BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia pertelevisian di Indonesia, menyebabkan
semakin tingginya tingkat persaingan. Tidak hanya kebutuhan akan hiburan atau entertaint tetapi juga informasi dan edukasi. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan pemilik stasiun televisi kini mulai semakin bersaing satu sama lain. Menurut Morissan (2008), stasiun televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stasiun televisi adalah suatu lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran dengan tujuan menghasilkan siaran atau karya yang baik.
Gambar 1.1 Grafik Penggunaan Media Masyarakat Indonesia
Sumber: Data Menkominfo Tahun 2014
1
2 Ketatnya persaingan yang terjadi di antara stasiun-stasiun televisi disebabkan oleh semakin banyaknya stasiun televisi yang bermunculan, Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pilihan masyarakat untuk menentukan kebutuhan mereka akan beberapa program siaran stasiun televisi. Persaingan industri televisi yang terjadi di Indonesia semakin ketat karena adanya media cross-ownership yaitu satu perusahaan media memiliki berbagai platform media, contohnya Media Nusantara Citra (MNC) Group yang memiliki beberapa perusahaan media penyiaran seperti stasiun televisi (RCTI, GlobalTV, MNCTV, dan Sindo TV), TV langganan berbayar (Indovision, Okevision, dan TopTV), radio (Global Radio, V Radio, Radio Dangdut Indonesia, dan Sindo Trijaya FM), media cetak (Koran Sindo, Genie, Mom&Kiddie, Realita, HighEnd, dan), dan situs web (okezone.com dan SINDOnews.com). Seluruh stasiun televisi yang ada di Indonesia memiliki keunikan yang menjadi ciri khas tersendiri sehingga membentuk persaingan kompetitif dalam merebut perhatian masyarakat. Persaingan industri televisi yang semakin ketat membuat semua stasiun televisi nasional yang sudah lama ada maupun yang baru muncul supaya membuat terobosan baru jika tidak ingin tertinggal oleh stasiun televisi lainnya. Salah satu bentuk terobosan yang dapat dilakukan adalah rebranding. Menurt Lambkin (2005) pengertian yang tepat dari rebranding yaitu menciptakan suatu nama yang baru, istilah, simbol, desain, atau suatu kombinasi kesemuanya untuk satu brand yang tidak dapat dipungkiri dengan tujuan dari mengembangkan differensiasi (baru) posisi di dalam pikiran dari stakeholders dan pesaing. Menurut Stuart dan Muzellec (2007), rebranding adalah suatu bentuk dorongan untuk mengirimkan sinyal kepada pasar, mengkomunikasikan kepada pemegang modal (stakeholder) bahwa sesuatu mengenai organisasi telah berubah. Rebranding secara umum bertujuan untuk membentuk citra atau merefleksikan perubahan identitas. Berdasarkan penjelasan di atas, rebranding adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk merubah total atau memperbaharui sebuah brand yang telah ada supaya lebih baik. Salah satu strategi PT Metropolitan Televisindo supaya dapat bertahan dari persaingan di industri televisi nasional yaitu dengan melakukan rebranding stasiun televisi yang mereka miliki yaitu dari B-Channel menjadi Rajawali Televisi.
3 Rebranding tidak dapat mencapai hasil yang maksimal apabila masyarakat tidak mengetahui mengenai rebranding yang telah dilakukan oleh PT Metropolitan Televisindo terhadap Rajawali Televisi. Dalam hal ini peran public relations sangat diperlukan untuk mengkomunikasikan rebranding tersebut. Public relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi (Dan Lattimore, Otis Baskin, et al, 2010). Dalam buku Soemirat & Ardianto (2010), public relations di definikan sebagai salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama. Jadi dapat disimpulkan berdasarkan pemaparan definisi tersebut bahwa public relations adalah suatu metode komunikasi yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk membantu mencapai tujuannya membangun citra positif dan pengertian timbal balik antara organisasi dengan masyarakat. Banyaknya stasiun televisi yang bermunculan menyebabkan persaingan antar stasiun televisi pun semakin ketat. Hal ini juga dapat disebabkan oleh banyaknya stasiun televisi yang telah ada namun melakukan banyak perubahan demi menarik perhatian masyarakat. Hal ini mendorong Rajawali Televisi untuk memperbaharui diri dari citra sebelumnya yang dikenal masyarakat dari B-Channel menjadi Rajawali Televisi (RTV). Menurut Maria Goretti Limi sebagai Direktur Utama RTV, alasan penggantian nama dari B-Channel menjadi Rajawali Televisi dilakukan karena ingin mengubah presepsi masyarakat. Nama Rajawali Televisi dipilih karena rajawali melambangkan kekuatan di angkasa. Selain itu, rajawali juga merupakan nama induk perusahaan dari pemilik Rajawali Televisi. Bagi perusahaan sangatlah penting untuk mengembangkan strateginya dalam mendukung terlaksananya tujuan perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dan kerja keras dalam meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap Rajawali Televisi. Salah satu terobosan penting yang dilakukan oleh Rajawali Televisi yaitu melalui perubahan nama dan keseluruhan elemen-elemen brand-nya.
