tema yang ditentukan, penulis kemudian menganalisis berdasarkan data per-bulan yang mencakup tiga kategori tema, yaitu akidah, ibadah dan hukum. Dalam analisis ini, penulis menggunakan bantuan gembar yang fungsinya memperjelas data yang telah diolah.
Tema Konsultasi Bulan Julii 2007 Dari 31 pertanyaan yang diajukan netters, terdapat 20 pertanyaan bermuatan ibadah dan 9 pertanyaan yang bermuatan hukum dan 2 pertanyaan yang bermuatqan akidah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 1 Tema Konsultasi Bulan Juli 2007
53
Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahas Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Hikamat Jaya Syahid Indah, 1986), Cet. Ke-1, h. 100. 54 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 921.
41 Hukum , 29%
Ibadah, 64%
Akidah, 7%
Gambar di atas mengindikasikan tema yang paling banyak muncul dalam Rubrik Ustad Menjawab selama bulan Juli 2007 terlihat bahwa tema ibadah menduduki posisi pertama Tema ibadah mendominasi pertanyaan yaitu sekitar (64% ) dari 17 pertanyaan yang ada. Angka ini diikuti dengan tema hukum (20%) dan yang paling sedikit adalah tema akidah (7%). Pertanyaan yang mendominisi netters adalah pertanyaan mengenai ibadah Jasmaniayh Ruhaniyah seperti Berpuasa Agar permohoonan Dikabulkan, Waktu Yang Baik Untuk Sholat Malam, Tata Cara Sholat Taubat, Waktu Shalat Dhuha, Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an, Yasinan Di Malam Jumat, Mengazani Mayat Di Kuburan, Takbir Idul Fitri Dan Idul Adha, Dzikir Dengan Jumlah Tertentu, Puasa 10 Nhari Sebelum Idul Adha. Kemudian pertanyaan mengenai ibadah Jasmaniayah Ruhaniyah Maliyah Maliyah, yaitu ibadah yang pelaksaannya disamping memerlukan kekuatan fisik dan mental, juga membutuhkan materi tersiraty dalam pertanyaan Apa Yang Dimaksud Dengan Tahallul. Selain itu juga ada tema mengenai Ibadah Ruhaniyah Maliyah yaitu ibadah yang pelaksanaannya berkaitan dengan harta, seperti zakat terdapat dalam pertanyaan Kurban Sapi Untuk 7orang? Kurban Kambing untuk 1 orang. Sedangkan
42 tema ibadah muamallah tersirat dalam pertanyaan, Bisnis dengn Israel, Burhutang Pada Orang Yang Sudah Meninggal dan Mengucapkan Selamat Natal. Tema akidah yaitu tema mengenai keyakinan yang kuat terhadap eksistensi dan kekuasaan Allah SWT. Tema ini digambarkan dengan pertanyaan Adakah Makhluk Selain Manusia di Muka Bumi ini dan Bisakah Kita Melihat Jin dan Syetan Pertanyaan-pertanyaan hukum yang diajukan netters seputar hukum perdata (akhwal syahsiyah) yaitu hukum yang berkaitan dengan hal ihwal keluarga dari pernikahan, perceraian, nafkah keluarga, warisan, perwalian dan sebagainya. Hal ini diwakili dengan pertanyaan: Bagaimana Membagi Warisan, dan Wali Wanita di Luar Nikah. Serta pertanyaan berhubungan dengan individu yang khusus maupun umum mengenai apa yang dinamakan “halal dan haram” atau pelarangan dan pembolehan. Pesan dakwah yang mengandung nilai hukum sipil diantaranya terdapat pada jawaban Hukum Pejokian, Suap dan Hukum Chatting.
B. Analisis Jawaban Secara etimologi jawaban adalah sahutan; balasan; tanggapan.55 Dalam konteks ini penulis menganalisis jawaban Ustad Hendi Irawan berdasarkan pesan dakwah dan sumber jawaban yang dijadikan acuan untuk menjawab pertanyaan netters. 1. Pesan Dakwah a. Pesan-Pesan Ibadah
55
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 405.
