BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dengan segala cara dan bentuknya merupakan kebutuhan setiap makhluk bernama manusia, dan manusia akan selalu mencari modelmodel atau bentuk serta sistem pendidikan yang dapat mempersiapkan anak untuk menyongsong masa depannya karena anak merupakan generasi yang menggantikan posisi orang dewasa. 1 Anak sebagai rahmat, karunia dan sekaligus amanah dari Allah Swt menjadi tanggung jawab orang dewasa untuk mendidik dan membimbingnya sesuai dengan kehendak Sang Pemberi Amanah yaitu Allah Swt. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci tanpa noda dan dosa, sehingga ketika dalam perkembangan selanjutnya anak baik dan jahat itu adalah karena pendidikan yang diterimanya. Faktor orang tua sebagai lingkungan pertama dimana anak hidup memiliki peran dominan dalam membentuk kepribadian anak, karena itu menjadi kewajiban orang tua dan seluruh anggota keluarga untuk memberikan pendidikan yang mengarah kepada pengembangan potensi atau fitrah anak yaitu baik dan bersih. Sehingga keteladanan dari kedua orang tua menjadi sangat diperlukan, karena apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan anak dalam berinteraksi dengan kedua orang tua akan sangat membekas dalam memori. Bagi umat Islam agama merupakan dasar utama dalam mendidik
1
Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an (Yogyakarta: Teras, 2010),
hlm. 1.
1
2
anak-anak melalui sarana-sarana pendidikan.2 Perlu dipahami perbedaan konsep manusia menurut Islam dan menurut agama lain, yang mana dalam pendidikan Islam yang rujukannya adalah al-Qur’an dan hadis Nabi. 3 Menurut pendidikan Islam orang tua perlu memberikan perhatian khusus pada anak, orang tua yang secara langsung bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya dan berperan langsung dalam mengasuh anak. Dalam firman Allah dijelaskan pada surat at-Tahrim ayat 6, yaitu:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(QS At Tahrim 6)4 Mendidik, mengajar, dan menjaga anak agar tidak terjerembap masuk kedalam neraka adalah cara fundamental untuk meraih surga. Sebaliknya, jika
2
Ibid., hlm.5. Ibid., hlm. 2. 4 Departemen Agama RI, al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya (Semarang : Toha Putra, 1996), hlm. 448. 3
3
tidak melakukannya dengan baik, neraka balasannya. 5 Hal ini juga sejalan dengan sabda Nabi Saw, yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu:
ْ ُِكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالف ط َرةِفَاِنَّاَبَ َوا هُ يُهَ ِّودَانِ ِه اَوْ يُنَصِّ َرا نِ ِه اَوْ يُ َم ِّج َسا نِ ِه )(رواهالبخارى Artinya: Setiap anak dilahiran dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang membuat Yahudi, Nasrani, atau Majusi (H.R Bukhari) 6 Mencermati hadis tersebut, berati kedua orang tua memiliki peran sangat strategis bagi masa depan anak, yaitu kemampuan membina dan mengembangkan potensi dasar dengan nilai-nilai agama Islam. 7 Nabi juga menggambarkan bagaimana penting dan mulianya pengasuhan dan pendidikan bagi anak melalui sabdanya:
)ع (رواه الترمذى َ ص َّد َ ق ِب َ َِّب لِلرّجْ ِل َولَ َده َُخ ْي ٌر ِم ْن اِ ْن يَت َ ِِلَ َّن يُؤَ د ٍ صا Artinya: Kiranya lebih baik bagi kalian mendidik anak-anaknya daripada bersedekah tiap hari satu sha’.(HR.Turmudzi) 8 Islam sebagai agama rahmatan li al-‘amin, bertujuan menciptakan kebahagiaan manusia termasuk kebahagiaan anak-anak yang kurang 5
Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam (Bandung: Pustaka Setia,2013), hlm. 55. 6 Abu Abdullah bin Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Jus I (Mesir: Maktabah Al-Husainim, tanpa tahun), hlm. 240. 7 Abdul Hasyim Al-Husaini, Pendidikan Anak Menurut Islam, Terjemahan Abdullah Mahadi (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), hlm. 68. 8 Fuaduddin, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999), hlm.21.
