BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian Seiring dengan dilaksanakannya pembangunan yang kian pesat dengan berbagai tuntutan dalam proses pembangunan yang tidak dapat dihindari,tentunya membawa dampak besar kepada bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sedang berkembang. Sumber daya manusia adalah syarat utama sebagai modal dasar pembangunan fisik lainnya, hal ini dikarenakan dengan sumber daya yang berkualitas maka pengelolaan sumber daya yang lain akan menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga pembangunan akan terlaksana dengan baik. Dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pembangunan menjadi urusan wajib dan kewenangan Pemerintah daerah, hal ini sesuai dengan Pasal 14 ayat 1 (a) bahwa urusan Pemerintah daerah salah satunya adalah perencanaan dan pengendalian pembangunan. Pelaksana dalam kegiatan pembangunan tentunya secara teknis dilaksanakan oleh Dinas daerah yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 pasal 7 bahwa Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Sehingga berdasarkan penjelasan Undang – Undang diatas maka pembangunan tentunya secara teknis dilaksanakan oleh Dinas daerah.
Kehidupan suatu organisasi secara mendasar adalah sangat ditentukan oleh adanya manusia dan segenap sumber dayanya. Manusialah yang dapat menggerakkansuatu organisasi dengan menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya demi keberlangsungan kehidupan organisasi tersebut. Manusia adalah sumber daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar sekali bila penggunaan tenaga manusia secara tepat guna. Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi memiliki berbagai karakteristik,termasuk kemampuan kerja, motivasi dan kinerja yang dimilikinya. Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan dan berada dalam diri pegawai yang melaksanakan tugas sehari-hari. Menurut Mangkunegara (2001 : 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi adalah : 1
Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi 2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill).
2
Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi seharusnya terbentuk dari awal (by plan), bukan karena keterpaksaan atau kebetulan (by accident). Kualitas sumber daya manusia pada Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dilihat dari tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Pegawai Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon Tahun 2010 Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. 1 2 3 4 5
Pendidikan Jumlah % S2 ( Strata Dua ) 6 11,32 S1 ( Strata Satu ) 32 60,38 D3 ( Diploma 3 ) 1 1,89 SMA/SLTA/MAN/Sederajat 13 24,53 SMP 1 1,89 Jumlah 53 100 Sumber : Bagian Kepegawaian Dinas Perindustrian ,Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon Tahun 2010
Namun adanya kualitas pendidikan yang dimiliki oleh pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon tersebut belum diimbangi dengan kemampuan yang ada. Dimana kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas/pekerjaannya (Gibson,1989;215). Winardi (2002) menjelaskan kemampuan berhubungan dengan kompetensi seseorang dan salah satu dimensi dari kemampuan itu adalah keterampilan ( skill) yaitu kemampuan dan pengetahuan yang memampukan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Masalah lain yang berkaitan dengan kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, yaitu masih terdapat pegawai yang kurang memahami prosedur kerja sehingga masih ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan Tupoksi dinas, hal ini bisa dilihat pada tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2 Data Fungsional Penyuluh PerindagKUMKM pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon NO
Nama
Pendidikan
Tupoksi
Pelaksanaan di Lapangan
Tupoksi
1
Muji Wahyono
S1-STMY Majalengka
Fungsional Pasif Perindag
2
Joni Heryana
SMA
Fungsional Pasif Perindag
3
Heri Susanto
SMA
Fungsional Pasif Perindag
Bendahara
4
L. Danang Hernowo, S.Ip
Fungsional Pasif Perindag
