BAB 3 PERANCANGAN SISTEM
3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pemantau curah hujan. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisis mengenai sistem yang akan dirancang. Pembuatan alat pemantau curah hujan di bahasan perancangan awal dimulai dari menentukan jenis mikrokontroler dan sensor yang digunakan dan menentukan input dan output sebagai human interface. Perancangan selanjutnya adalah mengenai perangkat keras dari alat pemantau curah hujan. Akan membahas tentang bagian dari penghitung jumlah curah hujan, data logger, daya yang dibutuhkan oleh alat hingga pengiriman data ke database. Perancangan terakhir adalah perancangan perangkat lunak. Perangkat lunak meliputi progam yang dibuat dan juga diagram alir dari program. Bagian-bagian pada sistem: •
Tipping Bucket digunakan untuk menampung sejumlah curah tetes hujan yang terdapat di tempat alat diletakkan. Pada tipping bucket terdapat Reed Switch dan Magnet yang sudah terkalibrasi yang berfungsi untuk menghitung jumlah tetes air hujan yang masuk ke Jungkitan (Pias) di Tipping Bucket. Hasil yang didapat akan selanjutnya diproses oleh mikrokontroller.
33
34
•
Mikrokontroller berfungsi untuk membaca data dari Reed Switch yang tiap kali berdekatan dengan Magnet. Berada pada bagian bawah Tipping Bucket, memproses data, dan menghasilkan keluaran yang akan dikirim ke data logger. Pada mikrokontroler digunakan koding untuk mengkonversi data analog dari tipping bucket menjadi data digital yang selanjutnya dikirim ke data logger.
•
Modul Sensor SHT15 digunakan sebagai pembaca perubahan suhu dan kelembaban yang berada di udara saat dilakukan pengecekan. Hasil yang didapat dari sensor ini akan dikirim ke mikrokontroller yang mana untuk selanjutnya diproses dan dikirim ke data logger.
•
Modul LCD digunakan untuk menampilkan data yang disimpan pada data logger. Data yang ditampilkan sudah berupa jenis data (suhu, kelembaban, curah hujan) beserta jumlah nominal data yang didapat dan satuannya.
•
Modem Simcom 900 digunakan untuk mengirimkan data yang disimpan pada data logger ke web setiap jangka waktu lima menit.
3.2 Perancangan Perangkat Keras Perancangan sistem pada penelitian ini akan membahas tentang perancangan penghitung curah hujan atau biasa disebut tipping bucket rain gauge yang mampu menghitung berapa jumlah curah hujan yang telah jatuh dalam waktu tertentu. Untuk perancangan rangkaian sistem dibagi menjadi beberapa rangkaian yaitu:
35
1. Rangkaian penampung air hujan 2. Rangkaian modul sensor 3. Rangkaian LCD Tipping Bucket adalah salah satu alat yang paling umum digunakan untuk mengukur curah hujan ( Rain Gauge ). Alat ini terdiri dari corong pengukur dan ember keseimbangan. Cara kerja dari alat ini menggunakan konsep gravitasi. Ketika air hujan turun dari langit dan mendarat di corong pengukur, air akan masuk menuruni corong dan menetes ke dalam salah satu bagian dari Jungkitan ( Pias ). Setiap tetes air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm atau jika telah terkumpul air sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit, dimana jungkitan satunya akan terangkat dan siap untuk menerima air hujan hujan yang akan masuk berikutnya Pada tiap penakar hujan tipe Tipping Bucket , besar nilai air hujan yang masuk berbeda - beda. Tergantung dari luas permukaan corong yang ada. Karena tiap tipping bucket memiliki bentuk dan luas permukaan corong yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukannya pengetesan dan kalibrasi dengan menuangkan sejumlah air sesuai dengan luas permukaan corong dan nilai curah. Pada perancangan sistem ini digunakan accu 12 Volt 15 Ampere, accu 12 Volt dan 15 Ampere diseri agar besar tegangan sesuai dengan kebutuhan power yang membutuhkan 12 volt.
