1
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Permasalahan Panti Wreda “Hanna” yang didirikan oleh Persekutuan Doa Wanita Oikumene “Hanna” (PDWOH) merupakan sebuah Panti Wreda khusus untuk kaum wanita. Panti Wreda “Hanna” merupakan sebuah yayasan diakonia atau pelayanan dari empat gereja yaitu: GKI Ngupasan, GKJ Sarimulyo, Gereja Katolik Paroki Santo Yusuf dan Gereja Katolik Paroki Santo Paulus. Panti Wreda “Hanna” melaksanakan misinya berdasarkan Markus 10:45 “Anak manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani...”. Panti Wreda “Hanna” ingin memberikan pelayanan kepada manusia usia lanjut dan mengambil bagian dalam masyarakat. Sasaran pelayanan Panti Wreda “Hanna” adalah manusia usia lanjut yang berusia 60 tahun keatas, sudah mengalami keterbatasan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya, tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada uang pensiun, tabungan masa depan atau bantuan orang lain. Namun berdasarkan
observasi yang penyusun lakukan dari tanggal 30
September 2005 sampai 30 November 2005 kenyataan yang sebenarnya tidak seperti itu. Ternyata Panti Wreda “Hanna” juga menerima orang yang belum menginjak usia lanjut karena kelainan mental dan mereka masih dirawat hingga sekarang. Panti Wreda “Hanna” juga menerima manusia usia lanjut yang usianya sudah di atas 60 tahun, namun masih mampu melakukan berbagai kegiatan secara mandiri dan masih memiliki kemauan serta kemampuan untuk mencari nafkah guna menghidupi dirinya di Panti Wreda “Hanna”.
Dalam rangka memperpanjang usia harapan hidup manusia usia lanjut, Panti Wreda “Hanna” berusaha memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual manusia usia lanjut melalui kegiatan sehari-hari yang dibagi dalam tiga kategori: pertama kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari, kedua kegiatan rutin yang bersifat pembinaan rohani, dan ketiga kegiatan umum yang sifatnya besar. Berikut adalah bagan dari ketiga kategori kegiatan manusia usia lanjut di Panti Wreda “Hanna” Kegiatan Rutin Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda “Hanna”1 Bagan 1 Waktu 04.00 1
Kegiatan Rutin Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda “Hanna” Bangun dan mandi membersihkan diri.
Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda “Hanna” dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda “Hanna”, 2004, p.25.
2
05.00 05.15-06.00
Minum teh. Bersama-sama menerima pembinaan rohani, dilanjutkan dengan senam untuk manusia usia lanjut kecuali pada hari Minggu.
07.00
Makan pagi.
10.00
Minum teh, susu, atau air kacang hijau dan makan snack. Santai, bebas: misalnya berkebun, menjahit, menerima kunjungan keluarga, membaca buku, berbincang-bincang sambil berjemur, dll.
12.00
Makan siang dilanjutkan dengan istirahat siang.
15.00
Mandi sore.
16.00
Minum teh & makan snack, acara santai (nonton TV).
18.00
Makan malam.
20.00
Istirahat dan tidur malam.
Kegiatan Pembinaan Rohani Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda “Hanna” Bagan 2 Hari dan Waktu
Kegiatan Pembinaan Rohani Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda “Hanna”
Minggu
Kebaktian bersama di Panti Wreda “Hanna”, khusus bagi yang
Pukul: 05.30-06.15
beragama Katolik akan dikirim Komuni dari Paroki setempat pada sore harinya.
Rabu I dan III
Manusia usia lanjut diajak untuk bergabung dalam persekutuan
Pukul: 09.00
Orang Lanjut Usia di GKI Ngupasan, tidak tertutup kemungkinan mereka yang beragama Katolik ikut apabila mau.
Paskah dan Natal
Perayaan hari besar agama kristiani, Paskah dan Natal diadakan bersama-sama dengan Persekutuan Doa Wanita Oikumene “Hanna” (PDWOH). Dalam rangka hari besar ini, Panti Wreda “Hanna” sering menerima kunjungan kasih dari gereja-gereja, persekutuan, sekolah, lembaga lain.
