BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan memegang peran penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Pencapaian tujuan pembangunan kesehatan ditempuh dengan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu (Depkes RI, 2006). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Indikator status kesehatan gigi dan mulut telah ditetapkan yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI dan WHO. Salah satu program teknis yang disarankan adalah agar negara-negara di dunia mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta meningkatkan upaya promosi kesehatan gigi dan mulut, khususnya pada anak usia sekolah dan remaja (Kemenkes R.I, 2012). Keadaan kesehatan gigi dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Penyakit gigi, walaupun tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat menjadi faktor risiko dari penyakit lain, seperti tonsillitis, faringitis, otitis media, toksemia, dan bahkan penyakit jantung. Penyakit gigi merupakan penyakit pandemik, meskipun telah dilakukan berbagai upaya pencegahan, ternyata belum bisa menghilangkan karies gigi. Hal ini terbukti, tidak satu negarapun di dunia yang dapat 1
mendeklarasikan bebas karies. Statistik menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut hampir menyerang tiap orang. Karies menyerang hampir 80% anak-anak di negara berkembang (Sriyono, 2009). Sesuai data global WHO (2000) prevalensi karies berdasarkan indek DMF-T dibeberapa negara seperti Amerika 2,05%, Afrika 1,54%, Asia Tenggara 1,53%, Eropa 1,46% dan Barat Pasifik 1,23% . Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi yang telah menyebar luas di sebagian besar penduduk di dunia. Karies artinya gigi berlubang dan ditandai oleh rusaknya lapisan email dan dentin yang terjadi secara progresif. Keadaan ini disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme dalam mulut, atau bakteri dalam plak (Kidd and Bechal, 1992). Menurut Suwelo (1992), banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya karies, baik faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari dalam, merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan karies. Ada empat faktor yang berinteraksi: Hospest yang meliputi gigi dan saliva, Mikroorganisme atau plak, Substrat, dan Waktu. Beberapa faktor dari luar atau faktor yang tidak berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies, antara lain: usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, sosial ekonomi, kesadaran, sikap, dan perilaku individu terhadap kesehatan gigi. Kelompok rentan terhadap karies gigi adalah: ibu hamil, ibu menyusui, anak pra sekolah dan anak sekolah. Anak usia 12 merupakan global caries monitoring age. Indikator yang digunakan untuk mengukur karies adalah DMF-T, yang ditargetkan pada tahun 2020 anak usia 12 tahun maksimal memiliki satu karies (Kemenkes RI, 2012). Pada Riskesdas 2013 prevalensi nasional karies gigi adalah 25,9% , pada kelompok umur 10-14 th proporsinya 25,2%. Sedangkan perilaku menyikat gigi yang benar didapatkan hasil tertinggi pada Propinsi Sulawesi Barat yaitu 8,0% dan terendah Lampung 0,4%. Perilaku menyikat gigi sesudah makan hasil tertinggi di 2
Sulawesi Barat yaitu 11,3% dan terendah Lampung yaitu 1,2% .Sedangkan Provinsi Bali perilaku menyikat gigi sesudah makan 5,7 % dan perilaku menyikat gigi yang benar 4,1% Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara maupun pemeriksaan gigi dan mulut 1.027.763 responden. Wawancara dilakukan terhadap responden semua umur. Studi pendahuluan yang kami lakukan di SD yang ada di lingkungan kelurahan Peguyangan Kangin prevalensi karies gigi pada anak SD kelas V - VI adalah 33,3%, dimana angka ini lebih tinggi dari prevalensi karies kota Denpasar Tahun 2010 yaitu sebesar 22,2%. Keadaan lingkungan yang bisa dilihat di daerah peguyangan kangin dimana letaknya masih terpencil . wawancara yang kami lakukan dengan salah satu kepala sekolahnya dimana jarang dikunjungi petugas kesehatan untuk mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan gigi.dan itupun kalau ada hanya pemeriksaan pada anak kelas 1 dan 2 saja. Dilihat dari sumber air yang digunakan penduduk disana kebanyakan masih menggunakan sumur bor. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya karies.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah Yang Mempengaruhi Karies Gigi Pada Anak SD Kelas V VI di Kelurahan Peguyangan Kangin ?
1.2 Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
3
a. Apakah kebersihan mulut mempengaruhi karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin? b. Apakah pola makan mempengaruhi karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di SD Kelurahan Peguyangan Kangin? c. Apakah perilaku menyikat gigi mempengaruhi karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin ? d.
Apakah pendidikan orang tua mempengaruhi karies gigi pada anak SD Kelas V VI di Kelurahan Peguyangan Kangin?
e.
Apakah sumber air minum memperngaruhi karies pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1
Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang
mempengaruhi karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin 1.4.2 Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya risiko : a. Kebersihan mulut terhadap karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin ? b. Pola makan terhadap karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin ? c. Perilaku menyikat gigi terhadap karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin?
4
d. Pendidikan orang tua terhadap karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin? e. Sumber air minum terhadap karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin? 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang analisis faktor Risiko yang mempengaruhi karies gigi pada anak Kelas V - VI. 1.5.2
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan seperti hal-hal sebagai berikut: a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan untuk mengembangkan upaya promotif dan preventif terhadap karies gigi sejak dini. b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi. c. Hasil penelitian dapat dijadikan data dukung untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan karies gigi dan faktor risikonya. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang epidemiologi penyakit infeksi yang meliputi analisis faktor risiko yang mempengaruhi karies gigi pada anak SD Kelas V - VI di Kelurahan Peguyangan Kangin?
5
6