36
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem
Keterangan Blok Diagram: • Input Output berfungsi untuk mengolah data dari Tipping Bucket
dan
Hummidity And Temp Sensor. • Reed Switch sebagai Counter pada Tipping Bucket. • Hummidity And Temp sebagai sensor pendeteksi suatu perubahan suhu dan kelembaban. Sistem yang dirancang dalam penelitian Tipping Bucket merupakan suatu sistem dimana digunakan untuk melakukan penelitian terhadap cuaca, terutama ketika hujan. Sedangkan untuk perancangan secara umum untuk mencapai gambaran sebuah sistem antara lain: • LCD sebagai indikator tampilan keterangan suhu, kelembaban dan curah hujan yang sedang terjadi • Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Pro mini atau ATmega 328 dimana data yang didapat berupa analog dari Tipping Bucket dan
37
Hummidity And Temperature. Yang kemudian diolah data nya lalu dikirim ke hosting database melalui modem GSM Simcom 900. Proses sistem dimulai dengan mengambil nilai tinggi curah hujan dengan menggunakan Tipping Bucket. Air hujan akan jatuh pada corong berukuran 24 cm yang berada pada bagian atas dari Tipping Bucket. Air hujan tersebut selanjutnya turun dan jatuh pada ember keseimbangan. Ember keseimbangan pada Tipping Bucket akan menampung setiap tetes air hujan yang turun dan mengganggu keseimbangannya. Setelah terkumpul air sejumlah 20 ml dan air telah memenuhi ember keseimbangan makan ember tersebut akan jatuh ke satu sisi dan air dari corong akan turun ke sisi lain ember keseimbangan. Pada saat ember keseimbangan jatuh, terdapat pergerakan pada magnet yang berada pada dinding ember keseimbangan. Pergerakan magnet mengakibatkan Reed Switch melakukan satu kali proses bersentuhan. Saat perubahan keadaan tersebut terjadi, berlangsunglah perhitungan data. Pada saat pengiriman data, data yang dikirim berupa data analog, yaitu jumlah perubahan yang terjadi pada Reed Switch dengan magnet yang terdapat pada tipping bucket. Data yang didapat dari Reed Switch tersebut dikirim ke mikrokontroller untuk selanjutnya dikonversi dari data analog ke digital. Data tersebut masuk ke mikrokontroller dan dengan kodingan yang diberikan, data tersebut dikonversi menjadi angka-angka. Pada saat yang bersamaan, sensor SHT15 menerima data berupa kelembaban dan suhu yang terdapat pada tempat dimana alat diletakkan. Karena sensor SHT15 merupakan sensor yang output-nya digital, maka tidak
38
diperlukan kalibrasi dan konversi dalam penerimaan hasil data keluarannya. Dengan kodingan yang diberikan pada mikrokontroler, data digital yang telah masuk dihitung menjadi satuan-satuan yang digunakan untuk selanjutnya dikirim ke data logger. Data yang diterima dari Reed Switch dan sensor SHT15 yang sudah berupa angka-angka tersebut diproses dan disimpan pada data logger. Pada data logger data-data tersebut disimpan pada memory internal. Data yang telah disimpan tadi dikirim untuk ditampilkan pada modul LCD, data tersebut juga dikirimkan ke modem untuk selanjutnya dikirim ke web server untuk dapat dilihat oleh pengguna. Modem Simcom 900 menggunakan jaringan GPRS dan kartu sim GSM yang konektivitasnya cukup stabil pada daerah-daerah di Indonesia yang pada umumnya memiliki suhu, kelembaban dan jumlah curah hujan yang beragam. Alat pemantau curah hujan ini diletakkan pada daerah yang intensitas curah hujannya cukup tinggi untuk proses pengambilan data. Pada perancangan sistem menggunakan 1 buah aki 12V 15A sebagai power pada modem, LCD dan sistem. Dalam penelitian ini, berat aki tidak dihitung dalam ruang lingkup (diabaikan).