43 Ibadah seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya adalah kepatuhan atau ketundukan kepada dzat yang memiliki puncak keagungan, Tuhan Yang Maha Esa. Ibadah mencakup segala bentuk kegiatan (perbutan dan perkataan) yang dilakukan oleh setiap mukmin-muslim dengan tujuan mencari keridhaan Allah. Dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat dibagi tiga, yaitu: a. Ibadah Jasmaniyah Ruhiyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya memerlukan kegiatan dan kekuatan fisik disertai jiwa yang ikhlas dan khusyu’ kepada Allah SWT, seperti shalat. b. Ibadah Ruhaniyah Maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya berkaitan dengan harta, seperti zakat c. Ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah Maliyah, yaitu ibadah yang pelaksaannya disamping memerlukan kekuatan fisik dan mental, juga membutuhkan materi, seperti haji.56 Apabila ibadah mencakup hubungan antara manusia dengan penciptanya maka muamallah mencakup hubungan antara manusia dengan sesama makhluk ciptaan-Nya. Selama bulan Juli 2007 terdapat 64 pertanyaan yang mengandung tema ibadah yang terbagai menjadi sebelas pertanyaan dalam bulan Juni, dua puluh empat pertanyaan dalam bulan Juli dan tujuh belas pertanyaan dalam bulan Agustus.57 Secara garis besar muatan pertanyaan tersebut berkaitan dengan Ibadah Jasmaniyah, Ruhiyah dan Maliyah dan Muamallah.
56 57
Baihaqi, AK, Fiqh Ibadah, (M2S), h. 11. Lampiran VI
44 Berikut ini penjabaran dari ktegori pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah dalam pertanyaan netters selama bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2007: •
Ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah Pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah
diantaranya terdapat pada jawaban Pundak Diteput Saat Shalat, Menahan Air Liur Ketika Shalat, Mimpi Basah Saat Puasa, Tata cara Shalat Taubat dan Telunjuk Saat Tasyahud. Ustad Hendi menjelaskan hal tersebut berdasarkan nash. Seperti dalam jawaban tata cara shalat taubat: “…shalat taubat di lakukan kapan saja dengan jumlah dua raka’at dengan bacaan yang sama dengan shalat wajib. Waktu yang lebih utama adalah sepertiga akhir malam karena pada waktu tersebut merupakan waktu dikabulkannya do’a.” Dari jawaban Ustad di atas dapat dianalisis bahwa Allah akan mengampuni hamba-Nya yang mau bertaubat dan tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut, seperti yang tercantum dalam dalil hadits dari Abu Bakar r.a, ia bercerita, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang berbuat dosa, lalu ia bersuci dengan mengerjakan shalat kemudian memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya.” Mengenai ampunan Allah terhadap manusia yang melakukan dosa dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 135-136.
45
ﻦ َ ﺸ ًﺔ َﻓ َﻌﻠُﻮا ِإذَا وَاﱠﻟﺬِﻳ َ ﺣ ِ ﻇ َﻠﻤُﻮا َأ ْو ﻓَﺎ َ ﺴ ُﻬ ْﻢ َ ﷲ َذ َآﺮُوا َأﻧ ُﻔ َ ﺳ َﺘ ْﻐ َﻔﺮُوا ا ْ ِﻟ ُﺬﻧُﻮ ِﺑ ِﻬ ْﻢ ﻓَﺎ ب َﻳ ْﻐ ِﻔ ُﺮ َوﻣَﻦ َ ﷲ ِإ ﱠﻻ اﻟ ﱡﺬﻧُﻮ ُ ﻋﻠَﻰ ُﻳﺼِﺮﱡوا َو َﻟ ْﻢ ا َ ن َو ُه ْﻢ َﻓ َﻌﻠُﻮا ﻣَﺎ َ { َﻳ ْﻌ َﻠﻤُﻮ135} ﻚ َ ﺟﺰَﺁ ُؤهُﻢ ُأ ْو َﻻ ِﺋ َ ت ﱠر ﱢﺑ ِﻬ ْﻢ ﻣﱢﻦ ﱠﻣ ْﻐ ِﻔ َﺮ ُة ُ ﺟﻨﱠﺎ َ ﺠﺮِي َو ْ ﺤ ِﺘﻬَﺎ ﻣِﻦ َﺗ ْ ﻦ ْا َﻷ ْﻧﻬَﺎ ُر َﺗ َ ﺧﺎ ِﻟﺪِﻳ َ ﺟ ُﺮ َو ِﻧ ْﻌ َﻢ ﻓِﻴﻬَﺎ ْ ﻦ َأ َ { ا ْﻟﻌَﺎ ِﻣﻠِﻴ136} “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiyaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selainAllah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya, sedang mereka mengetahuinya (145). Mereka itu balasannya ialah ampunan dari tuhan mereka dan syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik –baiknya pahala orang-orang yang beramal.” (146) Sedangkan cara taubat yang benar agar diampuni antara lain dengan meminta ampun kepada Allah dengan hati yang bersih dan tidak akan mengulang kembali perbuatannya itu serta melakukan perbuatan baik agar perbuatan jahatnya terdahulu dapat terhapus. Hal ini sejalan dengan firman Allah: “Sesungguhnya amal baik itu menghapus amal yang buruk”. Misalnya dengan menyumbangkan harta untik fakir miskin atau membangun tempatumum seperti perpustakaan yang dapat dimanfaatkan untu kemajuan Islam. Selain berkaitan dengan tata cara shalat pesan dakwah yang mengandung nilai Ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah juga berisikan tentang tradisi masyarakat yang berkaitan dengan keyakinan seperti Mengazani Mayat di Kuburan, Dzikir dengan Jumlah Tertentu dan Yasinan di Malam Jum’at. Ustad Hendi mengatakan bahwa hal itu tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an. Selama tradisi ini tidak menyimpang dari ajaran Islam maka hal itu diperbolehkan akan tetapi untuk menjaga terjadi kemusrikan sebaiknya tradisi itu tidak dijalankan.