Bendahara pada sekretariat
5
Yusuf Riyanto,S.TP
Fungsional Pasif Perindag
Pelaksana pada bidang Industri
S-1 Unpar Jurusan ilmu politik S-1 IPB jurusan teknologi pangan S-1 HI S-1 Unpas Teknik Pangan
Pelaksana pada bidang Industri Bendahara pada bidang Industri
Pelaksana pada bidang industri Bendahara Ulfah Nur Fungsional pada bidang Pasif 7 Farida, ST Perindag KUMKM seksi UKM Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, 2012 6
Rusman R.ST
Fungsional Pasif Perindag
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa para tenaga fungsional dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi UMKM Kota Cirebon tidak diberdayakan sebagai tenaga penyuluh bagi UKM, IKM,dimana salah satu Tugas Pokok dan Fungsinya adalah membina para pelaku Industri Kecil Menengah, Pengusaha, UKM, dan Koperasi di Cirebon. dan pelaku usaha lainnya. Sedangkan
berkaitan
dengan
dimensi
kemampuan
lainnya
yaitu
pengetahuan (knowledge) yaitu informasi atau pengetahuan mengenai suatu hal yang dimiliki seseorang diantaranya disebabkan karena kurangnya pelatihan bagi para pegawai yang bertugas sebagai pembina atau penyuluh di lapangan, serta
masih banyak pegawai yang menjalankan tugas tidak sesuai dengan bakat maupun latar belakang pendidikannya, seperti contoh bagi pegawai lapangan atau pembina, lebih tepatnya disebut sebagai penyuluh Perindagkumkm. Banyak tenaga fungsional penyuluh yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan tupoksi yang diberikan yaitu sebagai penyuluh perindagKUMKM (penyuluh perindustrian, perdagangan, dan koperasi UMKM) yang tidak difungsikan sebagai pembina atau penyuluh bagi UKM, IKM dan bagi pelaku usaha lainnya Sebagai pembina bagi para pelaku Industri Kecil Menengah, Pengusaha, UKM, dan Koperasi di Cirebon, maka petugas pembina atau penyuluh di lapangan seharusnya berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan tupoksi yang diberikan. Pada tabel di atas hanya dua orang tenaga penyuluh yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tupoksi yang diberikan. Dan pelatihan bagi mereka pun jarang diadakan sehingga pengetahuan untuk pembinaan dilapangan mengenai aspek usaha dan sebagainya bagi para pelaku usaha sangat minim. Yang akhirnya mereka tidak diberdayakan, ini bisa dilihat pada tupoksi dinas yang tidak sesuai dengan tupoksi awal yang dikeluarkan berdasarkan SK Walikota Kota Cirebon. Kinerja pegawai dalam suatu organisasi tidak terlepas dari adanya motivasiyaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dorongan tersebut mempunyai kekuatan yang besar dalam penentuan sikap pegawai dalam bekerja. Jika pengaruh yang ditimbulkannya besar,
maka dorongan kerja besar pula atau dalam dimensi motivasi menurut Victor Vroom adalah bahwa seorang pegawai akan termotivasi jika pegawai tersebut merasa harapan atas apa yang dilakukan sesuai dengan imbalan yang diterima. Dalam organisasi motivasi mempunyai peranan penting karena ia menyangkut tepat
akan
langsung pada unsur manusia dalam organisasi. Motivasi yang mampu memajukan
dan mengembangkan organisasi. Berkaitan
dengan motivasi pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangandan Koperasi UMKM Kota Cirebon Berikut
disajikan rekapitulasi daftar absensi pegawai
Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Tabel 1.3 Rekapitulasi Daftar Absensi Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon Keterangan Ijin Sakit Cuti Tanpa Keterangan Jumlah
Bulan Januari 2 3 3 4 12
% 1,90 2,86 2,86 3,81
Bulan Februari 5 2 6
% 4,76 1,90 5,71
11,43
13
12,37
Bulan % Bulan % Maret April 4 3,81 6 5,71 3 2,86 1 0,95 1 3 2,86 4 10
9,53
12
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan jumlah absensi pada januari sebanyak 11,43 % menjadi 12,37 % pada bulan februari dan pada bulan maret sebanyak 9,53 % menjadi 11,42 % pada bulan april. Meskipun tidak ada standar yang menunjukkan tingkat absensi dikatakan tinggi atau rendah namun peningkatan absensi pada tabel diatas menunjukkan rendahnya tingkat motivasi yang berpengaruh terhadap kinerja.
