BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan
perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan,2000). Bagi perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. Brigham dan Houston (2006) menyatakan rasio atas harga pasar terhadap nilai bukunya (Price to Book Value) akan memberikan gambaran tentang bagaimana investor memandang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian ekuitas yang relatif tinggi biasanya memiliki harga saham berkali-kali lebih besar dari nilai buku jika dibandingkan dengan perusahaan yang pengembaliannya rendah. Rasio ini menunjukkan sejauh mana para investor bersedia untuk membayar atau membeli suatu saham. Rasio yang disingkat PBV ini digunakan dalam beberapa penelitian sebagai ukuran nilai perusahaan. Ukuran nilai perusahaan yaitu Price to Book Value yang dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian ini diperoleh secara tidak langsung dari pihak perusahaan yang akan diteliti, melainkan diperoleh dalam bentuk jadi yang telah dikumpulkan, diolah dan dipublikasikan oleh pihak lain. Data penelitian ini diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Berikut adalah rasio PBV pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di pasar modal Indonesia, dan telah diperoleh sebanyak 29 perusahaan yang akan
1
diteliti dan perusahaan-perusahaan ini telah diseleksi menggunakan beberapa kriteria dalam pengambilan sampel perusahaan ini.
Tabel 1.1 Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di PT.BEI Periode 2004 – 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Perusahaan Astra Agro Lestari Tbk Polychem Indonesia Tbk Astra International Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Bakrie & Brother Tbk Bumi Resources Tbk Citra Marga Nurshapala P.Tbk Energi Mega Persada Tbk Enseval Putra Megatrading Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk HM Sampoerna Indofood Sukses Makmur Tbk Indah Kiat Pulp And Paper Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indosat Tbk Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk Medco Energi International Tbk Perusahaan Gas Negara Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Ramayana Lestari Sentosa Tbk Bentoel International Tbk Holcim Indonesia Tbk Pabrik Kertas Twiji Kimia Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Bakrie Sumatera Platations Tbk United Tractors Tbk Unilever Indonesia Tbk
2004 2,36 0,57 2,55 1,74 0,81 16,83 1,46 13,20 2,18 2,14 1,22 6,00 1,80 0,06 2,43 2,31 2,79 2,03 1,48 2,62 1,93 3,27 0,70 2,05 0,60 5,37 1,86 2,09 11,15
2005 2,94 0,83 2,15 2,15 0,79 7,97 1,29 11,09 2,24 1,71 0,87 8,63 1,99 0,29 2,32 2,08 4,21 2,87 2,14 7,37 2,02 3,23 0,82 1,98 0,69 5,11 1,97 2,55 15,01
PBV(%) 2006 7,22 0,62 2,84 2,31 0,95 5,38 2,57 3,95 1,56 1,49 0,96 7,47 2,53 0,31 3,51 4,41 4,04 5,37 3,28 9,44 3,54 3,16 1,75 2,45 0,47 7,25 3,52 4,07 21,26
2007 10,86 0,52 4,10 3,32 1,62 11,02 3,23 6,40 1,56 1,16 1,78 4,84 3,38 0,25 4,38 2,82 3,78 6,28 3,40 11,74 10,33 2,79 2,45 5,94 0,25 6,06 2,82 5,42 19,13
2008 2,99 0,27 1,29 0,45 0,63 1,02 1,33 0,33 0,55 0,53 0,69 4,41 0,96 0,26 1,99 1,79 1,12 1,25 0,77 8,60 3,98 1,52 2,03 1,90 0,23 4,35 0,40 1,32 19,20
Sumber data : Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode 2004-2009
Pada Tabel 1.1 menunjukkan sebagian besar perusahaan secara rata-rata memiliki rasio PBV di atas 1, yang berarti bahwa pasar keuangan memberikan nilai yang cukup tinggi terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Perusahaanperusahaan seperti Polychem Indonesia, Gajah Tunggal, Indah Kiat Pulp and Paper dan Pabrik kertas Twiji Kimia cenderung dinilai rendah harga sahamnya,
2
hal tersebut ditunjukkan dari rasio PBV yang dibawah satu, artinya nilai bukunya justru lebih tinggi daripada harga pasarnya. Sepanjang periode 2004 hingga 2008 rasio PBV yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever sebesar 21,26 pada tahun 2006. besarnya rasio tersebut dikarenakan perusahaan tersebut memiliki harga pasar saham yang cukup tinggi, hal tersebut menunjukkan tingginya nilai yang diberikan pasar keuangan terhadap Unilever. Rasio PBV terendah dimiliki oleh Pabrik Kertas Twiji Kimia pada tahun 2008 dengan nilai sebesar 0,23. rendahnya nilai PBV yang dimiliki oleh Pabrik Kertas Twiji Kimia menunjukkan saham perusahaan dinilai rendah oleh pasar, nilai saham tersebut tentunya lebih rendah daripada nilai buku. Maksimisasi nilai perusahaan merupakan cara untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Meningkatnya harga saham akan membuat pemilik atau pemegang saham menjadi lebih kaya atau makmur. Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang memiliki hak aset perusahaan sebesar modal yang disetorkan. Pemegang saham membeli atau memiliki suatu saham berharap memperoleh pengembalian keuangan atas investasinya tersebut. Para pemegang saham umumnya akan menunjuk manajer untuk menjalankan operasi harian perusahaan. Manajer bekerja mewakili para pemegang saham, oleh karena itu tujuan utama yang harus dicapai manajemen perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Tujuan maksimisasi nilai perusahaan seharusnya dijadikan landasan dalam menentukan keputusan-keputusan keuangan perusahaan. Keputusan-keputusan yang ditentukan pihak manajemen perusahaan akan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Begitu pentingnya keputusan keuangan sehingga
