BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridNya (Matius 28:19-20). Mandat ini menjadi tugas dan tanggungjawab setiap orang percaya yang adalah gereja itu sendiri.1 Gerejalah yang menjadi utusan Allah yang bertanggungjawab atas iman dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah bagian dari jemaat, gereja harus bertanggungjawab sampai suatu hari kelak anak-anak ini dapat bertanggungjawab atas iman dan kehidupan rohani mereka secara mandiri.2 Kitab perjanjian lama juga menyebutkan tentang pentingnya pelayanan kepada anakanak tersebut. Amsal 22:6 menyebutkan “didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak menyimpang dari jalan itu”. Amsal adalah kitab yang masuk dalam kumpulan “satera hokmah (hikmat)”, kumpulan sastra yang mewakili hikmat tradisionil. Di dunia Timur Tengah, kebijaksanaan atau hikmat adalah bagian dari kehidupan rohani dan kebudayaan yang sangat dihargai karena hikmat berasal dari dewa dan berisikan kesenian, teknik, dan ilmu teoritis, serta etika. Kitab ini bersifat eudomonistis yang berarti bahwa semua yang berguna adalah baik. Yang pneting dari kitab ini adalah bagaimana orang hidup sebagai yang baik dan saleh menurut kehendak Allah.3 Pendidikan dan pengajaran yang ada dalam kitab Amsal ini umumnya ditujukan kepada anak-anak generasi muda.4 Melihat posisi kitab Amsal sebagai kitab hikmat dan tujuan yaitu supaya orang hidup sebagai yang baik dan saleh menurut kehendak Allah maka pantaslah Amsal dijadikan sebagai acuan juga untuk melihat pentingnya pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak apalagi umumnya pengajaran yang ada dalam kitab Amsal ini ditujukan bagi anak-anak 1
Paulus Daun,Pengantar Ke Dalam Sekolah Minggu Anak-Anak (1989),3 E.G Homrighausen et.al, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1984),137 3 J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2010), 152-153 4 S. Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2011), 223 2
1
generasi muda. Seperti yang terdapat dalam Amsal 22:6 maka dapat dilihat bahwa pendidikan di masa muda ternyata sangat berpengaruh terhadap masa depan seorang anak. Sehingga kewajiban kita sebagai orang dewasa di masa sekarang adalah untuk memberikan pendidikan bagi mereka agar mereka dapat mempersiapkan masa depan mereka dengan baik. Kehidupan seorang anak di masa depan tergantung dari pengajaran dan pendidikan yang ia terima saat masa mudanya. Pendidikan kepada anak ini merupakan tanggungjawab yang harus dijalankan juga oleh orangtua dari anak-anak tersebut. Amsal 29:17: ”Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu”. Pendidikan kepada anak juga dapat memberikan ketenteraman bagi orangtua dan mendatangkan sukacita. Mengapa? Karena melalui pendidikan anak diajarkan untuk bersikap, diberikan pengetahuan untuk dapat menghadapi masa depan, mendapatkan kesempatan juga untuk mengembangkan karakter mereka melalui pendidikan. Ketika seorang berhasil menghadapi tantangan dan berhasil menerobos masa depan dengan keyakinan dan kesuksesan maka hal itu akan memberikan ketenteraman bagi orang-orang yang ada di sekitarnya terkhusus orangtua mereka. Orangtua mendapatkan tempat sentral dalam pendidikan kepada anak, kewajiban orantua adalah mendidik anak-anak mereka. Hal mengenai tanggungjawab ini dapat kita lihat melalui kitab Amsal 1:8 yang menyebutkan “Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu”, Amsal 4:1: “Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian”, Amsal 23:22: “Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua”. Anak-anak dianjurkan untuk mendengar pengajaran dan pendidikan yang diberikan oleh orangtua mereka dan menghargai keberadaan orangtua mereka. Pendidikan yang diberikan oleh orangtua pastilah yang berharga kerena melalui pendidikan anak-anak
2
