BAB 3 PENDEKATAN LAPANGAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitan ini dilakukan di Kebun raya Bogor di Jalan Ir. H. Juanda No.13
Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan mempertimbangkan: (1) Kebun Raya Bogor merupakan kebun botani besar tertua di Asia yang terletak di Bogor. (2) Kebun Raya Bogor merupakan tempat wisata untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sekaligus rekreasi. (3) Kebun Raya Bogor sempat mengalami penurunan pengunjung pada tahun 2008. Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan April sampai bulan Mei 2011. 3.2
Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data kuantitatif yang didukung dengan data-
data kualitatif. Pengumpulan data primer kuantitatif diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden. Waktu pengambilan sampel disesuaikan berdasarkan jam kunjungan dalam Kebun Raya Bogor. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pengunjung Kebun Raya Bogor. Unit analisisnya adalah indvidu. Pemilihan responden pada penelitian ini adalah dengan teknik accidental sampling. Populasi dalam penelitian tidak diketahui secara pasti. Teknik ini mengambil sampel yang sedang berada di lokasi penelitian pada saat penelitian dilakukan. Sampel yang akan dijadikan responden harus memenuhi kriteria tertentu, seperti usia sampel yang akan dijadikan responden minimal 15 tahun. Hal tersebut dipertimbangkan karena responden yang memiliki usia minimal 15 tahun sudah dapat memahami dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang diambil sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan pada hari kerja dan hari libur di dalam Kebun Raya Bogor. Tempat pengambilan sampel di dalam Kebun Raya Bogor menyebar (tidak hanya di satu tempat/objek wisata yang terdapat di Kebun Raya Bogor). Penelitian juga mengambil data kualitatif melalui wawancara dengan pihak manajemen Kebun raya Bogor. Wawancara dengan pihak manajemen
bagian informasi dan pemasaran untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi internal Kebun Raya Bogor. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, tesis, skripsi, jurnal penelitian dan situs internet. 3.3
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian mengenai hubungan komunikasi pemasaran dengan perilaku
pengunjung agrowisata ini merupakan penelitian survai dengan tujuan explanatory. Metode survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Tipe penelitian explanatory merupakan penelitian yang sifat analisisnya menjelaskan hubungan antar variabel melalui uji hipotesis (Singarimbun & Effendi, 1989). Data kuantitatif pada kuesioner berupa data ordinal. Data kuantitatif tersebut di uji korelasi Rank Spearman. Sementara itu, data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan digunakan sebagai data pendukung hasil penelitian kuantitatif. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi normal. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal (non parametrik). Rumus Korelasi Rank Spearman sebagai berikut:
Keterangan: rs
= Nilai Koefisien Rank Spearman
di
= Disparitas (x1-x2)
n
= Banyaknya Pengamatan Kaidah pengambilan keputusan tentang hubungan antar variabel dalam uji
korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut: 1.
Signifikansi/probabilitas/α digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebesar α (0,1) maka artinya hasil penelitian mempunyai kesempatan untuk benar atau tingkat kepercayaan sebesar 90% dan tingkat kesalahan sebesar 10%. Dasar pengambilan keputusan, dirumuskan sebagai berikut: a. Jika angka signifikansi hasil penelitian<0,1 maka Ho ditolak. Jadi, hubungan kedua variabel signifikan; dan b. Jika angka signifikansi hasil penelitian>0,1 maka Ho diterima. Jadi, hubungan kedua variabel tidak signifikan. 2.
Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan antara variabel. Angka korelasi untuk Spearman berkisar pada 0, yang berarti tidak ada korelasi sama sekali, tetapi kalau angka 1, berarti terdapat korelasi yang sempurna. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed) yaitu searah atau berlawanan arah. Dasar pengambilan keputusan, dirumuskan sebagai berikut: a. Kekuatan hubungan, jika angka koefisien korelasi di atas 0,1 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,1 menunjukkan korelasi yang lemah. Arti hubungan kuat adalah jika terjadi perubahan nilai pada suatu variabel (X) cenderung diikuti perubahan nilai variabel lain (Y). b. Arah hubungan, jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah.