39
3.2.1 Rangkaian Kontroller Sistem
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroller Pada gambar 3.2 mikrokontroller Arduino ProMini ATMega 328 digunakan sebagai pengendali dari komponen-komponen lainnya. ATMega 328 terhubung dengan komponen lain seperti regulator, sensor SHT15, Reed Switch, LCD, burner dan Max232.
40
Gambar 3.3 Board Arduino Pro Mini ATmega 328 Pada pembuatan alat pemantau curah hujan ini digunakan mikrokontroler Arduino jenis DFRduino Pro Mini tipe ATmega 328. Mikrokontroler ini merupakan mikrokontroler keluaran dari atmel yang memiliki arsitektur RISC. ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Mikrokontroller ini memiliki 14 pin input/output digital, dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM, 6 input analog, sebuah resonator on-board, tombol reset, dan lubang header pin tengah. Sebuah 6 pin header dapat dihubungkan ke kabel FTDI untuk berkomunikasi dengan board. Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain: •
130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
•
32 x 8-bit register serba guna
•
Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz
•
32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memory sebagai bootloader
•
Memiliki Electrically Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
•
Memiliki Static Random Access Memory (SRAM) sebesar 2KB.
41
•
Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin, 6 diantaranya PWM output
•
Master / Slave SPI Serial interface
Gambar 3.4 Arsitektur ATmega 328
42
Gambar 3.5 Konfigurasi Pin pada ATmega 328 Fungsi dari pin-pin tersebut adalah sebagai berikut: •
Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTD ke TTL chip serial.
•
Interrupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasian untuk trigger sebuah interrupt pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.
•
PWM : 3,5,6,9,10 dan 11. Mendukung 8-bit output PWM dengan fungsi analogWrite().
•
SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.
•
LED : 13. Pin ini dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin ini bernilai High maka LED hidup, ketika pin Low maka LED mati.
•
Analog : 14, 15, 16, 17, 18, 19. Pin change interrupt.
43
•
ADC : 23, 24, 25, 26, 27, 28. Pin ADC input channel.
44
3.2.2 Rangkaian LCD
Gambar 3.6 Rangkaian LCD LCD yang digunakan pada sistem memiliki jenis EA DIP204 berukuran 4x20. LCD ini memiliki dimensi 68 x 27 x 3,73 mm. LCD ini memiliki beberapa fitur yaitu: Memiliki tingkat kecerahan yang tinggi Memiliki interface untuk 4 dan 8 bit data bus. Serial SPI Interface (SID, SOD, SCLK) Power Supply 5 V Temperatur berkisar -20 hingga 70oC Built-in temperature compensation LED backlight maksimum 150mA pada 25oC Berdaya rendah maksimum 45 mA pada 25oC
45
Tidak membutuhkan baut, dapat langsung disolder pada papan pcb Pada sistem yang kami buat, kami memilih modul LCD 4x20 karena hasil yang ditampilkan pada layar LCD meliputi 3 baris, yaitu hasil curah hujan, kelembaban udara dan suhu udara. Modul LCD dihubungkan ke mikrokontroler melalui port header 5X2. Port ini sekaligus memberikan tegangan kepada LCD agar dapat aktif. Saat LCD aktif maka LCD akan menampilkan tulisan berupa hasil data yang diterima oleh sensor dan secara berkala akan berubah nilainya.
3.2.3 Rangkaian Max 232
Gambar 3.7 Rangkaian Max 232 Rangkaian Max 232 merupakan rangkaian yang terdapat pada mikrokontroler yang berfungsi menghubungkan modul mikrokontroler dengan modem melalui jalur komunikasi serial.