4
beruntung, kenyataan buruk yang dialami anak-anak tidak menjadi alasan untuk mengabaikannya. Karena itu orang tua penting dalam pembentukan kepribadian anak. 9 Ahmad Tafsir sebagaimana dikutip Amirulloh Syarbini mengatakan dalam keluarga orang yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah orang tua. Tanggung jawab itu disebabkan sekurangkurangnya karena dua alasan. Pertama, karena secara kodrati orang tua ditakdirkan bertanggung jawab mendidik anaknya. Kedua, karena kepentingan orang tua yaitu: orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tua juga.10 Pengasuhan orang tua dalam pendidikan Islam berupa keteladanan, pembiasaan, bercerita, nasihat, penghargaan dan hukuman11 Masa anak merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan selanjutnya. Orang tua menjadi tempat sandaran awal anak untuk melangkah kedepannya. Pengasuhan orang tua dalam membentuk dan membina anak lebih mudah dalam penerapannya, apalagi orang tua setiap hari mengasuh anaknya secara langsung, tanpa pembantu. Dalam upaya menghasilkan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas diperlukan usaha yang tepat dan berkelanjutan dari orang tua di dalam melaksanakan tugas pemeliharaan, mengasuh, dan mendidik anak-anak baik lahir maupun batin sampai anak tersebut dewasa mampu berdiri sendiri, dimana tugas ini merupakan kewajiban orang tua. 9
Ibid., hlm. 27. Amirulloh Syarbini, Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga (Revitalisasi Peran Keluarga dalam Membentuk Karakter Anak Menurut Perspektif Islam) (Jakarta: PT Gramedia, 2014), hlm. 68. 11 Ibid., hlm. 60-73. 10
5
Kemandirian anak merupakan salah satu wujud dari hasil pengasuhan orang tua. Dengan adanya orang tua yang secara langsung mengasuh, perkembangan anak terbina dan terdidik dengan baik, apalagi dalam pengasuhan orang tua berlandaskan pendidikan Islam yang bersumber dengan al-Qur’an dan hadis Nabi. Pada penelitian ini akan diadakan di Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, dimana Desa Tegalsari ini terdiri dari 7 Rw atau Dukuh yaitu dukuh Tegalsari Rw 01, Dukuh Pulesari Rw 02, Dukuh Pungangan Rw 03, Dukuh Bleder Rw 04, Dukuh Randukuning Rw 05, Dukuh Siwatu Rw 06 dan Dukuh Bulu Rw 07. Tetapi fokus penelitian ini dilaksanakan di Dukuh Bleder Rw 04 Desa Tegalsari. Dukuh Bleder ini merupakan Dukuh yang paling padat penduduknya diantara Dukuh lain di Desa Tegalsari Kandeman Batang. Saat observasi awal diketahui Dukuh Bleder Rw 04 ini di lingkungan yang cukup Islami dilingkup 9 Mushola dan 1 Masjid, setiap harinya warga khususnya berjamaah di Mushola dan sering diadakan pengajian setiap Minggu, dan pada hari Senin Kliwon, Selasa Wage, Sabtu Pahing juga diadakan pengajian di Masjid Tawakal Dukuh Bleder, masyarakat Dukuh Bleder sangat antusias mengikuti pengajian, pada pengajian di Mushola dan Masjid itu sering membahas mengenai kehidupan keluarga antara orang tua dan anak. Sehingga orang tua mendapatkan pengetahuan dari ceramah mengenai mengasuh anak yang sesuai menurut Islam. Dimana di Dukuh Bleder sebagian orang tua berperan secara langsung untuk mengasuh anaknya yang mengasuh sesuai pendidikan Islam, namun ada
6
juga orang tua yang sibuk dengan bekerja yang akhirnya asuhan anak diserahkan pada nenek kakeknya, saudara, bahkan pembantu. Pada pengasuhan ini tidak langsung diperankan oleh orang tua sehingga kurang dalam mengasuh anaknya, sehingga dalam mengasuh belum sesuai pendidikan Islam yang berlandaskan dalam al-Qur’an dan hadis Nabi bahwa pengasuhan awal anak berada pada asuhan orang tua. Pada pengasuhan dalam penelitian ini difokuskan pada anak usia lanjut antara usia 8-12 tahun, sudah mulai keluar dari lingkungan keluarga menyesuaikan teman sebaya memasuki lingkungan masyarakat,12 sehingga orang tua harus mendidik dan membimbing agar anak sebisa mungkin terutama untuk bisa mandiri tanpa didampingi orang tua dalam aktivitasnya. Maka dari itu perlu adanya tinjauan tentang seberapa besar pengaruh pengasuhan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak, khususnya pembentukan kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam. Dari penjelasan latar belakang peneliti tersebut dimana ada kesenjangan mengenai pengasuhan orang tua terhadap kemandirian anak dalam pendidikan Islam. Sehingga dalam penelitian ini mengangkat judul PENGARUH
