BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelayanan
kesehatan yang ada di Indonesia mulai banyak
mengalami perkembangan dari segi macamnya. Diantaranya ada rumah sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, balai pengobatan, klinik 24 jam, dan dokter keluarga. Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar,1996). Menurut Alamsyah (2011), Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah. Menurut melaksanakan
Notoatmodjo dapat
(2010),
mewujudkan
fungsi empat
puskesmas misi
dalam
pembangunan 1
kesehatan yang menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan, mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga
untuk
hidup
sehat,
memelihara
dan
meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, berkelompok, dan masyarakat serta lingkungannya. Puskesmas
mempunyai
tugas
diantaranya
memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh, yaitu usaha kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada wilayah kerjanya. Untuk menjalankan tugas tersebut perlu didukung adanya unit-unit pembantu yang mempunyai tugas spesifik, diantaranya adalah unit rekam medis (Budi, 2011). Untuk mencatat segala informasi yang berkaitan dengan pasien baik informasi demografi maupun informasi klinis, puskesmas membutuhkan rekam medis. Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi
2
pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya (Huffman,1994). Selain membuat dokumen rekam medis, bidang rekam medis harus meningkatkan mutu pelayanan di masing-masing unit. Salah satu contohnya adalah Tempat Penerimaan Pasien (TPP). Tempat Penerimaan Pasien adalah tempat pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit (Depkes, 1997). Kelancaran proses pendaftaran pasien tidak hanya bergantung pada kinerja petugas pendaftaran, namun peran pasien untuk selalu membawa persyaratan pendaftaran yang dibutuhkan penting dalam menentukan kelancaran proses pendaftaran. Berdasarkan hasil observasi selama magang pada tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 18 Agustus 2014 dan hasil studi pendahuluan pada tanggal 1 November 2014 di Puskesmas Wates, diperoleh fakta bahwa kegiatan pendaftaran di Puskesmas Wates dilaksanakan oleh dua orang petugas DIII Rekam Medis, satu orang tenaga PNS bukan DIII Rekam Medis, dan tiga orang tenaga honorer bukan DIII Rekam Medis. Proses pendaftaran di Puskesmas Wates menggunakan dua buah komputer yang dilengkapi dengan software IHIS. Tempat penerimaan pasien di Puskesmas
Wates merupakan tempat yang 3
pertama kali dituju oleh pasien yang akan berobat, meminta rujukan, imunisasi calon pengantin, dan meminta Surat Keterangan Dokter (SKD). Setiap hari pasien yang berkunjung di Puskesmas Wates ratarata sebanyak 140 pasien. Tentu saja semua pasien yang berkunjung akan terlebih dahulu menuju ke bagian penerimaan pasien Puskesmas Wates. Permasalahan yang sering terjadi setiap harinya adalah pasien complain karena berkas rekam medis belum ada di poliklinik sementara pasien sudah dipanggil, terjadi pemanggilan pasien berulang-ulang
di
tempat
pendaftaran
karena
petugas
harus
menanyakan informasi yang relevan terkait pasien, terjadi kesalahan identifikasi pasien karena nama pasien, nama KK (Kepala Keluarga), dan alamat yang sama sehingga petugas pendaftaran salah dalam menentukan nomor rekam medis pasien. Berdasarkan hasil observasi saat magang di Puskesmas Wates, banyak pasien yang berkunjung tidak membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) atau identitas lain seperti Jamkesda, dan fotokopi asuransi kesehatan yang diperlukan dalam proses pendaftaran. Pasien yang tidak membawa KIB biasanya akan menuliskan nama, alamat dan nama KK (Kepala Keluarga) ke dalam kertas kecil kemudian akan 4
dicarikan nomor rekam medisnya oleh petugas rekam medis di komputer. Dari sistem yang berjalan, ditemukan bahwa nama, alamat, dan nama KK saja tidak cukup membedakan antara pasien yang satu dengan yang lain. Pernah terjadi pendaftaran dengan nama pasien, alamat serta nama KK (Kepala Keluarga) yang sama dengan dua nomor rekam medis yang berbeda. Oleh karena itu, petugas rekam medis harus mencocokkan setiap nama yang sama dengan riwayat penyakit yang pernah diderita pasien atau dengan informasi lain yang diberikan pasien apabila pasien tidak membawa KIB atau identitas lain.
Dengan
melihat
kondisi
tersebut,
maka
petugas
akan
menghabiskan waktu untuk melayani satu pasien. Selain itu pasien mengambil nomor antrian sebelum jam buka puskesmas kemudian membawa pulang nomor antrian tersebut. Hal ini akan menyebabkan pasien yang datang sesuai jam buka puskesmas mendapatkan nomor antrian besar dan nomor antrian puskesmas menjadi hilang dan tidak lengkap. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Evaluasi Proses Pendaftaran Pasien di Tempat Penerimaan Pasien Puskesmas Wates.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana evaluasi proses pendaftaran di Tempat Penerimaan Pasien Puskesmas Wates?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengevaluasi proses pendaftaran di Tempat Penerimaan Pasien Puskesmas Wates. 2. Tujuan Khusus Berdasarkan masalah yang dikaji, tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : a. Mengetahui proses pelaksanaan pendaftaran pasien di Tempat Penerimaan Pasien Puskesmas Wates b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses pendaftaran di Tempat Penerimaan Pasien Puskesmas Wates menggunakan unsur manajemen (5M) c. Merumuskan langkah-langkah untuk menjamin kelancaran proses pendaftaran.