46
3.2.4 Rangkaian Sensor Suhu dan Kelembaban Rangkaian sensor suhu dan kelembaban pada sistem yang kami buat menggunakan sensor SHT15. Sensor SHT15 merupakan sensor digital tunggal yang dapat menangkap perubahan suhu dan kelembaban udara. SHT15 adalah sensor pertama di dunia yang diklaim oleh pabrik pembuatnya yaitu Sensirion Corp yang mempunyai kisaran pengukuran kelembaban dari 0-100% RH dan akurasi RH absolut +/- 3% RH. Sedangkan akurasi pengukuran temperatur +/- 0.4oC hingga suhu 125oC. Modul ini sudah memiliki keluaran digital dan sudah terkalibrasi, sehingga pengguna tidak perlu lagi melakukan konversi A/D ataupun kalibrasi data sensor. Interface modul ini adalah serial 2-wire sehingga sangat menghemat jalur I/O kontroler. Sensor ini tidak dapat digunakan oleh protokol I2C, namun dapat dihubungkan ke sebuah I2C bus tanpa interferensi dengan device lain yang terhubung oleh bus. Sensor ini menggunakan suplai tegangan 2.4V hingga 5.5V untuk mengaktifkan pinpinnya.
47
Gambar 3.8 Board SHT15 Papan SHT15 dapat dihubungkan ke sistem lain melalui 2x5 connector. Papan ini berkomunikasi dengan mikrokontroller pada sistem yang digunakan melalui dua jalur komunikasi serial: Serial Data transfer (SDA) dan Serial Clock (SCK).
Tabel 3.1 Pin pada Sensor SHT15
•
PIN
Nama
Keterangan
1
GND
Ground
2
SDA
Serial Data 2 Arah
3
SCK
Serial Clock Input
4
VDD
Source Voltage
NC
NC
Pin VDD, GND: Supply Voltage pada Sensor SHT15 hanya dapat digunakan antara 2.4 – 5.5V, tetapi direkomendasikan menggunakan 3.3V. Pin VDD dan GND harus dihubungkan dengan kapasitor 100 nF.
•
Pin SCK
: Pin ini berfungsi untuk menghubungkan antara
mikrokontroller dengan Sensor SHT15. Dikarenakan interface SCK terdiri dari fully static logic maka tidak terdapat frekuensi SCK minimum. •
Pin SDA
: Pin ini berfungsi untuk mengirim data keluar masuk
pada sensor. Untuk mengirim command ke sensor, SDA berlaku pada rising edge dari serial clock (SCK) dan harus stabil saat SCK bernilai
48
tinggi. Setelah falling edge maka SCK dari SDA akan berubah nilai. Untuk berlakunya komunikasi SCK yang aman harus diperluas oleh TSU dan THO sebelum SCK rising dan setelah falling edge. Sensor ini diletakkan pada bagian atas dari console box yang dilubangi agar sensor dapat membaca data langsung dari udara tanpa terhalangi bagian dinding box.
Gambar 3.9 Rangkaian Sensor SHT15 Hasil data yang didapat dari sensor SHT15 merupakan data digital. Data digital yang didapat tidak perlu konversi A/D ataupun kalibrasi data sensor. Hasil data dikirim ke dalam rangkaian mikrokontroler. Suhu dan kelembaban yang terdapat di udara berubah setiap beberapa saat, karenanya data yang didapat oleh sensor akan berubah-ubah. Pada sistem yang kami buat, sistem akan memberikan hasil pada layar LCD setiap 3 detik. Data yang didapat akan disimpan sementara pada data logger dan akan dikirim ke database melalui modem setiap lima menit.
3.2.5 Rangkaian Sensor Curah Hujan
49
Rangkaian sensor curah hujan yang digunakan pada sistem yang kami buat menggunakan sensor reed switch. Reed switch merupakan sensor yang terdiri dari dua buah kontak plate logam tipis yang mengandung besi. Pada sistem yang kami buat, sensor reed switch diletakkan pada dinding bagian dalam dari tipping bucket. Sensor ini akan bekerja bila terdapat magnet di sekitar sensor. Reed switch ditemukan oleh WB Ellwood pada tahun 1936 di sebuah perusahaan di bidang teknologi komunikasi bernama Bell Telephone Laboratories. Bell Laboratories merupakan bagian dari organisasi riset dan pengembangan dari Alcatel-Lucent yang berada di Murray Hill, Amerika Serikat. Alat ini terdiri dari sepasang kontak logam yang mengandung besi dalam amplop tertutup rapat dalam kaca. Reed switch adalah salah satu jenis sensor yang sering juga digunakan pada mesin-mesin industri seperti halnya sensor photodiode dan proximity sensor (sensor kedekatan), namun reed mempunyai cara kerja yang berbeda dan cukup unik. Reed switch memiliki bentuk yang cukup kecil namun rentan terhadap benturan.