PENGASUHAN
PEMBENTUKAN
KEMANDIRIAN
ORANG
TUA
TERHADAP
ANAK
DALAM
PERSPEKTIF
PENDIDIKAN ISLAM DI DESA TEGALSARI KANDEMAN BATANG.
12
Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Pekalongan: Stain Press, 2011), hlm. 37.
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengasuhan orang tua dalam perspektif pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang? 2. Bagaimana kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang? 3. Bagaimana pengaruh pengasuhan orang tua terhadap pembentukan kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang diuraikan diatas dari penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui bagaimana pengasuhan orang tua dalam perspektif pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang.
2.
Mengetahui tentang kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang
3.
Mengetahui pengaruh pengasuhan orang tua terhadap pembentukan kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang.
D. Manfaat Penelitian
8
1. Secara teori penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan pedoman orang tua membentuk kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam. 2. Sebagai wacana keilmuwan dan menambah wawasan orang tua dalam membentuk kemandirian dalam perspektif pendidikan Islam. 3. Secara praktis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan orang tua untuk mengasuh anak, sehingga orang tua lebih berhati-hati dalam mengasuh anak. E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoretis Dalam penulisan penelitian ini, digunakan banyak referensi atau buku yang dijadikan sebagai bahan rujukan. Menurut Maimunah dalam bukunya Pendidikan Anak Usia Dini, menjelaskan bahwa pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang artinya pemimpin, pengelola, pembimbing, sehingga “pengasuh” adalah orang yang melaksanakan tugas pembimbing, memimpin, atau mengelola. Pengasuhan disini yang dimaksud mengasuh anak. Mengasuh anak adalah mendidik dan memelihara anak, seperti mengurus makannya, minumnya, pakaiannya, dan keberhasilannya dalam periode pertama sampai dewasa. 13 Menurut Jane Brook, dalam bukunya The Process Of Parenting, menjelaskan definisi pengasuhan ialah orang tua sebagai individu-individu yang mengasuh, melindungi, dan membimbing dari bayi hingga tahap 13
21.
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Diva Press, 2010), hlm.
9
dewasa. Orang tua memberikan perhatian dalam interaksi secara langsung (contohnya memberi makan, mengajar dan bermain dengan anak). Orang tua juga memberikan perhatian melalui tindakan secara tidak langsung yang bisa muncul dalam berbagai bentuk, misalnya orang tua berperan sebagai penasehat.14
Menurut Desmita dalam bukunya
Psikologi Perkembangan
Peserta Didik, mengemukakan bahwa kemandirian berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut dengan istilah self, karena diri merupakan inti dari kemandirian. Konsep yang sering digunakan atau berdekatan dengan kemandirian adalah autonomy. Menurut Caplin, otonomi adalah kebebasan individu untuk memilih, untuk menjadikan kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri. 15 Kemandirian, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan keadaan yang dapat menjadikan individu berdiri sendiri, tidak tergantung
14
Jane Brook, The Process Of Parenting, alih bahasa Rahmat Fajar, Cet 1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 10. 15 Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.185.
