BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik yang merupakan sumber kehidupan masyarakat mempunyai fungsi sebagai penerangan dan energi dalam mengembangkan segala bentuk kegiatan sehari-hari. Maka, listrik mempunyai peranan yang sangat penting.Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan satu-satunya perusahaan milik negara yang bergerak di bidang listrik sehingga mempunyai peranan utama bagi masyarakat luas.
Listrik Pintar yang merupakan listrik prabayar yang pertama kali diadopsi dari negara Afrika dan dikhususkan pada masyarakat menengah ke bawah atau yang kurang mampu, karena listrik prabayar ini pada umumnya dapat mengendalikan sendiri pemakaian listrik dan dapat menyesuaikan dengan kemampuan masyarakat dalam pembelian token serta berbagai macam keuntungan yang didapat. Listrik Pintar (listrik prabayar) ditujukan kepada konsumen yang ingin pasang baru aliran listrik atau kepada pelangganyang bermigrasi dari paska bayar ke prabayar. (http://www.pln.co.id/listrik.pintar/p=47 diakses pada 16 April 11.47 WIB).
Saat ini PT PLN (Persero) mengkomunikasikan pesan terhadap khalayak tentang adanya produk baru yaitu Listrik Pintar . Listrik Pintar merupakan produk layanan listrik prabayar PLN bagi masyarakat yang menggunakan listrik
1
melalui pembelian pulsa listrik dimana pemakaian listrik dapat dikendalikan oleh konsumen itu sendiri. Listrik pintar disosialisasikan pada pertengahan tahun 2011. Menurut Lia selaku humas PT PLN (Persero) bahwa kegiatan kampanye listrik pintar dari pertengahan tahun 2011 dilakukan melalui serangkaian kegiatan mulai dari press conference, mengirimkan press release, acara launching, pameran, talkshow radio, temu pelanggan, sampai berbagai media publikasi lainnya seperti billboard, brosur, flyer, poster, dan banner listrik pintar. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, kampanye yang dilakukan humas PT PLN (Persero) pada sekitar tahun 2012 sampai tahun 2013 hanya melakukan media publikasi yang salah satunya dengan menggunakan brosur dikarenakan untuk memangkas biaya. Hal tersebut dilakukan biaya promosi yang mahal jika menggunakan media lainnya seperti iklan di televisi. Listrik Pintar merupakan suatu inovasi baru yang dilakukan PLN sehingga diperlukannya komunikasi kepada masyarakat. Komunikasi merupakan kunci dalam pengiriman pesan kepada publik yang dituju agar dapat mengetahui informasi, memahami pesan, menghasilkan feedback (umpan balik) dan dapat mengubah perilaku. Untuk mengkomunikasikan produk Listrik Pintar kepada masyarakat perlu adanya kampanye yang diadakan oleh Humas PT PLN. Dalam suatu perusahaan fungsi penyampaian informasi adalah humas, humas menjembatani antara perusahaan dengan publik baik internal maupun eksternal .
2
Menurut Pfau dan Parrot (1987:23) dalam mendefinisikan kampanye yaitu sebagai berikut : A campaign is conscious, sustained, and incremental process desaigned to be implemented over a specified periode of time for the purpose of influencing a specified audiens (bahwa suatu kampanye yang secara sadar, menunjang, dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencana pada periode tertentu yang bertujuan mempengaruhi publik sasaran tertentu). Berkaitan dengan hal tersebut, kampanye listrik pintar termasuk dalam (marketing communication) komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya (Halim, 2005 :25) Kampanye Listrik Pintar (Listrik Prabayar) merupakan inisiatif pihak PT PLN (Persero) dan telah diakomodir oleh pemerintah bermula dari adanya kebutuhan akan listrik yang semakin bertambah, kurangnya kesadaran masyarakat akan penghematan energi energi listrik dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar tagihan listrik tepat pada waktunya serta keterlambatan pembayaran rekening, pencatat meteran yang tidak pas pada pelanggan paska bayar, jumlah tagihan listrik yang mahal dan tidak terkontrol yang selama ini menjadi keluhan para pelanggan. Listrik Pintar ini diharapkan dapat mendorong masyarakat khususnya pelanggan dalam mengendalikan konsumsi listrik sehari-hari dan dapat mengurangi kecurangan yang terjadi dalam pemakaian listrik.
3
Dari berbagai aspek, Listrik Pintar (Listrik Prabayar) berbeda jauh dengan Listrik Paskabayar. Pada Listrik Paska bayar (biasa), setiap bulan petugas PLN harus mendatangi rumah pelanggan untuk mencatat meteran kemudian data tersebut diproses ke rekening dan masyarakat membayarkan tarif rekening listrik ke loket terdekat, kantor pos, bank. Selain itu, banyak sekali masyarakat yang memiliki tunggakan pembayaran listrik sehingga pihak PLN harus memutuskan aliran listrik di rumah pelanggan.(http://www.pln.co.id/Listrik.Pintar/p=47 diakses pada 16 April 11.47 WIB).
