E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
BAB 2 TINJAUAN STUDI
2.1
2.2
Gambaran Umum Proyek
Judul Proyek
: Rest Area Ruas Jalan Tol
Tema
: Struktur Sebagai Elemen Estetika
Lokasi
: Ruas tol Jakarta - Merak KM 13+500
Sifat Proyek
: Nyata
Pemilik/Pengelola
: Swasta
Luas Lahan
: ± 3.8Ha
Pengertian jalan tol Jalan adalah prasarana hubungan darat yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan, orang, dan hewan. Jalan dikelompokkan dalam: 1
Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas umum.
Jalan Khusus adalah jalan selain yang termasuk Jalan Umum. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem
jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. 2 2.2.1
Maksud dan tujuan penyelengaraan jalan tol Penyelenggaraan
jalan
tol
dimaksudkan
untuk
mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
keseimbangan
dalam
pengembangan
wilayah
dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai
1
UU No. 13 Tahun 1980 tentang jalan
2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang jalan tol
Struktur Sebagai Elemen Estetika Rest area
7
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan. 1 Selain itu juga penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan
efisiensi
pelayanan
jasa
distribusi
guna
menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya. 2.2.2
Pihak-Pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan jalan tol Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggraan jalan tol diantaranya : 1.
Regurator Dalam hal ini yang bertindak sebagai regurator adalah
pihak
pemerintah
yang
diwakili
oleh
Depertemen Perhubungan. 2.
Eksekutor Dalam hal ini yang bertindak sebagai eksekutor diantaranya adalah pihak PT. Jasa Marga (Persero). PT. Jasa Marga adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola jaringan jalan tol agar selalu berfungsi sebagaimana mestinya.
3.
Investor Dalam hal ini pihak insvestor dapat berupa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun pihak swasta. Pihak-pihak yang berperan sebagai insvestor dalam penyelenggaraan jalan tol diantaranya:
1
PT. Citra Marga Nusaphala Persada.
PT. Bosowa Marga Nusantara.
PT. Margabumi Matraraya.
PT. Marga Mandala Sakti.
Dan Lain-lain sebagainya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang jalan tol
Struktur Sebagai Elemen Estetika Rest area
8
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
4.
Pengguna Pengguna jalan tol hanya diperuntukan bagi pengguna jalan tol yang mengunakan kendaraan bermotor yang telah ditetepkan oleh pemerintah.
2.2.3
Pengelolaan Jalan Tol Pengelolahan jalan tol di indonesia diantaranya : 1.
PT. Jasa Marga (Persero) Panjang jalan tol yang dikelola oleh PT. Jasa Marga (persero) mencapai 456,10 KM. 1
2.
Investor Panjang jalan tol yang dikelola oleh investor mencapai 131,00 km.
2
secara detail panjang jalan tol
yang dikelola oleh investor, antara lain:
1
www.jasamarga.com
2
www.jasamarga.com
Struktur Sebagai Elemen Estetika Rest area
9
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
2.2.4
Elemen jalan tol Di dalam jalan tol terdapat beberapa elemen penunjang yang dapat memberikan kenyamanan serta keamanan bagi penggunanya. 1 Elemen-elemen tersebut diantaranya : 1.
Gerbang Tol Tempat pelayanan transaksi tol bagi pemakai tol yang terdiri dari beberapa gardu dan sarana kelengkapan lainnya.
2.
Gardu Tol Ruang tempat bekerja pengumpul tol untuk melaksanakan tugas pelayanan kepada pemakai jalan tol. Gardu ini terdapat beberapa sistem diantaranya:
Pada sistem pengumpulan tol terbuka berfungsi untuk melayani pembayaran tol kepada pemakai jalan tol.
Pada sistem pengumpulan tol tertutup berfungsi melakukan transaksi yang dapat dibedakan atas: •
Gardu
masuk
pemberian
adalah
karcis
tanda
untuk
melayani
masuk
kepada
pemakai jalan tol. •
Gardu
keluar
adalah
untuk
melayani
pembayaran tol kepada pemakai jalan tol. 3.
