BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu
untuk melaksanakan suatu program. Anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001, dalam wikipedia). Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran sektor publik (budget) sebagai berikut : “...Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu”. (http: //www.wikipedia.com). Tidak ada satupun organisasi yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, termasuk organisasi sektor publik. Sehingga proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan. Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua pendekatan, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up). Dalam pendekatan top-down atau juga disebut pendekatan “imposed budget”, anggaran disusun oleh manajemen puncak tanpa melibatkan manajemen tingkat menengah ke bawah. Kelebihan pendekatan top-down adalah biaya yang kecil dan waktu yang relatif singkat dalam proses penyusunan anggaran. Kelemahan pendekatan ini adalah manajemen menengah kebawah kurang
1 Universitas Sumatera Utara
merasa terikat dengan tujuan/sasaran anggaran karena tidak dilibatkan dalam proses penyusunannya. Sementara pendekatan bottom-up atau juga disebut pendekatan “participative budget” merupakan proses penyusunan anggaran dengan melibatkan seluruh lapisan manajemen dalam suatu organisasi. Kelemahan pendekatan bottom-up adalah waktu yang cukup lama dan biaya yang relatif besar dalam proses penyusunan anggaran. Kelebihan pendekatan ini adalah seluruh manajemen merasa bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaran anggaran karena terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Organisasi sektor publik (pemerintah daerah) dalam proses penyusunan anggaran menggunakan pendekatan “participative budget” atau disebut juga partisipasi anggaran. Proses penyusunan anggaran dimulai dengan pihak eksekutif yaitu yang terdiri dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun rencana anggaran untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik pada masing-masing unit kerja dimana rencana anggaran tersebut disesuaikan terlebih dahulu dengan visi dan misi organisasi. Rencana anggaran yang telah disusun eksekutif ini kemudian diajukan ke legislatif untuk dibahas lebih lanjut dan disahkan. Partisipasi anggaran (participative budget) merupakan proses dimana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran (Brownell, 1982, dalam Tintri, 2002). Partisipasi dalam penyusunan anggaran yang melibatkan setiap lapisan manajemen diyakini mampu meningkatkan baik kinerja individual maupun kinerja organisasi dikarenakan partisipasi anggaran
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan semangat dan tanggung jawab moral seluruh komponen dalam organisasi yang terlibat guna pencapaian tujuan organisasi (Maisyarah, 2008). Partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan juga dapat meningkatkan kinerja manajer yaitu ketika suatu tujuan dirancang secara partisipasi dan disetujui maka anggota organisasi akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran (Milani, 1975 dalam Listiawati, 2009). Sejumlah penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Sembiring (2008) menemukan pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Demikian pula Maisyarah (2008) menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Namun Nursidin (2008) menemukan hubungan negatif dan signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Sementara Tjandra (2008) menemukan tidak terdapat pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Ketidakkonsistenan hasil penelitian antara satu dengan yang lain mungkin disebabkan adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Disebutkan bahwa perlu upaya untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional atau variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial melalui pendekatan kontijensi (Givondarajan, 1986 dalam Sembiring, 2008). Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya
Universitas Sumatera Utara
variabel-variabel lain yang bertindak sebagai variabel moderating atau intervening. Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel dependen. Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen seringkali dipengaruhi oleh variabel moderator. Oleh sebab itu variabel moderator sering juga disebut variabel independen kedua. Variabel intervening sering juga disebut variabel mediating yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga menjadi hubungan tidak langsung (Erlina & Mulyani, 2007). Maisyarah (2008) dalam penelitiannya mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PDAM Provinsi Sumatera Utara memasukkan variabel komunikasi dan variabel komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Hasil penelitian Maisyarah (2008) menunjukkan komunikasi dan komitmen organisasi bukan variabel moderating dan tidak mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Ritonga (2008) dalam penelitiannya mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PDAM Provinsi Sumatera Utara memasukkan variabel komitmen organisasi dan budaya paternalistik sebagai variabel moderating. Hasil penelitian Ritonga (2008) menunjukkan budaya paternalistik dan komitmen organisasi adalah variabel moderating yang signifikan mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Sementara Tintri (2002) dalam penelitiannya mengenai efektifitas anggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial menggunakan variabel struktur organisasi dan variabel budaya organisasi sebagai variabel moderating. Hasilnya menunjukkan bahwa partisipasi
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif pada kultur organisasi yang berorientasi pada orang dan berpengaruh negatif pada kultur organisasi yang berorientasi pada pekerjaan. Hasil penelitian yang tidak konsisten dari peneliti-peneliti tersebut diatas merupakan ide yang mendasari untuk dilakukannya penelitian ulang mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (kinerja manajerial publik) dengan memasukkan unsur budaya organisasi dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating dan yang menjadi objek penelitian adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Maisyarah (2008). 1.2.
Rumusan Masalah Penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut : 1.
Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah?
2.
Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan budaya organisasi sebagai variabel moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai?
3.
Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1.
Untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2.
Untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan budaya organisasi sebagai variabel moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
3.
Untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat :
1.
Bagi peneliti diharapkan dapat menambah pemahaman intelektual tentang pengaruh partisipasi anggaranan terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2.
Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan budaya organisasi dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Dengan adanya peneletian ini diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dapat melakukan perbaikan dan pembenahan guna meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
3.
Bagi penelitian sejenis diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan dan memperluas penelitian.
1.5
Originalitas Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial merupakan
penelitian yang kerap dilakukan namun hasilnya tidak konsisten. Hasil penelitian masih cenderung berkontradiksi antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya komponen/variabel baik itu variabel moderating atau variabel intervening yang mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan replikasi terhadap penelitian Maisyarah (2008). Perbedaan penelitian Maisyarah (2008) dengan replikasi penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Objek Penelitian Maisyarah (2008) meneliti kinerja manajerial tahun 2008 pada PDAM Provinsi Sumatera Utara yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sementara replikasi ini meneliti kinerja aparat pemerintah daerah (kinerja manajerial publik) tahun 2011 pada Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
2.
Variabel Penelitian Maisyarah (2008) menggunakan variabel moderating komitmen organisasi dan komunikasi sementara replikasi penelitian ini menggunakan variabel moderating budaya organisasi dan komitmen organisasi. Sekalipun ada
Universitas Sumatera Utara
kesamaan variabel namun keberadaan variabel tersebut masih dalam perdebatan karena ketidak-konsistenan hasil penelitian. 3.
Orientasi/Tujuan Organisasi Maisyarah (2008) meneliti BUMD yang berorientasi menghasilkan laba (profit motive), sementara replikasi ini meneliti organisasi sektor publik yaitu Pemerintah Daerah yang berorientasi pada pelayanan publik (non profit).
Universitas Sumatera Utara