1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa. Masyarakat Indonesia secara demografis maupun sosiologis merupakan wujud dari bangsa yang majemuk. Ciri yang menandai sifat kemajemukan ini adalah adanya keragaman budaya yang terlihat dari perbedaan bahasa, suku bangsa (etnis) serta kebiasaan-kebiasaan kultural lainnya. Pada satu sisi, kemajemukan budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang sangat bernilai, namun pada sisi yang lain keragaman kultural memiliki potensi bagi terjadinya disintegrasi atau perpecahan bangsa. Di dalam keragaman itu, bangsa Indonesia hendak membangun diri untuk menjadi satu bangsa yang memperoleh tempat selayaknya disamping bangsa-bangsa lain di dunia ini. Membangun manusia Indonesia seutuhnya, berarti membangun keutuhan dalam budi dayanya untuk berperanan secara penuh, mencapai sasaran-sasaran dalam pengembangan itu, orang-orang Indonesia sebagai individu dan sebagai warga masyarakat bangsa, terlebih dahulu wajib mengetahui, memahami dan selanjutnya mengamalkan prinsipprinsip dasar yang menjadikan seseorang itu disebut bangsa Indonesia dalam Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ada berbagai tipe masyarakat majemuk, dan salah satu dari tipe tersebut adalah seperti yang terdapat dalam masyarakat Indonesia, yaitu
1 Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
2
sebuah masyarakat yang terdiri atas sejumlah golongan suku bangsa yang terwujud dalam satuan-satuan masyarakat dan kebudayaan yang masingmasing berdiri sendiri yang disatukan oleh kekuatan nasional sebagai sebuah negara. Indonesia adalah salah satu bangsa yang memiliki keragaman suku yang majemuk. Secara rinci Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa, namun secara umum Indonesia memiliki 35 suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2010). Sampai saat ini berapakah sebenarnya masingmasing jumlah suku bangsa di Indonesia, masih sukar ditentukan secara pasti. Sikap menghormati adalah sikap saling menghargai harkat dan martabat manusia walaupun berbeda suku bangsa. Sebagai bangsa yang memiliki kemajemukan berbagai hal, memerlukan harmoni yang kuat antar penduduknya sehingga akan tercipta bangsa yang kuat. Akibat yang ditimbulkan jika tidak menghormati antar suku bangsa adalah tidak adanya keamanan dan kedamaian, timbulnya perpecahan dan permusuhan, tidak adanya persatuan dan kesatuan serta mudahnya terpecah belah. Salah satu faktor yang menentukan terwujudnya kehidupan harmonis antar individu adalah dengan bersikap bijaksana terhadap kemajemukan yang ada. Setiap orang berpotensi menjadi lebih bijaksana jika dapat bersikap bijak dalam menghadapi perbedaan latar belakang suku bangsa. Baihaqi & Pratiwi (2016), dari hasil penelitiannya menyipulkan hubungan negatif yang signifikan antara etnosentrisme dan wisdom pada masyarakat komunitas Betawi. Hal tersebut memberikan prediksi bahwa semakin tinggi tingkat
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
3
etnosentrisme masyarakat komunitas betawi maka ada kemungkinan semakin rendah tingkat wisdom yang dimilikinya dan begitupun sebaliknya. Masalah yang timbul karena perbedaan suku bangsa bisa terjadi di lapisan manapun dalam masyarakat. Mulai lapisan terkecil hingga terbesar, lapisan formal maupun non-formal hingga lapisan di lingkungan sekolahpun juga bisa timbul masalah yang dikarenakan perbedaan suku bangsa. Sekolah merupakan tempat di mana anak-anak hingga remaja menimba ilmu secara formal. Di lingkungan sekolah, umumnya terdapat peserta didik dengan latar belakang yang berbeda, baik dari agama, etnis, dan suku bangsa. Sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu, namun sekolah juga merupakan
wadah
untuk
bersosialisasi
sehingga
tidak
menuntup
kemungkinan timbulnya masalah-masalah dengan sesama peserta didik. Arifin (2012) menjelaskan bahwa sekolah yang memiliki latar belakang multikultural bagaikan pisau bermata dua, disisi lain dapat memberikan dampak positif karena memiliki kekayaan khasanah budaya yang beragam namun juga dapat memberikan dampak negatif yaitu timbulnya permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan budaya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa masalah yang dilatarbelakangi karena perbedaan individu pun dapat muncul di lingkungan sekolah. Salah satu hal yang terpenting yang dapat dilakukan seseorang untuk mencegah terjadinya konflik tersebut adalah memunculkan sikap bijaksana atau wisdom. Wisdom yang diyakini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat tertentu, yang terbentuk karena upaya-upaya
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
4
yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun berdasarkan kemampuannya untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku, masih sering dilupakan atau kadang-kadang dipahami secara keliru. Padahal, berdasarkan pada berbagai studi dan penelitian yang sudah dijalankan, kebijaksanaan tersebut memiliki peran membantu kehidupan seseorang dan juga masyarakat penghayatnya. Menurut Baltes & Smith (2005), wisdom adalah keahlian dalam menyikapi kehidupan yang mendasar dan perencanaan kehidupan yang membutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal yang terkandung dalam kehidupan seperti masalah kehidupan dan ketidakpastian kehidupan. Sedangkan menurut Orwoll & Perlmutter (2005), wisdom adalah integrasi kognisi yang dapat mempengaruhi afiliasi, dan kepedulian sosial pada diri seseorang, karena keterampilan kognitif pada diri seseorang menjadi inti dari wisdom. Pendapat lain dikemukaan oleh Aldelt (2005), kebijaksanaan juga mencakup
kemampuan
untuk
membuat
keputusan
tepat
reflektif.