10
pada orang lain. Kemandirian sendiri merupakan hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. 16 Menurut Novan Ardy Wiyani, dalam bukunya Bina Karakter Anak Usia Dini kemandirian merupakan kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, baik yang terkait dengan aktivitas bantu diri maupun aktivitas dalam keseharian tanpa bergantung dengan orang lain.
17
Berdasarkan pemaparan dari berbagai tokoh mengenai pengasuhan orang tua, pengasuhan orang tua merupakan orang tua yang mengasuh membimbing, dan membina anak dalam kehidupan sehari-hari, baik fisik maupun non fisik dan kemandirian anak merupakan perilaku yang dilakukan anak tanpa bantuan orang lain dengan sendiri sesuai dengan kemampuannya. Sehingga pengasuhan orang tua ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak khususnya dalam pembentukan kemandirian anak dalam segala aktivitas dan kondisi dalam pespektif pendidikan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan hadis Nabi. Penelitian ini tidak hanya berlandaskan teori, namun juga berdasarkan penelitian relevan yang telah dilaksanakan oleh peneliti terdahulu. Menelaah dari skripsi yang ditulis Nafisatun yang berjudul “ 16
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 710. 17 Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini (Panduan Orang Tua & Guru Membentuk Kemandirian & Kedisiplinan Anak Usia Dini), Cet 1 (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 28.
11
Pengaruh Pengasuhan Orang Tua Terhadap Karakter Anak di Desa Wonotunggal Kabupaten Batang. Permasalahan dari penelitian ini bagaimana pengasuhan orang tua di Desa Wonotungal, bagaimana karakter anak di Desa Wonotunggal dan bagaimana pengaruh pengasuhan orang tua terhadap karakter anak di Desa Wonotunggal. Data diambil dari angket yang di sebar pada responden menunjukkan r
xy
= 0,41 terletak
antara 0,41-0,70 dan setelah dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5 % = 0,266 dan taraf signifikansi 1 % = 0,345 di dapatkan ro > rt. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengasuhan orang tua berpengaruh terhadap karakter anak di Desa Wonotunggal Kabupaten Batang, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. 18 Menelaah dari skripsi yang ditulis Cahyaningsih “Konsep Pendidikan Islam tentang Kemandirian Anak”. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan kemandirian harus diarahkan pada pengembangan sifat syaja’ah (pemberani), pengembangan sikap istianah (memohon pertolongan kepada Allah), serta pengembangan sikap tawakal (berserah diri kepada Allah). Implementasi pengembangan kemandirian anak dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut: a. Kemandirian yang berhubungan dengan agama, b. Kemandirian yang berhubungan dengan sosial. 19
18
Nafisatun, “Pengaruh Pengasuhan Orang Tua Terhadap Karakter Anak di Desa Wonotunggal Kabupaten Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: Perpustakaan Stain Pekalongan, 2012 ), hlm vii. 19 Cahyaningsih, “Konsep Pendidikan Islam Tentang Kemandirian Anak”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: Perpustakaan Stain Pekalongan, 2008), hlm. vii.
