BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyedia energi Badan
listrik dituntut untuk melaksanakan usaha dengan sebaik-baiknya agar dapat mensejahterakan masyarakat serta tidak membebani anggaran negara dengan kerugian yang dialami. Sebagai perusahaan pemegang monopoli dalam bidang ketenagalistrikan di Indonesia, PT. PLN (Persero) memberikan layanan jasa kelistrikan kepada seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan, baik rumah tangga, industri, bisnis, publik maupun sosial. Setiap perusahaan tentu mempunyai kebijakan masing-masing dalam menentukan atau menjalankan pola-pola pelayanan kepada para pelanggannya. Salah satu pola pelayanan yang sudah dijalankan PT. PLN (Persero) kepada pelanggannya adalah pola layanan yang biasa disebut pasca bayar. Dalam pelayanan pasca bayar, pelanggan menggunakan terlebih dahulu energi listrik dalam kurun waktu tertentu (biasanya 1 bulan), pemakaian tersebut diukur dengan alat ukur yang terpasang di tempat atau rumah pelanggan baru kemudian dicatat dalam kurun waktu tertentu secara rutin (setiap akhir bulan) yang nantinya akan menjadi besaran tagihan atau rekening bulanan.
1
2
Dalam pola pelayanan pasca bayar ini total pemakaian bulan berjalan baru
akan menjadi pendapatan pada bulan berikutnya. Dalam hal ini yang menjadi
permasalahan adalah ketika pelanggan membayar tidak tepat waktu atau melewati
batas akhir pembayaran yaitu setiap tanggal 20 dalam setiap bulannya, apabila
melewati batas akhir pembayaran tersebut, maka pendapatan yang seharusnya diterima berubah menjadi piutang penjualan tenaga listrik. Hal inilah yang terjadi hampir di seluruh unit PT. PLN (Persero). Termasuk salah satunya di PT. PLN
(Persero) Rayon Bandung Barat. Pada tahun 2010 tercatat setidaknya Rp 3 Miliar setiap bulan wilayah Bandung Barat menyumbang tunggakan rekening pelanggan. Jumlah tersebut umumnya bertambah setiap bulan dan ini tentu berpengaruh sangat besar terhadap laba perusahaan. Semakin besar tunggakan rekening pelanggan maka semakin besar pula penurunan laba yang akan dialami PT. PLN (Persero), bahkan dapat menyebabkan kerugian. Banyak alasan mengapa pelanggan menunggak membayar tagihan rekening listriknya, seperti sibuk, lupa, kurang uang atau rumahnya memang kosong, biasanya ini terjadi pada pelanggan yang menempati rumah kontrakan. Selain itu, tidak menutup kemungkinan sebagian dari masyarakat tidak berada di kota tempat pembayaran listrik saat adanya tagihan pembayaran listrik. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini berkaitan dengan piutang ragu-ragu yang akan dikaji dalam laporan Tugas Akhir dengan judul “Tinjauan terhadap Perlakuan Piutang Ragu-ragu pada PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Barat”.
3
1.2
Identifikasi Masalah Agar penelitian lebih terarah dalam membahas permasalahan yang ada,
penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai bagaimana
perlakuan (pengakuan, penilaian, pelaporan, dan penghapusan) piutang ragu-ragu
pelanggan umum pada PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Barat.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan (pengakuan, penilaian, pelaporan, dan penghapusan) piutang ragu-ragu pelanggan umum pada PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Barat.
1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Barat mengenai perlakuan akuntansi piutang ragu-ragu pelanggan umum dan kondisi yang terjadi berkaitan dengan piutang ragu-ragu agar dapat melakukan perbaikan.
4
2.
Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dapat menambah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai teori
dan prakteknya di bidang akuntansi keuangan khususnya mengenai
perlakuan piutang ragu-ragu.
3.
Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai arahan dan referensi serta informasi untuk melakukan
penelitian pada bidang yang sama.
4.
Bagi pembaca Dapat memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai piutang ragu-ragu.
5.
Bagi Penulis Melalui penelitian ini penulis mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perlakuan piutang ragu-ragu pelanggan umum pada PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Barat sehingga dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya serta memberikan masukan untuk penyempurnaannya.
1.4
Pendekatan Masalah Penjualan barang dan jasa saat ini banyak dilakukan dengan kredit
sehingga terdapat tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa sampai saat diterimanya pembayaran. Penjualan kredit yang marak saat ini dapat menimbulkan adanya piutang. Piutang merupakan pos yang penting karena merupakan salah satu unsur dari aktiva yang sangat lancar.