3
harus dibuat secara hati-hati, sebelum suatu keputusan ditetapkan sebaiknya perusahaan mempersiapkan keputusan tersebut secara matang. Salah satu keputusan penting dalam manajemen keuangan adalah keputusan yang berkaitan dengan struktur modal. Manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya tentu tidak akan terlepas dengan kebutuhan dana. Dana merupakan faktor yang penting bagi perusahaan agar dapat membiayai operasi perusahaan tersebut. Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi melalui berbagai sumber, baik internal maupun eksternal perusahaan. Dana yang bersumber dari internal perusahaan adalah dana yang berasal dari operasi perusahaan itu sendiri, sedangkan dana eksternal adalah dana yang bersumber dari luar operasi perusahaan tersebut. Keputusan mengenai struktur modal akan berdampak pada biaya modal yang dihasilkan, hal ini disebabkan masing-masing jenis modal memiliki biaya modal sendiri-sendiri. Biaya modal berbeda yang dihasilkan dari masing-masing elemen dalam struktur modal menyebabkan suatu perusahaan harus memikirkan secara matang struktur modalnya. Keputusan yang tidak tepat atas penentuan struktur modal perusahaan, dapat meningkatkan biaya modal yang ditimbulkan dan dapat berdampak pada penurunan nilai perusahaan. Ketika suatu perusahaan lebih memilih menggunakan hutang daripada modal sendiri maka komposisi hutang dalam struktur modal akan lebih besar dari modal sendirinya, sebaliknya apabila perusahaan lebih menggunakan modal sendiri, maka komposisi modal sendiri dalam struktur modal akan lebih besar dari hutang. Kombinasi yang tepat antara hutang dan modal sendiri inilah yang nantinya mampu meminimalkan
4
biaya modal. Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam menentukan struktur modal perusahaan. Studi empiris menunjukkan bahwa, menurut Brigham (2001) “Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya modal rata-rata atau memaksimalkan nilai perusahaan”. Beberapa teori struktur modal telah dikembangkan kaitannya terhadap nilai perusahaan, antara lain : pendekatan laba bersih, pendekatan laba operasi bersih, dan pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional menekankan pada adanya struktur modal optimal yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perkembangan teori struktur modal modern diawali ketika Modigliani dan Miller (MM) menerbitkan salah satu artikel keuangannya pada tahun 1958. Pada artikrl tersebut membuktikan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh keputusan struktur modal, dengan menggunakan beberapa asumsi yang membatasinya. Hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa darimanapun sumber pendanaan yang digunakan perusahaan tidak akan berdampak apa-apa terhadap nilai perusahaan, sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. Hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting meskipun asumsi yang diajukan tidak realistis. Hasil penelitian MM menjadi tonggak awal berkembangnya struktur modal. Penelitian selanjutnya mulai melonggarkan asumsi-asumsi yang digunakan MM untuk mengembangkan suatu teori struktur modal yang lebih realistis. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bahwa keputusan pendanaan akan berdampak pada nilai perusahaan. Beberapa
5
penelitian lain juga menunjukkan keputusan perusahaan menggunakan hutang berdampak pada nilai perusahaan seperti penelitian yang dilakukan oleh Taswan (2003) menemukan bahwa penggunaan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sujoko dan Soebiantoro (2007) juga menemukan hal yang serupa dengan Taswan bahwa penggunaan hutang dalam struktur modal akan berdampak pada nilai perusahaan, namun dilihat dari arah pengaruh hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro menemukan penggunaan hutang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang lain menyatakan terjadi hubungan yang negatif pada peningkatan nilai perusahaan di masa datang. Terdapat hasil lain yang bertentangan ditemukan oleh Jiraporn dan Liu (2007) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang dari suatu perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaannya. Suatu perusahaan yang dimana lebih memilih menggunakan hutang daripada modal sendiri maka komposisi hutang dalam struktur modal akan lebih besar. Komposisi penggunaan hutang yang lebih besar secara tidak langsung akan memunculkan suatu risiko bagi perusahaan. Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk yang tidak diinginkan atau tidak terduga, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Pengindentifikasian risiko dilakukan agar perusahaan dapat mengelola risiko yang dihadapi. Adanya pengelolaan atas risiko maka ketidakpastian yang berkaitan dengan risiko tersebut dapat diminimalkan.