1.2
Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, fokus
penelitian ini pada bagaimana “Rebranding Rajawali Televisi melalui kegiatan Public Relations PT Metropolitan Televisindo.”
4 1.3
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan fokus penelitian, beberapa masalah yang ingin dikaji lebih dalam, antara lain: 1.
Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh public relation PT Metropolitan Televisindo dalam mengkomunikasikan rebranding Rajawali Televisi?
2.
Apa saja hambatan yang ditemui oleh public relations PT Metropolitan Televisindo dalam mengkomunikasikan rebranding Rajawali Televisi?
3.
Apa saja solusi yang dilakukan oleh public relations PT Metropolitan Televisindo
untuk
mengatasi
hambatan
yang
ditemui
dalam
mengkomunikasikan rebranding Rajawali Televisi?
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1.
Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh public relation PT Metropolitan Televisindo dalam mengkomunikasikan rebranding Rajawali Televisi
2.
Hambatan apa saja yang yang ditemui oleh public relations PT Metropolitan
Televisindo
dalam
mengkomunikasikan
rebranding
Rajawali Televisi 3.
Solusi apa saja yang dilakukan oleh public relations PT Metropolitan Televisindo
untuk
mengatasi
hambatan
yang
ditemui
dalam
mengkomunikasikan rebranding Rajawali Televisi 1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis 1. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peneliti akan kegiatan-kegiatan public relations suatu perusahaan dalam melakukan rebranding suatu brand 2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan pemahaman mahasiwa lainnya pada mata kuliah public relations dan branding dengan fokus rebranding melalui kegiatan public relations
5 Manfaat Praktis 1. Melalui penelitian ini dapat memberikan masukan bagi PT Metropolitan Televisindo mengenai kegiatan-kegiatan dan strategistrategi public relations yang selanjutnya dapat dilakukan dalam pelaksanaan rebranding yang dilakukannya 2. Melalui penelitian ini dapat memberikan saran yang membangun untuk PT Metropolitan Televisindo mengenai kegiatan-kegiatan dan strategi-strategi public relations yang dilakukannya dalam pelaksanaan rebranding
Manfaat Masyarakat/Umum 1. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
referensi
bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya sebagai bahan pembanding dalam penelitian dalam bidang kajian yang sama dan sebagai sarana informasi mengenai gambaran luas perusahaan mengenai strategi public relations dalam melakukan rebranding suatu perusahaan.
1.5
Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I – PENDAHULUAN Bab ini memberikan gambaran singkat yang berisi tentang latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II – KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi penelitian terdahulu yang memiliki pokok bahasan masalah yang sama, juga membahas berbagai teori yang digunakan sebagai dasar analisis penelitian yang berkaitan dan mendukung dengan masalah yang diteliti, dan berisi kerangka pemikiran.
6 BAB III – METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, tipe dan jenis penelitian, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini.
BAB IV – HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang profil perusahaan beserta penyajian informasi perusahaan dan data penelitian, isi pokok dari penelitian, pengolahan data yang terkumpul melalui hasil wawancara mendalam, hasil penelitian, dan pembahasan.
BAB V – SIMPULAN DAN SARAN Bab ini mengemukakan kesimpulan dari keseluruhan penelitian ataupun uraian pada bab-bab sebelumnya, beserta saran yang diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang akademik, kepada perusahaan, dan juga kepada masyarakat umum mengenai strategi public relations dalam melakukan rebranding akan brand atau merek yang sudah dimiliki oleh suatu perusahaan.