46 Hal ini terimplisit dari jawaban Ustad terhadap pertanyaan mengazani mayat di kuburan. “…Tidak ada dalil tentang Adzan dan Iqomah dalam kubur, sebaiknya hal itu ditinggalkan karena khawatir jatuh pada bid’ah.” Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan kebudayaan sangat menghormati tradisi nenek moyang dalam segala aspek kehidupan mereka. Hal ini memunculkan tindakan-tindakan di luar akal bahkan bertentangan dengan ajaran Islam. seperti acara persembahan laut yang selalu dilaksanakan setiap bulan Maulud (Rabi’ul Awal). Tindakan ini bila tidak kita sikapi dengan pemikiran yang jernih akan terjerumus dalam ke dalam bid’ah yang bisa berujung pada penyimpangan ajaran Islam. hal ini dilarang dalam Islam seperti yang dijelaskan dalam surat Al-An’am ayat 153:
ن ﺴ َﺘﻘِﻴﻤًﺎ ﺻِﺮَاﻃِﻲ َهﺬَا َوَأ ﱠ ْ ﺴ ُﺒ َﻞ َو َﻻ َﺗ ﱠﺘ ِﺒﻌُﻮا ﻓَﺎ ﱠﺗ ِﺒﻌُﻮ ُﻩ ُﻣ ق اﻟ ﱡ َ ﻦ ِﺑ ُﻜ ْﻢ َﻓ َﺘ َﻔ ﱠﺮ ْﻋ َ ﺳﺒِﻴ ِﻠ ِﻪ َ ن َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜ ْﻢ ِﺑ ِﻪ َوﺻﱠﺎ ُآ ْﻢ ذَا ِﻟ ُﻜ ْﻢ َ { َﺗ ﱠﺘﻘُﻮ153} “Dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” •
Ibadah Ruhaniyah Maliyah Pesan dakwah yang mengandung nilai Ibadah Ruhaniyah Maliyah terdapat
pada jawaban Jumlah Kurban Sapi dan Kambing. Ustad Hendi menjawab: “Dibolehkan menyembelih sapi atau unta secara bersama-sama untuk tujuh orang dan tidak lebih dari itu, sedangkan untuk kambing hanya untuk satu orang saja.”