6
Risiko diukur dari sudut pandang investor perorangan dapat dibedakan menjadi risiko berdiri sendiri (risk on standalone basis), dimana arus kas suatu aktiva dianalisis pada aktiva itu sendiri dan risiko dalam konteks portofolio (risk in a portofolio context), dimana arus kas dari sejumlah aktiva dapat digabungkan dan dianalisis, dalam konteks portofolio, risiko suatu aktiva dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk) dan risiko pasar (market risk). Terdapat dua risiko dari sudut pandang perusahaan, yaitu risiko bisnis dan risiko keuangan (Brigham dan Houston,2006). Risiko bisnis dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian ini karena risiko bisnis yang merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis lebih tinggi akan cenderung memiliki rasio hutang yang lebih rendah. Risiko bisnis diproksikan sebagai fluktuasi (standar deviasi) pendapatan operasional dibagi dengan total aset (Hanafi,2006). Fluktuasi dari pendapatan ini akan berdampak pada kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjamannya, oleh sebab itu perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang cukup tinggi disarankan menggunakan hutang yang lebih kecil. Brigham dan Houston (2006) mengatakan semakin rendah risiko perusahaan maka semakin tinggi nilainya, dengan kata lain risiko bisnis juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan – perusahaan dengan risiko bisnis rendah akan menghasilkan fluktuasi pendapatan yang rendah pula sehingga tingkat pengembaliannya akan lebih pasti. Investor cenderung mengharapkan risiko bisnis suatu perusahaan rendah karena hal tersebut berkaitan pada
7
pengembalian atas investasi mereka. Risiko bisnis yang rendah akan direspon oleh investor sehingga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Adanya suatu risiko yang diakibatkan dengan penggunaan hutang akan dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan. Risiko yang diakibatkan tersebut dapat memberikan suatu kerugian bagi perusahaan yang akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003). Pengelolaan kinerja keuangan yang baik tercermin dari laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan bersangkutan. Laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan menyebabkan perusahaan selalu memperhatikan dan mempunyai gambaran yang jelas mengenai situasi yang dihadapi. Ini ditempuh guna menghindari efek buruk yang dapat menimpa perusahaan di kemudian hari. Perusahaan dapat melakukan pengendalian intern seperti pengelolaan terhadap kinerja keuangan sehingga dapat diketahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Hal ini penting bagi perusahaan untuk dapat membentuk suatu kebijakan tertentu berupa gambaran yang jelas mengenai kinerja keuangan perusahaan. Teori manajemen keuangan meyakini bahwa terdapat hubungan yang positif antara kinerja perusahaan (diukur dengan berbagai macam indikator seperti Return On Investment, Return On Sales, Return On Assets, Return On Equity) dengan tingkat aktivitas perusahaan manufaktur (Weston dan Brigham,1994). Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan
8
bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan Pratana (2004) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Maka ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengujian pengaruh return on asset ini dilakukan untuk melihat konsistensi pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal, risiko, dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Objek penelitian ini adalah nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh struktur modal, risiko dan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia. Perusahaan manufaktur dipilih karena penelitian ini khusus ditujukan pada satu jenis perusahaan, selain itu perusahaan manufaktur dipilih karena fluktuasi dari nilai price to book value yang terjadi pada perusahaan manufaktur. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah struktur modal, risiko dan kinerja keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia.
9
2) Apakah struktur modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia. 3) Apakah risiko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia. 4) Apakah kinerja keuangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal, risiko dan kinerja keuangan secara simultan terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal secara parsial terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko secara parsial terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia. 4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kinerja keuangan secara parsial terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
dan praktir. Manfaat-manfaat tersebut antara lain :
10
1) Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah : Penelitian ini diharapkan dapat memberi bukti empiris pengaruh struktur modal, risiko, dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia. 2) Kegunaan Praktis Kegunaan praktis yang dapat dihasilkan dari penelitian ini antara lain : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengidentifikasi variabel yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan nilai perusahaan agar diperoleh struktur modal yang tepat.
1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan secara sistematis, sehingga antara sub bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan diuraikan secara ringkas meliputi 5 (lima) bab, sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini merupakan pengantar bagi pembaca untuk dapat mengetahui permasalahan yang ada dalam penelitian ini, meliputi uraian mengenai
11
latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penyajian. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Bab ini memuat uraian sistematis tentang teori-teori dan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian serta hasil-hasil penelitian sebelumnya yang akan digunakan untuk membangun rumusan hipotesis sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang obyek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis, sumber dan metode pengumpulan data serta teknik analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan hasil pengujian atas hipotesis penelitian ini dan deskripsi
hasil
penelitian
(pembahasan)
mengacu
pada
pokok
permasalahan serta tujuan penelitian, yang disesuaikan dengan teknik analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan simpulan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.
12