3
Kegiatan Umum Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda “Hanna”2 Bagan 3 Hari dan Waktu
Kegiatan Umum Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda “Hanna”
Senin
Pemeriksaan kesehatan manusia usia lanjut oleh dokter Panti Wreda
Pukul: 17.00
“Hanna”.
29 Mei, setiap tahunnya
Memperingati hari Ulang Tahun Lanjut Usia Nasional (HALUN), diadakan bersama Panti Wreda se-DIY dengan berbagai kegiatan perlombaan.
Setahun dua kali
Manusia usia lanjut diajak berekreasi, rekreasi bisa diadakan di luar kota atau di dalam kota tergantung pada program pengurus.
Adapun semua kegiatan yang ada diperuntukkan bagi seluruh penghuni Panti Wreda “Hanna” yang memiliki latar belakang yang beraneka ragam.
II. Rumusan Masalah Berangkat dari rincian kegiatan manusia usia lanjut di Panti Wreda “Hanna”, penyusun ingin mempertanyakan apakah tidak menjadi masalah ketika semua program kegiatan yang ada di Panti Wreda “Hanna” diberlakukan sama bagi semua manusia usia lanjut yang memiliki latar belakang beraneka ragam? Bagaimanakah respon manusia usia lanjut di Panti Wreda “Hanna” yang memiliki latar belakang beraneka ragam apabila mendapatkan perlakuan yang sama dalam kegiatan sehari-harinya? Sebelum melihat, meneliti dan menganalisa respon manusia usia lanjut terhadap perlakuan yang sama oleh Panti Wreda “Hanna” penyusun akan mendalami terlebih dahulu pergumulan yang dialami dan dihadapi oleh manusia usia lanjut melalui studi literatur. Diharapkan dari penelitian yang penyusun lakukan dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran baru bagi pengembangan pelayanan di Panti Wreda “Hanna”.
III. Alasan Pemilihan Judul 1 Rumusan Judul Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan di atas, penyusun mendeskripsikan skripsi ini dengan judul : Respon Manusia Usia Lanjut terhadap kegiatan di Panti Wreda “Hanna” Yogyakarta
2
Scn.1, p.26.
4
2 Alasan Pemilihan Judul Penyusun tertarik dan memilih judul Respon Manusia Usia Lanjut Terhadap Kegiatan Di Panti Wreda ”Hanna” karena: 1.
Penyusun melihat dengan semakin berkembangnya zaman dan modernisasi di segala aspek kehidupan, salah satunya aspek kesehatan maka akan memperpanjang usia harapan hidup seseorang. Sehingga pada tahun-tahun yang akan datang dapat dipastikan jumlah manusia usia lanjut akan semakin bertambah banyak, karena faktor kesehatan yang terjamin. Penuaan populasi (population aging) bisa dikatakan sebagai salah satu dampak terpenting dari proses pembangunan ekonomi dan kesehatan. Kemajuan di bidang kedokteran termasuk penemuan berbagai jenis obat-obatan seperti antibiotika yang mampu ”melenyapkan” berbagai penyakit berhasil memperlambat datangnya kematian dan karenanya mempertinggi tingkat harapan hidup.3
Hal di atas membuat kepedulian kelompok usia muda terhadap manusia usia lanjut berkurang. Sehingga tidak jarang meninggalkan orang tua mereka di sebuah Panti Wreda menjadi pilihan yang praktis. Tanpa mempedulikan bagaimana pergumulan dan kebutuhan mereka. 2.
Penyusun ingin mengetahui sejauh manakah gereja yang bahkan menjadi pendiri Panti Wreda “Hanna” berpartisipasi dalam memperhatikan anggota gerejanya yang tinggal di Panti Wreda “Hanna”.
3.
Di sisi lain penyusun tertarik meneliti tentang manusia usia lanjut karena tampaknya hal ini belum banyak diteliti. Padahal gereja tentu memiliki anggota manusia usia lanjut. Penyusun tertarik untuk meneliti hal ini guna memperlengkapi pelayanan penyusun kelak di kemudian hari.
IV. Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan dan pemilihan judul di atas, maka penyusun menyusun skripsi dengan tujuan sebagai berikut: 1.