6
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengevaluasi proses pendaftaran di Tempat Penerimaan Pasien Puskesmas Wates, sehingga petugas pendaftaran akan lebih bijak dalam memberikan edukasi kepada pasien dan menjadikan introspeksi petugas dalam memberikan pelayanan. b. Bagi Peneliti 1) Menambah pengalaman dan pengetahuan serta pengalaman yang berharga secara langsung di puskesmas 2) Mengetahui perbandingan antara teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan di puskesmas 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menjadi bahan masukan dalam pembelajaran ilmu rekam medis dan meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan. 7
E. Keaslian Penelitian 1. Nurcahyani (2013) melakukan penelitian evaluasi pelaksanaan penerimaan pasien lama rawat jalan di RSUD Wates. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti oleh Nurcahyani (2013) adalah sama-sama mengangkat tema mengenai pelaksanaan penerimaan pasien, selain itu letak persamaan yang lain pada jenis penelitian yang diambil sama-sama penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Sedangakan perbedaannya adalah pada lokasi, dan tujuan penelitian serta permasalahan yang dijumpai. 2. Prasetya
(2011)
ketidaklancaran
melakukan pelaksanaan
penelitian SIMPUS
faktor
penyebab
(Sistim
Informasi
Manajemen Puskesmas) di Puskesmas Danurejan II. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diambil oleh Prasetya, (2011) yaitu sama-sama mengangkat faktor penyebab ketidaklancaran, selain itu letak persamaan yang lain pada jenis penelitian yang diambil sama-sama penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan perbedaannya adalah pada lokasi, tujuan, jenis rancangan, objek penelitian dan ruang lingkup penelitian.
8
3. Kurniawan
(2012)
melakukan
penelitian
evaluasi
mutu
pelaksanaan pelayanan di tempat penerimaan pasien rawat jalan di RS Islam Klaten. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diambil oleh Kurniawan (2012) yaitu sama-sama ingin mengangkat permasalahan yang ada di bagian pendaftaran, selain itu letak persamaan yang lain pada jenis penelitian yang diambil sama-sama penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif
dan
menggunakan rancangan cross-sectional. Sedangakan perbedaannya adalah pada lokasi, tujuan penelitian dan permasalahan yang dijumpai. 4. Sunarya (2012) melakukan penelitian problem solving di unit kerja rekam medis Rumah Sakit TNI-AU dr. Suhardi Hardjolukito Yogyakarta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diambil Sunarya (2012) yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaannya terletak pada rancangan penelitian, Sunarya (2012) menggunakan rancangan penelitian fenomenologis sementara penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Perbedaan yang lain terletak pada ruang lingkup pemecahan masalah yang dilakukan. Sunarya (2012) melakukan pemecahan masalah di unit 9
kerja rekam medis secara keseluruhan, sementara penelitian ini hanya berfokus pada bagian pendaftaran. Selain itu perbedaan juga ditemukan pada lokasi, tujuan penelitian dan ruang lingkup pemecahan masalah.
F. Gambaran Umum Puskesmas Wates 1. Geografi dan Topografi Puskesmas Wates merupakan salah satu dari dua puluh satu (21) Puskesmas yang ada di Kabupaten Kulonprogo, yang terletak di Dusun Kularan Desa Triharjo, Kecamatan Wates. Luas wilayah kerja Puskesmas Wates adalah 32,46 km2 yang terbagi dalam tiga (3) bagian yaitu sebelah Timur merupakan daratan tinggi/perbukitan dengan ketinggian 250-500 meter di atas permukaan laut, bagian tengah merupakan dataran rendah sedang bagian Selatan merupakan dataran rendah dan pantai dengan komposisi luas lahan yang hampir seimbang. Pemanfaatan lahan sebagian
besar
dimanfaatkan
sebagai
pekarangan/tegalan,
bangunan/rumah, sawah dan lain-lain. Luas wilayah kerja Puskesmas Wates dibatasi oleh: a. Batas Utara
: Kecamatan Pengasih; 10
b. Batas Timur
: Kecamatan Panjatan;
c. Batas Selatan
: Samudra Indonesia;
d. Batas Barat
: Kecamatan Temon.