Absennya pegawai dapat menjadi dasar pengukuran motivasi, semakin banyak
pegawai
yang
absen
berarti
tingkat
motivasi
mereka
untuk
menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah dan berimbas pada kinerja pegawai. Meskipun tidak ada standar yang menunjukkan tingkat absensi dikatakan tinggi atau
rendah namun peningkatan absensi pada
tabel diatas menunjukkan
rendahnya tingkat motivasi yang berpengaruh terhadap kinerja kerja. Absennya pegawai dapat menjadi dasar pengukuran motivasi, semakin banyak pegawai yang
absen
berarti
tingkat
motivasi
mereka
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya semakin rendah dan berimbas pada kinerja pegawai. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya tidak adanya kesesuaian antara imbalan atas apa yang telah dikerjakan, dan lain sebagainya. Dengan adanya motivasi, seorang pegawai akan merasa mempunyai dorongan khusus untuk menyelesaikan suatu pekerjaan menuju tercapainya efektivitas organisasi. Ketika berprestasi,
seseorang
namun ketika
seorang pegawai
akan melaksanakan
memiliki
tugas
dengan
motivasi
untuk
sebaik-baiknya,
orang menganggap bahwa melaksanakan pekerjaan hanya
sebagai suatu rutinitas maka mereka cenderung statis dalam bekerja. Fenomena diatas tentunya bisa menghambat kinerja mereka sebagai tenaga funsional penyuluh perindagKUMKM dan misi yang dicanangkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
UMKM Kota Cirebon yaitu
Meningkatnyapembinaan dan pemfasilitasanpengembanganpotensiindustrimikro, kecil, menengah dan besar yang berbasis IPTEK sertaberdayasaing global,
Meningkatkankualitas,
kapasitas
dan
kompetensi
dan
pengembangankelembagaanKoperasidan Usaha Mikro Kecil Menengah, serta meningkatnya pengetahuan, keterampilan pengusaha industri kecil menengah, UKM dan sebagainya tidak akan tercapai. Ini bisa dilihat pada tabel 1.4 yang merupakan salah satu dari beberapa program yang ditetapkan oleh bidang industri pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon : Tabel 1.4 Program Rencana Kerja (BidangIndustri), pada Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon No
Rencana Kerja Program
Rincian
Pengembangan Industri Kecil Menengah
2008
2009
2010
2011
T
R
T
R
T
R
T
R
80
43
90
42
100
65
100
74
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon,2012
Bisa dilihat pada tabel diatas bahwa dengan kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh pegawai, sehingga pencapaian hasil kerja jauh dari target yang ditetapkan. Pada tahun 2010 realisasi program pengembangan
industri kecil
menengah hanya 65% dari target yang ditetapkan sebesar 100%,kemudian pada tahun 2011 pencapaian hasil kerja masih dibawah target yang ditetapkan dengan realisasi 74%, walaupun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya akan tetapi masih belum sesuai dengan harapan program rencana kerjaorganisasi
Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, dimanapada akhirnya tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengusaha kecil menengah tidak tercapai.
Selain itu berdasarkan hasil pengamatan rendahnya kinerja pegawai yang dilihat dari unsur kemampuan yaitukurangnya keterampilan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada pegawai dimiliki oleh pegawai dikarenakan pekerjaan yang dijalani hanya sebatas rutinitas saja. Oleh karena itu, semakin tinggi kualitas pegawai pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon diharapkan akan semakin tinggi pula kinerja pegawainya. Salah satu dari dimensi kinerja adalah behaviour yang salah satu dimensinyayaitu kemampuan untuk menjalankan tugas dengan baik sehingga tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai. Pada data yang disajikan dalam tabel dibawah ini terdapat beberapa target yang ditetapkan oleh bidang Koperasi dan UMKM yang ada pada dinas yang masih jauh dari target pencapaian. Hal ini bisa dilihat pada tabel 1,5 dibawah ini :
Tabel 1.5 Data Keragaan Koperasi ( Bidang Koperasi UMKM ) pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon Indikator Jumlah Koperasi Aktif Jumlah Koperasi Pasif Jumlah Anggota Jumlah Pegawai Jumlah Manajer Jumlah Asset Jumlah Modal Sendiri Jumlah Modal Luar Jumlah Volume Usaha Jumlah SHU
Satuan
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
Unit
231
249
10%
Unit
109
106
0%
Orang
39313
40351
5%
Orang
740
751
5%
Orang
30
28
2%
Ribuan 2.094.982.967
2.213.652.740
6%
Ribuan
120.116.393
122.870.273
3%
Ribuan
89.536.349
90.782.467
3%
Ribuan
187.045.083
201.346.821
5%
Ribuan
8.230.344
8.532.018
8%
Realisasi 7,23% -2,8% 2,57% 1,46% -7,14% 5,36% 2,24% 1,37% 7,10% 3,54%
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon,2012
Pada bidang koperasi, target yang dicanangkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon yaitu peningkatan modal koperasi minimal sebesar 3% akan tetapi peningkatan yang terjadi pada tahun 2010 ke 2011 hanya dibawah 3% dari beberapa sasaran dan target yang telah dicanangkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon masih belum tercapai, hal ini membuktikan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, das sein dan das solen sehingga permasalahan kinerja menjadi tema sentral dalam penelitian ini.
