BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Informan Karakteristik informan pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Empat dari enam informan merupakan ibu yang bekerja dan hanya dua orang responden yang merupakan ibu rumah tangga. 2. Usia anak picky eater yang terbanyak yaitu 1 tahun, yang tertua 5 tahun, dan yang termuda 8 bulan, sedangkan informan pengasuh pada penelitian ini sudah tiga kali mengasuh anak dan baru satu bulan mengasuh anak picky eater. 3. Dokter pada penelitian ini merupakan dokter spesialis anak yang khusus menangani alergi dan susah makan. Dokter tersebut sebagai pemilik sekaligus dokter praktek di Klinik Picky Eater yang sudah praktek selama lima tahun. Secara ringkas data anak picky eater pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Nama Anak
Usia
Lamanya picky eater
Kayla Sultan Rizkita Kalisha Farah Umar
1 tahun
6 bulan
8 bulan 2 tahun
2 bulan 6 bulan
1 tahun
6 bulan
5 tahun 1 tahun
3 tahun 5 bulan 3 bulan
*) data informan pada penelitian ini sudah dikonfirmasikan kesediaannya untuk dipublikasikan.
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
5.2 Hasil Wawancara Mendalam 5.2.1 Gejala Picky Eater Berdasarkan hasil wawancara mendalam, didapat bahwa tiga dari enam informan menyatakan bahwa picky eater adalah anak yang susah atau kesulitan makan. Hal itu dapat dilihat sebagai berikut: Farah : “ heem, itu kesulitan makan sama anak ya, penyebabnya macem-macem ya, ada yang genetik, ada yang kebiasaan makan dari awalnya” Sultan : “kesulitan ini…makan, yang saya tau sih kebanyakan alergi” Rizkita : “Kesulitan makan ya, susah makan gitu” Ada juga informan yang menyatakan bahwa anak picky eater adalah anak yang suka pilih-pilih makanan, sebagai berikut: Umar : “ heemh, pilih-pilih makanan ya, trus kaya misalnya, pokoknya secara umum dia pilih-pilih makanan entah dia sukanya makanan tertentu aja, atau dia gak mau makan” Namun, ada juga informan yang tidak tahu mengenai istilah picky eater, sebagai berikut: Kalisha: “gak tau tu saya” Kayla : “Belum tau…” Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa empat dari enam informan dapat menyebutkan pengertian picky eaters. Pada penelitian ini, informan mempunyai anak dengan picky eaters yang berbeda-beda, namun sebagian besar picky eaters yang dialami yaitu berupa susah atau tidak mau makan, hal ini dapat diketahui dari kutipan wawancara sebagai berikut: Kalisha: “gak mau makan aja. Disuruh makan, susah gitu” Farah :“susah makannya…” Kayla :“susahnya minum susu, padahal dia suka…” Rizkita: “…kalo 3 hari gak bisa buang air mulai dia gak mau makan” Sultan: “ … nggak sih gak mau makan terus gak. Saya rasakan bosen makan….” Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Namun, ada juga informan yang menyatakan bahwa picky eaters anaknya berupa pilih-pilih makanan yang ingin dimakan, sebagai berikut: Umar :“ … tapi kalo makanan yang dia suka kaya papaya, biscuit, kerupuk, tekunlah dia, oh bener nih dia milih-milih makanan” Berdasarkan usia anak mulai mengalami picky eaters dapat diketahui bahwa rata-rata usia anak mulai mengalami picky eaters yaitu setelah mendapatkan makanan tambahan berkisar antara empat bulan sampai satu tahun tujuh bulan. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut ini: Kayla : “ empat bulan udah mulai gangguan penceranaan, yang pasti empat bulan masih ASI susah banget makannya” Kalisha: “ dari 6 bulan, pas dia makan aja” Sultan : “ ketauannya setelah gak pake ASI, 6 bulan” Umar : “ umur 10 bulan, 9 sampe 10 bulan lah” Rizkita : “ seputar dia mulai baru makan nasi, ya 1.5 tahun” Farah : “ sejak umur satu tahun tujuh bulan” Pertanyaan tersebut juga dikonfirmasikan kepada dokter spesialis anak picky eater bahwa usia termuda anak yang picky eater yaitu bayi baru lahir dan yang tertua ada juga usia anak 10 tahun, berikut kutipannya: “ ada yang masih bayi baru lahir, yang tertua usia anak-anak…10tahun” Awal mula anak mengalami picky eaters mempunyai kasus yang berbedabeda, terbanyak yaitu karena susu, hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut: Kalisha: “Jadi awalnya sih alergi susu sapi…” Sultan : “ Awalnya saya taunya dari susu….” Ada juga yang awalnya karena gangguan pencernaan, sebagai berikut: Kayla : “pencernaannya, gangguan pencernaannya yang bikin dia susah makan” Rizkita : “memang dari awal sudah mixed dengan sg6 gold. Jadi saya pikir karena mixed itu dia ada gangguan pencernaan itu”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Selain itu, ada juga yang awal mulanya karena sakit panas, sebagai berikut: Umar : “awalnya dia sakit sakit yang ampe drop itu, sakit panas, januari berarti 9 bulan , dari mulai januari sampe kesisni tuh susah banget makannnya, makan dilepeh, mulai dari makan diemut, diemut trus dilepeh. Tu semenjak itu trus saya liat BBnya gak naik-naik, dari dia umur 0-9 bulan masih naik, kata dokter Aulia dokternya dia, ah masih normal, tapi saya kok agak gak naik kaya waktu dia kecil”