47 Dari jawaban tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya potong kambing atau sapi di hari Raya Idul Adha merupakan budaya yang baik. Karena hal ini bisa mengingatkan manusia akan nasib sesamanya yang kurang beruntung. Pemotongan hewan kurban ini dapat memperpendek kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin serta memperat tali silaturahmi antara mereka. •
Ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah Maliyah Pesan dakwah yang mengandung nilai Ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah Maliyah
terdapat pada jawaban Tahallul. Ustad memberikan pernyataan: “Tahallul adalah diperbolehkannya seseorang dari larangan atau pantangan ihram, pembebasan tersebut ditandai dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya tiga helai rambut.” Analisis dari pertanyaan ini adalah persoalan Tahallul merupakan masalah penting dalam urusan haji, karena merupakan salah satu dari wajib haji. Persoalan Tahallul sebagai wajib haji, hanya mahzab Syafi’i yang memasukkannya ke dalam rukun haji. Tahallul terbagi du yaitu Tahallul Awal dan Tahallul Sani/Kubra. Tahallul Awal adalah melepaskan diri dari keadaan ihram, setelah melakukan dua diantara tiga perbuatan alternative yaitu: melontar jumrah aqabah dan mencukur, Melontar jumrah Aqabah dan tawaf ifadah, tawaf ifadah, sa’I dan mencukur. Sedangkan Tahallul Sani adalah melepaskan diri dari keadaan ihram setelah melakukan tiga ibadah secara lengkap yaitu: melontar jumrah aqabah, bercukur dan tawaf ifadah serta sa’i. Persoalan haji adalah persoalan yang penting yang harus diselesaikan. Karena sering dijumpai jama’ah haji dari Indonesia seperti orang yag kebingungan di tanah
48 suci. Oleh karena itu pemerintah dan penyelenggara haji wajib untuk memberitahu kepada calon jama’ahnya mengenai tata cara haji yang benar sehingga memperkecil kesalahan yang dilakukan jam’ah di tanah suci. Tahallul adalah salah satu rukun haji yang harus dilaksanakan oleh calon jama’ah. Mengenai persoalan Tahallul ini dijelaskan dalam firman Allah surat AlFath ayat 27:
ق ﱠﻟ َﻘ ْﺪ َ ﺻ َﺪ َ ﷲ ُ ﺧُﻠﻦﱠ ﺑِﺎ ْﻟﺤَﻖﱢ اﻟ ﱠﺮ ْءﻳَﺎ َرﺳُﻮ َﻟ ُﻪ ا ُ ﺠ َﺪ َﻟ َﺘ ْﺪ ِﺴ ْ ﺤﺮَا َم ا ْﻟ َﻤ َ ﷲ ﺷَﺂ َء إِن ا ْﻟ ُ ا َﻦ ءَاﻣِﻨِﻴﻦ َ ﺤﱢﻠﻘِﻴ َ ﺳ ُﻜ ْﻢ ُﻣ َ ﻦ ُرءُو َ ﺼﺮِﻳ ن َو ُﻣ َﻘ ﱢ َ ﺠ َﻌ َﻞ َﺗ ْﻌ َﻠﻤُﻮا ﻣَﺎﻟَ ْﻢ َﻓ َﻌ ِﻠ َﻢ َﻻ َﺗﺨَﺎﻓُﻮ َ ﻣِﻦ َﻓ ن ِ ﻚ دُو َ { ﻗَﺮِﻳﺒًﺎ ﻓَ ْﺘﺤًﺎ َذ ِﻟ27} “Sesungguhnya Allah telah membuktikan kepada Rasul-Nya kebenaran mimpi dengan sebenarnya, bahwa kamu akan memasuki masjidil haram insyaAllah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya tanpa perasaan takut. Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan Dia memberikan kamu kemenangan yang dekat.” •
Muamallah Muamallah adalah segala bentuk kegiatan yang menyangkut hubungan antara
sesama manusia dalam implementasi bentuk kepatuhan terhadap Allah SWT.58 Pesan dakwah yang mengandung materi muamallah diantaranya terdapat dalam jawaban Bagaimana Membayar Hutang Bagi Orang yang Sudah Meninggal dan Bolehkah Mengucapkan Selamat Natal. Dalam hal ini ustad menjawab: “Pembayaran hutang bagi yang sudah meninggal dapat dibayarkan melalui ahli warisnya, sedangkan mengucapkan selamat natal sebaiknya tidak dilakukan. Karena hal itu menunjukkan bahwa kita mengakui kebenaran agama mereka”.
58
Baihaqi, AK, Fiqh Ibadah, (M2S), h. 50.
49 Dari hasil analisis penulis, ustad lebih menggunakan logikanya dibandingkan mengambil sumber nash. Pembayaran hutang bagi orang yang sudah meninggal dapat melalui ahli warisnya. Karena orang yang sudah meninggal putus hubungan dengan urusan duniawi. Sedangkan jawaban untuk bolehkah mengucapkan selamat natal, ustad hanya menganjurkan agar tidak dilakukan. Namun ustad tidak memberikan solusi yang lain, misalnya dengan menghormati mereka dalam melakukan kegiatan ibadah mereka dengan tidak mengganggu mereka. Kerena ini semua menunjukkan bahwa kita mau berinteraksi tidak terbatas pada teman seiman saja. Hal ini akan memperat rasa persaudaraan antara sesama makhluk ciptaan-Nya. Pesan dakwah yang mengandung nilai muamallah lainnya terdapat pada jawaban Hukum Pernikahan, Hukum Pacaran, Khitanan dan sebagainya. Ustad Hendi mengacu pada nash dan logikanya dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan muamallah. Seperti yang terlihat
dalam
jawaban Bolehkah Berbisnis dengan Israel. Ustad Hendi menyatakan : “Israel adalah jelas musuh kaum muslimin, oleh karena itu berbisnis dengan Israel berarti membantu mengerjakan dosa dan pelanggaran, sehingga tidak boleh.” Dari konteks jawaban di atas jelaslah kiranya bahwa ustad Iman melarang bisnis dengan Israel. Dasar nash yang melarang perbuatan itu memang tidak ada, tetapi Al-Qur’an menjelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 2:
ﻋﻠَﻰ َو َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا َ ﻋﻠَﻰ َو َﻻ َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا وَاﻟ ﱠﺘ ْﻘﻮَى ا ْﻟ ِﺒ ﱢﺮ َ ن ْا ِﻹ ْﺛ ِﻢ ِ ﷲ وَا ﱠﺗﻘُﻮا وَا ْﻟ ُﻌ ْﺪوَا َ نا ِإ ﱠ ﷲ َ ﺷﺪِﻳ ُﺪ ا َ ِ{ ا ْﻟﻌِﻘَﺎب2} “…bertolong-tolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan aniaya. Takutlah kepada Allah! Sesungguhnya Allah berat sekali siksaan-Nya.”
