1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang dimiliki dan berkembang di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka tahun 1945. Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Marauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan keberadaannya supaya dapat dirasakan oleh generasi penerus bangsa. Indonesia dikaruniai beragam suku, budaya, bahasa, kebiasaan, dan adat istiadat yang mengantarkan Indonesia pada destinasi wisata budaya warisan dunia. Keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia pada masa sekarang sudah mulai luntur keberadaannya seiring dengan perkembangan jaman. Kebudayaan merupakan warisan yang harus dijaga dan dilestarikan supaya tidak terkikis seiring berkembangnya jaman. Menjaga dan melestarikan warisan kebudayaan adalah tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di wilayah masing-masing. Menjaga dan melestarikan kebudayaan merupakan salah satu wujud dari rasa cinta
1 Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
2
tanah air sebagai bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Kebudayaan yang berkembang di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai dari kebudayaan nasional, kebudayaan daerah, maupun kebudayaan lokal. Kebudayaan lokal yang berkembang di suatu wilayah merupakan kebudayaan yang menggambarkan ciri khas suatu daerah sesuai dengan kehidupan masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu. Budaya Banyumas menurut Fidiyani (2008: 23-24) adalah sebagai sub kultur Jawa yang memiliki corak ragam tersendiri yang tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari pola kehidupan wong cilik yang hidup di daerah pedalaman dengan ciri kultur agraris, sederhana, egaliter, dan sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran kuno. Disisi lain budaya Banyumas terbentuk sebagai akibat kondisi geografis yang terletak diantara dua kekuatan budaya besar yakni budaya Jawa dan budaya Sunda. Hal ini mengakibatkan corak kebudayaan Banyumas yang tidak lepas dari kedua kutub besar tersebut. Budaya Banyumas merupakan keseluruhan kompleksitas kehidupan masyarakat Banyumas yang telah berlangsung secara turun temurun, terbangun dari perpaduan antara kebudayaan Jawa lama dengan pola kehidupan masyarakat setempat yang dalam perjalanannya dipengaruhi oleh kultur Jawa moderen, kultur Sunda, kultur Islam, dan kultur Barat. Budaya Banyumas
yang berkembang di
wilayah Kabupaten
Banyumas sering di istilahkan sebagai Budaya Banyumasan. Kebudayaan daerah asli Banyumas merupakan ciri khas budaya daerah yang dalam persebarannya menggambarkan corak kehidupan masyarakat Banyumas pada
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
3
umumnya. Corak kehidupan masyarakat Banyumas terkenal dengan ciri kehidupan dalam masyarakat seperti ramah-tamah dalam bermasyarakat serta memiliki jiwa gotong-royong yang tinggi. Kabupaten Banyumas pada masa sekarang banyak mengalami perubahan dari sisi kehidupan masyarakat yang selama ini di banggakan sebagai ciri masyarakat Banyumas sekarang mulai terpinggirkan dengan adanya arus globalisasi yang begitu cepat dan berdampak pada menurunnya nilai-nilai budaya. Penurunan nilai-nilai budaya yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas dapat dirasakan hampir seluruh lapisan masyarakat baik yang bermukim di perkotaan ataupun pedesaan. Dibuktikan dengan menurunnya etika tata krama siswa ketika berbicara dengan orang yang lebih tua tidak menggunakan
bahasa
yang
sopan.
Menurunnya
nilai-nilai
tentang
pemahaman kebudayaan siswa, salah satunya adalah siswa tidak banyak yang mengenal tentang kebudayaan yang berkembang di daerah tempat tinggalnya. Apabila hal ini terus terjadi maka akan berakibat tidak baik bagi kemajuan kebudayaan Kabupaten Banyumas terutama bagi generasi muda. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Mereka diharapkan dapat meneruskan cita-cita generasi sebelumnya, khususnya dalam bidang kebudayaan lokal yang berkembang di suatu wilayah. Kebudayaan lokal yang ada harus tetap dijaga dan dilestarikan keasliannya supaya tidak terkikis dimasa yang akan datang. Generasi muda yang dimaksud adalah siswa tingkat sekolah dasar. Meneruskan cita-cita bangsa merupakan suatu hal yang hendaknya di
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
4
tanamkan pada diri anak sejak dini. Pernyataan tersebut termaktub dalam Undang-Undang Dasar No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirirnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar tahun 1945, pengertian pendidikan sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Pendidikan dasar merupakan pendidikan anak yang berusia antara 7-13 tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan aturan pendidikan, potensi daerah atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi siswa. Pendidikan yang didapatkan siswa di sekolah tidak hanya pendidikan formal saja namun siswa juga mendapatkan pendidikan non formal, sebagai contonya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Muatan lokal merupakan kurikulum yang ada di sekolah dasar dan merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dimasukan materi budaya lokal kedalam kurikulum sebagai pembelajaran di sekolah. Menghadapi perkembangan zaman dengan diiringi masuknya budaya global yang dapat mempengaruhi mental serta perilaku masyarakat Indonesia pengenalan
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
5
budaya lokal dala usaha pewarisan kekayaan budaya yang mengandung nilainilai luhur sangat tepat untuk membentengi diri dari budaya asing yang tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Muatan lokal pada intinya berupa pelajaran dan pengenalan berbagai khas daerah tertentu bukan saja atas berbagai ketrampilan dan kerajinan tradisional, tetapi juga berbagai manifestasi kebudayaan daerah seperti bahasa, tulisan, kesenian daerah, legenda, dan adat istiadat. Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ledug. Sekolah Dasar Negeri Ledug merupakan sekolah percontohan di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Sekolah tersebut merupakan sekolah yang memiliki berbagai macam fasilitas penunjang pendidikan salah satunya adalah tersedianya bermacam-macam media pembelajaran yang cukup lengkap. Peneliti memilih sekolah dasar tersebut dengan alasan karena sekolah merupakan sekolah percontohan yang ada di Kecamatan Kembaran. Sekolah memiliki siswa cukup banyak dan memiliki kelas paralel A sampai D dengan jumlah ruang kelas sebanyak dua puluh empat. Setelah melakukan observasi awal dan wawancara, peneliti mendapati adanya permasalahan pada bidang pengetahuan budaya Banyumasan. Pengetahuan kebudayaan siswa masih rendah diantaranya sejarah kebudayaan Banyumas, objek wisata, kesenian tradisional, cerita rakyat, adat istiadat, bahasa dialek banyumasan. Permasalahan yang ditemukan memerlukan tindakan lebih lanjut guna memperoleh solusi yang tepat, dengan tujuan agar siswa mengenal serta memahami kebudayaan Kabupaten Banyumas secara menyeluruh. Solusi
