1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Persaingan industri pembiayaan belakangan ini semakin ketat. Mulai dari
persaingan
bunga
antara
perusahaan
pembiayaan,
perang
hadiah,
sampai
rendahnya uang muka yang harus dibayar calon peminjam, membuat makin seru bisnis ini. Namun, hal tersebut tidak membuat gentar bagi PT Bank Bukopin Tbk. untuk serius menekuni bisnis pembiayaan ini. Bahkan Bank Bukopin telah merubah nama baru anak perusahaan yang bergerak di bidang multifinance, yakni dari PT IndoTrans Buana Multi Finance menjadi PT Bukopin Finance. Sebagai usaha yang bergerak dalam pengembangan industri jasa keuangan, khususnya sektor industri pembiayaan guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, PT. Bukopin Finance memfokuskan kegiatan usahanya pada jasa pembiayaan di sektor konsumen atau pembiayaan kendaraan komersial dan individu dan sejauh ini fokus pembiayaan 80% ke pasar konsumer dan 20% pasar komersial. Di
masa
mendatang,
target
pembiayaan
akan
disesuaikan
dengan
perkembangan pasar dunia usaha dan akan disinergikan dalam bentuk pembiayaan bersama dari Bank Bukopin terhadap proyek-proyek yang Bank Bukopin biayai. Dari potensi pasar yang selama ini digeluti, PT Bukopin Finance memfokuskan produkproduknya pada pembiayaan untuk pasar komersial berupa peralatan industri, mesin-mesin, anjak piutang, kapal dan lainnya, serta pasar konsumer seperti otomotif, anjak piutang, peraltan rumah tangga, elektronik dan lainnya.
2 Salah satunya adalah kredit otomotif. Industri Otomotif adalah salah satu industri yang terkena dampak akibat krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998. Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 tersebut, secara perlahan industri otomotif mulai membaik, dimana penjualan kendaraan bermotor kembali mengalami pertumbuhan. Dengan tumbuhnya kembali penjualan kendaraan bermotor membuat para konsumen kembali mencari pembiayaan untuk membeli kendaraan bermotor tersebut. Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga keuangan untuk mengucurkan kreditnya di sektor otomotif.
Industri multifinance tetap menjadi pilihan empuk untuk mengajukan kredit. Munculnya mobil-mobil baru makin menambah deretan panjang para pemburu kredit. Hampir setiap hari, kita diiming-imingi produk perusahaan pembiayaan (multifinance), baik melalui media cetak maupun media elektronik. Mereka juga sering menonjolkan berbagai marketing gimmick yang menggoda. Misalnya, bunga 0%, down payment (DP) murah, cicilan ringan, cash back, dan proses cepat.
Tak heran jika semua itu menggiurkan konsumen. Betapa tidak. Pada zaman yang serbasusah, konsumen bisa mendapatkan barang yang diinginkan hanya dalam sekejap. Barang yang dimaksudkan di sini tentu bukan didapat secara gratis, melainkan dibayar dengan cara mencicil hingga jangka waktu tertentu.
Kendaraan bermotor adalah salah produk yang banyak dikredit konsumen. Sebesar 60% kredit kendaraan melalui perusahaan pembiayaan dan sisanya bank. Jika saja jumlah pembelian kendaraan bermotor secara kredit mencapai 80%-90% per tahun, dengan rata-rata penjualan 400.000 unit kendaraan bermotor (mobil), sedikitnya akan ada pembelian sebanyak 320.000-360.000 unit kendaraan per tahun melalui bantuan perusahaan pembiayaan.
3 Banyaknya perusahaan pembiayaan dan bermunculannya produk-produk otomotif baru makin menambah deretan panjang para peminat di segmen ini. Sepanjang 2006, misalnya, berdasarkan data tanda pendaftaran tipe (TPT) kendaraan di Departemen Perindustrian, muncul pelbagai mobil model baru. Ada Toyota Yaris 1.5L M/T dan A/T, Mitsubishi Triton 2.5L Double Cabin GL, dan Mercedes-Benz S350. Honda juga berencana meramaikan pasar otomotif dengan meluncurkan Civic generasi kedelapan, sedangkan Hyundai akan merilis Getz hatchback bercitra baru.
Mobil mini multi purpose vehicle (MPV) model hatchback memang tengah populer
di
beberapa
belahan
dunia.
Setelah
Asia,
pada
2006,
Jepang
mengembangkan pemasarannya hingga kawasan Ame?rika Utara. Persaingan pun terjadi antara Toyota Yaris, Honda Fit, dan Nissan Versa. Menghadapi gempuran Jepang, industri mobil Amerika Serikat pun bikin mobil kecil, yakni GM dengan Chevrolet Aveo dan Ford Reflex-nya.