BAB 4 GAMBARAN UMUM AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR
4.1
Sejarah dan Perkembangan Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor adalah sebuah kebun botani besar tertua di Asia dan
memiliki keindahan tersendiri yang terletak di Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Penggagas Kebun Raya Bogor berasal dari Jerman yaitu Prof. Dr. Caspar George Carl Reinwardt. Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen pada tanggal 15 April 1817. Reinwardt tertarik meneliti berbagai macam tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Sehingga, ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman yang ditelitinya di sebuah kebun otani di Bogor. Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium dan dikenal sebagai seorang penidiri Herbarium Bogoriense. Pada masa itu Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan holtikultura di Indonesia, dan diperkirakan memiliki sekitar 900 tanaman hidup. Kemudian, pada tanggal 18 Mei 1817 Kebun Raya Bogor pun diresmikan dengan nama s’Lands Plantentuin te Buitenzorg. Tahun 1949, s’Lands Plantentuin te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam (JPA), kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA) yang dipimpin dan dikelola oleh Prof. Ir Koestono Setyodiwiryo, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai pimpinan lembaga penelitian bertaraf internasional. Dalam perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat yaitu: a. Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus, dan Laboratorium Cibodas) di Jawa Barat, dengan luas 120 hektar yang didirikan oleh Teysman pada tahun 1866 untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah dan tanaman sub-tropis. Pada tahun 1891 kebun ini dilengkapi dengan laboratorium penelitian flora dan fauna.
b. Kebun Raya Purwodadi (Hortus Purwodadi) di Jawa Timur, dengan luas 40 hektar yang didirikan oleh Van Stolen pada tahun 1941 untuk koleksi tanaman dataran rendah dan iklim kering daerah tropis. c. Kebun Raya ”Eka Karya” Bedugul-Bali, dengan luas 159,4 hektar yang didirikan oleh Prof. Ir. Koestono Setyodiwiryo untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertamanan yang indah. Luas KRB mencakup areal 87 hektar, jumlah koleksinya terakhir tercatat sekitar 15.000 jenis. Kebun Raya Bogor dilengkapi perpustakaan, bank biji, museum biji, pembibitan tanaman, rumah kaca, dan laboratorium. Kebun Raya Bogor juga meniliki banguan-banguan peninggalan masa lalu sebagai bukti sejarah, seperti kompleks kuburan Belanda, Lady Raffles Memorial, tugu J.J. Smith, dan patung Sudjana Kassan. Tempat wisata alam ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB dengan harga tiket Rp. 9.500, 00 per orang dan Rp. 15.500, 00 per mobil, serta harga parkir motor sebesar Rp. 3.000, 00 KRB meneyediakan jasa pemandu berbahasa Inggris, Belanda, Jepang, Jerman, dan Perancis. Untuk siswa sekolah, kelompok-kelompok remaja atau kelompok-kelompok khusus, tersedia paket wisata flora dan pendidikan lingkungan. Pengunjung juga bisa membeli berbagai jenis biji-bijian di bank biji, bibit pohon langka dan pohon hias di bursa tanaman. 4.2
Visi, Misi, Tujuan, Kegiatan, Tugas dan Fungsi Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor memiliki tujuan yang ingin dicapai, oleh karena itu ada
visi dan misi sehingga memiliki panduan yang jelas dalam menjalankan kegiatannya. Visi Kebun Raya Bogor adalah menjadi salah satu kebun raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan, dan pariwisata. Sedangkan misi Kebun Raya Bogor adalah sebagai berikut: 1. Melestarikan tanaman tropika 2. Mengembangkan penelitian bidang konservasi dan pendayagunaan tumbuhan tropika
3. Mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumuhan dan lingkungan 4. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat Kebun Raya Bogor pun memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1. Mengkonservasi tumbuhan Indonesia khususnya dan tumbunah tropika umumnya 2. Melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka 3. Memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex-situ tumbuhan. 4. Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terhadap konservasi dan pendayagunaan tumbuhan 5. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan bidang konservasi ex-situ tumbuhan 6. Meningkatkan pendidikan lingkungan 7. Meningkatkan pelayanan jasa dan informasi perkebunrayaan Adapun kegiatan yang dilakukan Kebun Raya Bogor adalah sebagai berikut: 1. Konservasi ex-situ yaitu melakukan eksplorasi tumbuhan diantaranya hutan, mendata/registrasi, mengkoleksi dan melestarikannya. 2. Penelitian, meliputi bidang: a. Taksonomi, yaitu pemberian kepastian nama tanaman atau sertifikasi, inventarisasi dan evaluasi. b. Biosistematik, yaitu mempelajari hubungan kekerabatan antara tumbuhan. c. Botani terapan, yaitu penelitian mengenai manfaat tanaman. d. Holtikultura, meliputi penelitian adaptasi tanaman, cara budidayanya dan pengembangan ilmu pertamanan. 3. Pendidikan, terutama dibidang ilmu botani, pertanaman dan lingkungan hidup 4. Pariwisata, KRB merupakan salah satu tempat kunjungan wisata potensial 5. Penemuan serta pengumpulan jenis-jenis tanaman langka yang hampir punah di Indonesia 6. Pembangunan Kebun Raya baru, ada keinginan masyarakat di berbagai propinsi agar didirikan Kebun Raya di daerahnya yang perlu ditindaklanjuti. Kebun Raya Bogor memiliki tugas dan fungsi melakukan konservasi tumbuhan antara lain mencakup usaha melestarikan, mendayagunakan dan
mengembangkan potensi tumbuhan secara berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian, pendidikan dan rekreasi untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap dunia tumbuhan dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, tumbuh-tumbuhan yang didapatkan dari hasil eksplorasi dan pertukaran antar kebun raya dijadikan objek wisata baru serta tumbuhan langka yang telah diperbanyak dijual di masyarakat. Dalam periode 2009, terdapat penerbitan publikasi berkala diantaranya Berita Kebun Raya (BKR) yang merupakan media internal yang merupakan sarana komunikasi dan informasi khususnya bagi pegawai PKT KRB, BKT Kebun Raya Cibodas, BKT Kebun Raya Purwodadi serta BKT Kebun Raya ”eka karya” Bali terbit satu kali dalam sebulan. Adapun publikasi lainnya Warta Kebun Raya terbit 3 bulan sekali, dan Buletin kebun Raya terbit enam bulan sekali. 4.3
Objek dan Daya Tarik Wisata di Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor dimanfatkan oleh masyarakat sebagai salah satu
tempat wisata. Hal ini dikarenakan oleh Kebun Raya Bogor memiliki objek dan daya tarik wisata yang menarik, bersejarah, dan juga mengandung pengetahuan. Objek dan daya tarik wisata tersebut adalah: 1.
Teratai Raksasa (Victoria amazonica (Peopp.) Sowerby) Teratai raksasa merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah Amazon di
Brazilia. Bentuk daun yang lebar dengan bunga warna putih yang berubah menjadi merah jambu setelah 2-3 hari. Hal itulah yang membuat teratai raksasa ini menjadi salah satu objek daya tarik wisata yang disukai banyak pengunjung. 2.
Anggrek Raksasa (Grammatophyllum speciosum BI.) Anggrek raksasa merupakan bunga berwarna kuning berintik-bintik coklat
mirip macan yang berasal dari Kalimantan. Hal ini menyebabkan anggrek ini disebut anggrek macan. Anggrek raksasa memiliki tandan bunga yang panjang dapat mencapai 1 sampai 1,5 meter dan menghasilkan bunga mencapai 100 kuntum pertandannya. 3.
Bunga Bangkai (Amorphopallus titanium Becc.) Bunga Bangkai tergolong suku Araceae (talas-talasan) yang berasal dari
Sumatera dan ditemukan pertama kali oleh Beccari, seorang botanis asal Italia pada tahun 1878. Bunga Bangkai berbunga tiga tahun sekali dan memiliki
mahkota bunga yang sangat bagus dengan beraneka warna yaitu violet, kuning, merah darah, dan hijau kekuningan, sehingga menarik perhatian orang untuk mellihatnya. Namun, bunga ini memiliki bau yang tidak sedap, maka dari itu kebanyakan orang menyebutnya bunga bangkai. 4.
Kayu Raja (Kompasia excelsa (Becc.) Taub.) Kayu Raja merupakan pohon yang memiliki bentuk menarik karena
berbatang lurus berwarna putih dan berakar banir yang besar. Pohon ini berasal dari Kalimantan dan sudah mulai langka saat ini. 5.