Wilayah kerja Puskesmas Wates terdiri dari 7 Desa dan 1 Kelurahan yaitu: a. Desa Karangwuni
: 6 dusun
b. Desa Sogan
: 5 dusun
c. Desa Kulwaru
: 6 dusun
d. Desa Ngestiharjo
: 5 dusun
e. Desa Bendungan
: 12 dusun
f. Desa Triharjo
: 10 dusun
g. Desa Giripeni
: 8 dusun
h. Kelurahan Wates. Potensi alam yang merupakan daerah tujuan wisata yaitu Pelabuhan
Pendaratan
Ikan
Tanjung
Adi
Karto
di
Desa
Karangwuni. Selain itu adanya wacana dari Pemerintah Pusat untuk mengembangkan Jalur Selatan dan rencana pembangunan bandara internasional di wilayah Kecamatan Temon serta penambangan pasir besi di wilayah pantai juga akan berpengaruh terhadap kegiatan pelayanan kesehatan serta derajat kesehatan 11
khususnya masyarakat wilayah Desa Karangwuni, Desa Sogan, Desa Kulwaru dan masyarakat Kecamatan Wates pada umumnya. Topografi wilayah kerja Puskesmas Wates merupakan dataran rendah dan dataran tinggi/perbukitan serta berbatasan dengan Samudera Indonesia sehingga menempatkan wilayah Puskesmas Wates sebagai daerah rawan bencana banjir, tanah longsor, kekeringan maupun tsunami. Akibat dari bencana itupun akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan baik kualitas manusia maupun lingkungannya. 2. Demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wates sebanyak 47.221 jiwa (14.522 KK) yang terdiri dari laki-laki 23.633 jiwa dan perempuan 23.588 jiwa dengan kepadatan penduduk 1454 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebanyak 3-4 orang. Kelompok rentan kesehatan yang menjadi sasaran kegiatan program merupakan kelompok miskin dan kelompok dengan kondisi fisiologis manusia menyebabkan rawan kesehatan, antara lain bayi, balita dan ibu hamil. Jumlah sasaran yang termasuk dalam kategori ini cukup besar dan bila dilakukan rata-rata 12
berkisar 12 % penduduk, secara garis besar dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1. Jumlah Kelompok Rentan di Wilayah Puskesmas Wates Tahun 2011-2013 No. Kategori 2011 2012 1 Bayi 546 608 2 Balita 3116 3152 3 APRAS 1285 1398 4 Bumil 735 708 5 Bulin 560 615 Sumber data : Buku Profil Puskesmas Wates Tahun 2013
2013 560 2608 1434 857 556
3. Visi dan Misi Puskesmas Menjadi puskesmas terbaik dan bermutu dalam pelayanan untuk mewujudkan masyarakat sehat. a. Misi 1) Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, merata dan terjangkau. 2) Meningkatkan profesionalisme SDM. 3) Mendorong pemberdayaan masyarakat dalam bidang pembangunan kesehatan. 4) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan yaitu mengupayakan agar pelaksanaan pembangunan mengacu, 13
berorientasi dan memperhatikan faktor kesehatan sebagai pertimbangan utama. 5) Memberdayakan serta mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan dengan mengupayakan agar perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kebutuhan masyarakat. 4. Motto Motto Puskesmas Wates yaitu SEHATI : S : Santun, sopan bertutur kata dan perilaku E : Empati, melayani dengan sepenuh hati H :Handal,
memberikan
pelayanan
terbaik
oleh
tenaga
professional A : Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan T :Teladan dan tauladan menjadi panutan bagi masyarakat dalam berperilaku sehat I
: Integritas dalam melaksanakan tugas
5. Jenis Pelayanan Jenis pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas Wates didasarkan atas kriteria kawasan Puskesmas yang terletak di pedesaan. Jenis pelayanan yang dimaksud adalah: 14
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial, berupa: 1) Pelayanan Promosi Kesehatan; 2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan; 3) Pelayanan
Kesehatan
Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana; 4) Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat; 5) Pelayanan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, berupa: 1) Pelayanan kesehatan jiwa; 2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat; 3) Pelayanan kesehatan lansia; 4) Pelayanan kesehatan kerja. c. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis, berupa: 1) Pelayanan klinis rawat jalan: a) Klinik Umum b) Klinik Gigi dan Mulut c) Klinik KIA-KB d) Klinik MTBS e) Klinik IMS f) Imunisasi 15
g) Laboratorium h) Farmasi i) Konsultasi 2) Pelayanan gawat darurat
16
6. Laporan Kunjungan Rawat Jalan Tabel 2. Laporan Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2014 No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Jenis Pelayanan
Anak Kebidanan/Obs Jiwa Gigi dan Mulut UGD Laborat Umum Gizi Rehabilitasi IMS Sanitasi Home Care Umum-Pusling Umum-Pustu KIA-Pustu Gigi-Pustu Wates-Umum Wates-KIA Wates-Gigi Giripeni-Umum Giripeni-KIA Karangwuni-Umum Karangwuni-KIA Triharjo-KIA Sogan-Umum Sogan-KIA Kulwaru-Umum Kulwaru-KIA Triharjo-Umum Total
Rawat Jalan Baru Ulang 637 1099 2 1600 9 2374 3177 243 0 254 1 0 517 1032 432 272 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 11649
3240 2599 0 3675 0 5422 26339 20 0 425 0 0 607 8756 1962 424 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 53469
Jumlah Datang 3877 3698 2 5275 9 7796 29516 263 0 678 1 0 1124 9788 2394 696 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65118
Yang tidak Datang 128 140 2 164 7 49 1052 403 2 73 0 1 12 71 19 62 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2185
Sumber: Unit Rekam Medis Puskesmas Wates 17