BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai pendekatan, salah satunya pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah. Proses inkuiri ilmiah ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. KTSP juga tidak hanya menuntut siswa menguasai konsep-konsep kimia, melainkan juga menuntut agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi
melalui
pendekatan
keterampilan
proses.
Kemampuan
berkomunikasi merupakan kemampuan yang sangat penting disamping keterampilan proses yang lain (Rustaman, 2003). Kemampuan berkomunikasi tidak hanya mencakup komunikasi secara lisan tetapi juga komunikasi secara tertulis (Depdiknas, 2007). Mata pelajaran kimia di SMA/MA juga bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis 1
dengan merancang percobaan melalui perakitan alat dan pemilihan bahan, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data serta menyampaikan hasil percobaan secara tertulis. Dengan begitu kemampuan berkomunikasi secara tertulis menjadi salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran kimia. Menurut Rustaman (2003), salah satu kemampuan berkomunikasi secara tertulis yang perlu dilatih kepada siswa adalah kemampuan dalam menyusun dan menyampaikan laporan praktikum secara sistematis. Kemampuan berkomunikasi secara tertulis juga merupakan salah satu kecakapan hidup yaitu kecakapan sosial (social skill) yang perlu dimiliki siswa (Depdiknas, 2007). Kemampuan ini sangatlah penting dimiliki siswa karena banyak manfaatnya, antara lain mampu melatih kemampuan menulis siswa, membuat karya ilmiah, dan melatih siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan ilmiahnya dalam bentuk tulisan (Tn. 2008: 141). Menurut Sudiana (Yusmaniah, 2007), selama ini kualitas laporan praktikum siswa dinilai kurang baik. Strategi belajar mengajar yang mengalami perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) menuntut guru untuk selalu melibatkan siswa pada setiap proses pembelajaran (Zulharman, 2007). Salah satu bentuk keterlibatan siswa tidak hanya dalam kegiatan pembelajaran di kelas namun dalam kegiatan penilaian juga, salah satunya melalui pelaksanaan self assessment. Spiller (2009: 3) menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, self assessment harus melibatkan siswa secara langsung. Menurut Boud dan Falchikov (Orsmond, 2004: 6), siswa 2
perlu dilibatkan karena guru memiliki keterbatasan akses dalam memantau semua kegiatan dan kemampuan siswa. Rolheiser dan Ross (2003) menyatakan bahwa selama ini penilaian yang dilakukan oleh guru kurang memberikan informasi mengenai kemampuan siswa secara utuh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh keduanya mengenai penggunan self assessment sebagai salah satu alternative assessment menunjukkan bahwa self assessment mampu memberikan informasi tersebut secara menyeluruh. Disamping itu, Rolheiser dan Ross mengungkapkan bahwa self assessment mampu membuat siswa belajar lebih banyak karena 1) self assessment dapat memusatkan perhatian siswa akan tujuan yang dicapai, 2) self assessment menyediakan informasi mengenai kekurangan siswa, 3) self assessment membuat siswa lebih memperhatikan asesmen, dan 4) self assessment membuat motivasi siswa meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Wenzel (2007: 183) menunjukkan self assessment juga mampu menjadi sebuah alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penerapan self assessment mampu mengembangkan sikap jujur, kritis, objektif, dan berpikir kritis siswa (Wenzel, 2007: 183). Penerapan bentuk asesmen ini diharapkan mampu diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran kimia dan dapat digunakan untuk mencapai salah satu tujuan pembelajaran kimia yaitu memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, dan kritis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kualitas laporan praktikum siswa dinilai kurang baik. Dengan alasan inilah, self assessment akan digunakan 3
untuk mengungkap kemampuan siswa dalam menulis laporan praktikum penjernihan air. Penerapan self assessment ini juga diharapkan dapat melatih siswa dalam mengkritisi laporan praktikum yang telah dibuat, sehingga penerapan self assessment dapat mendukung peningkatan kemampuan siswa dalam menulis laporan praktikum. Penjernihan air merupakan materi ajar yang berkaitan dengan konsep koloid, terutama kaitannya dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari siswa yang perlu dikembangkan. Disamping itu, dengan mempelajari materi penjernihan air siswa diharapkan mampu memecahkan masalah kekurangan air bersih yang masih banyak dirasakan oleh masyarakat. Dengan alasan-alasan yang telah dijelaskan, maka peneliti memilih judul penelitian “Penerapan Self Assessment dalam Menilai Laporan Siswa SMA pada Praktikum Penjernihan Air”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “bagaimana penerapan self assessment dalam menilai laporan siswa pada praktikum penjernihan air?” Agar permasalahannya lebih terarah maka permasalahan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan self assessment dalam menilai laporan siswa pada praktikum penjernihan air?