5.2.2 Penyebab Picky Eater Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa menurut informan penyebab anak picky eater diantaranya yaitu faktor keturunan atau genetik, hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut ini: Umar : “ mungkin ada faktor turunan, bapaknya sampe sekarang tu masih pilihpilih makanan” Sultan : “ dari genetic ya…mau gak mau factor lingkungan, kalo udara gak bersih…ya, makanan…” Faktor psikologis juga diduga sebagai penyebab anak picky eater, sebagai berikut: Rizkita : “ mood. Dia moddyan. Kalo dia mau makan, makan, tapi kalo besok dia ditawarin lagi belum tentu dia mau makan. Mau diapain juga, diajak jalanjalan juga, gak mau” Farah : “mungkin psikologis ya, dulukan lahirnya di Jerman ya, terus dibawa kesini, nah pas itu susah makan, saya kasih masih mau, pas saya mau kerja gak mau lagi, terus berat badannya susah naik” Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa penyebab anaknya picky eater karena air putih, banyak main, dan alergi, dapat diketahui dari kutipan berikut ini: Kayla : “ ya itu mungkin air putih, kedua juga banyak main, susah banget disuruh makan” Kalisha: “ karena itu aja masalah alergi sama pencernaan Pertanyaan serupa diajukan kepada dokter spesialis anak, diketahui bahwa penyebab picky eaters 90% karena gangguan pencernaan, berikut kutipannya:
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
“ 90% kasus disebabkan oleh gangguan pencernaan, selebihnya psikologis itu kurang berpengaruh. Karena mengobati anak picky eater kita cari penyebabnya tanpa intervensi ke lingkungan itu bisa sembuh”
5.2.3 Gambaran Anak Picky Eater Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa gejala yang dialami oleh anak picky eaters sebagian besar yaitu tidak mau makan, hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut ini: Rizkita : “...gak mau makan. Kadang disuapin mau, tapi kalo udah satu sendok gak mau lagi…” Sultan : “ gak mau minum susu, sehari gak mau minum susu sama sekali” Kalisha: “…disuruh makan mau, tapi udah berapa suap gak mau…mungkin dia bosan…” Umar :“ kalo makan utama dia tuh diemut trus dilepeh, atau gak pake diemutlah begitu masuk langsung dilepeh, kadang masuk lama trus dilepeh” Ada juga yang gejalanya sampai memuntahkan makanan, sebagai berikut: Farah : “ itu pengen muntah, jadikan kita susah ya, kalo dipaksa ini, nanti muntah” Kayla : “ kalo makan mutah, makan tuh gak mau dikunyah, diem aja, ditelen bleg…muntah” Karakteristik anak yang picky eater dapat pula dilihat dari kemampuan menerima makanan baru, berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa reaksi anak ketika menerima makanan baru ada yang menerima, sebagai berikut: Kalisha: “… suka dicobain semua makanan” Umar : “…dia gak nolak…” Sultan : “ saya belum berani coba, dulu saya punya keponakan, ayam dia gak bisa minumnya nutrilon royal. Saya khawatir daripada bikin masalah, jangan dulu deh. Keponakan saya itu baru umur lima tahun bisa makan ayam.” Ada pula yang melihat dulu bentuk makanan tersebut seperti apa, jika ia tertarik maka ia akan mencobanya, hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini: Rizkita: “ kadang-kadang dia lihat dulu, dia liat bentuknya dulu, mau?, dicobakan dulu, kalo pedes dia gak mau, pokoknya dia coba dulu dia rasa”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Namun, ada juga yang menolak jika diberikan makanan yang belum pernah ia makan, reaksi itu ditunjukkan dengan memuntahkannya atau langsung menolaknya, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini: Kayla : “ Agak-agak mual, muntah, tapi kalo udah 3,4 hari biasanya udah normal, kalo dulu pertama kali makan 6 bulan itu sampe seminggupun kita coba gak mau” Farah : “ gak mau, mau dibeliin mainan apa aja gak mau. Kalo udah gak mau, gak mau” Salah satu penyebab anak picky eater yaitu adanya keterbatasan fisik atau kelainan organ pencernaan yang diderita sejak lahir, berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui bahwa sebagian besar anak tidak mempunyai kelainan organ, dapat diketahui dari kutipan berikut ini: Kalisha: “ Gak ada ya, Kalo rontgen sih pernah tapi itu flek di paru-paru, gak ngaruh ya sama makan” Farah : “ kalo selama ini periksa dokter gak ada ya” Umar : “ Gak ada” Kayla : “ gak ada, Inikan masih tahap awal ya, jadi terserah dokter kalo nanti perlu dirontgen” Rizkita : “ Alhamdulillah gak ada Namun, ada satu anak yang mempunyai kelainan berupa kelebihan asam lambung, berikut kutipannya: Sultan : “gak ada, kelebihan asam lambung aja, jadinya gak mau makan dia” Karakteristik anak picky eater juga dapat dilihat dari adanya makanan yang sangat disukai. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa semua anak mempunyai makanan atau minuman yang sangat disukai, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini: Kalisha: “ dia tuh lebih cenderung seneng susu yang manis, kayak dancow madu itukan manis, jadi seneng…” Umar : “ buah tu papaya, pisang, jeruk, alpukat, lainnya belum” Kayla : “ susu, dia sekarang” Sultan : “ ya, susu itu ya, dua jam sekali”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Farah : “ ya itu harus ada unsur coklatnya, wafer juga yang berbau coklat” Dapat dikatakan bahwa semua anak pada penelitian ini menyukai rasa manis. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa empat dari enam anak menyukai sayuran, hal ini dapat diketahui dari kutipan wawancara berikut ini: Kayla : “ sayur dia bayem sama buncis” Sultan : “ ya..kalo sekarang karena dikasihnya itu ya..no choice” Rizkita : “ kalo sayuran biasa aja, gak ditanya dia mau atau gak, kita kasih aja” Umar : “ selama ini sayur yang saya kenalkan dia suka-suka aja” Ada juga yang tidak menolak jika diberikan sayur tapi hanya kuahnya saja yang dimakan, sebagai berikut: Kalisha: “ suka, tapi paling kuahnya” Farah : “ kalo sayur belum mau, kalo kuah-kuahnya masih mau” secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak mau makan sayur. Gambaran psikologis anak yang dilaporkan oleh ibunya saat wawancara mendalam bervariasi yaitu suka ngambek, pemarah, suka gemas, emosional, dan pernah trauma. Namun, dapat disimpulkan bahwa semua anak pada penelitian ini mengalami emosi yang masih labil. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut ini: Kalisha: “ Suka ngambek sekarang ini sering. Kalo apa mainannya, mungkin karena adenya kali ya, jelouse gitu. Apalagi kalo ada omanya, oma-oma…pengen diperhatiin” Farah : “ agak meledak-ledak gitu, kalo gak diturutin gitu, langsung mau marah, kalo digangguin sering marah. Harus diturutin, kalo gak diturutin dia nangis,kalo dulu iya, suka bentur-benturin kepala” Umar : “ dia suka gigit-gigit, ujug-ujug dia gigit, kaki lagi gini disamperin trus digigit.suka gemes” Kayla : “aduh dia tuh gak bisa dilarang, kalo dr widodo bilang pemarah, pemarah dan emosional, jadi bawaaannya kalo ada apa-apa teriak” Sultan : “Paling senyum-senyum aja, belum bisa nunjukin emosinya” Rizkita : “….masalah traumanya dia, dia sudah merekam kalo mau keluar (pup) saya harus nutup biar gak keluar. Biar gak sakit”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dua dari enam anak sudah diperkenalkan dengan makanan lain, hal ini dapat diketahui sebagai berikut: Kalisha: “ kalo sehari-hari kan dia udah seneng makanan lain kok, kan kebetulan kakakku catering ya, jadi suka dicobain semua makanan, sayuran tuh dia doyan, sampe sayur asem tu dia doyan. Udah mau lah, cuma kalo nuggetnugget itu kadang dia kurang suka banget gitulah” Rizkita : “ biasa aja, kalo makan apa aja, ya…pokoknya gak pedes” Ada juga yang pilih-pilih makanan, apa yang ingin dia makan adalah menu pilihannya sehingga menu anak dengan anggota keluarga lainnya dibuat terpisah. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut ini: Rizkita : “ makan sih tiga kali sehari, makan pagi, siang, sore, kalo malem dia gak mau…kalo menunya dia milih sendiri, nanti dia bilang…’mama yang mau makan kan aku, jadi terserah aku mau makan apa…’jadi kalo yang kita kasih gak mau dimakan…jadi dia terpisah menunya” Selain itu, ada juga yang menerapkan pola makan tiga kali sehari namun menu yang dikonsumsi dapat sama dalam dua hari berturut-turut padahal hal ini dapat membuat anak menjadi bosan. Berikut ini kutipannya: Sultan : “ pola asuh makannya sehari tiga kali, dulu waktu dia belum begini saya jadual tu makannya, tapi makin kesini polanya berubah, kan dia bangun tidur udah lewat jam makan, saya kasih makan…menunya misalnya dengan menu yang sama dua hari, jadi untuk menu yang sama itu dua hari, biasanya daging sama sayur, kadang tahu, tempe, gonta-ganti” Ada pula yang taat terhadap anjuran dokter sehingga menu yang diterapkan adalah yang diperbolehkan oleh dokter dan yang dilarang tidak dilaksanakan. Berikut ini kutipannya: Kayla : “ ini kakak saya yang masak, …pokoknya yang pasti sekarang-sekarang ini dari dr widodo, nasi putih, beras merah, ikan itu ikan tenggiri ikan patin, tahu, tempe, buah apel, papaya, pisang sama jeruk belum boleh, paru boleh , mungkin daging belum karena dia belum boleh mengunyah” Perilaku pasien yang menuruti anjuran dokter merupakan hal yang diinginkan oleh seorang dokter, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
“ sukanya kalo naik berat badannya, berhasil, tapi kalo dukanya kan gak semua orang nerima apa yang kita sarankan, nah kalo pasien gak nurut yang dokter bilang itu dukanya” Menu yang berganti-ganti diterapkan pula oleh seorang informan, menu tersebut disiasati dengan mengganti sayur disetiap waktu makan, seperti kutipan berikut: Sultan : “ pagi, nasi-wortel, siang nasi-bayem, trus sore nasi-buncis” Ada juga yang menyerahkan sepenuhnya pengelolaan menu makan kepada pengasuh, seperti kutipan berikut ini: Sultan : “ kan saya kerja. … masak sore aja. Mbanya malam masih pake itu, paginya juga. Siangnya terserah, ada bahan di kulkas terserah masak apa” Pertanyaan serupa diajukan kepada pengasuh, dihasilkan bahwa pengasuh dibebaskan dalam menyusun menu sehari-hari, berikut ini kutipannya: “terserah kita, pokoknya terserah kita aja yang penting kasih sayur” Frekuensi menyusu formula setiap harinya pada anak picky eater tersebut bervariasi, ada yang tidak dijadual, tiga kali, 5 sampai 6 botol, 10 botol, bahkan ada yang setiap dua jam sekali. Hal ini dapat diketahui dari kutipan wawancara berikut ini: Kalisha: “ kalo susu sih gak dijadual, kalo dulu iya. Jadi gini, waktu itu dianjurin sama dokter minum pediasure pagi-siang, sama sore, nah malem menjelang masih jam.., ntar susunya lagi menjelang tidur jam 8, cuma saya juga mikir mungkin dia juga bosen, suka saya buatin apa itu” Farah : “ pediasure secangkir kecil, ya 3 kali” Kayla : “ bisa 5-6 botol, ….susunya diselingin dari pagi ke siang satu kali, siang ke sore dua kali, malam ke pagi bisa empat botol” Rizkita : “ susu yang botol 120 ml itu ya…sehari bisa sepuluh kali lah” Umar : “ mbanya ngasih setiap 2 jam sekali, paling pagi dia maunya nete saya, paling kalo malem saya pergi baru dikasih pediasure, gak dijadual” Sultan : “ dijadual, tiap dua jam sekali”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Dapat disimpulkan bahwa secara umum frekuensi menyusu formula anak picky eater sangat tinggi.