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
6
untuk permasalahan tentang pengetahuan kebudayaan adalah dengan membuat media pembelajaran yang sesuai dan dapat digunakan oleh siswa kelas IV. Media pembelajaran yang sesuai akan membantu siswa dalam hal memahami kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas. Mengembangkan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan menambah daya tarik tersendiri dan fungsi kebermanfaatan media dapat digunakan secara maksimal. Media model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari siswa wujud aslinya. Media model menurut Herry, Badru, dan Cepi (2008: 31-32) adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model terdiri atas beberapa jenis, yaitu model padat (working model), mockup dan diorama. Masing-masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya. Diorama adalah sebuah bentuk tiruan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu suasana atau keadaan yang sebenarnya. Media dapat membantu siswa dalam membentuk sebuah pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang baru dan berbeda dengan sebelumnya merupakan salah satu cara mengukur keefektifan sebuah media dan sebagai tolak
ukur
keberhasilan
sebuah
media
yang
akan
dikembangkan.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
7
Pengembangan media pembelajaran yang inovatif, kreatif, menarik, dan efisien akan lebih cepat direspon oleh siswa. Peneliti menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan dengan menciptakan dan mengembangkan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan kepada siswa sebagai
media
pembelajaran
mempermudah dalam
yang
memahami
dapat
membantu
kebudayaan
siswa
untuk
yang berkembang di
Kabupaten Banyumas. Pengembangan media monopoli peta budaya berbasis kebudayaan mencakup kebudayaan yang pernah berkembang di Kabupaten Banyumas baik kebudayaan masih berkembang ataupun hanya tinggal cerita dalam sejarah. Media monopoli peta budaya merupakan sebuah media pembelajaran berbentuk tiga dimensi dari penggabungan dua media yang digabung menjadi satu dari permainan monopoli dan diorama. Pengembangan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang kebudayaan yang ada di Kabupaten Banyumas dan merupakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tentang kebudayaan. Pengembangan media monopoli peta budaya diharapkan tidak hanya pengetahuan kebudayaan yang akan diperoleh siswa, namun siswa juga mendapatkan manfaat pembelajaran yang lain. Media monopoli peta budaya diharapkan dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Berdasarkan permasalahan di atas dengan adanya monopoli peta budaya diharapkan siswa dapat menambah pengetahuan tentang kebudayaan
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
8
yang berkembang di wilayah Kabupaten Banyumas. Harapan peneliti tidak hanya selesai sampai pada permainan monopoli tentang pengetahuan kebudayaan. Peneliti mengharapkan setelah selesai bermain monopoli siswa mendapat bekal ilmu pengetahuan sebagai modal awal berupa pengetahuan kebudayaan. Harapan selanjutnya adalah siswa dapat tergerak hatinya untuk ikut melestarikan kebudayaan Banyumas sebagai wujud rasa cinta tanah air terhadap kebudayaan. Generasi muda inilah yang akan menjadi penerus dan melestarikan kebudayaan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kondisi faktual pemanfaatan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug? 2. Bagaimana bentuk pengembangan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug? 3. Bagaimana validasi pengembangan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug? 4. Bagaimana respon guru terhadap penggunaan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug? 5. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug? 6. Bagaimana pengaruh media monopoli peta budaya terhadap pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug?
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
9
7. Bagaimana kelayakan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui kondisi faktual pemanfaatan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug. 2. Mengetahui bentuk pengembangan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug. 3. Mengetahui validitas pengembangan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug. 4. Mengetahui respon guru terhadap penggunaan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug. 5. Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug. 6. Mengetahui pengaruh media monopoli peta budaya terhadap pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug. 7. Mengetahui kelayakan media monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan di kelas IV SD N Ledug. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
10
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan muncul pembelajaran yang inovatif. b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memunculkan pengembangan
baru
terhadap
media
pembelajaran
budaya
banyumasan. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah: a. Bagi Siswa 1) Pembelajaran menggunakan media monopoli peta budaya dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri dan kelompok siswa. 2) Dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan kebudayaan siswa b. Bagi Guru 1) Menjadikan media pembelajaran monopoli peta budaya sebagai bahan informasi untuk menambah ilmu pengetahuan 2) Memotivasi
guru
untuk
melakukan
pembelajaran
dengan
menggunakan media pembelajaran monopoli peta budaya agar lebih mudah dalam menyampaikan materi. c. Bagi Sekolah Menambah sumber belajar siswa berupa media monopoli peta budaya pada kelas IV
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
11
d. Bagi Peneliti Dapat memperluas pengetahuan khususnya di bidang kebudayaan Banyumas,
serta
sebagai
bahan
kajian
dan
contoh
dalam
pengembangan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis kebudayaan menggunakan media monopoli
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017