Jalan Kenari Jalan Kenari merupakan jalan yang di sebelah kiri dan kanannya ditanami
pohon kenari (Canarium indicum L.). Pohon kenari berasal dari Maluku. Di Kebun Raya Bogor terdapat dua Jalan Kenari, yang pertama Jalan Kenari I mulai dari pintu masuk utama sampai ke ujung jalan dekat belakang Istana Bogor dan yang kedua Jalan Kenari II terletak di sebelah timur Sungai Ciliwung. 6.
Pohon Tarzan (Entada phaseoloides (L.) Merr.) Entada phaseoloides (L.) Merr. merupakan tanaman merambat pada
pohon kenari yang satu ke pohon kenari yang lain. Tamanan ini berasal dari Kalimantan dan Maluku. Karena batangnya tampak bergelantungan menyebrangi jalan sehingga banyak wisatawan yang menyebutnya pohon tarzan. 7.
Monumen Peringatan Lady Raffles Monumen ini adalah monumen yang dibangun oleh Stamford Raffles
untuk mengenang isterinya yang bernama Lady Olivia Marianne yang meninggal pada tahun 1814. 8.
Pohon Lici (Litchi chinesis Sonn.) Pohon Lici berasal dari China. Pohon ini menarik karena merupakan
pohon tertua yang ada di Kebun Raya Bogor yang ditanam pada tahun 1823. 9.
Taman Meksiko Taman ini disebut Taman Meksiko karena koleksi tanaman yang erda di
taman ini sebagian besar dikumpulkan dari Meksiko. Taman Meksiko memiliki koleksi tanaman yang menarik seperti koleksi kaktus, agave, yucca, dan pohon lilin.
10. Taman Teysman Taman Teysman dibangun oleh M. Treub pada tahun 1884. Di taman ini dibangun Tugu Peringatan J.E Teysman untuk mengenang jasa-jasanya. Taman ini berbentuk formal garden (yang lazimnya dibuat di Eropa) dan ditanami pohonpohon yang dibentuk secara khusus, seperti piramida atau bundar. 11. Jalan Astrid Jalan Astrid merupakan jalan kembar yang dibangun untuk memperingati kunjungan Ratu Astrid dari Belgia pad atahun 1929. Ditengah-tengah jalan kembar ini ditanami bunga tasbih (Canna hybrida) yang berbunga merah dan kuning serta berdaun coklat. Dari kejauhan warna-warna tersebut melambangkan warna bendera Belgia. Di kanan dan kiri jalan ditanami pohon-pohon damar sehingga daerah jalan ini kelihatan indah dan nyaman. 12. Pohon Jodoh Di Kebun Raya Bogor terdapat dua jenis pohon besar yang berdampingan. Pohon di sebelah kanan adalah sejenis pohon beringin yang memiliki kulit licin dan berwarna coklat, sedangkan yang di sebelah kiri adalah pohon meranti bunga yang memiliki kulit kasar berwarna gelap. Perbedaan bentuk dan warna kulitnya itu seperti menggambarkan sepasang pengantin, sehingga banyak yang menyebut pohon jodoh. 13. Lain-lain Di Kebun Raya Bogor masi terdapat beberapa tempat dan tanaman menarik untuk diketahui, diantaranya adalah Laboratorium Treub, Jembatan Gantung, Taman Bhineka, Rumah Anggrek, Perpustakan Konservasi dan Museum Zoology.
BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian. Karakteristik pengunjung merupakan hal yang melekat pada diri pengunjung. Karakteristik pengunjung dalam penelitian terbagi menjadi usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, motivasi dan pengalaman. Karakteristik pengunjung Kebun Raya Bogor dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Persentase Pengunjung Agrowisata Kebun Raya Bogor menurut Karakteristik dan Kategori Pengunjung, 2011 Karakteristik Kategori Persentase Pengunjung (%) Muda: 15-20 tahun 50 Usia Sedang: 21-27 tahun 30 Tua: >27 tahun 20 Rendah: SMP 9 Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41 Rendah: 250.000,00 - 2.499.999,00 79 Tingkat Pendapatan Sedang: 2.500.00,00 - 4.749.999,00 16 Tinggi: 4.750.000,00 - 7.000.000,00 5 Internal 96 Motivasi Eksternal 4 Jarang: 1-4 kali 64 Pengalaman Sedang: 5-8 kali 28 Sering: 9-13 kali 8 Keterangan: n = 100
5.1
Usia Kebun Raya Bogor merupakan salah satu objek agrowisata di kota Bogor
yang menarik untuk dikunjungi. Usia pengunjung yang datang kebanyakan usia muda yaitu usia 15-20 tahun sebanyak 50 persen. Mayoritas pengunjung yang datang berusia 19 dan 20 tahun. 5.2
Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor mulai
dari SMP sampai dengan perguruan tinggi. Sebagian besar pengunjung berpendidikan sedang yaitu SMA/SMK sampai D1 sebanyak 50 persen, yang terbagi atas pendidikan SMA sebanyak 42 persen serta pendidikan SMK dan D1
masing-masing sebanyak 4 persen. Mayoritas pendidikan pengunjung adalah SMA. 5.3
Tingkat Pendapatan Pengunjung Kebun Raya Bogor berasal dari berbagai kalangan. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat pendapan mereka dalam sebulan. Sebagian besar pengunjung berpendapatan rendah yaitu berkisar dari Rp. 250.000,00 sampai Rp. 2.499.999,00 sebanyak 79 persen. Mayoritas pengunjung berpendapatan rendah yaitu sebesar Rp. 300.000,00. 5.4
Motivasi Motivasi pengunjung Kebun Raya Bogor terbagi menjadi dua yaitu
motivasi internal dan motivasi eksternal. Dalam penelitian ada 100 orang responden yang memilih motivasi-motivasi internal dan eksternal dalam kuesioner yang disebar. Motivasi internal merupakan dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan kunjungan ke Kebun Raya Bogor, sedangkan motivasi eksternal merupakan dorongan dari luar diri pengunjung untuk melakukan kunjungan ke Kebun Raya Bogor. Motivasi internal terbagi menjadi lima yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Motivasi Internal Pengunjung Agrowisata Kebun Raya Bogor Motivasi Internal Jumlah (Orang) Menambah Pengetahuan 65 Menambah Pengalaman 52 Rekreasi 94 Mengisi Waktu Luang 34 Menikmati keindahan Alam 76 Keterangan: 100 orang responden diajukan masing-masing lima motivasi internal
Motivasi internal terbagi menjadi 29 persen untuk rekreasi yaitu dari 100 orang yang memilih rekreasi sebanyak 94 orang, 24 persen untuk menikmati keindahan alam yaitu dari 100 orang yang memilih keindahan alam sebanyak 76 orang, 20 persen untuk menambah pengetahuan yaitu dari 100 orang yang memilih untuk menambah pengetahuan sebanyak 65 orang, 16 persen untuk menambah pengalaman yaitu dari 100 orang yang memilih untuk menamah pengalaman sebanyak 52 orang, dan 11 persen untuk mengisi waktu luang yaitu
dari 100 orang yang memilih mengisi waktu luang sebanyak 34 orang. Mayoritas pengunjung memiliki motivasi internal yaitu untuk rekreasi. Motivasi eksternal terbagi menjadi lima yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Motivasi Eksternal Pengunjung Agrowisata Kebun Raya Bogor Motivasi Eksternal Jumlah (Orang) Lokasi KRB mudah dijangkau atau dekat dengan rumah 43 Pelayanan yang baik 29 Fasilitas yang baik 12 Diajak teman atau keluarga 62 Promosi KRB yang menarik 0 Keterangan: 100 orang responden diajukan masing-masing lima motivasi internal