Tren tersebut akan tetap berlangsung hingga 2007. Pasar otomotif masih akan didominasi mobil berkapasitas kecil di bawah 1.500 cc dengan kisaran harga di bawah Rp150 juta. Kecenderungan ini merupakan kelanjutan dari fenomena global yang menempatkan mobil kecil yang hemat bahan bakar dan murah menjadi pilihan konsumen otomotif pada saat harga minyak mentah dunia cenderung melonjak.
Saat ini saja, para pabrikan otomotif sudah mengambil kuda-kuda untuk berseteru di pasar mobil penumpang kelas 1.500 cc dengan harga bersaing. PT Toyota Astra Motor (TAM), misalnya, baru-baru ini meluncurkan Rush, sebuah SUV kompak 1.500 cc dengan kisaran harga Rp155 juta-Rp180 juta.
4 Tidak lama kemudian, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) juga merilis Terios di kelas yang sama. Kedua model ini merupakan hasil kolaborasi antara Toyota dan Daihatsu, seperti yang telah dilakukan saat meluncurkan Avanza dan Xenia.
Seakan tidak mau ketinggalan, PT Indomobil Group, melalui anak usahanya, PT Indomobil Suzuki Internasional, siap meluncurkan SUV kompak SX-4 pada 2007 selain mempertajam penetrasi pasar model Suzuki lain dengan Vitara dan Swift-nya, misalnya. Sedangkan, meski dijadwalkan akan mengeluarkan New CR-V pada 2007, PT Honda Prospect Motor masih tetap mengandalkan model Jazz yang selama sebelas bulan terakhir mencapai angka penjualan 16.097 unit.
Di pasar mobil sedan, Honda meraih pangsa pasar 47,2% dengan angka penjualan 7.693 unit pada Januari-September 2006. Honda mengandalkan sejumlah model kendaraan sedan, seperti City di kelas sedan mini, Civic di kelas sedan kecil, dan Accord di segmen sedan medium.
Sementara itu, pertumbuhan pasar mobil bekas (second) juga tidak kalah ciamik. Bahkan, segmen ini memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perusahaan pembiayaan. Menurut Chandra Yahya, Chairman PT Kembang 88 Multifinance, kontribusi mobil bekas yang dibidiknya mencapai 90%, sedangkan mobil baru hanya 10%. Tapi, tidak semua mobil bekas dibiayai perusahaan yang pada 2006 tumbuh 50% ini. Hanya mobil-mobil yang berharga jual relatif stabil yang dibiayainya. Hanya ada merek tertentu yang nilai pasarnya cepat turun, seperti Volvo.
5 Tak dapat dipungkiri bahwa maraknya perusahaan pembiayaan membiayai kredit kendaraan turut memberikan sumbangsih terhadap tingginya volume penjualan kendaraan bermotor. Tanpa dukungan lembaga keuangan, rasanya sulit konsumen memiliki kendaraan bermotor. Kalau semuanya dibeli dengan cara cash, rasanya mustahil penjualan kendaraan bermotor bisa marak.
Kini, banyak pilihan bagi konsumen untuk mengajukan kredit kendaraan. Industri perbankan juga bisa menjadi alternatif. Rata-rata bank yang menggarap pasar consumer banking membidiknya. Bahkan, mereka kini gencar bergandengan tangan dengan perusahaan pembiayaan untuk menggaet konsumen baru. Baik bank maupun perusahaan pembiayaan memiliki kelebihan masing-masing. Pilihan tetap berada di tangan konsumen.
Namun, sebaiknya, konsumen jangan mudah tergoda oleh iming-iming. Dari sekian banyak perusahaan pembiayaan, masih ada perusahaan yang statusnya tidak jelas. Tapi, perusahaan yang memiliki reputasi baik tetap banyak. Mereka memiliki kelebihan masing-masing.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan masyarakat dalam mengajukan kredit kendaraan adalah nilai kendaraan tersebut, dalam hal ini mobil. Mobil adalah benda bergerak yang nilainya menyusut dari tahun ke tahun. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memastikan seberapa banyak uang yang anda punya, lalu membatasi berapa dari jumlah tersebut yang bisa digunakan untuk membeli mobil.
6 Jika pembelian mobil secara kredit, misalnya, Anda harus membayar sejumlah uang muka dari harga mobil tersebut dan sisanya dicicil. Biasanya, jangka waktu kredit mobil rata-rata satu sampai dengan empat tahun. Untuk menentukan berapa jumlah cicilan mobil yang sanggup Anda bayar, patokannya adalah jumlah cicilan kredit mobil Anda seharusnya tidak lebih dari sepertiga penghasilan Anda per bulan. Sisanya atau dua pertiga dari penghasilan Anda dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga. Selain itu, perlu diperhitungkan anggaran untuk biaya bahan bakar mobil, perawatannya, asuransi, dan lain-lain.