12
Menelaah dari skripsi Nur Slamet yang berjudul “Peran Guru dalam Membentuk Kemandirian Anak Usia Dini TK Muslimat NU Sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan”, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian anak usia dini terlihat ketika anak beraktifitas di sekolah, yaitu anak tidak menangis ketika orang tua selesai mengantarkan
sekolah,
mampu
bergaul
dengan
teman,
dapat
berkomunikasi dengan baik, percaya diri, mampu buang air kecil dan mencuci tangan sendiri, mengerjakan tugas secara sendiri, dapat memahami nasehat dan perintah guru dengan baik, mampu membeli jajan sendiri dan mampu mengembalikan mainan pada tempatnya. Peran guru dalam mendidik anak diantaranya memberikan arahan dan bimbingan, membiasakan anak berperilaku sesuai tata krama, memberikan permainan yang membentuk kemandirian anak, memberi motivasi anak. Faktor pendukungnya
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
perkembangan anak, kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan permainan supaya anak selalu riang dan gembira. Faktor penghambatnya kesadaran orang tua yang rendah terhadap sikap mandiri. 20 Menelaah dari skripsi ditulis oleh Triyasin “Peran Orang Tua dalam Membentuk Kemandirian Belajar Anak di SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang”, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran orang tua pada siswa di SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang termasuk kategori baik hal ini dibuktikan dari interval skor angket peran 20
Nur Slamet, “Peran Guru dalam Membentuk Kemandirian Anak Usia Dini TK Muslimat NU sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: Perpustakaan Stain Pekalongan, 2011), hlm. vii.
13
orang tua yang prosentase terbesar adalah antara 36-48 sebesar 39,29% dengan frekuensi terbanyak yaitu 11 siswa yang berkategori baik. Kemandirian belajar di SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang termasuk kategori baik, dibuktikan dari interval skor angket kemandirian belajar anak yang berprosentase terbesar adalah antara 47-55 sebesar 57,14 % dengan frekuensi sebanyak 13 siswa yang berkategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh peran orang tua dengan kemandirian belajar anak di SD Kemligi Wonotunggal Batang. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan r yang diperoleh sebesar 0,688 dimana harga rtabel pada taraf signifikan 5% dengan N= 28 sebesar 0,374 yang berarti rhitung > rtabel atau 0,688> 0,374 sehingga ada hubungan yang signifikan. Selanjutnya pada taraf signifikan 1% dengan N = 28 sebesar 0,478 yang berarti rhitung > rtabel atau 0,688> 0,478 sehingga ada pengaruh positif yang signifikan, dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.21 Berdasarkan kajian penelitian diatas, dari penelitian sebelumnya ada yang sama membahas mengenai “Pengaruh Pengasuhan Orang Tua Terhadap Karakter Anak di Desa Wonotunggal Kabupaten Batang”, namun ada perbedaan dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini peneliti hanya memfokuskan pembahasan mengenai “Pengaruh Pengasuhan Orang Tua Terhadap Pembentukan Kemandirian Anak Dalam Perpektif
21
Triyasin, Peran Orang Tua dalam Membentuk Kemandirian Belajar Anak di SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: Perpustakaan Stain Pekalongan, 2010), hlm. vii.
14
Pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang”. Dimana peneliti menekankan variabel mengenai pengasuhan orang tua dan kemandirian anak. Untuk penelitian relevan yang lain sama dalam membentuk kemandirian anak namun dilaksanakan di lingkungan sekolah, dan yang peneliti akan teliti lingkungan keluarga di Desa Tegalsari Kandeman Batang. 2. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir berisi gambaran pola hubungan antarvariabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoretis yang telah dilakukan. 22 Berdasarkan tinjauan teoretis dari berbagai pendapat yang peneliti paparkan diatas, maka dapat dibentuk kerangka berpikir bahwa pengasuhan orang tua ini memiliki peranan penting membentuk kepribadian anak. Anak-anak kita adalah anugrah paling berharga dari Allah Swt. Orang tua akan mendapatkan pahala atas usahanya yaitu pengasuhan yang menanamkan Islam dan semangat untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam ke dalam jiwa anaknya. Dalam usia anak sekolah dasar usia 8-12 tahun itu masih mudah untuk diarahkan dibina dan dibentuk kemandiriannya dalam berbagai aktivitas, seperti berangkat sekolah
22
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan, Pedoman Penulisan Sripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2015), hlm. 15.