Motivasi eksternal merupakan dorongan dari luar diri pengunjung untuk melakukan kunjungan ke Kebun Raya Bogor terbagi menjadi 29 persen karena lokasi Kebun Raya Bogor mudah dijangkau atau dekat dengan rumah yaitu dari 100 orang yang memilih lokasi mudah dijangkau sebanyak 43 orang, 20 persen karena pelayanan dari pihak pengelola yang baik yaitu dari 100 orang yang memilih pelayanan yang baik sebanyak 29 orang, 8 persen karena fasilitas yang dinilai baik yaitu dari 100 orang yang memilih fasilitas yang baik sebanyak 12 orang , dan 43 persen karena berasal dari ajakan teman atau keluarga yaitu dari 100 orang yang memilih diajak teman atau keluarga sebanyak 62 orang. Mayoritas pengunjung memiliki motivasi eksternal yaitu diajak oleh teman atau keluarga untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Promosi mengenai Kebun Raya Bogor merupakan salah satu motivasi eksternal juga, namun pada saat pengambilan data dari responden tidak didapatkan mereka berkunjung karena termotivasi dari promosi yang mereka lihat atau mereka dengar. Berdasarkan pengambilan data melalui kuesioner yang disebar, maka dapat diketahui perbandingan antara pengunjung yang termotivasi secara internal dan termotivasi secara eksternal. Pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor mayoritas berdasarkan motivasi internal sebanyak 96 persen, sedangkan pengunjung yang datang berdasarkan motivasi eksternal sebanyak 4 persen. Menurut Utama (2010), faktor-faktor
pendorong untuk berwisata
sangatlah penting untuk diketahui. Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata diawali adanya motivasi yang merupakan faktor pendorong untuk mengunjungi suatu objek wisata. Hal ini pun berlaku bagi pengunjung
Kebun Raya Bogor. Beberapa motivasi internal maupun eksternal yang telah dipaparkan dapat dimasukkan menjadi faktor pendorong yang menurut Utama (2010) dapat mempengaruhi pengunjung untuk mengunjungi Kebun Raya Bogor. Faktor-faktor pendorong tersebut dan keterangan beberapa dari pengunjung yang menjadi responden dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Faktor-Faktor Pendorong (Motivasi) menurut Utama (2010) yang Dilengkapi dengan Keterangan Responden Kebun Raya Bogor Faktor Pendorong Keterangan Tarif dan Pelayanan Sebagian besar responden menyatakan harga tiket masuk Kebun Raya Bogor terjangkau dan pelayanannya cukup baik. Ketersediaan tempat sampah pun sudah cukup memadai, namun masih ada saja pengunjung yang membuang sampah sembarangan Atraksi Alam Mayoritas responden menyatakan bahwa Kebun Raya Bogor memiliki keindahan alam dan jenis tanaman yang langka serta unik. Hal itulah yang mendorong untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor (menikmati keindahan alam). Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan salah satu responden. “Senang saja datang ke Kebun Raya, banyak tanaman yang unik. Dan tempatnya juga unik menurut saya. Jadi bagus untuk foto-foto” Aksesibilitas Kebun Raya Bogor terletak ditengah-tengah kota Bogor, sehingga pengunjung yang menjadi responden menyatakan mudah untuk menuju lokasi. Situasi Menurut responden situasi di Kebun Raya Bogor tidak bising, bahkan membuat nyaman. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya pepohoan yang menbuat teduh dan juga udara yang segar. Fasilitas Mayoritas responden menyatakan fasilitas rekseasi seperti toilet kurang memuaskan, karena letaknya terlalu bejauhan dan juga masih kurang bersih. Pengunjung Kebun Raya Bogor memiliki motivasi-motivasi untuk berkunjung lainnya selain yang diajukan dalam kuesioner. Salah satunya adalah untuk melakukan studi tur karena Kebun Raya Bogor juga memiliki wisata flora untuk pelajar. Dengan wisata flora tersebut, akan menambah pengetahuan para pelajar yang berkunjung mengenai berbagai jenis tumbuhan dan juga dapat bertambah pengetahuannya mengenai sejarah Kebun Raya Bogor. Adapun pengunjung usia tua yang datang berkunjung untuk berolahraga karena tempat yang segar dan untuk menghilangkan kejenuhan. Pengunjung yang datang pun
tidak hanya sekedar rekreasi saja, ada juga yang datang karena untuk keperluan pekerjaan yaitu seperti mengambil gambar untuk membuat video. 5.5
Pengalaman Pengalaman merupakan kegiatan pernah mengunjungi Kebun Raya Bogor.
Sebagian besar dari pengunjung pernah berkunjung 2 kali yaitu sebesar 20 persen, Penelitian ini pun melihat pengalaman berkunjung dalam satu tahun. Dan data yang didapat adalah sebanyak 72 persen berkunjung hanya satu kali dalam satu tahun, 25 persen berkunjung dua kali dalam satu tahun, 2 persen berkunjung empat kali dalam satu tahun, dan 1 persen berkunjung 3 kali dalam setahun. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas pengunjung hanya satu kali melakukan kunjungan ke Kebun Raya Bogor dalam satu tahun.