BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya sebuah perusahaan didirikan mempunyai tujuan utama untuk memperoleh keuntungan18 yang selanjutnya diikuti oleh tujuan lain yang telah di rancang dan didesign pada visi dan misi saat pertama organisasi terbentuk. Akan tetapi sebuah tujuan kadangkala dapat terhambat oleh adanya faktor eksternal di luar prediksi organisasi, seperti ketidakstabilan politik, faktor bencana alam, faktor ketidakstabilan ekonomi yang selanjutnya menghambat tercapainya tujuan awal perusahaan. Seperti kita ketahui pada tahun 2010 perekonomian di dunia sempat dilanda krisis global yang berimbas pada pengambilan kebijakan beberapa perusahaan dan organisasi. Dampak yang lebih menonjol adalah adanya penurunan laba perusahaan secara drastis dikarenakan lesunya perekonomian akibat isu global. Tidak sedikit perusahaan yang dengan cepat menerapkan berbagai
kebijakan
penghematan
dan
reduction
guna
menyelamatkan
kelangsungan organisasi. Berbagai macam jenis biaya pada perusahaan menjadi perhatian utama dalam penerapan kebijakan jangka pendek. Sehingga beberapa pengeluaran (expense) yang dianggap tidak terlalu bonafide menjadi tereduksi, hingga adanya pemberhentian karyawan yang fungsinya dianggap tidak terlalu membawa dampak besar ke perusahaan. Selanjutnya setelah merevisi semua jenis expense,
1
2
perusahaan akan kembali berkonsentrasi pada laba (return) yang berguna untuk pertanggung jawaban ke stake holders dan share holders. Sebagian besar perusahaan dan Organisasi berpikir dengan pemotongan beberapa biaya akan dapat meningkatkan return perusahaan, akan tetapi beberapa pendapat menentang hal demikian. Seperti kita ketahui laba pada umumnya berasal dari pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya. Konsep biaya merupakan konsep yang cukup penting dalam akuntansi dan manajemen karena digunakan untuk proses perencaan, pelaporan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Selain itu, Biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting untuk menunjang segala aktivitas dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan tersebut dapat tercapai jika biaya yang dianggap sebagai bentuk pengorbanan oleh perusahaan bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Supriyono (2011:16) mendefinisikan bahwa biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di pakai sebagai pengurang penghasilan. Sedangkan Menurut Mulyadi (2007:8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. Berdasarkan pengertian tersebut, nampak ada
3
perbedaan. Akan tetapi pada dasarnya mempunyai persamaan yaitu biaya merupakan pengorbanan ekonomis, yang dapat diukur menggunakan nilai uang guna memperoleh barang atau jasa. Penggolongan biaya dapat dilakukan menurut tujuan biaya itu sendiri. Dengan kata lain jika tujuannya berbeda, diperlukan cara untuk menggolongkan biaya yang berbeda pula. Mengutip dari artikel SSCX Online in Measure, Six Sigma, menyatakan bahwa “Penghematan tidak sama dengan pemotongan biaya. Organisasi yang memiliki kecenderungan untuk memotong biaya secara asal dan serampangan sebenarnya membahayakan masa depannya sendiri”. Selain itu dimasa krisis ekonomi global ini para puncak pimpinan dan pemegang kebijakan di semua perusahaan sedang berpikir keras untuk mencari strategi agar profit perusahaan tidak menurun karena tingkat penjualan menurun yang diakibatkan merosotnya permintaan pasar. Profit sebagai fungsi dari jumlah sales dikurangi operational cost, dapat meningkat dengan dua cara, yang pertama adalah dengan meningkatkan jumlah penjualan, sedangkan yang kedua adalah dengan menurunkan biaya operasional yang merupakan fungsi dari semua spending cost seperti cost bahan baku, manpower cost, overhead cost, utility cost, space rent cost, dan sebagainya. Jika saat ini rata-rata angka penjualan mulai menurun, maka strategi cost reduction untuk operational cost menjadi sebuah langkah
yang
wajib
dilakukan
demi
menyelamatkan
perusahaan
dan
meningkatkan profit perusahaan. Para manager sebagai pengendali cost di masing-masing department bekerja sama dengan senior manager dapat membuat kerangka kerja menurunkan cost secara continues.