Listrik Pintar mempunyai berbagai keuntungan yaitu pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik, pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja, tidak akan terkena biaya keterlambatan, privasi lebih terjaga, jaringan luas pembelian listrik isi ulang, tepat digunakan bagi pemilik rumah
kontrakan
atau
kamar
sewa
atau
kos.
(http://www.pln.co.id/listrik.pintar/p=47 diakses pada 16 April 11.47 WIB).
Tujuan dari kampanye Listrik Pintar adalah untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat khususnya pelanggan rumah tangga bahwa terdapat layanan baru yang bernama Listrik Pintar (Listrik Prabayar) serta mengetahui hal yang berhubungan dengan Listrik Pintar seperti keuntungan penggunaan, cara menggunakan serta keinginan atau minat untuk menggunakan produk, mengedukasi serta mengontrol untuk penghematan listrik dan membangun citra positif PLN di mata publik sehingga muncul kepercayaan dan penerimaan publik sehubungan dengan produk tersebut.
4
Saat ini PT PLN mempunyai 9.741.000 pelanggan, hampir menembus target kami sebanyak 10 juta pelanggan Listrik Pintar tersebut tersebar di 27 propinsi di seluruh Indonesia (Antara. “Pelanggan Listrik Prabayar ditargetkan tembus 10 juta Pelanggan”.http://id.berita.yahoo.com/pelanggan-listrik-prabayar-ditargetkantembus-10-juta-072814410.html diakses pada 27 Mei 2013 pukul 12.30 WIB). Untuk persentase unit pelanggan, didominasi pelanggan di Indonesia Timur seperti dari Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang mencapai 60 persen dari keseluruhan pengguna listrik prabayar kemudian mulai dari Aceh sampai Papua, sebagian besar pelanggan berada di Pulau Jawa dan Bali. Pelanggan di Jawa Barat dan Banten menjadi pelanggan tertinggi se-Indonesia dengan 1.663.528 pelanggan.
Disusul oleh Jawa Timur 853.685 pelanggan, Jawa Tengah dan DIY 581.443 pelanggan, Jakarta dan Tangerang 486.599 pelanggan, dan Bali 216.259 pelanggan. Sukses di Jawa Bali juga disusul dengan kesuksesan di wilayah lain di Indonesia seiring gencarnya PLN melakukan penetrasi layanan Listrik Pintar. Terbukti di Nusa Tenggara Barat sebanyak 206.505 merupakan pelanggan Listrik Pintar. Tertinggi untuk Indonesia Timur. Disusul oleh Nusa Tenggara Timur dengan 120.179 pelanggan. Sedangkan untuk Indonesia Barat, urutan tertinggi pelanggan Listrik Pintar ada di Lampung dengan 138.772 pelanggan. Tidak ketinggalan juga anak perusahaan PLN ikut aktif menjaring pelanggan menggunakan Listrik Pintar. Tercatat sebanyak 4.919 pelanggan PLN Batam menggunakanListrik Pintar (Cipto. “Pelanggan Listrik Prabayar Tembus 10 Juta.
5
http://wartaekonomi.co.id/berita10471/pelanggan-listrik-prabayar-ditargetkantembus-10-juta.htmldiakses pada 23 April 2013 pukul 17.00 WIB).
Akan tetapi, jumlah pengguna listrik prabayar golongan Rumah Tangga baru 11% dari total 42,5 juta pelanggan Rumah Tangga. Jika dibandingkan dengan Afrika Selatan, dengan jumlah pelanggan rumah tangga lebih dari 4 juta pelanggan, hampir semuanya menggunakan listrik prabayar. Menjadi tantangan bagi PLN, agar pelanggan listrik prabayar bertambah tidak saja dari pelanggan baru, namun juga dari migrasi pelanggan paska bayar. (Cipto. “Pelanggan Listrik PrabayarTembus10 Juta. http://wartaekonomi.co.id/berita10471/pelanggan-listrikprabayar-ditargetkan-tembus-10-juta.html diakses pada 23 April 2013 pukul 17.00 WIB).
Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Benny Marbun menyatakan, 80 persen pelanggan listrik prabayar adalah pelanggan baru, sementara 20 persen adalah pelanggan migrasi. Dengan adanya hal tersebut menjadi tantangan bagi PLN agar pelanggan listrik prabayar bertambah tidak saja dari pelanggan baru, tetapi juga dari migrasi pelanggan paskabayar khususnya pada pelanggan rumah tangga dikarenakan di Indonesia pelanggan rumah tangga pengguna listrik pintar hanya 11 % dan masalah tunggakan terbesar setengahnya berasal dari golongan rumah tangga. Hal tersebut diperkuat dengan adanya berita di Tempo online mengenai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (PLN Disjaya) mendata hingga Oktober tunggakan tagihan listrik di masyarakat mencapai Rp395 miliar dari sekitar 700 ribu pelanggan.
