BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang pemungutannya dapat dipaksakan yang didasarkan pada undang-undang. Penerimaan Negara yang bersumber dari pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara untuk kepentingan masyarakat umum. Perkembangan era globalisasi saat ini ditandai dengan adanya beberapa perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan terutama dengan kemajuan teknologi. Perubahan ini juga memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam menunaikan kewajiban perpajakan. Kendala di lapangan yang banyak ditemui, yaitu kurangnya masyarakat mengakses informasi dan kendala dalam penyampaian laporan dalam format SPT Tahunan. Demikian sebaliknya pihak otoritas pajak memerlukan basis data yang kuat yang digunakan dasar dalam menetapkan serta menguji kepatuhan. Otoritas pajak yaitu Direktorat Jenderal Pajak telah menyediakan fasilitas dengan memberikan kemudahan dalam menyampaikan SPT Tahunan dalam bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider. Kepatuhan wajib pajak di tanah air dalam
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
melaporkan surat pemberitahuan (SPT) Tahunan tahun 2015 lebih rendah dibandingkan dengan tren pelaporan SPT dalam empat tahun terakhir. Data berikut menunjukkan kondisi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Secara global (data terbatas) menunjukkan kenaikan, tetapi kenaikan dimaksud tidak terlalu signifikan. TABEL 1.1. JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN MELAPORKAN SPT Tahun
Tahun Pajak
2011 2010 2012 2011 2013 2012 2014 2013 Sumber: Ortax.org
Wajib Pajak Terdaftar (dalam jutaan) 17,69 17,65 17,73 18,35
Wajib Pajak Melapor (dalam jutaan) 8,17 9,22 9,8 10,78
% 46 52 55 58
Data pada tabel 1.1. menunjukkan tingkat kepatuhan menyampaikan SPT Tahunan telah melebihi 50%. Kondisi tahun pajak 2014 mengalami lonjakan cukup tinggi, namun tidak kalah pentingnya masih banyak wajib pajak yang enggan melapor SPT menggunakan e-filing. Kurangnya pemahaman wajib pajak mengenai e-filing menyebabkan masih adanya kekhawatiran menggunakan efiling saat penyampaian SPT. Pelaporan SPT Tahunan manual masih lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan e-filing karena dalam penggunaan e-filing wajib pajak harus mempunyai e-FIN (Electronic Filing Identification Number). Liang dan Lu (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa wajib pajak harus mempunyai pemahaman yang lebih mengenai sistem pajak online (e-filing). Penggabungan self efficacy dan Social Cognitive Theory (SCT) dilakukan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi niat perilaku wajib pajak. Social
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Cognitive Theory (SCT) diterapkan untuk memahami faktor yang mempengaruhi individu dan lingkungan pada niat wajib pajak dalam menggunakan sistem. Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) mengakui bahwa Indonesia masih kalah tertinggal dari negara-negara Eropa, Asia, bahkan Afrika dalam penerapan e-filing untuk melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Menurut Direktur Teknologi Informasi Perpajakan Ditjen Pajak Kementrian Keuangan, Iwan Djuniardi, penggunaan sistem e-filing di Malaysia mencapai 60 persen. Sedangkan di Afrika Selatan 99 perusahaan sudah menggunakan sistem e-filing. Ditjen Pajak sudah menerapkan sistem perpajakan melalui internet atau e-filing sejak tahun 2004 namun partisipasinya masih sangat minim disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang penggunaan e-filing. Liang dan Lu (2012) menyatakan bahwa lingkungan di sekitar wajib pajak berpengaruh terhadap niat dalam mengadopsi teknologi baru. Norma-norma sosial digunakan sebagai faktor lingkungan dalam Social Cognitive Theory. Individu sering mengubah perilaku kognitif mereka untuk memenuhi harapan orang lain atau sesuai dengan norma-norma kelompok (Fishbein dan Ajzen, 1975). Moschis (1987) menunjukkan bahwa kelompok sebaya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses individu dalam melakukan suatu tindakan. Seiring digulirkannya paket kebijakan kemudahan oleh Wakil Presiden, Otoritas Pajak mengklaim sistem pelaporan pajak secara elektronik akan segera dipersiapkan. Pemerintah menetapkan delapan bidang yang menjadi sasaran perbaikan dalam meningkatkan kemudahan usaha, antara lain kemudahan pembayaran pajak dengan menerbitkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
menegaskan tidak diperlukannya penyampaian berkas fisik. Selama ini aplikasi teknologi dalam pelaporan pajak secara elektronik sudah berjalan, namun masih terbatas. Otoritas Pajak mengantisipasi perkembangan informasi dan teknologi tersebut dengan berusaha untuk memenuhi aspirasi Wajib Pajak dalam mempermudah tata cara pelaporan SPT baik itu SPT Masa maupun SPT Tahunan. Pada tanggal 14 Mei 2004 Otoritas Pajak mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak
Nomor
KEP-88/PJ/2004
tentang
Penyampaian
Surat