Gambar 3.10 Sensor Reed Switch
50
3.2.6 Rangkaian Regulator Regulator merupakan modul yang berfungsi untuk membagi tegangan yang terdapat pada rangkaian. Pada sistem yang kami buat kami menggunakan rangkaian. Rangkaian ini diletakkan di dalam modul console box.
3.2.7 Rangkaian Pendukung Rangkaian pendukung merupakan rangkaian yang digunakan pada alat untuk melindungi alat dari cuaca ekstrim yang dapat mengganggu kinerja alat. Pada sistem yang kami buat, kami menggunakan rangkaian pendukung yang terdiri dari: •
Rangkaian penyangga
•
Rangkaian selubung penutup
•
Rangkaian packaging Rangkaian penyangga merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai
kaki-kaki penahan tipping bucket agar dapat berdiri sempurna. Rangkaian penyangga juga berfungsi agar memberi jarak dari tanah sehingga mengurangi adanya gesekan antara alat dengan tumbuhan (rumput atau alang-alang), serangga dan gangguan-gangguan lain. Pada sistem yang kami buat, kami menggunakan penyangga berupa tiang berbahan besi dengan tebal 1 cm berjumlah tiga batang. Kami memilih bahan besi karena
51
materialnya yang bersifat kokoh dan aman dari gesekan dengan serangga ataupun tumbuhan di sekitar. Kami menggunakan tiga batang besi karena cukup seimbang untuk menahan tipping bucket dan untuk mengurangi berat berlebih. Pada sisi atas penyangga diberikan besi yang dibentuk lingkaran berdiameter 24 cm sebagai penyangga tipping bucket.
52
Gambar 3.11 Rangkaian Penyangga Rangkaian selubung penutup merupakan rangkaian yang berfungsi untuk membungkus tipping bucket agar tidak terkena gangguan dari luar seperti angin ataupun air hujan yang dapat mengganggu kinerja tipping bucket. Pada sistem yang kami buat, kami menggunakan lempengan seng yang dibentuk lingkaran berdiameter sama dengan diameter corong tipping bucket. Lempengan seng dilas agar ukuran seng tidak berubah dan dapat diletakkan di luar tipping bucket dan corong. Pada lempengan seng diberikan pintu yang dapat dibuka tutup menggunakan engsel dan lubang gembok untuk mengunci pintu dengan maksud agar kinerja tipping bucket tidak terganggu oleh keadaan luar dan dapat dipantau saat proses pengambilan data.
53
Gambar 3.12 Rangkaian Selubung Penutup Rangkaian packaging merupakan rangkaian yang berfungsi untuk membungkus modul mikrokontroler, modem, LCD, regulator, accu, sensor SHT15 dan kabel-kabel yang digunakan pada sistem. Packaging yang kami gunakan pada alat berupa box acrylic transparan berukuran 30 x 25 x 15 cm dengan tebal 3 mm. Kami menggunakan bahan acrylic transparan karena sifat dari materialnya yang kuat dan dapat dibentuk sehingga dapat digunakan sebagai pembungkus yang baik dari modul-modul yang digunakan pada sistem. Kami menggunakan acrylic dengan tebal 3 mm
54
karena cukup kuat untuk menahan berat accu dan modul-modul lain tanpa menambah beban berlebih. Modul acrylic yang transparan dapat membantu kami dalam pemantauan terhadap kinerja komponen dengan lebih mudah.