15
sendiri, menyiapkan peralatan sekolah sendiri, melaksanakan sholat tanpa diperintah, dan lain sebagainya. Pengasuhan orang tua secara langsung dapat kepribadian anak, seperti halnya kemandirian anak yang saat ini krisis akan kepribadian baik yang diinginkan oleh orang tua. Orang tua berperan besar dalam pembentukan kepribadian anak secara langsung. Usia anak-anak yang sebenarnya masih butuh perlakuan khusus dari orang tua, namun harus bisa belajar mandiri. kemandirian itu sekaligus bisa terwujud rasa tanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukannya itu. Orang tua di rumah memiliki peranan penting dalam mendidik, mengajar dan mengontrol anak-anaknya. Karena usia anak-anak memperoleh awal pengetahuan dari orang tua. Dengan adanya pengasuhan orang tua ini bisa mengetahui cara yang sesuai menghadapi kondisi anak dalam membentuk kemandiriannya. Sehingga dalam pembentukan kemandirian anak ini bisa berjalan dengan optimal sesuai apa yang diharapkan orang tua. Dengan demikian bahwa seberapa besar peranan orang tua dalam membantu pembentukan kemandirian anaknya itu terkait dengan pengasuhan orang tua secara langsung dipraktikannya di dalam mengasuh anak dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam merupakan bingkai dari pengasuhan orang tua, yang berlandaskan al-Qur’an dan hadis Nabi. Pengasuhan orang tua sebagai implementasi dari pendidikan Islam, sehingga pengasuhan orang
16
tua tersebut bisa berjalan sesuai syari’at Islam untuk membentuk kemandirian anak dari kemandirian segala hal. Berikut bagan mengenai kerangka berpikir dari penelitian yang diteliti: Pendidikan Islam (al-Qur’an dan hadis Nabi)
Pengasuhan Orang Tua Keteladanan, Pembiasaan, Cerita, Nasihat, Penghargaan dan hukuman, serta Praktik
Kemandirian Anak
Kemandirian Emosional,Tingkah Laku, Nilai
3. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian secara teoretis, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. 23 Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah: Ha: Ada pengaruh secara signifikan pengasuhan orang tua terhadap pembentukan kemandirian anak dalam perspektif Pendidikan Islam. Ho: Tidak ada pengaruh pengasuhan orang tua terhadap pembentukan kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam.
23
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), hlm. 69.
17
F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dikancah atau tempat terjadinya gejala-gejala yang diteliti. 24 b. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal. 25 Pendekatan ini digunakan untuk menggali, mengumpulkan data dan menganalisis seberapa pengaruhnya pengasuhan orang tua terhadap pembentukan kemandirian anak dalam perspektif pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang. 2. Variabel Penelitian Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini terdapat dua variabel, yaitu:
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 5. 25 Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 51.