dapat beroleh pengertian. Orantua bertanggungjawab untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan dan pendidikan kepada anak karena bagaimanapun tempat anak bertumbuh adalah keluarga sehingga penting bagi keluarga untuk menyediakan tempat belajar bagi anak-anak mereka. Gereja memang telah menyediakan sarana pendidikan bagi anak-anak dalam jemaat mereka melalui sekolah minggu ataupun KAKR tetapi bukan berarti orangtua melepaskan anak mereka sepenuhnya kepada gereja, mereka juga harus ikut ambil bagian dalam pengajaran dan pelayanan tersebut setidaknya orangtua harus mendukung berjalannya pelayanan kepada anak. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) sebagai salah satu gereja Tuhan yang ada di dunia ini juga memiliki pengakuan bahwa pelayanan kepada anak dan remaja adalah pelayanan gereja yang didasarkan atas Amanat Agung Tuhan Yesus untuk mengabarkan injil kepada semua orang sebagaimana yang terdapat dalam Matius 28:19: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, Markus 16:15-16: “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”, 1 Korintus 9:16: “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil”, 2 Timotius 4:2: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”. Secara khusus juga melaksanakan perintah dan sikap Tuhan Yesus kepada anak-anak seperti yang terdapat dalam Matius 19:13-15: “Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang
3
seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ”, juga dalam Markus 10:13-16: “Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orangorang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka”, hal yang sama juga terdapat dalam Lukas 18:15-17: “Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.", juga dalam Matius 18:1-5: “Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.", begitu juga dalam Markus 9:33-37: “Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
4
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.", hal yang sama juga disampaikan dalam Lukas 9:46-48: “Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar". Karena itu anak-anak berhak mendapat pelayanan GBKP agar mereka menjadi anak-anak Tuhan yang mampu bersaksi, bersekutu, dan melayani. 5 Anak-anak ini kemudian mendapatkan bagian dari pelayanan gereja melalui KAKR dan memperoleh didikan dari guru-guru KAKR yang adalah wakil gereja untuk mendidik anak-anak tersebut. Tuhan Yesus adalah teladan dan panutan kita untuk menentukan sikap kita terhadap apa yang ada di luar diri kita sendiri. Tuhan Yesus melalui ayat-ayat yang telah ditunjukkan di atas menunjukkan sikapNya ketika berhadapan dengan anak, sikapNya dalam memperlakukan anak-anak. Dia memperlakukan anak dengan istimewa, Dia memperhatikan anak-anak, Dia memberkati anak-anak, Dia peduli tentang pengajaran yang diberikan kepada anak-anak tersebut.
5
Pokok-Pokok Peraturan Pelayanan KAKR GBKP Pasal 2: Dasar Pelayanan
5
Seperti Tuhan Yesus menghargai anak-anak tersebut dan memberkati mereka maka selayaknya juga gereja termasuk di dalamnya guru-guru KAKR untuk memberikan penghargaan dan perhatian khusus bagi keberadaan pelayanan KAKR. Sambutlah anak-anak tersebut seperti Yesus menyambut mereka, penuhilah kebutuhan mereka untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan pendidikan yang layak. Gereja juga harus mampu menjaga kemurnian ajaran yang diberikan kepada anak-anak seperti yang Yesus katakan jika ada penyesat yang menyesatkan anak-anak ini maka sepatutnya ia mendapatkan hukuman, tanggungjawab gereja untuk melakukan evaluasi terhadap guru-guru sekolah minggu berkaitan dengan ajaran yang diberikan guru bagi anak-anak. Penghargaan dan perhatian terhadap pelayanan sekolah minggu yang dapat diberikan oleh guru-guru sekolah minggu adalah dengan menjalankan peranan mereka dengan sepenuh hati dan kesediaan untuk selalu belajar demi pengembangan sekolah minggu. Penghargaan dan perhatian terhadap pelayanan KAKR adalah respon gereja dalam menanggapi perintah dan sikap Tuhan Yesus terhadap keberadaan anak-anak. Penghargaan dan perhatian kepada anak-anak sekaligus menunjukkan penghargaan dan perhatian kita kepada Tuhan Yesus sendiri.
6