5.2.4 Interaksi Ibu-Anak Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa secara umum interaksi anak dengan ibunya tidak ada masalah, semua informan menyatakan hubungan dengan anaknya dekat. Sultan : “e..kan kalo tidur sama saya, kan pernah saya tinggal ke luar kota. Tidur sama ayahnya. Nyari dia. Trus saya telpon, senyum-senyum dia. Sabtuminggunyakan saya pulang, nempel aja…trus besokannya saya bilang mau pergi. Jadi seninnya dia gak nyari, udah ngerti gitu. … deketlah” Kayla : ” deket banget sama kalo dibilang abangnya, anak tetangga tapi gede disini, deket sama nenek kakeknya. Mainnya juga, didalem aja di rumah” Kalisha: “ kalo anak saya sama om-tantenya akrab sih, maksudnya deket gitu. Kalo ngumpul-ngumpul seneng, ntar main, kadang kalo kesini bawa anaknya, anak kecilkan gitu main, ntar akur-akur , berantem...., tapi lebih cenderung deket sama ayahnya. Mungkin karena anak perempuan” Farah : ” ya kalo sayakan di rumah terus gitu, deket terus kalo bapaknya kan gak suka lembur, kalo sama ibu-bapaknya deketlah” Umar : “ ya kan sehari-hari sama saya, kecuali makan dia gak mau sama saya, saya kasih mbanya“ Rizkita: “ deketnya sama saya, neneknya, sehari-hari mainnya disini aja, sama mamanya” Pernyataan tersebut didalami lagi mengenai interaksi ibu dan anak saat makan, dihasilkan bahwa interaksi ibu dan anak saat makan ada yang sambil bermain, dan ada yang makan bersama pengasuh. Namun, secara umum tidak ada yang menerapkan makan bersama-sama di meja makan. Berikut hasil kutipannya: Umar : “ dia kalo makan maunya sama pengasuh, gak mau dia makan sama saya, kalo makan sama saya dilepeh” Kayla : “ …kalo makan harus diajak jalan-jalan dulu, sambil main, pokoknya diajak sibuk aja” Farah : “ dia makannya tuh sambil nonton tv, kalo nggak jalan-jalan” Sultan : “ makannya maunya sambil mainan tisu disobek-sobek, kadang-kadang lempar-lempar bola…”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Selain itu, peneliti juga menanyakan mengenai interaksi yang dilakukan selama ini, didapatkan kesimpulan bahwa semua informan melaksanakan interaksi yang positif, hal ini dapat diketahui dari pernyataan mereka bahwa tidak ada yang memaksa anaknya untuk makan, berikut kutipannya: Rizkita : ” Kalo gak mau makan, ya udah, kita gak maksa dia harus makan, nanti dia malah trauma sama makannya” Kalisha: ” Saya sih nggak maksa ya, yang penting dia ada asupan, makanlah biarpun sedikit” Farah : ” ...kalo dipaksakan nanti dia muntah, malah bikin dia nggak mau makan”
Dalam mengatasi anak yang labil emosinya pun didapatkan bahwa mereka tidak ada yang menggunakan kekerasan, mereka cenderung menggunakan pendekatan personal dengan kasih sayang, berikut kutipannya: Zita : ” ya aku gendong, kakaknya aku larang” Kalisha: ” saya diemin aja, nanti kalo udah mendingan baru aku gendong” Umar : ”...langsung aku gendong” Sultan : ” paling saya bujuk-bujuk...”
5.2.5 Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa sebagian besar informan tidak melaksanakan ASI eksklusif. Praktek pemberian ASI berkisar antara 1 sampai 6 bulan. Farah : “ ASI eksklusifnya 4 bulan , dikasih air putih aja” Kayla : “…pas dua bulan lidahnya putih saya kasih air putih” Rizkita : “ …cuma tiga bulan…” Kalisha: “ 3 bulan ya, takut ini..saya kasih susu formula, takut kurang aja, kan ASInya gak banyak. Nah pas 6 bulan itu udah gak mau sama sekali” Sultan : “ Saya nyusu satu bulan aja, karena ini, langsung gak keluar…” Namun ada juga informan yang melaksanakan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa pemberian apapun. Berikut ini kutipannya:
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Umar : “ dia bener-bener ASI saya tok, gak pake air putih, 6 bulan”
5.2.6 Perilaku Makan Ibu Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa ada yang menu makannya tergantung menu catering, sebagai berikut: Kalisha: “ Biasa aja 3 kali sehari…Kakak sayakan catering, menunya sama semua sekeluarga” Rizkita : “ Tergantung menu catering… pokoknya apa yang kita makan, kecuali yang pedes ya, saya sendiri” Ada juga ibu yang tidak suka buah, berikut kutipannya: Umar : “ sama aja, tapi kalo saya kurang suka buah, ikan saya suka tapi sekarang diet saya ikan laut gak boleh” Selain itu, ada juga yang menu makannya berbeda dengan anaknya, namun merupakan ibu-ibu yang suka sayuran, berikut kutipannya: Kayla : “ kalo saya makan ayam, dia ngak, sayur dia bayem sama buncis, kalo saya soup dia nggak…menunya beda” Kalisha: “ menunya beda, kalo saya gak terlalu ini, yang penting ada sayur. Kalo saya lebih seneng sayur ya” Farah : “ normal sehari 3 kali, kalo ibu bapaknya suka makan ya, tapi anaknya gak suka. Saya suka sayur”
5.2.7 Pengasuh Anak Picky Eater Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa menu makan pengasuh tidak jauh berbeda dengan anak asuhnya, hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini: Kalisha: “kalo aku ya sama aja, apa yang dia makan aku juga makan, tapi paling dia gak suka pedes” Pada penelitian ini, pengasuh sudah berpengalaman dalam mengasuh anak. Namun belum berpengalaman mengasuh anak picky eater, berikut kutipannya: “aku yang di pekanbaru sih dikontrak 1 tahun, abis itu selesai, trus yang di Jakarta 8 bulan, soalnya dia orang asing jadi pulang ke negaranya” ”... tapi kalo anak susah makan baru kali ini saya”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
5.2.8 Penanganan Kesulitan Makan Penanganan kesulitan makan pada anak picky eaters berbeda-beda, diantaranya yaitu menuruti pantangan makan yang dianjurkan oleh dokter dan menggunakan ikan gurame sebagai peningkat nafsu makan. Berikut ini kutipannya: Kalisha: “ paling saya pantangan dari dokter aja, tapi bertahap dalam arti gak harus saya gak kasih …dianjurin gurame tu digoreng kering banget, digerus, dicampur makanan dia. Kayak abon. Itu bagus katanya buat otak” Ada juga yang membuat suasana makan menjadi lebih ramai, sambil jalanjalan, atau mengalihkan perhatian anak pada saat makan. Berikut ini kutipannya: Kayla : “ sambil nyanyi atau apa gitu diajak rame aja…ya, itu paling atau gak sambil jalan-jalan, harus dialihin, makan sambil sibuk apa, sibuk gambar” Sultan : “sekarang kalo makan dialihkan., sambil mainan, kalo makan dikasih bola, udah bosen kasih tisu, nanti disobek-sobek…” Penanganan lainnya yaitu memijat badan anak tersebut, sebagai berikut: Sultan : “ kalo saya suka, tapi saya gak tau ini masuk apa gak ya, saya suka pijitin… kayaknya manjur ya, kalo diterapi juga” Namun ada juga yang tidak mau makan jika ibunya yang menyuapi, sehingga disiasati dengan memberikan kepada pengasuh, berikut ini kutipannya: Umar : “saya kasih mba nya aja suruh makan…kakak saya