BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium oksalat (CaC2O4) dan kalsium karbonat (CaCO 3) adalah bahan pembentuk batu saluran kemih atau batu ginjal. Kalsium oksalat dan kalsium karbonat adalah senyawa yang sukar larut dalam air dapat dihasilkan akibat terhambatnya pengeluaran air seni. Ketika genangan air seni berada di kandung kemih atau ginjal dalam waktu lama dapat menimbulkan pengkristalan dari zat yang terlarut di dalamnya. Jika kondisi ini ini dibiarkan maka batu-batu itu akan semakin besar dan dalam kondisi seperti itu masalah akan semakin sulit ditangani (Permadi, 2006). Oksalat pada umumnya membentuk kristal dengan kalsium. Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam tubuh (endogen), dan juga berasal dari makanan yang kita makan serta hasil metabolisme vitamin C. Membatasi konsumsi masukan kalsium berarti mengurangi makanan yang mengandung kalsium tinggi (Cahanar dan Suhanda, 2006). Kalsium karbonat juga berasal dari makanan yang kita makan mengandung kadar kalsium karbonat terlalu tinggi sehingga mendekam di ginjal. Tanpa penanganan yang baik, dapat menjadi berbahaya karena akan berlanjut menjadi penyakit gagal ginjal. Secara medis, penyakit ini biasanya ditangani dengan cara mengonsumsi obat, operasi, penembakan sinar laser atau gelombang kejut. Penentuan cara yang hendak dipilih tentu saja sangat tergantung dari kondisi pasien (Anonim, 2009).
1 Universitas Sumatera Utara
Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam, yaitu tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat tradisional seperti telah lama dilakukan nenek moyang pada zaman lampau, semakin meluas. Para ahli terusmenerus melakukan pengujian terhadap sejumlah tumbuhan tertentu yang tertentu yang berkhasiat untuk pengobatan, baik di dalam maupun di luar negeri. Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan secara tradisional tersebut adalah tidak adanya efek samping yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi (Thomas, 1992). Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai peluruh batu ginjal dan dan pelancar air seni (diuretik). Tanaman ini termasuk mudah ditemukan di sekitar kita. Tanaman yang tergolong mudah tumbuh ini dapat tumbuh liar di antara puing-puing bangunan, di tembok, atau di pinggir jalan. Selain itu tempuyung dapat hidup di tempat yang sedikit terbuka atau terlindung. Selain tumbuh liar tempuyung dapat ditanam menjadi tanaman pekarangan (Winarto dan Karyasari, 2004). Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi. Kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal akhirnya larut dan membentuk senyawa garam kalium yang lebih mudah larut dalam air. Sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan dan ikut keluar bersama urin (Winarto dan Karyasari, 2004). Kelarutan kalsium oksalat dan kalsium karbonat pada infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung dapat diketahui dengan mengukur kadar kalsium awal dan setelah dimasukkan kedua jenis batu kalsium
2 Universitas Sumatera Utara
tersebut dan diinkubasi, lalu dihitung kalsium terlarutnya secara spektrofotometri serapan atom. Kalium sebagai faktor yang dapat melarutkan kalsium oksalat dan kalsium karbonat dalam sediaan infusa dan kapsul juga diukur kadarnya secara spektrofotometri serapan atom. Berbagai literatur telah mencantumkan beberapa metode untuk analisis kadar kalsium dan kalium, kalsium dapat ditentukan dengan gravimetri, kompleksometri, spektrofotometri visible dan spektrofotometri serapan atom. Sedangkan
kalium
dapat
ditentukan
dengan
metode
gravimetri
dan
spektrofotometri serapan atom. Pada penelitian ini digunakan spektrofotometri serapan atom karena memiliki keuntungan antara lain kecepatan analisisnya, ketelitiannya dan dapat menentukan konsentrasi dalam jumlah yang sangat kecil dan spesifik untuk setiap unsur tanpa diperlukan pemisahan (Khopkar, 1990). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kelarutan komponen kalsium oksalat dan kalsium karbonat di dalam sediaan obat tradisional infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
3 Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah kalsium oksalat dan kalsium karbonat dapat larut di dalam infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung? 2. Berapakah kadar terlarut dan persen kelarutan kalsium oksalat dan kalsium karbonat di dalam infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung?
1.3 Hipotesis 1. Kalsium oksalat dan kalsium karbonat dapat larut di dalam infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung. 2. Kalsium oksalat dan kalsium karbonat larut dalam infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung dengan kadar tertentu dan persen kelarutan tertentu.
1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kelarutan kalsium oksalat dan kalsium karbonat di dalam infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung. 2. Untuk mengetahui kadar terlarut dan persen kelarutan kalsium oksalat dan kalsium karbonat di dalam infusa daun tempuyung segar dan kapsul ekstrak daun tempuyung.
4 Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang kelarutan kalsium oksalat dan kalsium karbonat dalam sediaan obat tradisional infusa daun tempuyung segar dan sediaan kapsul ekstrak daun tempuyung. 2. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya untuk perkembangan ilmu farmasi, khususnya di bidang
farmakologi dan obat
tradisional.
5 Universitas Sumatera Utara