Lajur Reversible Satu lajur yang dapat dipakai untuk dua arah secara bergantian.
1
www.jasamarga.com
Struktur Sebagai Elemen Estetika 10 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
4.
Ramp Jalan penghubung antara dua buah jalan yang bersilangan atau antara jalan tol dan non tol.
5.
Kartu Tanda Masuk (KTM) Tanda bukti masuk jalan tol pada sistem tertutup yang menunjukkan identitas jenis golongan kendaraan dan gerbang tol asal, yang merupakan informasi dalam penentuan tarif tol di gardu keluar. KTM dapat berupa kartu plastik, kartu magnetik atau bentuk-bentuk lain.
6.
Golongan Kendaraan Klasifikasi kendaraan yang terdiri dari:
Kendaraan Golongan I: sedan, jip, pickup, bus kecil, truk kecil (3/4) dan bus sedang.
Kendaraan Golongan IIA: truk besar dan bus besar dengan 2 (dua) gandar.
Kendaraan Golongan IIB: truk besar dan bus besar dengan 3 (tiga) gandar atau lebih.
Kendaraan Golongan III: sepeda motor (hanya terdapat pada Jembatan Tol).
7.
Tempat Istirahat (Rest Area) Sarana penunjang penyelenggaraan jalan tol yang berada di daerah milik jalan tol berupa sarana pelayanan umum tertentu yang disediakan bagi pemakai jalan tol untuk istirahat dan pelayanan kebutuhan perjalanan.
8.
Alat Panggil Darurat Suatu alat yang dapat dipergunakan oleh pengguna jalan tol untuk menyampaikan pesan mengenai keadaan darurat saja, seperti mogok, kecelakaan, gangguan keamanan dan kebakaran.
9.
Informasi Jalan Tol
Struktur Sebagai Elemen Estetika 11 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Pemberitahuan kepada pemakai jalan atau masyarakat calon pemakai jalan, mengenai situasi dan kondisi lalu lintas di jalan tol, ketentuanketentuan yang berlaku di jalan tol, tata cara mengemudi di jalan tol atau hal-hal lain yang diperlukan. 10.
Bahu Jalan Bagian dari badan jalan yang dipergunakan untuk
kendaraan
yang
mengalami
gangguan
perjalan, seperti mogok dan ban pecah. 11.
Jalur Bagian dari jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan.
12.
Lajur Bagian jalur yang memanjang dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor.
13.
Marka Jalan Tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang berbentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
14.
Rambu-rambu lalu lintas Perlengkapan jalan berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan diantaranya sebagai
peringatan,
larangan,
perintah
atau
petunjuk bagi pemakai jalan. 15.
Gardu Reversible
Struktur Sebagai Elemen Estetika 12 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Gardu tol yang dapat dipergunakan untuk gardu masuk dan gardu keluar dalam waktu yang bersamaan. 16.
Lajur Reversible Satu lajur yang dapat dipakai untuk dua arah secara bergantian.
2.3
Pengertian Judul Proyek Tempat Istirahat (rest area) khususnya di jalan bebas hambatan adalah suatu tempat dan fasilitas yang disediakan bagi pemakai jalan tol sehingga baik pengemudi, penumpang maupun kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara karena alasan lelah. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan berbagi fasilitas yang memadai untuk menghilangkan dan mengusir rasa lelah sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan sampai ke tujuan dengan selamat. 2.3.1
Definisi Rest Area Rest
area
adalah
sebagai
sarana
penunjang
penyelenggaraan jalan tol yang berada di daerah milik jalan tol berupa sarana pelayanan umum tertentu yang disediakan bagi pemakai jalan tol untuk istirahat dan pelayanan kebutuhan perjalanan. Yang terpenting dalam Rest Area adalah dapat mengakomodir segala kebutuhan fisik maupun spikologis para pengguna jalan tol serta memenuhi akan kebutuhan kendaraan saat melintas dijalan tol.
Rest
Area
sebagai
sebagai
pengguna
wilayah jalan
tol
pelayanan
manusia
(pengemudi
dan
penumpang)
Rest Area sebagai wilayah pelayanan kendaraan sebagai pengguna jalan tol
Struktur Sebagai Elemen Estetika 13 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
2.3.2
Kriteria Penetapan Tempat Istirahat Jalan bebas hambatan yang memerlukan Tempat Istirahat adalah: 1 1.
Mempunyai panjang jalan minimum 30 km.
2.
Mempunyai minimum 2 jalur lalu lintas dan setiap jalur terbagi atas lajur.
3.
Mempunyai tingkat rawan kecelakaan sedang dan tinggi.
4.
Mempunyai
lahan
penempatan
yang
fasilitas
memadai
Tempat
untuk
Istirahat
dan
pelayanan. 2.3.3
Pengguna Rest Area Secara umum pengguna rest area dapat dibagi menjadi dua antara lain : 1.
Manusia Pengguna
rest
area
(manusia)
dapat
digolongkan menjadi dua diantaranya:
Pengendara - Pengendara kendaraan pribadi. - Supir bus. - Supir truk. - Dan lain sebaginya.
Penumpang - Pengendara kendaraan pribadi. - Supir bus. - Supir truk. - Dan lain sebaginya.
2.
Kendaraan Secara umum pengguna Rest area (kendaraan) dapat digolongkan menjadi empat diantaranya: 1
1 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999
Struktur Sebagai Elemen Estetika 14 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Kendaraan Golongan I :
sedan, jip, pickup, bus kecil, truk kecil (3/4) dan bus sedang. Kendaraan Golongan IIA :
truk besar dan bus besar dengan 2 (dua) gandar. Kendaraan Golongan IIB :
truk besar dan bus besar dengan 3 (tiga) gandar atau lebih. Kendaraan Golongan III :
sepeda motor (hanya terdapat pada Jembatan Tol). 2.3.4
Klasifikasi Rest Area Secara umum Rest area terdiri 2 type rest area diantaranya: 2 1. Rest area Type A Rest area Type A memiliki beberapa fasilitas antara lain:
Mushola
Kantin / Restauran
Wartel
Toilet
Lahan Parkir
Tambal Ban
Pos Keamanan
SPBU
Mini market
ATM
2. Rest area Type B Rest area Type B memiliki beberapa fasilitas antara lain:
1
www.jasamarga.com
2
www.jasamarga.astaga.com
Struktur Sebagai Elemen Estetika 15 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Mushola
Kantin / Restauran
Wartel
Toilet
Lahan Parkir
Tambal Ban
Pos Keamanan
SPBU
DATA TEMPAT ISTIRAHAT DAN PELAYANAN DI JALAN TOL TAHUN 2006
2.3.5
Tipe fasilitas tempat istirahat Fasilitas Tempat Istirahat dibagi dalam 3 tipe yaitu: 1
Tipe I : Ringan (tidak terburu-buru).
1 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999
Struktur Sebagai Elemen Estetika 16 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Tipe II : Sedang.
Tipe III : Berat.
1. Penetapan Posisi Tempat Istirahat
Jika lokasi penempatan fasilitas Tempat Istirahat pada Tabel
di atas tidak dapat dilakukan karena keterbatasan
panjang jalan bebas hambatan yang ada atau direncanakan, maka posisi atau jarak dari gerbang Tol ke lokasi fasilitas Tempat Istirahat dapat didasarkan sebagai berikut:
2.3.6
1.
Lelah Ringan : 5 - 7 km dari gerbang Tol.
2.
Lelah Sedang : 3 - 4 km dari gerbang Tol.
3.
Lelah Berat : 1 - 2 km dari gerbang Tol.
Elemen dari fasilitas rest area Berikut ini adalah elemen dari fasilitas rest area : 1. Kawasan parkir adalah suatu tempat dimana kendaraan para pemakaian jalan dapat diparkir dengan aman dan nyaman
selama
pengemudi
dan
penumpang
beristirahat dan melakukan kegiatan lainnya. 2. Taman Tempat terbuka yang dapat ditanami tanaman yang terdiri dari :
Taman dalam Taman yang digunakan untuk bersantai dan menikmati pemandangan sekitar.
Taman luar
Struktur Sebagai Elemen Estetika 17 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Taman yang ditempatkan diluar lokasi tempat peristirahatan dengan landscape.
Taman pembatas Taman
yang
difungsikan
sebagai
pembatas yang membedakan fungsi fasilitas tempat istirahat dengan fasilitas yang lain.
3. Bangunan fasilitas
Bangunan pelayanan WC Umum, Mushola, ruang istirahat.
Bangunan bangunan komersial SPBU, bengkel, Mini market, Rumah makan, café , dan kios-kios
Bangunan pelengkap/penunjang
Struktur Sebagai Elemen Estetika 18 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Gardu listrik , gardu jaga, tempat suplai air dan lain sebagainya. 4. lain-lain.
Lahan dan jalur pejalan kaki Harus mempunyai jalan masuk dari berbagai fasilitas yang ada.
Jalan menerus Mengubungkan ramp jalan masuk dengan fasilitas dikawasan tersebut. Pengguna dapat memulai jalan ini tanpa harus berhenti atau parkir.
Jalan penghubung Jalur
pelayanan
yang
menghubungkan
bagian luar dengan kawasan rest area tanpa memotong
jalan
utama,
dipergunakan
untuk
mengangkut orang atau barang. 2.3.7
Jarak Standart Rest Area Jarak antara rest area pada jalan bebas hambatan di Malaysia relatif cukup jauh (umumnya di atas 40 km). Sementara pada jalan bebas hambatan negara kita, dari tadinya tidak ada atau kalaupun ada kondisinya tidak layak disebut rest area, sekarang muncul dengan jarak yang relatif cukup dekat. Padahal pembukaan rest area yang cukup dekat ini akan menambah potensi kecelakaan. Sebagai contoh, pada jalan bebas hambatan Jakarta - Cikampek arah Cikampek, kita bisa melihat rest area daerah Bekasi (KM 19.200) yang relatif cukup dekat dengan rest area Cikarang (KM 39.800). Kemudian muncul lagi di daerah Karawang (KM 57.400). Jadi kira-kira jarak antara rest area adalah 20 km. Dengan jarak yang terlalu dekat ini, kemungkinan
Struktur Sebagai Elemen Estetika 19 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
terjadinya ketidaknyamanan akan bertambah. Lagi pula, pengendara belum lelah sudah muncul lagi rest area. Jarak
standar
yang
telah
ditentukan
dalam
perencanaan rest area dapat dilihat pada tebel berikut ini: 1 Fasilitas
Jarak Minimum 10 Km 30 Km
Rest area Service area 2.4
Jarak Standar 15 Km 50 Km
Jarak Maksimum 25 Km 60 Km
Studi Banding 2.4.1
Rest Area pada ruas jalan tol Jakarta-cikampek KM 19 Rest area yang terletak pada ruas jalan tol Jakartacikampek merupakan rest area dengan klasifikasi rest area type A. Secara keseluruhan rest area ini telah memenuhi standart yang telah ditentukan dalam hal perencanaan rest area type A, beberapa kelebihan dan kekurangan pada rest area ini antara lain :
Tempat SPBU pada rest area di KM 19 Jakarta-Cikampek
Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di rest
area
ini
tampilan
tampak
muka
pada
bangunannya mempunyai nilai estetika yang indah,
1 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999
Struktur Sebagai Elemen Estetika 20 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
dengan
mengedepankan
struktur-struktur
yang
mempunyai nilai estetika indah sehingga mempunyai daya tarik/rangsangan tersendiri agar orang yang berada di ruas tol saat melintas di rest area ini ingin sekali masuk ke rest area ini selain untuk melakukan pengisian bahan bakar.
Tampilan pada tampak muka SPBU ini juga dapat sebagai tanda/landmark ketika berada di ruas tol terutama pada rest area itu sendiri.
Tempat SPBU mempunyai tampilan yang menarik
Dengan adanya tampilan bangunan SPBU yang menarik di ruas tol Jakarta-Cikampek ini merupakan modifikasi
lingkungan
yang
dapat
membuat
pengendara kendaraan atau pengguna jalan tol terasa tidak bosan berada di ruas tol dalam berkendaraan ini juga dapat memperkecil angka kecelakaan di ruas di ruas tol akibat kejenuhan berkendaraan.
Pada SPBU di rest area ini tampilan tampak muka pada bangunan mempunyai nilai struktur estetika yang indah, ini juga dapat menimbulkan efek psikologis terhadap pengemudi pada saat lelah
Struktur Sebagai Elemen Estetika 21 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
berkendaraan dapat kembali segar pada saat melihat struktur yang memiliki nilai estetika yang indah.
Untuk membuat SPBU di rest area jakarta-cikampek KM 19 ini akan memerlukan bentangan jarak yang lebar dan juga ketinggian yang cukup akan tetapi disini tidak ingin telalu banyak kolom-kolom atau dimensi kolom yang terlalu besar sehingga pada SPBU ini menggunakan Struktur bentang lebar yaitu struktur Kabel dengan mengkombonasikan struktur V sehingga struktur pada rest area ini lebih efisien dan juga mempunyai nilai estetika yang indah.
Pada
tempat SPBU Mempunyai fasilitas yang luas
dan nyaman, kualitas dan kuantitas yang terjamin, menyediakan : Pertamax +, Pertamax, Premium & Solar. Dilengkapi fasilitas Debit BCA.
pada rest area ini terdapat tempat lahan parkir yang luas dan nyaman yang dapat digunakan para pengunjung ketika beristirahat di rest area ini, dapat menampung ± 200 kendaraan, diantaranya parkiran truk dan bus 50 sedangkan sedan dan minibus 150 kendaran.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 22 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Tempat parkiran sedan dan mini bus
Tempat parkiran truk dan bus
Pada rest area ini terdapat tempat ibadah yaitu sebuah
mushollah
yang
digunakan
untuk
para
pengguna jalan tol yang beragama islam untuk melakukan kewajibanya
sebagai muslim sehingga
para pengguna jalan tol dapat melakukannya ditempat rest area ini.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 23 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Tempat ibadah (mushollah)
Di rest area ini terdapat beberapa tempat untuk makan dan minum dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda, di rest area ini terdapat café & resto diantranya AW, DunkinDonuts, Starbukks Café, Hokahoka Bento, The Real Factory Outlet, Dailybread Bakery Café dan RM Padang sederhana.
Tempat Cafe & Resto yang terdapat di rest area.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 24 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Rumah Makan Padang Sederhana.
Tempat Cafe & Resto Dunkin Donuts yang terdapat di rest area.
Pada rest area ini tidak ditemukan sebuah fasilitas untuk istirahat yang nyaman sehingga bagi para pengunjung yang ingin beristirahat hanya dapat beristirahat di kantin, di restaurant, di mushollah dan di tempat parkir saja.
Tidak adanya pepohonan yang ribun di dalam bangunan rest area ini membuat para pengunjung untuk melepaskan lelahnya dengan nyaman tidak didapatkan didapatkan di rest area ini.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 25 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Terdapat Toserba yaitu Alfamart
Pada rest area ini terdapat toilet di 4 lokasi yang mudah dijangkau oleh para pengunjung, yaitu - Dilokasi restaurant yang dilengkapi fasilitas AC - Dilokasi Pujasera - Dilokasi Pedagang K5 - Dilokasi SPBU
2.4.2
Rest Area pada ruas jalan tol Jakarta-Merak KM 14 Rest area yang terletak pada ruas jalan tol JakartaMerak merupakan rest area dengan klasifikasi rest area type A. Secara keseluruhan rest area ini telah memenuhi standart yang telah ditentukan dalam hal perencanaan rest area type A, Rest area Type A memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain :
Pada tempat SPBU di rest area jakarta-merak KM 14 mempunyai fasilitas yang luas dan nyaman, kualitas dan
kuantitas
yang
terjamin,
menyediakan
:
Pertamax +, Pertamax, Premium & Solar. Dilengkapi fasilitas Debit BCA.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 26 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Pada tampak banguan SPBU di rest area ini tidak terlalu
ditonjolkan
sehingga
terlihat
lihat
sama
dengan tempat SPBU di jalan-jalan umum.
Tempat SPBU pada rest area jakarta-merak KM 14
Penempatan
SPBU
diletakan
jauh
dari
tempat
istirahat ini merupakan solusi agar tidak mengganggu para pengunjung yang sedang beristirahat.
Terdapat pepohonan yang ribun pada rest area ini membuat para pengunjung rest area ini dapat melepaskan lelehnya dengan nyaman.
Tempat Parkiran sedan dan mini bus
Pada rest area ini juga terdapat tempat lahan parkir yang luas dan nyaman yang dapat menampung ± Struktur Sebagai Elemen Estetika 27 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
200 kendaraan, diantaranya parkiran truk dan bus 50 sedangkan sedan dan minibus 150 kendaran.
Tempat parkiran truk dan bus
Tidak adanya perbandingan antara lahan parkir dengan kebutuhan kendaraan yang akan parkir di rest area ini menjadikan batasan pada kendaraan disaat parkir, yaitu maksimal 2 jam
Pada rest area ini tidak ditemukan sebuah fasilitas untuk istirahat yang nyaman sehingga bagi para pengunjung yang ingin beristirahat hanya dapat beristirahat di kantin, di restaurant, di mushollah dan di tempat parkir saja.
Di rest area ini terdapat beberapa tempat untuk makan dan minum dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda, di rest area ini terdapat café & resto diantranya Resto Mahimahi, Esteler 77, Dailybred bakery Café, AW, DunkinDonuts, Starbukks Café, Hoka-hoka Bento, The Real Factory Outlet, Dailybread Bakery Café dan RM Padang sederhana.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 28 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Pada rest area ini juga terdapat toilet Terdapat di 4 lokasi yang mudah dijangkau, yaitu - Dilokasi restaurant yang dilengkapi fasilitas AC - Dilokasi Pujasera - Dilokasi Pedagang K5 - Dilokasi SPBU
Pada rest area ini juga terdapat tempat ibadah yaitu sebuah masjid As-Salam, untuk para pengguna jalan tol yang ingin melakukan kewajibanya sebagai orang Islam.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 29 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Juga terdapat Toserba yaitu Alfamart
Juga terdapat Bengkel Pertanina Speed
Dari beberapa studi banding yang sudah dibahas di atas,
penulis
dapat
menyimpulkan
bahwa
dalam
perencanaan Rest Area harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Pada bangunan rest area yang mempunyai bentuk tampilan pada bangunan yang menarik atau nilai estetika yang indah ini juga menjadi nilai lebih pada rest area tersebut, sebab pada bentuk-bentuk struktur
Struktur Sebagai Elemen Estetika 30 Rest area
E k o Purwanto 01202-029 Arsitektur – Universitas Mercu Buana
yang menarik dapat menimbulkan efek psikologis pada orang.
Pada bangunan rest area yang mempunyai bentuk tampilan pada bangunan yang menarik juga dapat dijadikan landmark/tanda pada ruas tol.
Pada rest area ini tidak pernah ditemukan sebuah fasilitas untuk istirahat yang nyaman sehingga bagi para pengunjung yang ingin beristirahat hanya dapat
beristirahat
di
kantin,
di
restaurant,
di
mushollah dan di tempat parkir saja.
Pada rest area sering kali kapasitas parkir yang tersedia di dalam rest area tidak mampu lagi menampung kendaraan yang ingin parkir. Sehingga pihak pengelola sering kali memberikan batasan bagi setiap pengunjung untuk memarkir kendaraannya.
Struktur Sebagai Elemen Estetika 31 Rest area