Menggali pergumulan-pergumulan yang dihadapi oleh manusia usia lanjut dari dimensi fisiologis, sosial budaya, ekonomi, psikologis, dan rohani-keagamaannya.
2.
Menggali respon manusia usia lanjut terhadap program kegiatan yang ditawarkan oleh Panti Wreda “Hanna”.
3.
3
Memberikan pemikiran baru bagi pengembangan pelayanan di Panti Wreda “Hanna”.
Nurul Agustina, Permasalahan dan Akses Kesehatan Lansia dalam Jurnal Perempuan edisi-25, Perempuan Lansia, Jakarta, Yayasan Jurnal Perempuan, 2002, p.7.
5
V. Metode Penulisan Metode yang dipilih dalam menulis skripsi ini adalah metode deskriptif analitis yaitu terbatas pada mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat mengungkapkan fakta4 dan kemudian menganalisanya dengan tujuan untuk menyederhanakan hasil olahan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan.5 Metode penelitian yang akan penyusun gunakan adalah dengan penggalian data melalui penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yang berarti sebuah penelitian yang mengutamakan kualitas itu sendiri dan menggunakan analisis non statistik dalam proses analisisnya.6 Adapun metode penelitian kualitatif yang akan penyusun gunakan meliputi penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dipakai untuk mendapatkan kerangka teoritis konseptual yang menuntun penyusun untuk memahami dan menjabarkan permasalahan di atas. Sedangkan yang berhubungan dengan penelitian lapangan penyusun memfokuskan diri pada wawancara terpimpin atau guided interview. Dalam wawancara jenis ini pertanyaan diajukan sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sehingga dalam hal ini pewawancara sudah mempunyai arah yang pasti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari responden.7 Metode wawancara dipilih karena penyusun menganggap ini merupakan salah satu metode yang praktis agar penyusun dapat memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
VI. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini penyusun memaparkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, rumusan judul dan alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika pembahasan.
BAB II MANUSIA USIA LANJUT Dalam bab ini diuraikan gambaran tentang keberadaan manusia usia lanjut dengan segala
4
Yustina dkk, Proyek Pengembangan Mata Kuliah, Proyek Kerjasama Universitas anggota Aplik, Pengantar Metodologi Penelitian Modul 1, Jakarta, Pusat Penelitian Atma Jaya, 1986, p.8. 5 Scn 4, p.6. 6 Ibid. 7 Ibid, p.5.p
6
permasalahan dan pergumulan yang dihadapinya dari dimensi fisiologis, sosial budaya, ekonomi, psikologis, dan rohani-keagamaan.
BAB III RESPON MANUSIA USIA LANJUT TERHADAP KEGIATAN DI PANTI WREDA “HANNA” YOGYAKARTA Dalam bab ini diuraikan bentuk program kegiatan manusia usia lanjut di Panti
Wreda
“Hanna”, respon manusia usia lanjut terhadap program kegiatan di Panti Wreda “Hanna” yang merupakan hasil penelitian, serta hasil analisa dan pengolahan data lapangan berdasarkan teori yang ada di bab II.
BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS DAN PENDAMPINGAN PASTORAL YANG SESUAI BAGI MANUSIA USIA LANJUT DI PANTI WREDA “HANNA” YOGYAKARTA Bab ini memaparkan tinjauan teologis tentang manusia usia lanjut serta pergumulan akan kesepian dan keterasingan yang dihadapi dan dialami oleh manusia usia lanjut penghuni Panti Wreda ”Hanna”, dengan tujuan agar Panti Wreda ”Hanna” mengetahui pergumulan manusia usia lanjut, sehingga Panti Wreda ”Hanna” dapat mengupayakan kegiatan yang dapat menjawab pergumulan serta kebutuhan manusia usia lanjut. Bab ini juga memaparkan pemikiran baru yang dapat digunakan bagi pengembangan pelayanan Panti Wreda “Hanna” bagi manusia usia lanjut lanjut dengan latar belakang yang beraneka ragam sebagai sarana pendampingan pastoral.
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari penyusunan skripsi ini. Di dalamnya dikemukakan kesimpulan dari keseluruhan uraian skripsi dari bab I sampai dengan bab IV serta saran dari penyusun.