bilang mungkin dia gak mau makan sama ina, ada beberapa anak, ini si farhan kalo makan ada aja alasan, tapi kalo dikasih sama mbanya lep lep, mungkin dia cari perhatian kalo sama ibunya, coba aja ke orang lain, tapi aklo sama saya biar saya gendong juga, dilepeh, atau saya main ke mall, saya suapin paling dua sendok” Pertanyaan tersebut dikonfirmasikan kepada pengasuh mengenai perasaannya mengasuh anak yang picky eater, dihasilkan bahwa pengasuh merasa menikmati tugasnya mengasuh. Berikut kutipannya: “kalo aku sih agak cuek yang penting mau makan mau nurut…ya enjoy aja”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Dalam memberikan makan pun, pengasuh berusaha untuk sabar, berikut kutipannya: ” kurang tau, selama ini aku sabar-sabarin aja, yang penting dia makan, dari dulu katanya begitu” Selain itu ada juga yang menggunakan vitamin sebagai peningkat nafsu makan dan menggonta-ganti menu makan agar tidak bosan, sebagai berikut: Kayla : “kalo ada makanan baru diakan mual atau muntah. Mungkin kita ganti…pake vit dari widodo itu, sama menunya yang dia gak suka agak dikurangin sama yang dia suka dibanyakin” Rizkita : “kita liat aja dia mau makan apa, ganti-ganti aja…” Sedangkan menurut dokter diketahui bahwa penanganan picky eaters yaitu dengan mencari penyebabnya, berikut kutipannya: “ menurut saya bukan dengan cara merubah menu jadi begini begitu, tapi kita cari apa penyebabnya, itu yang kita obati, karena kalo cuma ganti-ganti menu tapi penyebabnya gak ketauan sulit itu” Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa nutrisi yang digunakan untuk menangani anak picky eaters yaitu vitamin dan susu. Berikut ini kutipannya: Kalisha: “ ya paling vitamin dari dokter…sekarang ini sih vidoran, buat daya tahan kan, curcumavit, buat otak sama puyer dari dokter itu” Farah : “ paling saya kasih vitamin…curvit atau cerebrofor…paling obat dari dokter buat nafsu makan” Umar : “ susukan saya masih ASI, paling pediasure untuk susah makan, itu juga pake pipet dia maunya, pake dot gak mau Kayla : “ susu bendera itu…buah itu dia paling suka papaya” Sultan : “ susu aja. Vitamin juga gak. Sekarangkan gitu vitamin anak rasa buah, buahnya rasa jeruk, jerukkan dia gak bisa Rizkita : “ paling dia pake pediasure, sampe dikasih curcuma” Selain itu, ada juga yang menggunakan ramuan tradisional, berikut ini kutipannya: Umar : “…pernah, dicekok, temu item, temu lawak, sama madu” Sultan : “...kadang saya kasih temu ireng sama kunyit”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa tiga dari enam informan menyatakan bahwa penanganan yang saat ini dilakukan dinilai sudah berhasil, berikut ini kutipannya: Kalisha: “ ya, berhasil sih…” Sultan : “ Kayaknya manjur ya, kalo diterapi juga” Rizkita : “ bantu pediasure tu, suplemen yang makannya gak teratur gitu” Namun, sebagian informan juga menyatakan bahwa penanganan yang selama ini dilakukan belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Berikut ini kutipannya: Farah : “ Belum keliatan ya, tapi sekarang sih mendingan” Umar : “ gak, waktu itu gak berhasil, sekarangkan dia mau makan karena disuapin sama mba…” Kayla : “ kalo berhasil ya belum kelihatan ya, tapi kalo vitnya bagus kali ya, pengaruh makan dan susunya jadi nambah lumayan”
5.2.9 Dampak Picky Eaters Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa empat dari enam informan menyatakan bahwa dampak yang dialami oleh anak picky eaters yaitu berat badan susah naik. Berikut ini kutipannya: Farah : “ berat badannya susah naiknya” Umar : “ kurus, begeng, semua juga pada bilang, sekraang 9,5 tingginya 73, umurnya 8 bulan….” Kayla : “ itu gak gemuk-gemuk, 8,5kg satu tahun. Untuk usia satu tahun dia termasuk tinggi ya” Rizkita : “ ya itu badannya gak naik-naik. dari dia umur 1.5 sampai 2 tahun, segitugitu 12-13,12-13. gak naik-naik” Dampak lain yang dialami yaitu alergi, motorik kasar lambat, dan emosi yang labil. Berikut ini kutipannya: Sultan : “ motorik kasarnya lambat. Umur sekian belum bisa duduk, kalo motorik halus masih ini sih. Pertumbuhan dia naik tapi belum optimal” Farah : “ trus juga kalo dia gak mau makan lesu ya, agak ada tenaga, trus gampang marah, gampang meledak-ledak gitu, kalo lagi mau makan gak gampang meledak ya”
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
Secara umum, perkembangan dan pertumbuhan anak picky eater dinyatakan normal, berikut ini kutipannya: Kalisha: “ anak itu agak dibawah, nggak dibawah rata-rata lah berat badannya” Kayla : “mustinya perkembangannya terlambat, tapi dia malah nggak” Sultan : “normal, dan otaknya pinter,..soalnya anak saya kalo saya liat ya, perkembangan fisiknya gak bagus tapi kalo dari sisi ininya (otak) bagus…” Rizkita : “tapi badannya itungannya normal, nggak gizi buruk gitu” Namun, ada juga yang menyatakan bahwa anaknya mengalami penurunan berat badan dan gerak motoriknya lambat (terlambat merangkak), berikut ini kutipannya: Farah : “emang berat badannya susah naik, tapi kalo kata dokter ah gak apa-apa, mungkin emang bawaaannya, tapi lama-lama yang seharusnya kurvanya begini kok malah begini (turun)” Umar : “ merangkaknya telat, dia baru sembilan bulan merangkak”
5.3 Hasil Observasi Berdasarkan hasil penelitian, hanya terdapat empat anak yang dapat diobservasi, sedangkan dua anak lainnya idak dapat diamati karena sedang tidur dan wawancara dilakukan di kantor tempat ibunya bekerja. Berikut ini hasil observasinya:
Rizkita : Anak terlihat sehat, lincah, berjalan sana-sini. Ketika di sajikan roti kering dia minta memakannya. Setelah diberikan dia hanya makan separuh kemudian bermain lagi, tidak lama kemudian dia minta kue itu lagi, inginnya yang baru, bukan yang sisa yang tadi dia makan. Namun dilarang oleh ibunya dia harus menghabiskan yang tadi dia makan, dia mau namun
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
dengan posisi yang belum digigit yang dia makan, jadi bukan di tempat yang sebelumnya dia gigit. Ketika wawancara tengah berlangsung, dia terlihat menahan sesuatu, seperti orang menahan ingin pipis, ternyata kata ibunya dia sedang menahan untuk tidak buang air besar, mukanya tampak sekuat tenaga menahannya, kedua kakinya dirapatkan sambil setengah berdiri. Namun setelah beberapa saat tidak merasa mulas, dia bermain lagi seperti semula. Kayla
: Anak terlihat lincah sedang digendong oleh tantenya sambil melihat ayahnya sedang bermain badminton di depan rumahnya, sesekali berteriak, kemudian diberi makan oleh tantenya, sambil digendong. Beberapa saat kemudian terlihat dia memuntahkan makanan tersebut, ternyata dia belum pernah memakan makanan tersebut jadi dimuntahkan. Tidak ada reaksi menangis saat memuntahkan makanan tersebut.