Gambar 3.13 Rangkaian Packaging Pada box acrylic penempatan modul juga diperhatikan, hal ini dimaksudkan agar kabel yang digunakan pada alat tidak saling berlilitan satu sama lain. Accu diletakkan pada bagian dasar box. Modul regulator, mikrokontroler, modem dan LCD diletakkan pada dinding kiri dan kanan box. Sensor SHT15 diletakkan di bagian luar atas box agar keakuratan yang didapatkan sensor tidak dibatasi oleh dinding box yang cukup tebal. Kabel sensor dihubungkan ke modul mikrokontroler melalui lubang yang diberikan
55
pada bagian atas box. Pada sisi depan box juga diberikan sebuah lubang berukuran 10 x 5 cm yang berfungsi untuk menghubungkan kabel dari reed switch ke modul mikrokontroler.
3.3 Perancangan Piranti Lunak Perancangan piranti lunak meliputi perancangan file berekstensi .pde menggunakan perangkat lunak Hercules yang bertujuan untuk membuat algoritma yang akan diprogram ke dalam mikrokontroler. Program pada mikrokontroler bertanggung jawab untuk: •
Melakukan pembacaan data dari modul sensor
•
Menampilkan perubahan nilai yang terjadi pada LCD
•
Melakukan pengiriman data ke database melalui modem
•
Mengatur durasi pengiriman data pada modem
56
Gambar 3.14 Diagram Alir Program Utama
Pada gambar 3.14 dapat dilihat diagram alir sistem utama yang dilakukan oleh ATMega 328 sebagai mikrokontroler yang merupakan otak dari sistem. Proses awal yang dilakukan adalah inisialisasi. Selanjutnya dilakukan pengecekan waktu bila masih di bawah lima menit sebagai batas
57
pengumpulan data. Bila “Yes” maka proses akan dilanjutkan ke tahap pengecekan ketersediaan sensor suhu. Pada tahap ini apapun jawaban yang dihasilkan tidak berpengaruh pada terhentinya proses alir, maka dilanjutkan ke pengecekan sensor kelembaban. Pada tahap pengecekan sensor kelembabanpun jawaban yang dihasilkan tidak mempengaruhi pada terhentinya proses alir, maka proses tetap dilanjutkan ke tahap penyimpanan ketersediaan sensor suhu dan kelembaban. Tahap selanjutnya yaitu pengecekan sensor Reed Switch yang ditampilkan sebagai Tipping Bucket pada diagram alir. Pada tahap ini berlaku aturan seperti pada tahap pengecekan sensor kelembaban dan suhu. Selanjutnya masuk ke tahap konversi data analog dari tipping bucket menjadi data digital dan disimpan dalam EEPROM. Setelah tahap ini selesai, maka proses akan kembali mengecek apabila waktu sudah mencapai lima menit, jika belum maka proses akan berulang. Bila waktu telah mencapai lima menit, maka proses dilanjutkan ke tahap Read EEPROM, Suhu dan Kelembaban. Pada tahap ini data yang telah disimpan akan dikumpulkan untuk nantinya ditampilkan ke LCD. Data tersebut juga dikirim ke modem Simcom 900 melalui jalur serial Max 232. Saat data yang dikirim melalui jalur serial Max 232 telah diterima, maka data tersebut akan dikirimkan ke database dengan menggunakan jaringan GPRS lewat modem Simcom 900. Tahap terakhir pada diagram alir ini yaitu menampilkan hasil data yang telah didapat pada web. Simcom 900 adalah sebuah modem GSM yang dapat dikontrol dengan
konfigurasi
serial
sehingga
sangat
cocok
menggunakan
58
mikrokontroller seperti Arduino. Pada sistem ini, Simcom 900 digunakan untuk mengirim data curah hujan, suhu dan kelembaban udara ke database pada web server.