5
Beberapa penulis memberikan definisi yang berbeda mengenai piutang
tergantung pada sudut pandang penulis. Menurut Kieso (2008: 346) yang
diterjemahkan oleh Emil Salim, S.E. menyebutkan bahwa piutang (receivables)
adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Sedangkan menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009: 177) piutang suatu tagihan terhadap perusahaan atau orang-orang tertentu yang timbul adalah akibat penjualan kredit atau disebabkan perusahaan telah memberikan jasa
tertentu. Pendapat tersebut didukung oleh Hery, S.E., M.Si. (2009: 265) yang menjelaskan bahwa istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit (untuk piutang karyawan, piutang debitur yang biasanya langsung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang bunga), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang pajak). Dari beberapa pendapat tersebut, piutang secara umum merupakan hak atau klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa dalam satu siklus kegiatan normal perusahaan. Piutang diklasifikasikan dalam piutang usaha dan piutang wesel. a.
Piutang Usaha (Account Receivable) Piutang usaha merupakan janji lisan dari pembali untuk membayar barang atau jasa yang dijual dan dapat ditagih dalam kurun waktu 3060 hari dan merupakan akun terbuka (open account) yang berasal dari pelunasan kredit jangka pendek.
6
b.
Piutang wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang
pada tanggal tertentu dimasa depan. Piutang wesel digunakan untuk
periode kredit lebih dari enam puluh hari.
Piutang Wesel (Note Reeivablae)
Piutang tak tertagih (uncollectible receivable) terjadi karena kurangnya pengendalian atas piutang yang menyebabkan kerugian cukup besar. Dalam hal pelanggan tidak mampu untuk melunasi piutangnya, maka yang harus
diperhatikan adalah metode untuk menghapus dan menentukan estimasi untuk piutang tak tertagih. Berikut dua metode yang biasa digunakan dalam hal Penghapusan Piutang Tak Tertagih a.
Metode Penyisihan (Allowance Method) Metode Penyisihan (Allowance Method) merupakan suatu estimasi yang dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Perhitungan penyisihan dapat dilakukan dengan presentase penjualan, presentase piutang, dan dengan daftar umur piutang.
b.
Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method) Dalam metode ini jumlah piutang yang dipastikan tidak akan tertagih langsung dihapus dengan mendebit Beban Piutang tak tertagih dan mengkredit Piutang usaha.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berusaha menghubungkan antara teori atau kebijakan yang berlaku dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Mulanya, penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui
7
bagaimana perlakuan piutang ragu-ragu pada PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Barat. Lalu membandingkan antara teori atau kebiijakan yang ada dengan fakta
yang terjadi di lapangan untuk selanjutnya ditarik kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan.
1.5
Metodologi Penelitian
1.5.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti, sehingga data yang diperoleh cukup lengkap sebagai dasar dalam membahas masalah yang ada dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
sesuai
dengan
keadaan
sebenarnya,
kemudian
menganalisis
dan
mengintepretasikan data dan fakta yang diperoleh untuk menarik kesimpulan secara umum mengenai perusahaan yang bersangkutan.
1.5.2 Data Penelitian Data penelitian adalah data yang diperoleh dalam proses penelitian yang akan diolah menjadi sebuah informasi. Berikut ini akan dijelaskan jenis data yang diperoleh, sumber data penelitian dan teknik pengumpulan data penelitian. 1. Jenis Data Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
8
a.
yang diajukan oleh penulis yang berkaitan dengan piutang ragu-ragu.
Data Subjek, adalah data yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan
b.
Data Dokumenter, adalah data perusahaan berupa dokumen yang
diperolah dari pihak intern perusahaan berupa sejarah perusahaan,
struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan, dan kebijakan perusahaan mengenai piutang ragu-ragu.
2. Sumber Data
a.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan merupakan data yang bisa diolah dan belum diolah pihak lain yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada bagian penagihan serta bagian lain yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan mengenai piutang ragu-ragu.
b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah. Data sekunder yang diperoleh berasal dari sumber internal dan eksternal. Sumber data sekunder internal berasal dari perusahaan yang kemudian dianalisis. Sedangkan sumber data eksternal berasal dari buku teks, studi media elektronik seperti internet melalui situs terkait, jurnal, dan artikel yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara: 1.
Wawancara, yakni dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan bagian-bagian di perusahaan yang berkaitan dengan objek
9
yang
misalnya
Bagian
Penagihan
dan
Supervisor
Administrasi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai
piutang ragu-ragu.
2.
diteliti,
Observasi, untuk melihat secara langsung kegiatan atau kebijakan perusahaan dalam kaitannya dengan piutang ragu-ragu, dan mencari
data-data berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan
dan deskripsi jabatan, dll.
1.5.3 Alat Analisis Data Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif, yaitu metode yang menggambarkan tentang data dari perusahaan yang dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam teori mengenai piutang ragu-ragu.
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Barat yang
beralamat di Jalan LMU Nurtanio No. 177 Bandung. Waktu penelitian dilakukan sekitar 2 bulan yaitu dari bulan Mei sampai dengan Juni 2012.