50 Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Allah melarang kita untuk menolong dalam berbuat jahat. Seperti yang telah kita ketahui bangsa Israel selama ini selalu bertindak keji terhadap kaum muslim. Apabila kita bekerja sama dengan mereka yang memiliki tujuan untuk menindas saudara kita sesama muslim, maka hukumnya haram. Namun bagaimana jika ada orang Israel yang tidak memiliki tujuan untuk menindas kaum muslim? Jawabannya adalah sebaiknya kita berhati-hati dalam menjalin kerjasama dengan mereka, karena kita tidak tahu maksud yang ada didalam hati mereka. Untuk lebih baiknya kita mencari rekan lainnya untuk bekerjasama, karena apabila Allah mengizinkan maka rezeki dapat di dapat dari manapun. b. Pesan-Pesan Hukum Diantara tonggak-tonggak dasar Islam adalah hukum. Hukum disini adalah segala apek yang mendisiplinkan perjalanan kehidupan Islam dengan sejumlah syariat praktis yang mengatur hubungan manusia satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan dan menjelaskan apa yang dicintai Allah dari mereka dan untuk mereka serta menjelaskan apa yang dibencinya.59 Ditinjau dari segi syara menurut istilah ulama ushul, hukum adalah doktrin syar’i yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintah, memilih atau berupa takrir.60
Sedangkan berdasarkan teminologi
kebahasaan, hukum adalah sekumpulan aturan, baik yang berasal dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan bangsa tertentu sebagai pengikat dari 59
Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 135. Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 153. 60
51 anggotanya. Bila hukum dihubungkan dengan Islam berarti “Seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia dan mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama Islam”.61
Dari definisi tersebut dapat diahami bahwa hukum Islam
mencakup hukum syari’ah dan hukum fiqh, karena arti syari’ah dan fiqih terkandung didalamnya. Dari definisi diatas, maka jenis hukum terbagi menjadi dua, yaitu hukum Taklifi dan hukum Wadh’i (hukum positif).62 Berdasarkan data yang ditemukan terdapat 20pertanyaan yang mengandung tema hukum63 yang terbagi menjadi enam pertanyaan di bulan Juni, dua pertanyaan di bulan Juli dan dua pertanyaan di bulan Agustus. Ditinjau dari pembagian hukum yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan-pertanyaan dalam Rubrik Ustad Menjawab memiliki muatan yang berkaitan dengan hukum perdata sipil atau akhwal syahsiyyah. •
Hukum Perdata Sipil (Akhwal Syahsiyyah) Hukum perdata sipil (akhwal syahsiyyah) yaitu hukum yang berkaitan dengan
hal ikhwal keluarga dari pernikahan, perceraian, nafkah keluarga, warisan, perwalian dan sebagainya.64 Pesan dakwah yang mengandung nilai hukum perdata sipil diantaranya terdapat pada jawaban Cara Membagi Warisan Tanah, Hukum Komisi dalam Islam dan Wali Wanita di Luar Nikah.