Gambar 3.15 Modem Simcom 900
Simcom 900 memiliki konektor untuk antena eksternal sehingga mudah diletakkan di tempat tersembunyi dengan tetap terjangkau sinyal. Untuk antarmuka suara, modul ini dapat dihubungkan dengan headset telefon sehingga dapat digunakan untuk pengiriman suara maupun DTMF. Tabel 3.2 Pin pada Simcom 900 PIN No. 1 3 5 7 9 11 13 15 17
PIN Name
I/O
VBAT VBAT VBAT VBAT VBAT VCHG TEMP_BAT VDD_EXT PWRKEY
I I I I I I I O I
PIN No. 2 4 6 8 10 12 14 16 18
PIN Name
I/O
GND GND GND GND GND ADC0 VRTC NETLIGHT KBC0
I I/O O O
59
19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59
STATUS GPIO0 BUZZER SIM_VDD SIM_RST SIM_DATA SIM_CLK SIM_PRESENCE GPIO1 DCD DTR RXD TXD RTS CTS RI AGND SPK1P SPK1N SPK2P SPK2N
O I/O O O O I/O O I I/O O I I O I O O O O O O
20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60
KBC1 KBC2 KBC3 KBC4 KBR0 KBR1 KBR2 KBR3 KBR4 DISP_CS DISP_CLK DISP_DATA DISP_D/C DISP_RST DBG_RXD DBG_TXD AGND MIC1P MIC1N MIC2P MIC2N
O O O O I I I I I O O I/O O O I O I I I I
Dikarenakan Simcom 900 menggunakan komunikasi secara serial, maka dengan mikrokontroler melalui AT command simcom dapat dikontrol. Tutorial tentang hal ini telah banyak terdapat di internet, dimana pengguna menggunakan mikrokontroler untuk mengontrol modem untuk mengirimkan sms. Akan tetapi pada sistem yang sedang dirancang, penulis berupaya memanfaatkan modem untuk bisa berkomunikasi ke jaringan internet melalu jaringan GSM. Maka akan digunakan AT Command pada modem dengan hyperterminal yang digunakan untuk menghubungkan dengan jaringan internet dan mengakses halaman web server. Berikut ini adalah tutorial dari internet yang berhasil penulis temukan, dalam tutorial tersebut menggunakan modem simcom untuk
60
mengakses website google dengan Hyperterminal. Tutorial tersebut menggunakan command sebagai berikut: Pertama, bukalah sebuah konteks PDP. >> AT+CGATT=1 - Lampirkan ke GPRS servis << OK >> AT+CGDCONT=1,"IP","wap.cingular" - batasi konteks PDP (cid, PDP type, APN) << OK >>
AT+CDNSCFG="208.67.222.222","208.67.220.220"
–
Konfigurasi
nama Domain Server (primary DNS, secondary DNS) << OK >>
AT+CSTT="wap.cingular","wap(at)cingulargprs.com","cingular1"
–
Jalankan perintah dan atur APN, ID pengguna dan password << OK >> AT+CIICR
- Hubungkan ke koneksi wireless dengan GPRS – Akan
membutuhkan beberapa waktu << OK >> AT+CIFSR
- Dapatkan Local IP address
<< 10.190.245.172 - Pasang IP address yang telah ditentukan ke module
61
<< OK >> AT+CIPSTATUS
- Dapatkan status koneksi
<< OK << STATE: IP STATUS - Pasang kembali status koneksi, harus muncul ‘IP STATUS’ sebelum bisa terhubung ke sebuah server
Setelah mendapatkan konteks, hubungkan system ke server dan kirimkan data. >> AT+CIPHEAD=1
- Perintahkan modul untuk menambah sebuah ‘IP
HEADER’ untuk menerima data << OK >> AT+CDNSORIP=1
- Indikasikan apakah permintaan koneksi akan
berupa IP address (0), atau nama domain (1) << OK >> AT+CIPSTART="TCP","www.google.com","80" - Jalankan koneksi TCP (mode, IP address/name, port) << OK << CONNECT OK >> AT+CIPSEND
- Indikasikan bahwa anda sudah terhubung ke server - Masalah kirim perintah
62
<< >
- tunggu sampai module kembali menunjukkan ‘>’
untuk meng-indikasikan bahwa module siap menerima data >> GET / HTTP/1.1
- Kirimkan data
>> Host: www.google.com >> Connection: Keep-Alive >> Accept: */* >> Accept-Language: en-us >> << data dari server akan dikirim kembali – data dari server akan tampil di sini Tutorial penggunaan modem simcom merupakan masukan yang berharga agar dapat meningkatkan pemahaman tentang penggunaan AT command untuk mengakses server.