Pada bidang lainnya dalam Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon yaitu bidang perdagangan bisa ditemukan rendahnya kinerja para pegawainya. Hal itu bisa dilihat dari peningkatan kasus mengenai peredaran barang di masyarakat, karena salah satu rencana kerja dari bidang perdagangan adalahPeningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa.Terutama banyaknya ketidakpuasaan ataupun pengaduan dari masyarakat atau dalam hal ini konsumen terhadap barang yang dibelinya, selain itu masih banyak barang yang beredar yang tidak mencantumkan dengan standar yang ditentukan, hal ini dikarenakan oleh kurangnya pengawasan dari para pegawai terhadap pelaku usaha mengenai produk yang dijualnya. Seperti bisa dilihat pada tabel 1.6 dibawah ini, masih banyak produk yang tidak mencantumkan SNI dan pencantuman informasi pada contoh produk lampu Swaballast/Lampu Hemat Energi (LHE)yang merupakan komoditi yang penting karena terkait dengan Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan (K3L), LHE telah diberlakukan Syarat Mutu Produknya secara wajib melalui SNI, hal ini mengacu kepada Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 442/MPP/Kep/5/2002 Tentang Perubahan Atas Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 337/Kep/11/2001 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonasia (SNI) Secara Wajib Lampu Swaballast untuk Pelayanan Pencahayaan Umum Persyaratan Keselamatan (SNI 04-6504-2001 dan revisinya).
Tabel 1.6 Data Pencantuman Informasi pada barang/produk dan SNI(Bidang Perdagangan dalam Negeri) pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan KoperasiUMKM Kota Cirebon Lokasi
Pasar Yogya Lama
Carrefour Cipto Lokasi Giant
Merek LEUCH TECH OSRAM PANASONIC HORI ECLAT KLAUSS HINODE TOSHIBA PHILIPS VISICOM SHINYOKU MEGAMAN HITACHI *) FUJILIGHT *) CITRUS *) CARREFOUR 11 CARREFOUR 15 Merek LEUCH TECH OSRAM PANASONIC HORI *) ECLAT *) KLAUSS *) HINODE *) TOSHIBA *) PHILIPS VISICOM SHINYOKU MEGAMAN *) HITACHI *) FUJILIGHT *) CITRUS *)
Carrefour Cipto
CARREFOUR 11 *) CARREFOUR 15
Hasil Kasat Mata Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan tidak sesuai ketentuan Penandaan tidak sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Tidak mencantumkan tanda SNI Tidak mencantumkan tanda SNI Tidak mencantumkan tanda SNI Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Hasil Kasat Mata Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Tidak mencantumkan kuat cahaya dan NRP pada Kemasan Tidak mencantumkan kuat cahaya, nama pabrik, dan nama importir pada kemasan Tidak mencantumkan NPB Tidak mencantumkan nama pabrik, dan nama importir Tidak mencantumkan nama pabrik, dan nama importir Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Penandaan telah sesuai ketentuan Tidak mencantumkan nama pabrik, dan nama importir Tidak mencantumkan tanda SNI, kuat cahaya, NPB Tidak mencantumkan kuat cahaya, nama pabrik, NPB/NRP, nama produsen/importir Tidak mencantumkan tanda SNI, kuat cahaya, Nama pabrik, NRP/NPB, Nama Produsen/Importir Tidak mencantumkan umur lampu Penandaan telah sesuai ketentuan
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon
Keterangan: *) gagal dalam penandaan,2012
Bisa dilihat pada tabel 1.6 untuk produk Lampu Hemat Energi (LHE) dapat disimpulkan antara lain, dari 17 sampel merek yang diambil 10 diantaranya gagal dalam hal penandaan. Hanya 7 merek yang telah sesuai dengan ketentuan dalam penandaan pada produk dan kemasan yaitu merek LEUCH TECH, OSRAM, PANASONIC, SHINYOKU, PHILIPS, VISICOM dan CARREFOUR (15 W). Adapun target yang dicanangkan untuk pengawasan produk mulai tahun 2009 sampai 2011 adalah 100% produk LHE penandaannya harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu mencantumkan tanda SNI, kuat cahaya, nama pabrik, umur lampu, dan sebagainya. Dari
tabel-tabel
tabel
Perindustrian,BidangKoperasi
1.4
sampai
1.6
kinerja
pada
Bidang
dan UMKM, serta Bidang Perdagangan Dalam
Negeri, dapat direkapitulasi dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 1.7 Kinerja Program pada Bidang Perindustrian, BidangKoperasi dan UMKM, serta Bidang Perdagangan Dalam Negeri padaDinas Perindustrian, Perdagangan dan Kperasi UMKM Kota Cirebon Bidang Perindustrian Program
Pengembangan Industri Menengah tahun 2011-2012
Target 100%
Kecil
Realisasi 69,5%
BidangKoperasi dan UMKM
Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Data Keragaan Koperasi 2011-2012
Data Pencantuman Informasi pada barang/produk dan SNI, tahun 2009-2012 Target Realisasi 100% 59%
Target 47%
Realisasi 20,93%
Dari tabel diatas secara umum dapat dikemukakan bahwa realisasi kinerja tertinggi dicapai oleh Bidang Perindustrian dengan realisasi sebesar 69,5%, sedangkan realisasi terendah oleh Bidang Koperasi dan UMKMsebesar 20,93%. Beranjak dari hal itu, peneliti mengemukakan masalah yang ingin dikaji sebagai pernyataan masalah ( problem statement ) adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan
pegawai
Pemerintah
Daerah
khususnya
di
Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon Propinsi Jawa Barat belum memadai. 2. Motivasi pegawai Pemerintah Daerah khususnya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon Propinsi Jawa Barat belum memadai. 3. Kinerja pegawai Pemerintah Daerah khususnya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon Propinsi Jawa Barat belum memadai. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka peneliti bermaksud untuk memfokuskan mengkaji pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Pemerintah Daerah khususnya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Sehingga judul dari penelitian ini adalah : “Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap kinerja PegawaiPada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Cirebon”.
1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, maka yang menjadipertanyaan penelitian (research questions) adalah Seberapa Besar Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PegawaiPada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Cirebon?
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1.Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Akan tetapi, tidak membahas secara luasfaktor-faktor yang dapat menjelaskan permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini di fokuskan pada aspekaspek kemampuan dan motivasi kerja dengan cara mendeduksinya melalui pengamatan di lapangan dan menguji hipotesisnya secara induksi berdasarkan data empirik. Secara lebih spesifik, maksud penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data dan informasi tentang pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. 2. Mengukur pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.
1.3.2.Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengkaji dan menganalisis mengenai besarnya pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang paling besar pengaruhnya dari Kemampuan dan Motivasi pegawai terhadap kinerja Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon 3. Untuk mengembangkan ide serta konsep baru tentang Kemampuan dan Motivasi pegawai, sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.
1.4.Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau kegunaan yang spesifik, baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut : Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna dalam rangka pengembangan
Ilmu
Administrasi,
yaitu
dengan
cara
menjelaskan
fenomenamengenai kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, dari perspektif Kemampuan dan Motivasi. Penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal bagi studi yang lebih mendalam untuk mencapai pemahaman-pemahaman baru melalui Kemampuan dan Motivasi.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan sumbangan pemikiran dalam bentuk rekomendasi dan rumusan pemikiran yang aktual dan pragmatis bagi para pengambil kebijakan untuk meningkatkan kinerja pegawai, guna meningkatkan kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.