Kebijaksanaan di sini diartikan sebagai suatu kombinasi antara faktor kognitif, reflektif, dan afektif. Wisdom adalah suatu tindakan di mana individu memiliki kemasakan dalam mengintegrasikan ketiga aspek diatas. Menurut Kunzmann & Baltes (2004), asumsi dasarnya adalah bahwa wisdom yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat akan membantu orang (masyarakat) tersebut dalam merencanakan, mengatur, dan menilai kembali kehidupan yang sudah dijalani. Basri (2006), menentukan lima karakteristik umum dari orang bijak, berdasarkan pandangan orang Indonesia. Kelima karakteristik di bagi menjadi
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
5
beberapa karakteristik yang spesifik : (a) kondisi spriritual moral (saleh, beragama, berbudi luhur, baik, rendah hati, lembut ketika berbicara, sopan, tangguh dan kuat), (b) kemampuan hubungan interpersonal (murah hati, bersedia
berkorban,
mencintai,
melindungi,
pemaaf,
mengerti),
(c)
kemampuan menilai dan mengambil keputusan (melihat masalah dari berbagai sudut pandang, memperhatikan kepentingan orang lain dari pada pribadi, mampu memutuskan secara tepat, berpandangan menyeluruh terhadap kehidupan, adil), (d) kondisi personal (introspektif, bertanggung jawab, konsisten, percaya diri), dan (e) kemampuan khusus (cerdas, intuitif, memiliki pengetahuan, wawasan dan empati). Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, wisdom di lingkungan sekolah menjadi topik yang penting untuk diteliti, maka perlu dipilih sekolah yang memiliki peserta didik dengan latar belakang suku bangsa yang berbeda. Kemudian akan diteliti apakah ada perbedaan wisdom pada peserta didik yang berbeda suku bangsa. Alasan pengambilan subjek penelitian berdasarkan perbedaan suku bangsa karena disekolah ini memiliki karakter yang khas dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya. Adapun suku bangsa tersebut antara lain Jawa, Sunda, Betawi, Melayu, Minangkabau, Madura, Sasak, Bugis, Palembang, Makasar, Batak, Banjar, dan Aceh. Kemudian pengambilan subjek kelas X adalah salah satunya terkait dengan perijinan yang di berikan oleh pihak sekolah. Madrasah Aliyah Al-Irsyad Tengaran hanya memberikan izin untuk menjadikan peserta didik kelas X sebagai subjek karena peserta didik kelas XI sudah mulai disibukan dengan aktivitas
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
6
akademik serta non-akademik dan kelas XII sudah disibukan dengan persipan Ujian Nasional. Selanjutnya berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya, peserta didik mengaku bahwa mereka lebih nyaman dengan teman yang satu suku bangsa, selain itu peserta didik terkadang sulit untuk memahami karakter teman yang berbeda suku bangsa. Kemudian peserta didik mengaku ada yang tidak suka dengan temannya yang dari suku bangsa tertentu dan minder terhadap temannya yang dari suku bangsa berbeda. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan lebih lanjut, peserta didik terkadang salah paham dengan teman yang berbeda suku bangsa karena perbedaan karakter, budaya dan bahasa. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom) Pada Peserta Didik Berbeda Suku Bangsa Kelas X Madrasah Aliyah Al Irsyad Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: adakah perbedaan kebijaksanaan (wisdom) pada peserta didik berbeda suku bangsa kelas X Madrasah Aliyah Al Irsyad Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017?
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
7
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui perbedaan kebijaksanaan (wisdom) pada peserta didik berbeda suku bangsa kelas X Madrasah Aliyah Al Irsyad Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang berkaitan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sosial. 2. Manfaat praktis dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan a. Bagi Sekolah Sebagai sumbang pikiran mengenai permasalahan yang muncul dari kehidupan Madrasah Aliyah yang ditimbulkan dari kehidupan sosial yang berbeda latar belakang asal suku bangsa. b. Guru Pembimbing Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi tentang kebijaksanaan (wisdom) pada peserta didik berbeda suku bangsa dan memberikan informasi terkait tentang perbedaan suku bangsa sehingga perbedaan itu menjadi sisi positif seperti lebih memahami karakter dari teman yang berbeda suku bangsa.
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
8
c. Bagi Peserta Didik Peserta didik dapat mengetahui sejauh mana kebijaksanaan (wisdom) mereka sehingga dapat memperbaiki sikap bersosialisasi dengan perbedaan suku bangsa.
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017