BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam pandangan investor, pasar modal merupakan pilihan investasi yang akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian) dalam dunia keuangan. Namun demikian, pilihan investasi tidak hanya mengandalkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Jika investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi, yaitu return dan risiko. Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi, sedangkan risiko adalah penyimpangan atau deviasi dari hasil yang diterima dengan yang diekspektasikan (Hartono, 2014). Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Investor yang rasional akan menginvestasikan dananya dengan memilih saham yang efisien, yang memberikan return maksimal dengan risiko tertentu, atau return tertentu dengan risiko minimal, sebagai bentuk investasi dana yang dimiliki di dalam pasar modal. Untuk menghindari atau memperkecil risiko, investor melakukan strategi diversifikasi atas investasinya dengan membentuk portofolio yang terdiri atas beberapa saham yang dinilai efisien (Sartono & Zulaihati, 1998). Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2014) masalah pokok yang dihadapi investor adalah bagaimana memilih di antara
1
berbagai jenis saham sedemikian rupa sehingga diperoleh portofolio saham yang optimal. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan sahamsaham efisien adalah melalui pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Prinsip pendekatan DEA ini adalah membandingkan data input dan output dari tiaptiap unit data dengan tujuan mendapatkan suatu nilai efisiensi. Hal ini berkaitan dengan kegiatan berinvestasi saham yang efisien akan dihasilkan hasil yang lebih baik (Wulandari, Gunarta, dan Pratiwi, 2013). Selain itu, pendekatan ini terbukti efektif dalam membentuk portofolio dan meningkatkan kinerja portofolio seperti yang telah dilakukan dalam penelitian Patari, Leivo, dan Honkapuro (2010) yang menyatakan bahwa teknik DEA bersifat aplikatif dan dapat meningkatkan kinerja portofolio dengan sampel saham sektor nonkeuangan. Selanjutnya, untuk membentuk portofolio optimal, salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah melalui pendekatan Model Indeks Tunggal. Model ini menganggap bahwa seluruh saham berkorelasi pada indeks keseluruhan sehingga tidak perlu menganalisis saham secara satu per satu untuk memperkirakan return, cukup diwakilkan oleh indeksnya sebagai return pasar (Djohan, Murhadi, & Ernawati, 2012). Penggunaan DEA sebagai pemilihan saham efisien untuk selanjutnya dibentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Werastuti (2014) menggunakan kedua model tersebut untuk membentuk portofolio optimal pada indeks LQ45. Dari 11 saham yang terpilih sebagai saham-saham efisien melalui hasil perhitungan DEA, didapatkan 3 saham pembentuk portofolio optimal melalui model indeks tunggal
2
dengan tingkat pengembalian portofolio yang lebih besar daripada tingkat pengembalian pasar. Beberapa kali penilaian kinerja portofolio telah dilakukan pada penelitianpenelitian sebelumnya. Abidin (2010) meneliti perbandingan kinerja portofolio saham JII dengan kinerja portofolio LQ45 dengan menggunakan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen. Lebih lanjut hasil uji statistik menunjukkan bahwa kinerja portofolio JII tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kinerja portofolio LQ45 dan kinerja pasar. Noviastuty (2011) menggunakan pengukuran risk adjusted performance melalui indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen untuk meneliti perbandingan kinerja portofolio optimal antara saham JII sebagai saham syariah dengan saham Kompas100 dan LQ45 sebagai saham konvensional. Penelitian ini tidak menunjukkan bahwa kinerja portofolio optimal saham JII lebih baik daripada kinerja portofolio optimal Kompas100 dan LQ45. Djohan, Murhadi, dan Ernawati (2012) meneliti perbandingan kinerja portofolio optimal saham syariah dengan kinerja portofolio optimal saham nonsyariah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan indeks Treynor dan Jensen, portofolio optimal saham syariah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja portofolio saham nonsyariah. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan produk investasi syariah, khususnya produk pasar modal, menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Bahkan, hingga akhir 2015 lalu, pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. Jumlah saham syariah pada sepanjang
3
2015 meningkat 34 persen menjadi 318 saham sejak Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan pada 2011. Berdasarkan data BEI, pertumbuhan jumlah investor saham syariah di Indonesia meningkat 76 persen walaupun jumlahnya baru 4.908 investor berdasarkan single investor identification (SID). Dengan demikian, jumlah investor saham syariah tersebut baru mencapai 1 persen dari total investor saham yang jumlahnya mencapai 434.443 SID. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan tersebut, diteliti lebih lanjut bagaimana perbandingan kinerja portofolio optimal saham syariah dengan kinerja portofolio optimal saham nonsyariah. Hal ini diharapkan akan sangat berguna sebagai dasar pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya di bursa saham sehingga mereka mengetahui sejauh mana saham syariah mampu memberikan kinerja terbaik jika dibandingkan dengan saham nonsyariah, serta dapat juga memberikan hasil terbaik atas dana dan waktu yang mereka korbankan.
1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan pada latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut. a. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja portofolio optimal saham syariah dengan kinerja pasar (IHSG)? b. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja portofolio optimal saham nonsyariah dengan kinerja pasar (IHSG)? c. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja portofolio optimal saham syariah dengan kinerja portofolio optimal saham nonsyariah?
4
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Menguji perbandingan kinerja portofolio optimal saham syariah dan kinerja pasar (IHSG). b. Menguji perbandingan kinerja portofolio optimal saham nonsyariah dan kinerja pasar (IHSG). c. Menguji perbandingan kinerja portofolio optimal saham syariah dan kinerja portofolio optimal saham nonsyariah.
1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam memahami investasi dan pasar modal, terutama investasi dan pasar modal syariah berdasarkan kondisi yang terjadi di pasar. Selain itu, penelitian ini memberikan dukungan teori dan sebagai bahan acuan serta pertimbangan untuk mengkaji lebih jauh mengenai perbandingan kinerja portofolio optimal saham syariah dengan kinerja portofolio optimal saham nonsyariah. b. Manfaat Praktis Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan referensi dalam pengambilan keputusan dan menentukan strategi investasi yang lebih optimal sehingga tingkat risiko dan return yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan.
5