4
Melalui pendekatan ini, senior manager mempublikasikan bahwa program cost reduction sebagai program utama, bukan hanya elemen untuk penambah dari business process operation. Selain itu, program cost reduction diharapkan menjadi sebuah core competency oleh perusahaan tersebut dibandingkan perusahaan competitor lainnya. Program cost reduction dapat berjalan dengan lancar jika senior manager bersedia bekerjasama dengan semua manager departemen sehingga menjadikan program ini sebagai sebuah budaya perusahaan. Dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari para manager sampai awareness di semua level karyawan. Dapat pula dikatakan bahwa cost reduction adalah suatu program perubahan dan perubahaan membutuhkan dukungan penuh dari semua karyawan untuk memahami arti pentingnya perubahan untuk mencapai perbaikan. Data statistik menunjukkan perusahaan yang berhasil menerapkan perubahan budaya cost reduction memungkinkan mendapat kenaikan profit sebesar 50% dari profit tahunan. Sehingga hal ini menjadi sebuah angka yang layak diperjuangkan dengan kerja keras dan kerjasama semua karyawan. Dalam Situasi krisis ekonomi global ini justru bisa menjadi pemicu positive dalam menerapkan budaya cost reduction. Karena para pemimpin perusahaan langsung merasakan adanya burning platform yaitu pentingnya arti program ini demi kelangsungan perusahaan. Saat mengkomunikasikan ke karyawan, diharapkan mereka juga langsung memahami apa yang terjadi jika program ini tidak segera dijalankan. Secara data statistic, hal yang paling sering dan yang paling pertama di lakukan oleh perusahaan untuk menerapkan program cost reduction adalah dengan:
5
1.
Menghilangkan waste (semua hal yang tidak memberi nilai tambah)
2.
Mengimplementasikan best practice (hal yang sudah terbukti efektif) Menghilangkan waste dan mengimplementasikan best practice adalah
dua hal yang paling mudah untuk diterapkan oleh perusahaan dan membutuhkan perubahan yang tidak membutuhkan teknologi tinggi. Dua hal ini dapat dicapai dengan cepat dan keuntungan bisa langsung diperoleh dalam hitungan bulan.
1.2 a.
Rumusan Masalah Identifikasi Masalah 1.
Adanya kebijakan reduce cost demi menghemat expense akibat isu krisis global yang dikhawatirkan membawa dampak ke besarnya laba.
2.
Prediksi perusahaan akan adanya penurunan penjualan yang merupakan pendapatan utama akibat krisis global eropa dan amerika.
b.
Perumusan Masalah Apakah kebijakan reduce cost mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya kenaikan laba pada PT LG Elektronik branch Surabaya?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas
akan kebijakan Reduce cost yang telah diberlakukan serta pengaruhnya terhadap kenaikan laba sesudah adanya kebijakan tersebut pada PT LG Electronics Indonesia branch Surabaya.
6
1.4 1.
Manfaat Penelitian Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi kebijakan baru akibat adanya ketidakstabilan ekonomi global serta dapat menjadi bahan analisa tentang pengaruh Reduce Cost terhadap kenaikan laba.
2.
Kontribusi Teoritis Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
sarana
untuk
memperdalam pengetahuan dibidang manajemen keuangan khususnya yang berkaitan dengan analisis kebijakan penganggaran biaya dan pencapaian return perusahaan. 3.
Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu kontribusi bagi perusahaan inti (main corporate) secara global tentang konsistensi menjalankan kebijakan secara continue dan berkesinambungan.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian merupakan suatu batasan yang dibuat oleh
Peneliti agar pembahasan tidak melebar atau menimbulkan perbedaan persepsi, sehingga penelitian ini dapat lebih mudah terfokus dan terarah. Penelitian ini dibatasi oleh objek penelitian pada perusahaan yang diteliti, yaitu PT LG Electronics Indonesia Branch Surabaya. Dalam penulisan ini pembahasan yang dibuat, baik secara teori maupun kenyataan hanya dibatasi mengenai Kebijakan reduce cost terhadap peningkatan laba perusahaan dalam kurun waktu 2010-2012.