1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar aspek motivasi sangat penting, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa. Motivasi dapat mendorong mahasiswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar (Sardiman, 2011). Motivasi juga dapat memberikan semangat mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya. Motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi (Suprijono, 2009). Motivasi belajar merupakan hal yang timbul dari dalam diri mahasiswa itu sendiri, hal ini hanya akan bisa dimunculkan jika terdapat rangsangan dari luar (Hamalik, 2009). Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya. Sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, dan bukan hanya untuk sekedar lulus meski dengan nilai sangat baik sekalipun. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang adalah kondisi lingkungan mahasiswa, antara lain dosen dengan
1
2
segala aspek yang dimilikinya termasuk metode pembelajaran, penggunaan model-model pembelajaran yang tepat, kemampuan pengelolaan kelas, kemampuan berkomunikasi secara interpersonal dengan mahasiswa, media, kurikulum perguruan tinggi, sarana dan prasarana belajar dan tata tertib serta kedisiplinan (Uno, 2010). Dosen mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dosen berperan sebagai motivator di mana peranan
ini
sangat
penting
untuk
meningkatkan
kegairahan
dan
pengembangan kegiatan belajar mahasiswa (Sardiman, 2011). Rakhmat (2005) dalam buku Psikologi Komunikasi menjelaskan bahwa suatu jalinan dapat menentukan harmonisasi. Jalinan yang dimaksud adalah jalinan antar individu, yang terbentuk melalui komunikasi, baik itu jalinan formal maupun jalinan informal. Salah satu bentuk komunikasi yang dapat membentuk keharmonisan antar individu dalam hal ini mahasiswa dan dosen, adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya
(Muhammad,
2005).
Kemampuan
komunikasi
interpersonal secara efektif dengan mahasiswa merupakan aspek penting yang harus dimiliki dosen (Sendjaja, 1994). Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung (Suranto, 2011). Komunikasi interpersonal di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting
3
dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga mahasiswa ingin belajar dan dosen nyaman dalam mengajar. Seperti yang diungkapkan William F. Glueck (dalam Widjaja, 2000), komunikasi interpersonal merupakan salah satu komunikasi yang dianggap sebagai komunikasi yang paling efektif karena dilakukan secara langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga bisa mempengaruhi satu sama lain. Apabila hubungan antara dosen dengan mahasiswa tidak harmonis, dapat menciptakan komunikasi yang tidak baik. Komunikasi turut menentukan untuk membuat manusia menjadi tahu dan mendapatkan pengetahuan sebagai sumber ilmu. Menciptakan komunikasi yang baik diperlukan kemampuan komunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, mendengarkan, dan berpikir (Mulyana, 2001). Hal terpenting yang harus diperhatikan untuk mengukur keberhasilan proses komunikasi, pada mahasiswa berupa prestasi akademik yang baik. Komunikasi mahasiswa dengan dosen di Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Surakarta berlangsung secara baik. Hal ini terlihat ketika dosen mengajar dikelas, mahasiswa mempunyai keberanian untuk bertanya, berdiskusi dengan dosen secara baik tentang mata kuliah yang sedang berlangsung. Di luar kelas, mahasiswa juga sering melakukan konsultasi ke dosen tentang materi mata kuliah yang belum mereka ketahui. Hal lain yang berkaitan
dengan
komunikasi
adalah
komunikasi
antar
mahasiswa.
Komunikasi antar mahasiswa di Jurusan Ortotik Prostetik juga dapat dikatakan berlangsung baik, terlihat ketika di kelas dalam proses belajar mengajar, mahasiswa mampu melakukan diskusi kelompok dengan baik.
4
Ketika ada mahasiswa yang melakukan presentasi materi di depan kelas, terjadi interaksi yang baik antara presenter dan audience. Namun terdapat fenomena yang menarik tentang beberapa hal yang telah disebutkan di atas. Ada kecenderungan bahwa mahasiswa yang mampu berkomunikasi interpersonal secara bagus, baik dengan dosen maupun dengan mahasiswa lain, cenderung memiliki motivasi belajar yang baik pula. Begitu pula sebaliknya. Berlatar belakang hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen dan antar mahasiswa dengan motivasi belajar di jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Surakarta.
B. Rumusan masalah Adakah hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen dan antar mahasiswa dengan motivasi belajar di jurusan ortotik prostetik Poltekkes Surakarta?
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen dan antar mahasiswa dengan motivasi belajar di Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Surakarta
5
2. Tujuan Khusus a.
Menganalisis hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen dengan motivasi belajar di Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Surakarta
b.
Menganalisis hubungan antara komunikasi interpersonal antar mahasiswa dengan motivasi belajar
di Jurusan Ortotik Prostetik
Poltekkes Surakarta c.
Menganalisis hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen dan dan antar mahasiswa dengan motivasi belajar di Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Surakarta
D. Manfaat penelitian 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang hubungan antara komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen dan antar mahasiswa dengan motivasi belajar di jurusan ortotik prostetik Poltekkes Surakarta. 2. Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan penelitian selanjutnya untuk menyempurnakan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
6
mengevaluasi program pendidikan ortotik prostetik yang telah dilaksanakan. b. Peneliti Selanjutnya Dengan adanya penelitian ini, peneliti lain dapat menambah pengetahuan tentang komunikasi interpersonal, dan motivasi belajar.