BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai limbah dari Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4 juta ton berat basah per tahun [1]. Pemanfaatan TKKS untuk produk teknologi bermanfaat masih sangat terbatas jumlahnya. Pada umumnya TKKS akan diolah menjadi pupuk kompos yang diberikan kembali ke tanaman kelapa sawit. Namun saat ini TKKS telah dimanfaatkan sebagai bahan bahan alternatif pengganti kayu seperti sekat panel/dinding dan kertas [2]. Dewasa ini dengan turunnya harga CPO dipasaran dunia, pemanfaatan limbah sawit seperti TKKS untuk menjadi komoditi baru tentu sangat diperlukan. TKKS diolah untuk dijadikan serat dan
dicampur dengan resin termoset untuk
selanjutnya dibuat bahan polymeric foam. Kemudian bahan tersebut digunakan sebagai bahan kerucut lalu lintas (traffic cone) . Kerucut lalu lintas adalah suatu alat bantu lalu lintas untuk mengatur kelancaran kendaraan dan mengarahkan arus lalu lintas ke arus yang lain. Penempatan/pemasangan kerucut lalu lintas merupakan pengganti atau sebagai pelengkap dari marka jalan yang dinyatakan dengan garis-garis pada permukaan jalan.
Universitas Sumatera Utara
Diharapkan kerucut lalu lintas yang terbuat dari bahan polymeric foam yang diperkuat serat TKKS dapat menjadi komoditi baru dari limbah TKKS yang murah dan berlimpah sehingga layak untuk diproduksi secara komersial. Produk tersebut tentunya harus mengacu pada Undang undang nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, serta Keputusan Mentri Perhubungan nomor KM 60 tahun 1993 tentang Marka jalan yang mengatur tentang spesifikasi teknis kerucut lalu lintas. Dimana ketentuan tersebut antara lain adalah kerucut lalu lintas harus mampu meredam benturan fisik dari kendaraan tanpa kerusakan, tidak mudah terguling dan tidak mudah tergeser, serta tahan untuk pemakaian 5 tahun. Masalah umum yang kerap terjadi adalah masih adanya perilaku pemakai jalan ketika terjadi kemacetan lalu lintas kerucut lalu lintas sebagai pembatas jalur jalan sering ditabrak pemakai kendaraan dalam upaya pengendara untuk pindah ke jalur lain. Perilaku ini menyebabkan banyak kerucut lalu lintas yang jatuh dan tidak berumur panjang karena pecah dasar struktur dan kerucutnya. Survei awal yang dilakukan di Dinas Perhubungan Sumatera Utara menunjukkan bahwa umur pemakaian rata-rata kerucut lalu lintas hanya satu tahun. Daya tahan yang pendek, sebenarnya secara teknis disebabkan karena spesifikasi sebagaimana Undang-undang no 14 tahun 1992 dan Kepmen no 60 tahun 1993 belum sepenuhnya dipenuhi oleh produsen kerucut lalu lintas, antara lain stabilitas struktur (mudah jatuh). Untuk memperbaiki kekurangan ini Pusat Riset Impak dan Keretakan (Impact and Fracture Research Center), Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara bekerjasama dengan PTPN-III telah membuat redesain kerucut lalu lintas model baru dengan menggunakan dasar karet dan beton [3]. Walaupun kerucut lalu lintas hasil desain baru tersebut lebih kuat dan stabil, terdapat juga beberapa kekurangan, antara lain: a) Struktur masih tergolong berat b) Tidak mudah dipindah pindahkan c) Harga produksi masih tergolong mahal karena masih menggunakan kerucut atas dari produk komersial. 1.2
Perumusan masalah Kerucut lalu lintas (traffic cone) dengan bahan polymeric foam dari resin
polyester yang diperkuat serat TKKS belum pernah ada yang meneliti dan memproduksinya. Selain khas dalam pemilihan materialnya, tapi juga desain bentuk, ukuran, serta kekuatannya, sehingga mengikuti ketentuan dalam Undang-undang nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, serta keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 60 tentang marka jalan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dibidang ini. Agar dapat memenuhi harapan diatas, kerucut lalu lintas (trafic cone) yang terbuat dari bahan polymeric foam yang diperkuat serat TKKS tersebut akan diuji kestabilan strukturnya dengan teknik uji bandul. 1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Universitas Sumatera Utara
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mendesain dan membuat kerucut lalu lintas dari bahan polymeric foam yang diperkuat serat TKKS, sesuai yang dipersyaratkan undang-undang nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, serta keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 60 tentang marka jalan.
1.3.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1.
Mendesain dan membuat kerucut lalu lintas dari bahan polymeric foam yang diperkuat serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
2. Menganalisis stabilitas struktur kerucut lalu lintas baru dengan menggunakan alat uji stabilitas struktur kerucut lalu lintas. 3. Membandingkan hasil pengujian impak kerucut lalu lintas baru dengan kerucut lalu lintas komersial bahan thermoplastic dan kerucut lalu lintas modifikasi dengan alas dan strip karet.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Menghasilkan produk baru kerucut lalu lintas dari bahan polymeric foam yang diperkuat dengan serat TKKS sekaligus metode dan cara pembuatannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengetahui sejauh mana kestabilan kerucut lalu lintas (traffic cone) terbuat dari bahan polymeric foam yang diperkuat serat TKKS. 3. Memberikan informasi kepada Dunia Usaha dan Industri agar
dapat
menghasilkan produk sebagai komoditi baru dari limbah TKKS yang berlimpah. 4. Memungkinkan untuk melahirkan paten baru.
Universitas Sumatera Utara