Umar
: Terlihat lincah berlarian, bolak balik berlarian di ruang tamu, naik-naik bangku, turun lagi, berlarian lagi. Perilaku makan tidak bisa diamati karena anak tidak sedang makan.
Farah
: Terlihat sedang bermain games bersama sepupu laki-lakinya, lebih banyak diam, tak lama kemudian menghampiri ibunya yang sedang diwawancara, lalu bergelayut di pangkuan ibunya, tidak banyak bicara, sesekali menanggapi pembicaraan seperti…”iya, kemaren makan telur..”. fisiknya terlihat kurus dibandingkan dengan badannya yang tinggi.
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Gejala Picky Eater Ciri-ciri anak yang picky eater yaitu makan hanya sedikit, sulit untuk mencoba makanan baru, secara total menghindari beberapa jenis makanan, dan memiliki makanan yang sangat disukainya (Carruth, B. R., & Jean Skinner, et al. 1998). Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa picky eaters yang dialami yaitu berupa susah atau tidak mau makan dan pilih-pilih makanan. Berdasarkan fasenya, anak usia satu sampai dua tahun mempunyai perilaku makan yang “rewel”, memasukkan makanan ke dalam mulut tanpa menelannya, dan makan makanan yang sama sampai berkali-kali (Wardlan, Gordon M., & Margaret Kessel, 1999). Berdasarkan usia anak mulai mengalami picky eaters pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa rata-rata usia anak mulai mengalami picky eaters yaitu 8 bulan sampai 2.5 tahun, hal ini merupakan fase yang wajar anak mengalami picky eaters. Pada penelitian ini, awal mula anak mengalami picky eaters mempunyai kasus yang berbeda-beda, yang terbanyak yaitu karena susu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa anak mendapatkan susu formula terlalu dini, padahal susu sapi (susu formula) merupakan protein asing, sedangkan pada tahun pertama kehidupan sistim imun seorang anak relatif masih imatur dan sangat rentan. Target
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
organ yang utama terhadap alergi susu sapi yaitu kulit, saluran cerna, dan saluran napas, dari beberapa organ tersebut yang berkaitan langsung dengan tumbuh kembang anak yaitu organ saluran cerna, karena hal ini berhubungan dengan asupan anak yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya (Judarwanto, 2008). Apabila mengenai target saluran cerna hal ini dapat menyebabkan anak menjadi picky eater.
6.2 Penyebab Picky Eater Berdasarkan hasil penelitian, penyebab anak picky eater diantaranya yaitu faktor keturunan atau genetik, faktor psikologis, dan alergi. Faktor genetik yaitu meliputi genetik perasa, hal ini telah dibuktikan dari beberapa penelitian sebelumnya, yaitu penelitian terhadap anak kembar yang menunjukkan bahwa neophobia merupakan karakter yang diturunkan, pemilihan makanan yang khusus menunjukkan adanya peran dari gen dan juga dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan faktor psikologis yang dialami oleh unit analisis penelitian ini yaitu ’moddy’, sikap tersebut berperan pada variasi makanan yang rendah dan kecenderungan terhadap makanan manis (Greeno & Wing, 1994) serta kebanyakan anak lebih memilih minuman daripada makan makanan padat ketika mereka tidak nafsu makan( Brown, Judith E. 2005: 274). Anak yang alergi harus menghindari makanan yang berpotensi menyebabkan reaksi alergi (US Pharmacist, 2006; Munasir, Zakiudin, & Siregar, 2005). Hal ini menyebabkan variasi asupan anak menjadi terbatas sehingga anak cenderung picky eater. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa salah satu penyebab anak picky eater yaitu karena alergi, khususnya alergi terhadap susu.
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
6.2 Gambaran Anak Picky Eater Gejala anak yang mengalami kesulitan makan (picky eater) yaitu kurang nafsu makan, gejala ini ditandai dengan reaksi memuntahkan makanan (Wright, 2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa gejala yang dialami oleh anak picky eaters sebagian besar yaitu tidak mau makan dan memuntahkan makanan, hal ini sesuai dengan teori tersebut. Karakteristik anak picky eater lainnya dapat dilihat dari reaksinya jika diberikan makanan yang belum dikenal olehnya, penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian anak menerima dan sebagian lagi menolak jika diberikan makanan baru. Padahal salah satu ciri anak picky eater yaitu menolak jika diberikan makanan baru (Carruth, B. R., & Jean Skinner, et al. 1998; Chatoor, et al., 2004;Corinna, 2003; Wright, 2008 ). Jika anak menolak diberikan makanan baru, itu merupakan gejala picky eating yang sudah parah ( Wright, 2008), dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini gejala picky eating yang dialami oleh sebagian anak belum terlalu parah.