Pemberitahuan secara Elektronik. Setelah sukses dengan program e-SPT, Direktorat Jenderal Pajak kembali mengeluarkan surat keputusan KEP-05/PJ/2005 tentang Tata Cara Penyampaian SPT secara elektronik (e-filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa aplikasi (ASP) dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online dan realtime. Sistem e-filing juga membantu karena ada media pendukung dari ASP yang akan membantu wajib pajak dalam melaporkan SPT dalam 24 jam sehari, 7 hari seminggu, serta dapat dilakukan dimana saja. Desmayanty, Zulaikha (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemudahan pengguna akan mempengaruhi penggunaan sistem e-filing. Jika pengguna menginterpretasikan bahwa sistem e-filing mudah digunakan maka penggunaa sistem akan tercapai. Jika penggunaan sistem memiliki kemampuan untuk mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) maka penggunaan sistem akan dilakukan secara terus menerus sehingga intensitas perilaku dalam penggunaan sistem e-filing dapat meningkat. Menurut Dewi (2009), penggunaan e-filing dilakukan dengan tujuan agar Wajib Pajak dimudahkan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya serta untuk menciptakan administrasi pajak yang lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
tertib dan transparan. Disamping itu, penggunaan sistem e-filing ini dapat megurangi beban proses administrasi perpajakan yang menggunakan kertas dan relatif memakan waktu lama. Dengan cepat dan mudahnya pelaporan pajak menggunakan e-filing, ini menunjukan bahwa adanya dukungan terhadap instansi perpajakan dalam hal penerimaan SPT, penghematan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT. Adanya
kekhawatiran
wajib
pajak
menggunakan
e-filing
dapat
menimbulkan masalah error, sehingga data tidak terekam, hilang dan tidak masuk dalam database Otoritas Pajak. Setiap harinya server-server yang terhubung ke internet selama 24 jam berpotensi terhadap ancaman dari para hacker dengan niat tertentu. Masalah keamanan merupakan salah satu aspek penting dari sebuah sistem informasi, namun masalah ini masih kurang diperhatikan oleh para pemilik dan pengelola sistem informasi. Menurut Desmayanty dan Zulaikha (2012), suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan tersebut dapat diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman disimpan oleh suatu sistem informasi. Kasus bocornya SPT milik mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandakan kurangnya keamanan dalam sistem perpajakan. Dikutip dari tempo.com (2013), terdapat seratus lebih karyawan yang mengakses SPT, baik berasal dari kantor pusat ataupun karyawan di daerah yang masih memiliki kode login. Semua pegawai yang mengakses SPT tersebut menyatakan bahwa mereka hanya penasaran dan ingin tahu terhadap data milik SBY. Menurut Ditjen Pajak,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
pegawai-pegawai itu tidak bisa disalahkan karena mereka masuk ke sistem informasi dengan otorisasi resmi. Wowor et al. (2014) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing menyatakan bahwa dalam hal penggunaan e-filing, kebanyakan pengguna (user) tidak memahami betul resiko keamanan dan kerahasiaan dari e-filing. Pengguna beranggapan bahwa pihak ASP telah memperhatikan keamanan dan kerahasiaan data. Hal ini menunjukkan bahwa sistem e-filing diciptakan agar informasi yang diberikan oleh Wajib Pajak dapat terjaga kerahasiaannya dan tidak dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH SELFEFFICACY, NORMA SOSIAL, PERSEPSI KEMUDAHAN, KEAMANAN DAN KERAHASIAAN TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan Tahun 2015)”. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan: 1.
Apakah self-efficacy berpengaruh terhadap penggunaan e-filing?
2.
Apakah norma sosial berpengaruh terhadap penggunaan e-filing?
3.
Apakah persepsi kemudahan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan efiling?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
4.
Apakah kerahasiaan dan keamanan SPT berpengaruh terhadap penggunaan efiling?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1.
Menguji dan menganalisis norma sosial terhadap penggunaan e-filing.
2.
Menguji dan menganalisis self-efficacy terhadap penggunaan e-filing.
3.
Menguji
dan
menganalisis
persepsi
kemudahan
pengguna
terhadap
penggunaan e-filing. 4.
Menguji dan menganalisis keamanan dan kerahasiaan SPT terhadap penggunaan e-filing. Sedangkan kontribusi dalam penelitian ini, diantaranya:
1.
Kontribusi praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan kebijakan dan
kelangsungan dalam penerapan sistem e-filing di masyarakat serta meningkatkan pelayanan sistem pelaporan pajak online. Selain itu, diharapkan juga penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai pelaporan pajak secara online (e-filing). 2.
Kontribusi teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam dunia pendidikan sehingga
dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan kajian penelitian selanjutnya mengenai penerapan e-filing serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat wajib pajak Badan dalam menggunakan sistem pelaporan pajak online.
http://digilib.mercubuana.ac.id/