1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah populasi usia lanjut di dunia
mencapai 600 juta jiwa dan
diperkirakan akan mencapai 2 milyar pada tahun 2050, saat itu usia lanjut akan melebihi jumlah populasi anak yang merupakan kejadian yang pertama kali dalam sejarah umat manusia (Darmojo, 2010). Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah warga negara berusia lanjut yang tertinggi di dunia. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah warga berusia lanjut akan mencapai 25,5 juta jiwa. Presentase jumlah penduduk usia lanjut juga akan berubah dari 3,4 % pada tahun 1985 menjadi 7,4 % tahun 2000 ( Soejono, 2010). Depresi pada pasien usia lanjut adalah masalah besar yang mempunyai konsekuensi medis, sosial, dan ekonomi. Hal ini menyebabkan penderitaan bagi pasien dan keluarganya, memperburuk kondisi medis dan membutuhkan sistem pendukung yang mahal (Soejono, et al., 2010). Sejauh ini, prevalensi depresi pada usia lanjut di dunia berkisar 8-15 % dan hasil meta analisis dari laporan negara-negara di dunia mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada usia lanjut adalah 13,5 % dengan perbandingan wanita-pria 14,1: 8,6. Adapun prevalensi depresi pada usia lanjut yang menjalani perawatan di rumah sakit dan panti perawatan sebesar 30-45 % (Darmojo dan Martono, 2010).
2
Perubahan tingkah laku dan stres selain dapat mengaktifkan sistem endokrin melalui hypothalamus–pituitary axis (HPA) juga dapat mempengaruhi imunitas seseorang sehingga mempermudah timbulnya infeksi dan penyakit neoplastik. Fungsi imun menjadi terganggu karena sel-sel imunitas yang merupakan imunotransmiter mengalami berbagai perubahan. Salah satu keadaan ini terdapat pada keadaan depresi, jumlah netrofil dalam sirkulasi meningkat. Sedangkan jumlah sel Natural Killer (NK) menurun,
limfosit T dan limfosit
B menurun, sel T-helper dan T-supresor menurun, aktivitas sel NK dan proliferasi limfosit juga menurun ( Mudjaddid dan Shatri, 2010). Penatalaksanaan depresi terdiri dari tiga macam yaitu intervensi psikososial, farmakoterapi dan terapi kombinasi. Obat untuk terapi depresi seperti antidepresan trisiklik, SSRI dan inhibitor monoamine oksidase (MAOIs) dapat menyebabkan disfungsi seksual (Baldwin dan Mayers, 2003). Disamping ketiga modalitas terapi depresi di atas, terdapat mind-body therapy yang banyak direkomendasikan dan dipakai untuk terapi alternatif. Akhir-akhir ini ada peningkatan penggunaan meditasi, yoga, dan latihan pernafasan sebagai terapi komplementer. Yoga dikerjakan oleh hampir 20 % orang yang disurvei dan direkomendasikan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan nyeri dan kekakuan osteoartritis kronik, hipertensi, depresi dan ansietas. Survei terbaru pada populasi juga melaporkan tentang penggunaan meditasi, relaksasi, dan latihan pernafasan untuk mengatasi ansietas, depresi dan nyeri kronik (Koithan, 2009). Latihan pasrah diri (LPD) merupakan salah satu metode dalam mind and body therapy adalah suatu metode yang memadukan antara relaksasi dan dzikir dengan
3
fokus latihan pada pernafasan dan kata yang terkandung di dalam dzikir (relaxation and repetitive prayer) untuk membangkitkan respon relaksasi, dimana timbulnya respons relaksasi diharapkan mampu memperbaiki gejala stres ataupun gejala depresi (Dharma, 2006 ).
B. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini adalah apakah latihan pasrah diri dapat meningkatkan angka limfosit pada usia lanjut dengan simtom depresi di wilayah Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah mind and body intervention berupa latihan pasrah diri dapat meningkatkan angka limfosit pada usia lanjut dengan simtom depresi di wilayah Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah.
D. Manfaat Penelitian Bagi pasien, penelitian ini dapat memberikan harapan bahwa usia lanjut yang mengalami depresi angka limfosit diharapkan meningkat dengan latihan pasrah diri. Bagi peneliti dapat mengetahui apakah latihan pasrah diri yang murah dan sederhana dapat meningkatkan angka limfosit pada usia lanjut dengan simtom depresi di wilayah Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah.
4
Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pengelolaan orang usia lanjut dengan simtom depresi yang mengalami penurunan
angka
limfosit sehingga menekan biaya yang membebani pengobatan farmakoterapi dan mengurangi efek samping dari obat-obatan.
E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan relaksasi dan massage therapy oleh Hernandez et al. (2005) yang berjudul natural killer cells and lymphocytes increase in women with breast cancer following massage therapy
pada pasien depresi yang dinilai dengan
Profile of Mood States (POMS) depression items sebanyak 58 subyek dibagi dalam 3 kelompok perlakuan. Dua kelompok diakukan perlakuan dengan massage therapy
(n=22), relaksasi
( n=20 ) dan yang lain sebagai kontrol. Hasil
penelitian ini adalah adanya peningkatan sel NK
dan angka limfosit pada
kelompok relaksasi dan massage therapy. Widodo (2008) dalam penelitiannya yang meneliti pengaruh latihan pasrah diri terhadap angka lekosit pada penderita diabetes militus tipe-2 dengan gejala depresi sebanyak 44 subyek yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Gejala depresi dinilai
menggunakan skor Beck’s Depression Inventory (BDI) pada kedua
kelompok baik yang dilakukan LPD maupun kelompok kontrol sebanyak 2 kali sebelum dan sesudah LPD. Latihan pasrah diri dilakukan selama 21 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada penurunan angka lekosit yang signifikan antara kelompok kontrol dan LPD dengan nilai P = 0,42.
5
Penelitian tentang latihan pasrah diri pernah dilakukan oleh Hidayat (2008) yang meneliti pengaruh latihan pasrah diri terhadap kualitas hidup pada penderita diabetes tipe 2 dengan gejala depresi dan Dharma (2006) tentang pengaruh latihan pasrah diri terhadap kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan gejala depresi. Penelitian pengaruh latihan pasrah diri terhadap kenaikan angka limfosit pada pada usia lanjut dengan simtom depresi sejauh ini belum pernah dilakukan sebelumnya.