6
Dari tunggakan sebesar ini, 45% dari penunggak berasal dari golongan rumah tangga. Tunggakan ini dibagi menjadi dua yaitu tunggakan lancar di mana pelanggan menunggak selama satu sampai tiga bulan mencapai Rp244 miliar, sedangkan tunggakan ragu-ragu mencapai Rp151 miliar. Dari Rp395 miliar tagihan tunggakan listriknya sampai Oktober ini, didominasi kalangan rumah tangga. Kelompok ini menempati urutan nomor satu. Sedangkan urutan kedua ditempati dengantunggakan listrik yang berasal dari ABRI/ TNI. (http://www.tempo.co/read/news/2012/11/22/092443515/diaksespada
23
April
2013 pukul 16.47 WIB). Untuk mengatasi berbagai tunggakan pelanggan rumah tangga yang ada maka dibutuhkan suatu kampanye Listrik Pintar. Salah cara yang digunakan dalam kampanye Listrik Pintar adalah pesan-pesan cetak dengan menggunakan brosuryang bertujuan untuk memberikan informasi atau pesan.Brosur merupakan salah satu media promosi yang biasa digunakan oleh humas. Menurut Tams Djayakusumah (1982:167-168), brosur adalah : “Semacam surat atau buku yang berisi uraian-uraian daripada keistimewaan, serta penggunaan dan petujukpetunjuk yang merupakan suatu keterangan-keterangan tentang penggunaan suatu barang atau jasa”. Brosur umumnya berisi pesan-pesan yang bersifat informative, persuasive, dan factual. Maksud dari sifat-sifat tersebut adalah, pesan dalam brosur umumnya memuat informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak. Pesan dalam brosur juga memudahkan para pembaca agar dapat dengan mudah tertarik dengan pesan yang disampaikan oleh brosur tersebut. Peran dalam brosur juga mudah
7
dimengerti dan dipahami serta dibuat semenarik mungkin, dan selalu berisi halhal baru yang berkaitan dengan produk perusahaan. Maka dengan sifat-sifat pesan tersebut, dapat mempengaruhi khalayak untuk membeli atau menggunakan produk-produk yang ditawarkan dalam brosur. Pengertian brosur menurut (Suharsono dan Retnoningsih, 2005: 94) adalah surat ataubuku kecil yang memuat uraian tentang sesuatu masalah.Jadi, brosur menurut penulis adalah surat atau buku kecil yang memuat uraian tentang suatu masalah dalam sekali terbit. Dengan adanya brosur maka para khalayakmaka akan mendapatkan informasi mengenai listrik pintar sehingga dapat merasakan kegunaan dari brosur tersebut. Serta mengetahui adanya produk Listrik Pintar yang diluncurkan.Namun pada kenyataannya sebagaimana yang sering terlihat, keberadaan brosur kurang mendapat perhatian. Banyak brosur yang diberikan oleh pihak humas melalui petugasnya sebagai media promosi hanya diterima oleh masyarakat atau segmen pasarnya begitu saja. Bahkan banyak brosuryang diberikan, dan setelahnya diletakkan ditempat sembarangan, dan yang lebih menyedihkan lagi terkadang dibuang di tempat sampah. Penggunaan media cetak seperti brosur dalam melakukan kampanye listrik pintar yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) dibutuhkan kemampuan membaca oleh para khalayak yang dituju. Menurut Goodman (1996:2-3) menyatakan bahwa membaca merupakan suatu proses dinamis untuk merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikodekan oleh penulis. Di dalam proses ini, penulis 8
melakukan pengkodean linguistik yang kemudian diuraikan oleh pembaca untuk mendapatkan pemahaman atau makna.
Berdasarkan hasil survei UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menunjukkan bahwa minat baca masyarakat yang paling rendah di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah negara Indonesia.(http://www.antaranews.com/berita/243438/indonesia-negara-palingrendah-minat-baca diakses pada 4 April 2013 pukul 10.12 WIB).
Rendahnya minat baca ini dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia yang baru sekitar 0,001, artinya dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan angka minat baca di Singapura yang memiliki indeks membaca sampai 0,45 (“Galakkan Baca Buku untuk Kemajuan Bangsa”, Media Indonesia, 17 Mei 2010).