Picky eater yang terparah dapat dialami oleh anak yang mempunyai kelainan organ pencernaan, dalam penelitian ini, hanya ada satu anak yang memiliki kelainan organ. Kelainan tersebut berupa gangguan malabsorbsi yang disebabkan oleh adanya gangguan ensim (Judarwanto, 2006: 7), anak tersebut mempunyai kelebihan asam lambung. Tingginya konsentrasi asam lambung dapat menyebabkan penurunan kadar pH pada saluran cerna bagian atas. Hal itu dapat mengakibatkan anak sulit makan dan cenerung picky eater. Hipersekresi asam lambung juga akan memicu percepatan
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
waktu transit makanan dalam usus sehingga proses absorbsi berkurang dan menimbulkan diare (Andra, 2007)
Ciri lain yang dimiliki oleh anak picky eater yaitu mempunyai makanan atau minuman yang sangat disukai, pada penelitian ini, makanan atau minuman yang disukai berbeda-beda, namun yang empat dari enam anak yaitu menyukai buah papaya dan susu. Pada anak batita, alat indra kimianya berbeda dengan orang dewasa, hal ini dibuktikan dengan kesukaan yang sangat terhadap rasa manis (Liem, Djin Gie and Julie A, 2003) Kebanyakan orang di dunia ini sekalipun bayi yang baru lahir, menyukai rasa yang manis dan menjauhi rasa pahit (Sarafino, 1994: 243) seperti yang dihasilkan pada penelitian ini, sebagian besar anak menyukai makanan atau minuman manis. Berdasarkan penelitian, dihasilkan bahwa sebagian besar anak tidak menolak jika diberikan sayuran, hal ini tidak sesuai dengan karakteristik anak picky eater yaitu tidak menyukai sayuran dan cenderung mengkonsumsi asupan sayur dan buah yang rendah dari yang direkomendasikan. (Galloway, et al., 2003; Dubois L, Farmer AP, Girard M, & Peterson K, 2007 ) Gambaran psikologis anak yang dilaporkan oleh ibunya saat wawancara mendalam bervariasi yaitu suka ngambek, pemarah, suka gemas, emosional, dan pernah trauma. Namun, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak mengalami emosi yang masih labil. Itu merupakan hal yang wajar untuk anak usia satu sampai tiga tahun. Beberapa perkembangan emosi yang umum terjadi pada anak usia tersebut yaitu anak mulai menunjukkan keinginan untuk lebih mandiri dan menjadi tantrum apabila ia tidak dapat melakukan apa yang ingin dilakukannya, anak ingin
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
melakukan banyak kegiatan sendiri termasuk makan (Handayani, dyah novieta, 2006:164; Cathey, Mary and Nan Gaylord, 2004) Perilaku makan anak picky eater pada penelitian ini relatif sama satu sama lainnya. Sebagian besar anak sudah diperkenalkan dengan makanan lain. Anak usia satu sampai 2.5 tahun relatif sudah menerima makanan orang dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa jika bayi tidak diperkenalkan pada makanan bertekstur dan rasa yang berbeda pada usia 6 bulan ke atas, maka semakin besar kemungkinannya akan menjadi anak yang pilih-pilih makanan ketika batita (Handayani, dyah novieta, edt. 2006). Perkembangan oral motor berkembang dari menghisap air susu menjadi mengunyah makanan semipadat dan asupannya berkembang dari air susu ibu atau formula, lalu sereal bayi, makanan khusus, menjadi makanan keluarga. Di akhir usia satu tahun, anak sudah mulai duduk mandiri, bisa mengunyah dan menggigit berbagai tekstur makanan, belajar makan sendirian, dan beralih ke makanan keluarga (Black, Maureen M., and Kristen M. Hurley, 2007) Pola makan yang diterapkan secara umum yaitu makan tiga kali sehari, ada yang dijadual, ada pula yang tidak dijadual. Menjaga kestabilan rutinitas dalam hal makan perlu dilakukan agar anak belajar menjaga komitmen terhadap sesuatu. Memahami kapan waktu makan tiba dapat membantu anak mengatur kegiatannya sehari-hari (Handayani, dyah novieta. edt, 2006). Pada penelitian ini ada juga yang menerapkan pola makan tiga kali sehari namun menu yang dikonsumsi dapat sama dalam dua hari berturut-turut. Hal itu bisa menyebabkan anak bosan yang akhirnya meningkatkan perilaku picky eaternya. Makanan yang monoton dapat menyebabkan infeksi yang berulang dan penyakit kronis yang menurunkan nafsu makan yang
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
akhirnya membatasi penerimaan jumlah dan variasi makanan (Bentley,Margaret E., Maureen M. Black, and Elena Hurtado, 2008). Frekuensi menyusu formula setiap harinya pada anak picky eaters tersebut bervariasi, ada yang tidak dijadual, tiga kali, 5 sampai 6 botol, 10 botol, bahkan ada yang setiap dua jam sekali. Secara umum disimpulkan bahwa frekuensi menyusu anak tersebut cukup tinggi. Dibandingkan anak usia di bawah satu tahun, anak batita sebaiknya diberikan susu dalam jumlah yang lebih rendah (Pipes, Peggy L.,& Cristine M. Trahms, 1993; Infant and Toddler Forum, 2005; Williams, Margaret Mc., 1993), anak usia 6 bulan ke atas seharusnya dikurangi asupan susunya, asupan susu anak usia 1 sampai 4 tahun kira-kira satu sampai dua setengah cup/hari. Setelah usia ini, volume susu ditingkatkan (Pipes, Peggy L.,& Cristine M. Trahms, 1993). Minum susu yang berlebihan bisa menyebabkan nafsu makan yang rendah. Orang tua khawatir dengan makanan yang dimakan oleh anaknya dan mereka lebih khawatir tentang kesulitan makan makanan yang ’benar’ daripada makan yang cukup, sehingga cenderung memberikan asupan susu yang berlebihan, padahal susu merupakan penekan nafsu makan dan mengurangi konsumsi susu akan bermanfaat untuk meningkatkan perilaku makan (Wright, charlotte M., et al. 2007)
6.3 Interaksi Ibu-Anak Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa secara umum interaksi anak dengan ibunya tidak ada masalah, semua informan menyatakan hubungan dengan anaknya dekat. Adapun interaksi ibu dan anak saat makan ada yang sambil bermain, ada yang makan bersama pengasuh, namun secara umum tidak ada yang menerapkan makan bersama-sama di meja makan. Hal ini karena anak
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
picky eater tersebut cenderung menolak untuk makan, sehingga anak dialihkan perhatiannya dengan cara makan sambil bermain, jalan-jalan, dan sebagainya. Padahal menerapkan kebiasaan makan di meja makan bersama dengan anggota keluarga lainnya akan lebih menyenangkan dibandingkan saat anak makan sendirian, hal ini akan membuat anak belajar berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya (Handayani, dyah novieta, 2006: 135) Kebiasaan makan sehat dimulai dengan hubungan ibu dan anak yang positif (Gerber Parents Resource, 2002). Interaksi orang tua-anak selama makan berupa interaksi yang positif, seperti kontak mata, komunikasi dua arah, pujian, dan sentuhan, dan interaksi negatif seperti memaksa makan, membujuk, mengancam, dan perilaku yang mengganggu anak (melemparkan makanan) dapat berpengaruh terhadap nafsu makannya (Claude, Anne & Bernard Bonning, 2006). Pada penelitian ini, tidak ada ibu yang menerapkan pemaksaan makan terhadap anaknya, selain itu dalam mengatasi kemarahan anaknya dilakukan dengan pendekatan kasih sayang. Adapun interaksi yang terjadi saat makan yaitu ibu mengajak anaknya makan sambil bermain dan jalan-jalan.