61
Faturahman Djamil, Filasfat Hukum Islam, (jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 12. Faturahman Djamil, Filasfat Hukum Islam, h. 15. 63 Lampiran VII 64 Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, h. 158. 62
52 Dalam konteks ini, ustad Hendi menjawab pertanyaan netters dengan menggunakan sumber acuan nash, hasil ijtihad ulama yang penjabarannya disajikan secra logis dan mudah dimengerti. Seperti jawabannya terhadap pertanyaan hukum komisi dalam Islam. “Menerima komisi adalah riba, karena perhitungannya berdasrkan persentase dari modal yang ditanamkan sehingga pemodal akan senantiasa mendapat keuntungan tanpa melihat pada keuntungan atau kerugian usaha yang dijalankan.” Penjelasan dari Ustad Hendi tersebut mempertegas bahwa riba mengandung arti tambahan dari transaksi. Artinya ada salah satu pihak yang dirugikan dalam transaksi tersebut. Padahal dalam hukum jual-beli terdapat prinsip saling menguntungkan. Larangan tentang masalah riba ini dijelaskan secara tegas dalam AlQur’an Surat Ali Imrn ayat 130.
ﻦ َأ ﱡﻳﻬَﺎ ﻳَﺎ َ ﺿﻌَﺎﻓًﺎ اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ َﺗ ْﺄ ُآﻠُﻮا َﻻ ءَا َﻣﻨُﻮا اﱠﻟﺬِﻳ ْ ﻋ َﻔ ًﺔ َأ َ ﷲ وَا ﱠﺗﻘُﻮا ﱡﻣﻀَﺎ َ َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜ ْﻢ ا ن َ { ُﺗ ْﻔ ِﻠﺤُﻮ130} “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda. Takutlah kepada Allah agar kamu menang (dunia akhirat)”. (Ali Imran: 130) Selain mengandung hukum keluarga dan akhwal syahsiyyah, jenis hukum taklifi dalam Rubrik Ustad Menjawab juga mengandung unsur hukum sipil. Maksud dari hukum sipil disini adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan individu yang khusus maupun umum mengenai apa yang dinamakan “halal dan haram” atau pelarangan dan pembolehan. Pesan dakwah yang mengandung nilai hukum sipil diantaranya terdapat pada jawaban Hukum Pejokian, Suap dan Hukum Chatting..
53 Dalam konteks ini, ustad Hendi menjawab pertanyaan netters dengan menggunakan sumber acuan hasil ijtihad ulama yang penjabarannya disajikan secara logis dan mudah dimengerti. Seperti jawaban terhadap pertanyaan Hukum Chatting. “Chatting adalah suatu sarana informasi, oleh karenanya dapat berdampak positif maupun negatif. Hal ini tergantung pada niat, artinya kalau niat dan tujuannya untuk manfaat, tentunya dilandasi ikhlas karena Allah dan bila sebaliknya maka mudhrtlah yang di dapat”. Merujuk dari jawaban ustad maka dapat dianalisis bahwa masalah chatting, joki maupun melihat makhluk halus yang saat ini sedang ramai dibicarakan adalah isu hukum kontemporer. Memang mengenai hal ini, tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an maupun Hadits, karena saat diturunkannya belum ada kemajuan seperti hal-hal tersebut. Namun seperti yang kita ketahui, Al-Qur’an adalah sumber yang selalu berlaku di setiap zaman. Oleh karena itu dibutuhkan kepintaran ulama untuk menafsirkan nash yang disesuiakan dengan kondisi yang berlangsung saat ini. Seperti hukum chatiing, memang tidak ada sumber yang jelas mengenai haram atau halalnya perbutan tersebut. Namun seperti yang telah dijelaskan oleh ustad Hendi segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. c. Pesan-Pesan Akidah Akidah memiliki kedudukan tertinggi dalam agama, karena dengan akidah yang kuat seseorang akan melakukan pengabdian yang kuat, ia akan rela melakukan apa saja demi kehendak-Nya. Ditemukan pesan dakwah yang terkandung dalam empat pertanyaan dalam rubrik Ustad Menjawab selama bulan Juli sampai dengan 2007 yang dapat dilihat pada tabel 1.65
65
Lampiran V
54 Berikut ini penjabaran dari kategori pesan dakwah yang mengandung nilai akidah dalam pertanyaan netters selama bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2007: •
Percaya Pada Hal-Hal Ghaib Pesan dakwah yang mengandung nilai akidah dalam Rubrik Ustad Menjawab
berisikan jawaban bahwa ada makhluk selain manusia di luar bumi dan jawaban dari pertanyaan bagaimana kalau kita bisa melihat jin dan syaitan. Hal ini dijelaskan Ustad dalam tulusannya: “….Tentu saja bila dikaitkan dengan makhluk ghaib yang sejenisnya pun beragam, adanya makhluk asing menjadi sesuatu yang bukan mustahil sedangkan orang yang bisa melihat jin atau syaitan adalah orang yang diberi anugerah.”. Ustad menjelaskan argumennya dengan beberapa riwayat yang bersifat implisit mengenai keberadaan makhluk selain manusia di luar bumi. Yaitu riwayat yang menjelaskan perjalanan Rasulullah ke langit, beliau bertemu dengan Rasul sebelumnya dan Al-Qur’an yang mengisyaratkan kepada manusia dan jin untuk menembus langit dan bumi. Berdasarkan analisis, konteks tulisan di atas menjelaskan bahwa Ustad Hendi Irawan mempergunakan logikanya tentang keberadaan makhluk selain manusia di luat bumi dan hukum bisa melihat syaitan. Padahal sumber yang paling shahih mengenai keberadaan makhluk lain telah dijelaskan dalam Al-Qur;an. Diantaranya SuratAn-Nahl ayat 49:
ﺠ ُﺪ َو ِﻟﱠﻠ ِﻪ ُﺴ ْ ت ﻣَﺎﻓِﻲ َﻳ ِ ﺴﻤَﺎوَا ض َوﻣَﺎﻓِﻲ اﻟ ﱠ ِ ﻼ ِﺋ َﻜ ُﺔ دَﺁ ﱠﺑ ٍﺔ ﻣِﻦ ْا َﻷ ْر َ َو ُه ْﻢ وَا ْﻟ َﻤ َﺴﺘَ ْﻜﺒِﺮُون ْ َ{ ﻻَﻳ49}
55
“Dan sujudlah kepada Allah semua yang melata di muka bumi dan di ruang angkasa, begitu juga para malaikat dan mereka tidak sombong.” Dari ayat diatas jelaslah kiranya bahwa terdapat makhluk selain manusia di luar bumi. Keberadaan mereka ini memang sudah digariskan oleh Allah SWT. Allah menciptakan malaikat, manusia dan jin dari materi yang berbeda. Malaikat dari cahaya, manusia dari tanah dan jin berasal dari api. Kesemua makhluk tersebut diciptakan untuk tunduk kepada perintah Allah SWT, sesuai dengan Firman-Nya dalam surat Ar-Ra’d ayat 15
ﷲ ِ ﺠ ُﺪ َو ُﺴ ْ ت ﻓِﻲ ﻣَﻦ َﻳ ِ ﺴﻤَﺎوَا ض اﻟ ﱠ ِ ﻼُﻟﻬُﻢ وَآَ ْﺮهًﺎ ﻃَ ْﻮﻋًﺎ َو ْا َﻷ ْر َﻇ ِ ﺑِﺎ ْﻟ ُﻐ ُﺪوﱢ َو { َو ْا َﻷﺻَﺎ ِل15} “Mau tidak mau semua yang ada di ruang angkasa dan di bumi tunduk kepada Allah (dan sujud pula) bayang-bayang mereka waktu pagi dan petang.” Sedangkan pertanyaan mengenai bagaimana kita bisa melihat syaitan memang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an. Karena kemampuan tersebut hanya diberikan kepada orang-orang tertentu dengan tujuan untuk lebih mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT karena Dia menciptakan makhluk yang paling sempurna di muka bumi yaitu manusia. Oleh karena itu tidak sebaiknya kita perlu memiliki kemampuan untuk dapat melihat syaitan karena takut akan timbulnya syirik.
56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan dari hasil penelitian Analisis Isi Rubrik Ustad Menjawab edisi Juli 2007, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Isi Rubrik Ustad Menjawab terdiri dari pertanyaan yang diajukan netters dan jawaban yang diberikan Ustad Hendi Irawan. Pertanyaan yang masuk ke redaksi mengandung nilai Akidah, Ibadah dan Hukum. Dari segi kuantitas nilai Ibadah lebih mendomunasi disusul dengan nilai Hukum dan Akidah. Jawaban terdiri dari jawaban Ustad dan sumber jawaban yang dipergunakan oleh Ustad. Jawaban Ustad yang mengandung materi Akidah terdiri dari percaya kepada hal-hal yang ghaib, tradisi masyarakat yang berkaitan dengan keyakinan. Muatan Ibadah terdiri dari Ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah, Ibadah Ruhaniyah Maliyah dan Ibadah Jasmaniyah, Ruhaniyah, Maliyah. Sedangkan muatan Hukum terdiri dari materi Hukum Perdata, Sipil dan Muamallah. 2. Tema yang selalu mendominasi Rubrik Ustad Menjawab sejak bulan Juli sampai 2007 adalah tema Ibadah (64, 51%) dikuti dengan tema Hukum (29, 03%) dan tema Akidah (7, 46%). Konsistensi tema ini menunjukkan bahwa masalah Ibadah merupakan masalah yang penting dalam kehidupan netters. Hal ini disebabkan kebutuhan netters akan apa yang berlaku dalam kehidupan
57 keseharian mereka, bagaimana cara mendekatkan diri dengan sang pencipta dan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga hubungan baik antara sesamanya.
B. Saran 1. Penulis berharap kepada praktisi dakwah untuk tidak mengabaikan media internet sebagai media penyampaian pesan-pesan dakwah. Karena media ini merupakan media tercepat dalam menyarkan nilai-nilai Islam. 2. Demi kemajuan situs Wisata Hati.com, hendaknya pihak redaksi tetap mempertahankan ditawarkannya
bisa
Rubrik
Ustad
menjadi
Menjawab
jawaban
bagi
ini
karena
masyarakat
solusi yang
yang awam
pengetahuan tentang keagamaan. Dan bila perlu menambah porsi porsi pertanyaan yang di onlinekan. 3.
Rubrik Ustad Menjawab adalah rubrik yang cukup digemari netters, ada
baiknya
Wisata Hati menerbitkan buku seputar pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan
dalam rubrik ini.
4.
Untuk lebih memantapkan mottonya menjadi situs informasi dan solusi
terdepan,
sebaiknya Wisata Hati lebih meningkatkan sumber daya manusianya
baik dari
segi kualitas maupun kuantitas.
58
DAFTAR PUSTAKA
A. K., Baihaqi, Fiqh Ibadah, M2S, 1980. Achmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Prima Duta, 1983 Amin Abdul Aziz., dan Jum’ah, Fiqh Dakwah: Prinsip dan Kaidah Asasi Da’wah Islam, Solo: Citra Islami Press, 1997, cet. 17. Arifin, H.M., Psikologi Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1997. Djaliel, Rafiuddin, M. A., Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997. Djamil, Fathurrahman, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Djatnika, Rahmat, Ilmu Ahklak, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992. Ghazali, M. Basri, Dakwah Komunikatif, Membangun Kerangka Dasar Ilmu Dakwah, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997, cet. 1. Halim, Mahmud., dan Abdul Ali, Dakwah Fardhiyah, Metode Membentuk Pribadi Muslim, Jakarta: Gema Insani Pres, 1995, cet. 1. Harijanto, Internet; Makalah pada Acara JACEX’96, Jakarta: PT Multicom Persada, 1996. Hidayatullah, Syarief, danZulfikar S. Darmawan, Islam Virtual; Keberadaan Dunia Islam di Internet, Jakarta: MIFTA, 2003. Holtz, Shel, PR on The Net, New York: American Management Assosiacion, 1999. Khalaf, Abdul Wahab, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Krippendorff, Klaus, Analisis Isi; Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta: Rajawali Press, 1991, cet. 1.
59 Laksman, Pendit P., Makna Informasi: Lanjutan dari suatu Perdebatan, Jakarta: Resaint Blanc, 1992. Lubis, Basrah, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: CV. Tursina, 1993. Ma’luf, Luis, Kamus Al-Munjid, Beirut: Al Makkabah Al Katulikiyah, t-t. Nasution, Zulkarnein, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001, cet. 2 Natsir, Muhammad, Fungsi Dakwah Islam dalam Rangka Perjuangan, Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyah, t-t. Ngafenan, Muhammad, Kamus Jurnalistik, Semarang: Dahara Prize, 1992, cet. 1. Qardhawy, Yusuf, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2003, cet.VI. Shaleh, Abdul R., Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1986, cet. II. Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehiduan Masyarakat, Bandung, Mizan, 1988, cet. XVII. Shirky, Clay, Internet Lewat E-mail, Jakarta: PT. Elex Media Kompuntindo, 1995, cet. 1 Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahas Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Hikamat Jaya Syahid Indah, 1986, cet. 1. Syafa’at, Muhammad Habib, Pedoman Da’wah, Jakarta: Widjaya Jakarta, 1982, cet. 1. Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1997, cet. II. Tim departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, 1990. Tim Dirasah Islamiyah Universitas Islam Jakarta, Akhlak Ijtima’iyah, Jakarta: PT. Pamator, 1998. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, cet. X. Turban, Efraim, R. Kelly Rainer, Jr., dan Richard R. Potter, Introduction to Information Technology, USA: John Wuley and Sons, Inc., 2001.
60 Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penterjemah Penafsiran AlQur’an, 1973.