Lebih lanjut lagi bahwapenduduk Indonesia lebih banyak mencari informasi dari televisi dan radio ketimbang buku atau media baca lainnya. Laporan bank Dunia no.16369-IND (Education in Indonesia from Crisis to recovery) menyebutkan bahwa tingkat membaca di Indonesia hanya mampu meraih skor 51,7 di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1) dan Singapura (74,0).
Data Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan baca sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5%. Sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan mendengarkan radio 40,3%.Hasil
9
penelitian yang dilakukan Tim Program of International Student Assessment (PISA) beserta Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas menunjukkan kemahiran membaca pada usia di atas 15 tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6 persen hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya dan 24,8 persen hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan .
Dalam kampanye humas mengenai Listrik Pintar yang menjadi target adalah pelanggan rumah tangga. Pada dasarnya dalam hal keputusan untuk menggunakan listrik maka ada di tangan kepala rumah tangga. Akan tetapi, dalam hal ini peneliti memilih ibu rumah tangga sebagai objek penelitian dikarenakan menurut survey yang dilakukan oleh Marketing Indonesia telah menunjukan sebesar 86, 1 % perempuan/ wanita yang mengatur pengeluaran dalam rumah tangga dan 84,2 % dari kalangan wanita yang menjadi pengelola keuangan pasangannya. ( “Mengatur Uang Lebih Menyenangkan”. http://www.marketing.co.id/blog/category/duniariset/artikel-riset/page/mengatur keuangan lebih menyenangkan diakses pada 25 April 2013 pukul 15.40 WIB) Kemudian survey yang lainnya dilakukan oleh Money Advice Service yang dilansir oleh Daily Mail (26/11) yang menemukan bahwa wanita bertugas memutuskan kebijakan keuangan jangka panjang seperti membayar sewa, hipotek dan pengeluaran lainnya.(Ananda, Kun Sila. “Benarkah pria lebih mahir mengelola keuangan rumah tangga?”. http://www.merdeka.com/gaya/benarkahpria-lebih-mahir-mengelola-keuangan-rumah-tangga.html diakses pada 25 April 2013 pukul 16.07 WIB).
10
Minat untuk menggunakan Listrik Pintar pada ibu rumah tangga berdasarkan pada perbedaan dari diri masing-masing berdasarkan perbedaan individu (Individual Differences)salah satunya berdasarkan pada tingkat pendidikan seseorang karena pendidikan mempengaruhi proses keputusan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang, bahkan persepsinya terhadap suatu hal/masalah (Sumarwan, 2004:201).
Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis menganggap perlu untuk mengetahui tentang Pengaruh Membaca Pesan Brosur Kampanye Humas Terhadap Minat Ibu Rumah Tangga di Tangerang Menjadi Konsumen Listrik Pintar PT. PLN(Persero)Berdasarkan Jenjang Pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Seberapa
besar
pengaruh
membaca
pesan
brosur
kampanye
Humasterhadapminat ibu rumah tangga di Tangerang menjadi konsumen Listrik Pintar
PT. PLN (Persero)berdasarkan jenjang
pendidikan ? 2. Seberapa
besar
perbedaan
minat
ibu
Tangerangmenjadi konsumen Listrik Pintar
rumah
tangga
di
PT. PLN (Persero)
menurut jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi?
11
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui seberapa besarpengaruh membaca pesan brosur kampanye Humas terhadapminat ibu rumah tangga di Tangerang menjadi konsumen Listrik Pintar PT. PLN (Persero) berdasarkan jenjang pendidikan. 2. Mengetahui Seberapa besar perbedaan minat ibu rumah tangga di Tangerang menjadi konsumen Listrik Pintar PT. PLN (Persero) menurut jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Aspek Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan komunikasi khususnya di bidang kehumasan yang berkaitan dengan metode penyampaian pesan kepada masyarakat yang diwujudkan
melalui kampanye humasyaitu melalui brosur untuk
mengubah perilaku masyarakat khususnya menjadi konsumen Listrik Pintar PT PLN (Persero).Selain itu, penelitian ini dapat menjadi acuan dan dapat memperdalam teori untuk memajukan ilmu komunikasi seiring dengan perkembangan jaman.
12
2. Aspek Praktis a. Bagi PLN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh membaca pesan brosur kampanye Humas terhadapminat ibu rumah tangga di Tangerang menjadi konsumen Listrik Pintar PT. PLN (Persero) berdasarkan jenjang pendidikan. Sehingga, dapat memberikan kontribusi positif bagi PLN dalam penggunaan saluran komunikasi dalam kampanye Humas yaitu melalui brosur dan dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya. b. Bagi Masyarakat Manfaat
Listrik
Pintar
bagi
masyarakat
adalah
untuk
mengendalikan pemakaian listrik dalam menghindari pemborosan, mempermudah dalam mengontrol serta memantau pemakaian listrik, serta menghemat pemakaian listrik.
13