6.4 Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar informan tidak melaksanakan ASI eksklusif, hal ini menyebabkan interaksi ibu dan anak selama menyusui tidak optimal. Berdasarkan teori mengenai penyebab picky eater diketahui bahwa anak picky eater tidak mendapatkan ASI eksklusif (Galloway, et al., 2003). Padahal ibu yang ASI eksklusif dibandingkann ibu yang memberikan susu formula, akan lebih responsive terhadap tanda-tanda frekuensi dan volume bayi menyusu
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
(Taveras, 2004). Penelitian menunjukkan bahwa ASI membantu bayi merespon semua rasa makanan Hal ini dapat mengurangi terjadinya picky eater pada anak (Gerber
Parents Resource, 2002).
6.5 Perilaku Makan Ibu Dari perilaku ibu juga diketahui ada ibu yang tidak suka buah dan menu makan pengasuh tidak jauh berbeda dengan anak asuhnya. Pengasuh makan apa saja yang ada dan bisa dimakan. Hal ini menunjukkan bahwa anggota keluarga memiliki kesamaan pada pemilihan makanan (Tholin, Sanna, Finn Rasmussen, Per Tynelius and Jan Karlsson, 2005) Pengasuh anak dengan karakteristik tertentu mempunyai dampak positif pada keadaan gizi anak. Penelitian menunjukkan bahwa ibu dari anak yang gizi baik, merupakan ibu yang terampil mengurus anak, sabar, dan tampak dewasa dibanding kelompok dengan gizi rendah (LIPI dan UNICEF-Indonesia, 2000), banyak juga penelitian yang menunjukkan bahwa perilaku makan batita dipengaruhi oleh perilaku makan orang tua, teman sebaya, dan pengasuh (Cathey, Mary and Nan Gaylord, 2004)
6.6 Pengasuh Anak Picky Eater Pengasuh dalam penelitian ini sudah berpengalaman mengasuh tiga orang anak. Namun, baru kali ini mengasuh anak yang sulit makan. Pengasuh yang berpengalaman akan berpengaruh pada pola asuhnya menangani anak asuhnya. Apalagi apabila setiap harinya anak diasuh oleh pengasuh. Selain mengauh, mereka juga belanja dan menyiapkan makanan rumah tangga, membangun pola makan,
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
selera makan, dan kesukaan makanannya (Oliveria et al., 2008) secara otomatis pola yang diterapkan pengasuh menurun pada anak asuhnya.
6.7 Penanganan Kesulitan Makan Penanganan picky eater yang pada penelitian ini bervariasi, diantaranya yaitu menuruti pantangan makan yang dianjurkan oleh dokter, membuat suasana makan menjadi lebih ramai, sambil jalan-jalan, atau mengalihkan perhatian anak pada saat makan, menggunakan vitamin sebagai peningkat nafsu makan, dan menggonta-ganti menu makan agar tidak bosan serta susu sebagai suplemen. Namun, di antara solusi tersebut, yang terbaik adalah mencari penyebabnya (Judarwanto, 2006:30; Cathey, Mary and Nan Gaylord, 2004) Jika penyebab telah ditemukan, akar penyebab tersebutlah yang ditangani, karena picky eater yang disebabkan oleh psikologis akan berbeda penanganannya dengan yang disebabkan oleh fakor organik. Di antara penanganan yang disebutkan, ada juga yang menggunakan ramuan tradisional dan ikan gurame sebagai peningkat nafsu makan. Beberapa bahan nabati yang biasa dijadikan obat sulit makan, yaitu temulawak, jahe, kunyit, jeruk nipis, temu ireng, lempuyang, pegagan, dan daun papaya. Penggunaan ramuan tradisional dalam menangani sulit makan relatif lebih aman jika dibandingkan dengan obat-obat perangsang
nafsu makan. Penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan obat
perangsang nafsu makan dalam jangka waktu yang lama dapat mengubah perilaku anak menjadi hiperaktif, agresif, sensitif, dan mudah emosional (judarwanto, 2006: 38). Berdasarkan hasil penelitian ini, tidak ada ibu yang menerapkan penanganan dengan cara memaksa anaknya untuk makan. Perilaku memaksa anak untuk makan
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
dapat berakibat buruk terhadap pengalaman makan anak, karena sebenarnya anak batita mempunyai mekanisme otomatis yang membantu meregulasi berapa banyak mereka mencerna. Jadi, mereka bisa tetap
menopang pertumbuhannya (Cathey,
Mary and Nan Gaylord, 2004) Penanganan yang telah dilakukan secara umum belum menunjukkan tandatanda keberhasilan. Penanganan yang selama ini diterapkan seperti membuat suasana makan menjadi menyenangkan, mengalihkan perhatian anak saat makan, dan menggunakan vitamin sebagai peningkat nafsu makan hanya bersifat jangka pendek. Ketika penanganan itu tidak dilakukan lagi, maka perilaku anak kembali seperti sedia kala, selain itu penggunaan vitamin dapat membuat anak menjadi ketergantungan. Anak menjadi tidak responsif lagi terhadap rasa lapar.
6.8 Dampak Picky Eaters Secara umum dampak yang dialami oleh anak picky eater pada penelitian ini yaitu berat badan susah naik, motorik kasar lambat, dan emosi yang labil. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa kesulitan makan
dalam jangka panjang bisa menyebabkan penurunan berat badan, pertumbuhan yang terhambat, dan keterlambatan perkembangan dan kognitif ( Lewinsohn, et al., 2005). Picky Eater juga dapat menyebabkan anak akan kekurangan mikro dan makronutrien yang pada akhirnya dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan juga kognitif (Daniel, 2008:40) Anak picky eater mempunyai asupan dan variasi makanan yang rendah sehingga dapat menyebabkan anak akan kekurangan mikro dan makronutrien( Lewin
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
sohn, et al., 2005; Daniel, 2008; Dubois, 2007; Wright, 2008; Judarwanto, 2006) yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apalagi jika anak picky eater mempunyai gangguan saluran cerna, hal ini dapat berakibat malabsorbsi sehingga nutrisi tidak terserap dengan maksimal (Judarwanto, 2006:7).
Gambaran karakteristik anak..., Priyanah, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia