Hafiez Sofyani
BAB 10 AKUNTANSI PERSEDIAAN DEFINISI PERSEDIAAN Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan merupakan aset yang berupa: a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah; b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi; c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan. Persediaan dapat terdiri dari: a. Barang konsumsi; b. Amunisi; c. Bahan untuk pemeliharaan; d. Suku cadang; e. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga; f. Pita cukai dan leges; g. Bahan baku; h. Barang dalam proses/setengah jadi; i.
Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
j.
Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Akuntansi Keungan Pemerintah DaerahPanduan Teknis Bagi Praktisi
PENGAKUAN TRANSAKSI PERSEDIAAN Persediaan diakui: a) Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, b) Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah ke tangan pemerintah.
PENGUKURAN PERSEDIAAN Persediaan disajikan sebesar:
Biaya perolehan (apabila diperoleh dengan pembelian);
Harga pokok produksi (apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri);
Nilai wajar (apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan).
Biaya
perolehan
persediaan
meliputi
harga
pembelian,
biaya
pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. PENCATATAN AKUNTANSI PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari “Aset”. Oleh karenanya, persediaan memiliki saldo normal di sisi “Debit”. Artinya, jika terjadi transaksi yang menyebabkan penambahan nilai persediaan, maka dicatat di sisi “Debit”. Sebaliknya, jika terjadi transaksi yang menyebabkan berkurangnya nilai persediaan, maka dicatat di sisi “Kredit”. Contoh: Pada 3 Maret 2015 Dinas Pendidikan Kabupaten Manyan membeli peralatan tulis kantor dan beberapa bahan pakai habis (BPH) lainnya dengan total nilai transaksi Rp 5.000.000,- tunai. Maka jurnal yang dibuat Dinas Pendidikan Kabupaten Manyan adalah:
Hafiez Sofyani
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Tgl Keterangan Debit 3 Mar Persediaan BPH 5.000.000 2015 Kas Bendahara Pengeluaran-LO
Kredit 5.000.000
Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas) Tgl Keterangan Debit Kredit 3 Mar Belanja BPH 5.000.000 2015 Kas Bendahara 5.000.000 Pengeluaran-LRA
PENILAIAN PERSEDIAAN Pada akhir periode akuntansi, catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik. Penyesuaian yang dimaksud dibuatkan jurnal penyesuaian pembebanan persediaan. Penilaian inventarisasi fisik persediaan dapat dilakukan dengan menggunakan: (a) Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang; dan (b) Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis. Contoh: Melanjutkan kasus pembelian peralatan tulis kantor dan beberapa Bahan Pakai Habis (BPH) oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Manyan di atas. Pada 31 Desember 2015, setelah dilakukan perhitungan fisik, nilai persediaan yang masih tersisa adalah senilai Rp 1.000.000,-. Maka jurnal penyesuaian yang dibuat Dinas Pendidikan Kabupaten Manyan adalah: Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Tgl Keterangan Debit 3 Mar Beban BPH 4.000.000* 2015 Persediaan BPH
Kredit 4.000.000
Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas) Tgl Keterangan Debit Kredit 3 Mar Tidak ada jurnal 2015 karena tidak terkait dengan anggaran
Ket: * Nilai Rp 4.000.000,- (disebut sebagai nilai yang sudah menjadi beban/habis terpakai) diperoleh dari Nilai Persediaan Awal Rp 5.000.000,dikurangi nilai persediaan akhir Rp 1.000.000,-.
*yang dicatat adalah nilai yang sudah menjadi beban
Akuntansi Keungan Pemerintah DaerahPanduan Teknis Bagi Praktisi
PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Laporan keuangan terkait persediaan adalah: a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang. Berikut Contoh Pengungkapan Persediaan di Laporan Keuangan Pemda PERSEDIAAN Persediaan Pemda XXX yang dilaporkan di neraca senilai Rp 25.000.000,- dicatat dengan pendekatan FIFO-Periodik. Nilai tersebut terdiri dari: No.
SKPD
JUMLAH
1. Dinas Pendidikan
Rp 10.000.000,-
2. Dinas Kepegawaian
Rp 10.000.000,-
3. Dinas Pariwisata
Rp 5.000.000,-
4. Dst............................
Dst...........................
Berikut Contoh Pengungkapan Persediaan di Laporan Keuangan SKPD PERSEDIAAN Persediaan di Dinas Pertanian yang dilaporkan di neraca senilai Rp 1.000.000,dicatat dengan pendekatan FIFO-Periodik. Nilai tersebut terdiri dari: No.
Nama
1.
Kertas
2.
Pengukuran Peruntukkan Kondisi Harga Perolehan
Bibit
Harga
Tanaman
Perolehan
Pelayanan
Baik
Diserahkan kepada masyarakat
Baik
Vol.
Harga/unit
Nilai
4 eks
50.000
200.000
20.000
800.000
40 batang
Hafiez Sofyani
KASUS-KASUS AKUNTANSI PERSEDIAAN ...............................................