4
2. Apakah siswa dapat melakukan self assessment terhadap laporan yang telah dibuat? 3. Apakah self assessment dapat mengungkap kemampuan siswa dalam membuat laporan praktikum penjernihan air? 4. Apakah kendala yang dihadapi dalam penerapan self assessment tersebut? 5. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan self assessment tersebut? Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya mengenai sifat-sifat koloid yaitu adsorpsi dan efek Tyndall serta aplikasi koloid dalam penjernihan air.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan self assessment dalam menilai laporan siswa pada praktikum penjernihan air. 2. Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam melakukan self assessment terhadap laporan praktikum yang disusunnya. 3. Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam membuat laporan praktikum penjernihan air melalui penerapan self assessment. 5
4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan self assessment dalam menilai laporan siswa pada praktikum penjernihan air. 5. Untuk memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan self assessment.
1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Self assessment dapat digunakan sebagai salah satu bentuk asesmen alternatif dalam menilai laporan praktikum siswa. b. Membantu guru dalam menilai kecakapan berkomunikasi siswa secara tertulis. c. Mendapatkan umpan balik terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. d. Memperkenalkan pentingnya mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat laporan praktikum. e. Memperkenalkan pentingnya keterlibatan siswa dalam kegiatan asesmen.
6
2. Bagi Siswa a. Melatih kemampuan melakukan asesmen dan mengkritisi pekerjaan diri sendiri. b. Melatih
kemampuan
berkomunikasi
secara
tertulis
melalui
penyusunan laporan praktikum. c. Meningkatkan
motivasi
belajar
siswa
dan
kemampuan
berkomunikasi secara tertulis. d. Melatih sikap jujur, objektif, percaya diri, dan kritis. e. Mendapatkan umpan balik atas hasil kerja siswa yang dapat digunakan untuk peningkatan hasil belajar. 3. Bagi Peneliti lain a. Sebagai informasi mengenai gambaran umum pelaksanaan self assessment khususnya dalam menilai laporan praktikum siswa. b. Sebagai informasi mengenai kelebihan dan kekurangan penerapan self assessment dalam pembelajaran. c. Sebagai informasi mengenai profil kemampuan siswa dalam menulis laporan praktikum melalui penerapan self assessment dalam pembelajaran. d. Sebagai salah satu rujukan untuk penelitian selanjutnya.
7
1.4 Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran judul penelitian maka akan dijelaskan beberapa istilah penting berikut ini: 1. Penerapan mempunyai arti proses, cara, perbuatan menerapkan atau pemanfaatan (Depdiknas, 2002: 892). 2. Self assessment adalah keterlibatan siswa dalam mengidentifikasi kriteria dan/atau standar untuk diterapkan dalam belajar dan membuat keputusan mengenai pencapaian kriteria dan/atau standar tersebut (Boud, 1995: 12). 3. Laporan praktikum adalah tulisan yang mengandung sesuatu yang dikemukakan secara objektif, penyajiannya mendalam, dan didukung oleh informasi yang teruji (Arifin dalam Wulandiani, 2006: 22). 4. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori (Depdiknas, 2002: 892). 5. Penjernihan air mempunyai arti tindakan atau proses untuk membuat air dapat diminum atau bermanfaat untuk proses industri, kesehatan, dan lain sebagainya (Random House Dictionary, 2009).
8