Pilih mobil sesuai dengan kebutuhan. Tidak sekadar mengikuti tren. Pastikan manfaat yang bisa didapat dari mobil tersebut. Cari jenis mobil yang paling memenuhi manfaat yang diinginkan. Dengan hanya membatasi pilihan pada jenis mobil yang memang memenuhi kebutuhan, Anda dapat lebih banyak menghemat waktu dan mencegah lebih banyak uang keluar untuk membeli mobil yang belum tentu memenuhi kebutuhan Anda.
Carilah informasi tentang harga pasaran berbagai merek mobil yang akan Anda pilih. Makin banyak pilihan, peluang untuk menemukan mobil yang sesuai dengan keinginan tentu makin tinggi. Jika Anda sudah mempersiapkan anggaran dan memilih jenis mobil yang diinginkan, Anda bisa segera membelinya.
Dari persaingan antara industri perusahaan pembiayaan mobil, banyak sekali pilihan
serta
keunggulan
tiap-tiap
perusahaan
pembiayaan.
Diharapkan
perkembangan otomotif, terutama mobil dapat terus naik dan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan pembiayaan.
7 Diharapkan, PT Bukopin Finance nantinya mampu menjadi perusahaan pembiayaan pilihan bagi industri ini dan komunitasnya dengan mengembangkan kemampuan organisasi yang dapat memuaskan kebutuhan para nasabahnya dengan menjadi mitra yang terpercaya.
Dengan keunggulan kompetitif, perusahaan ini
dapat bersaing dengan lembaga pembiayaan lain yang sudah ada, maupun pesaingpesaing baru dalam industri pembiayaan mobil ini. Dalam berbisnis pasti ada risiko yang akan dihadapi. Salah satu risiko yang dapat mengancam lembaga keuangan atau pembiayaan adalah risiko kredit. Banyak sekali perusahaan yang berusaha untuk meminimalkan risiko tersebut. Terutama pada PT Bukopin Finance, dimana merupakan lembaga pembiayaan yang sangat dekat kaitannya dengan kredit dan risiko kredit. Dalam bisnis ini menganalisa risiko kredit sangat diperlukan dalam mengantisipasi masalah kredit yang akan timbul, maupun masalah kredit yang sudah ada didalam perusahaan. Pengelolaan kredit yang baik akan membuat perusahaan terhindar dari risiko kredit tersebut. Walaupun dari sudut pandang berbeda, bank dan dunia usaha atau investor memiliki keinginan yang sama dalam mencegah risiko kredit. Karena tentu saja harapan tersebut dapat memberikan return yang baik setelah meminimalkan risiko. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membahas dan menganalisis, serta mengkaji hal tersebut dengan judul “ANALISIS RISIKO KREDIT PEMBIAYAAN MOBIL PT BUKOPIN FINANCE”.
8 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah yang merupakan pokok dalam skripsi ini, yaitu : 1. Apakah terdapat risiko-risiko kredit pembiayaan mobil di PT Bukopin Finance? 2. Apakah ada dampak-dampak risiko kredit pembiayaan mobil terhadap PT Bukopin Finance? 3. Bagaimana pengelolaan risiko kredit pembiayaan mobil di PT Bukopin Finance?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang dapat diuraikan, yaitu : 1. Untuk mengetahui risiko-risiko kredit pembiayaan mobil yang terdapat di PT Bukopin Finance. 2. Untuk mengetahui dampak-dampak risiko kredit pembiayaan mobil yang terdapat di PT Bukopin Finance. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan risiko kredit pembiayaan mobil di PT Bukopin Finance.
9 1.4
Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk akademis, dapat membantu dalam melakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan analisis risiko kredit didalam lembaga keuangan bukan bank atau perusahaan multifinance. 2. Untuk perusahaan, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menganalisa risiko-risiko kredit yang mungkin timbul, dan sebagai bahan pemecahan masalah-masalah kredit didalam perusahaan. Serta menjadi bahan proyeksi dalam pengambilan keputusan dimasa mendatang, agar perusahaan dapat menyalurkan kredit dengan tepat. 3. Untuk Investor, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modal pada perusahaan multifinance seperti PT Bukopin Finance.
1.5
Pembatasan Masalah Adapun masalah-masalah yang diteliti mempunyai pembatasan masalah sebagai berikut; 1. Penelitian akan difokuskan kepada risiko kredit pembiayaan mobil 2. Penelitian akan lebih difokuskan kepada debitor corporate dan perseorangan