18
a. Variabel Independent (X) : Pengasuhan orang tua Indikator
:
1) Keteladanan 2) Pembiasaan 3) Cerita 4) Nasehat 5) Penghargaan dan hukuman26 6) Praktik27 b. Variabel Dependent (Y) : kemandirian anak Indikator
:
1) Kemandirian emosional 2) Kemandirian tingkah laku 3) Kemandirian nilai28 3. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. 29 Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
26
Amirulloh Syarbini, op. cit., hlm. 60-73. Dindin Jamaluddin, op. cit., hlm. 73. 28 Desmita, op. cit., hlm.187. 29 Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 116. 27
19
kesimpulannya. 30 Jadi populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti berdasarkan karateristik yang telah ditentukan. Adapun populasi dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah anak usia sekolah dasar yang berumur 8-12 tahun di Desa Tegalsari Kandeman Batang yang tepatnya di Dukuh Bleder Rw 04 berjumlah 160 anak. 31 b. Sampel Menurut Suharsimi, mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi). 32 Untuk menentukan sampel Suharsimi Arikunto memberikan gambaran apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. 33 Berdasarkan teori diatas, maka peneliti akan mengambil 25% dari keseluruhan populasi tersebut. Adapun dalam pengambilan sampel ini, peneliti menggunakan teknik simple random sampling dengan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi
30
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 61. Dokumentasi Kependudukan Dukuh Bleder. Diambil pada tanggal 27 Janari 2016. Pukul 09.00 WIB. 32 Riduwan, Metode dan Teknik Penyusunan Tesis (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 56. 33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian sebagai suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 134. 31
20
tersebut.34 Maka peneliti mengambil 25 % dari keseluruhan populasi, dengan perhitungan 25% x 160 = 40 anak. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Angket Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberi respon sesuai dengan permintaan pengguna. 35 Dalam penelitian ini angket untuk memperoleh data tentang bagaimana pengasuhan orang tua dan data kemandirian anak yang diisi oleh anak. Dalam metode angket untuk memudahkan dalam menghitung jawaban maka digunakan alternatif sebagai berikut: 1) Untuk alternatif jawaban A diberi skor 4 2) Untuk alternatif jawaban B diberi skor 3 3) Untuk alternatif jawaban C diberi skor 2 4) Untuk alternatif jawaban D diberi skor 1 b. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental 34
Riduwan, op. cit., hlm. 58. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 33. 35
21
dari seseorang.36 Metode ini digunakan untuk mencari atau memperoleh dokumentasi data-data Desa Tegalsari Kandeman Batang dan data-data Dukuh Bleder Rw.04 Desa Tegalsari Kandeman Batang. c. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu
objek
dengan sistematika fenomena yang diselidiki.37 Observasi dalam penelitian ini untuk mengamati dan mengetahui tentang hasil prakteknya dari tiap indikator yang diteliti. Angket digunakan untuk pengumpulan data utama. Sedangkan dokumentasi dan observasi digunakan untuk pengumpulan data pendukung. d. Teknik Analisis Data Analisis data adalah usaha mengetahui tafsiran terhadap yang terkumpul dari hasil penelitian. Data yang terkumpul tersebut kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya diolah dan dianalisa. Analisa data tersebut merupakan temuan di lapangan. 38 1) Analisis Pendahuluan
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 329. Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012), hlm. 69. 38 Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2003), hlm. 192. 37
22
Pada analisis pendahuluan dilakukan uji validitas dan reabilitas dari variabel X dan Y pada masing-masing item pertanyaan yang akan disebar pada responden. 2) Analisis Uji Hipotesis Dalam menganalisis data yang telah diperoleh maka perlu diadakan pendekatan. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif yaitu analisa data yang berwujud angka hasil perhitungan dengan Regresi Linear Sederhana. Sebelum uji analisis Regresi Linear Sederhana, data yang terkumpul dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk menguji normalitas data. Selanjutnya data diuji hipotesisnya mengunakan rumus Regresi Linear Sederhana. Regresi
linear
sederhana
adalah
persamaan
regresi
yang
menggambarkan hubungan antara satu variabel bebas (X) dan satu variabel tak bebas (Y), dimana hubungan keduannya dapat digambar sebagai suatu garis lurus. Sehingga hubungan kedua variabel tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan linear. Berikut rumus regresi linear sederhana: Ŷ = ɑ + bX Keterangan: Ŷ
:Variabel dependen
X
:Variabel independen
ɑ
:Intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
23
b
:Gradien/kemiringan kurva linier, disebut juga koefisien
regresi sederhana. Untuk mencari nilai ɑ dan b dapat menggunakan :
Dimana : = nilai rata-rata Y = nilai rata-rata X n= jumlah data yang digunakan sebagai sampel Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan: menghitung kesalahan standar estimasi, menentukan ttest dengan standar kesalahan koefisien regresi, dan menentukan ttabel, membandingkan ttest dengan ttabel. Dengan rumus: a) Menghitung kesalahan standar estimasi, Se = b) Merumuskan hipotesis c) Menentukan nilai t Test (t Hitung) ttest
=
24
Dimana: b= koefisien regresi β= 0, karena pada perumusan hipotesis nol (Ho), β=0 Sb= kesalahan standar koefisien regresi, ditentukan dengan rumus: Sb =
d) Menentukan nilai t tabel Menentukan t tabel ditentukan derajat kebebasan (db) dan tingkat signifikan tertentu (1% atau 5%). db = N-2. 39 3) Analisis Lanjut Analisis ini merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil analisis uji hipotesis. Apabila nilai t test > ttabel maka Ho ditolak
Ha
diterima.
Maka
disimpulkan
variabel
independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika ttest < ttabel maka Ho diterima Ha ditolak. Maka disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 40 G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yang masingmasing bab terdapat sub-sub bab adapun sistematikanya sebagai berikut:
39
Salafudin, Statistika Terapan Untuk Penelitian Sosial (Pekalongan: Stain Pekalongan Press, 2009), hlm. 147-151. 40 Ibid., hlm. 152.
25
Bab I: Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II: Landasan Teori Tentang Pengasuhan Orang Tua Terhadap Pembentukan Kemandirian Anak Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Pada bab ini akan diuraikan tentang teori Pengasuhan Orang Tua dan Kemandirian Anak. Teori tentang Pengasuhan Orang Tua meliputi : Pengertian Pengasuhan Orang Tua, Pengertian Orang Tua, Macam-macam Pola Asuh Orang Tua, Peran Orang Tua dalam Pendidikan Islam, Pengasuhan Orang Tua dalam Perspektif Pendidikan Islam. Teori tentang Kemandirian Anak, meliputi : Pengertian Kemandirian Anak, Pengertian Anak, Macam-macam Kemandirian Anak, Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kemandirian Anak, Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Anak. Bab III : Hasil Penelitian Tentang Pengasuhan Orang Tua Terhadap Pembentukan Kemandirian Anak Dalam Perspektif Pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang, meliputi Gambaran Umum Desa Tegalsari Kandeman Batang. Data Responden. Hasil Observasi Indikator. Data Hasil Angket Tentang Pengasuhan Orang Tua dari Berbagai Pengasuhan Orang Tua Terhadap Pembentukan Kemandirian Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang dan Data Hasil Angket Bentuk Kemandirian Anak di Desa Tegalsari Kandeman Batang. Data Hasil Observasi
26
tentang Pengasuhan Orang tua Terhadap Pembentukan Kemandirian Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang. Bab IV : Analisis Tentang Pengasuhan Orang Tua Terhadap Pembentukan Kemandirian Anak Dalam Perspektif Pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang, pada bab ini akan diuraikan hasil analisis yang meliputi: A. Analisis Pendahuluan Uji Validitas dan Reliabilitas data Pengasuhan Orang Tua terhadap Pembentukan Kemandirian Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang. B. Analisis Uji Hipotesis 1.
Analisis data tentang Pengasuhan Orang Tua Di Desa Tegalsari Kandeman Batang, terdapat dua sub bab, yaitu: a) Data pengasuhan orang tua dalam perspektif Pendidikan Islam. b) Uji Normalitas data pengasuhan orang tua.
2. Analisis data tentang Kemandirian Anak Di Desa Tegalsari Kandeman Batang, terdapat dua sub bab, yaitu: a) Data kemandirian anak dalam Perspektif Pendidikan Islam. b) Uji Normalitas data kemandirian anak 3. Analisis tentang pengaruh Pengasuhan Orang Tua Terhadap Pembentukan Kemandirian Anak Dalam Perspektif Pendidikan Islam di Desa Tegalsari Kandeman Batang.
27
C. Analisis Lanjut Analisis data dari hasil analisis pengolahan lebih lanjut, dari hasil-hasil analisis uji hipotesis. Bab V : Penutup, pada bab ini meliputi Simpulan dan Saran-saran.