BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang di terbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu
sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat (Almilia, 2003:183). Para pelaku bisnis baik pihak internal maupun eksternal perusahaan serta pemerintah membutuhkan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah maupun stakeholder saat ini dan stakeholder potensial. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui pertumbuhan laba. Apabila kinerja perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, dan sebaliknya kenerja perusahaan yang tidak baik berdampak pada pertumbuhan laba menurun. Laba merupakan indikator penting dari laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar pengambilan keputusan investasi dan prediksi meramalkan pertumbuhan laba yang akan datang. Investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan memperoleh tingkat return yang tinggi sehingga laba yang diperoleh tinggi pula. Laba menurut IAI (2009) adalah kenaikan manfaat ekonomi salah satu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan dan penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pertumbuhan laba di masa mendatang merupakan informasi yang memberi gambaran atas prospek hasil usaha dan keadaan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Investor, calon investor, dan kreditur mengharap laba yang akan datang lebih baik atau lebih meningkat dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan kreditur yang akan memberi pinjaman kepada perusahaan. Dalam laporan keuangan tersedia informasi akuntansi yang berguna untuk mengambil keputusan ekonomis baik pihak intern maupun ekstern. Walaupun demikian, kegunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan ekonomis tergantung pada jenis keputusan yang dibuat, metode pengambilan keputusan yang digunakan, kelengkapan informasi penunjang dari sumber lain, dan kepastian pengambilan keputusan dalam memproses informasi akuntansi. Husnan (2001:330) menyatakan bahwa untuk mencapai prestasi dan posisi keuangan, suatu perusahaan memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang sering kali digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan. Dengan kata lain, sumber utama indikator sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, maka dilakukan analisis terhadap kinerja perusahaan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio-
rasio keuangan yang lazim digunakan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Menurut Riyanto (2001:330), untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhutungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan angka-angka yang ada di neraca, dalam laporan laba rugi, atau pada neraca dan laporan laba rugi secara bersamaan. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu. Di pasar saham, perusahaan go public dikelompokkan dalam beberapa sektor industri. Alasan dipilihnya perusahaan go public yang termasuk dalam industri makanan dan minuman sebagai sempel penelitian karena industri makanan dan minuman merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainya menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan makanan dan minuman dalam memprediksi perubahan laba perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan makanan dan minuman di Indonesia dihadapkan pada suatu keputusan penting untuk meningkatkan kinerja melalui pengelolahan sumber daya serta keputusan pendanaan untuk memperoleh sumberdaya tersebut.
Penelitian mengenai rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumya antara lain: Mahfoedz (1994) menganalisis 47 rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba sampel penelitiannya sebanyak 86 perusahaan makufatur yang terdaftar di BEJ selama periode 1989-1992. Hasil analisis regresi menunjukan hanya 13 rasio keuangan yang berpengaruh positif signifikan pada tingkat signifikansi 5% dalam memprediksi laba satu tahun kedepan, rasio-rasio itu adalah: Cash Flow to Current Liabilities (CFCL), Net Worth and Long Term Debt to Fixed Assets (NWTLFA), Gross Profit to Sales (GPS), Operating Income to Sales (OIS), Net Income to Sales (NIS), Net Income to Net Worth (NINW), Quick Assets to Inventory (QAI) dan Operating Income to Total Libilities (OITL). Sedangkan Net Worth to Sales (NWS), Current Liabilities to Inventory (CLI), Net Income to Total Liabilities (NITL), Current Liabilities to Net Worth (CLNW), dan Net Worth to Total Liabilities (NWTL) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Asyik dan Soelistyo (2000) menganaliasis kemampuan rasio keangan dalam memprediksi laba pada 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama periode 1995-1996. Dari 21 rasio keuangan yang digunakan, hanya lima rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur. Hasil discriminal analysis menunjukan bahwa Sales to Total Asset (S/TA), Long Term Debt to Total Asset (LID/TA) dan Net Income to Sales (NI/S) berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan Dividens to Net Income (DIV/NI) dan Plant and Equipment to Total Uses
(INPPE/TU) berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Takarini dan Ekawatib (2003) menganalisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia dengan sampel sebanyak 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 1997-2000. Variabel independen yang dianalisis adalah Current Liabilities to Inoventory (CLI), Current Liabilities to Equity (CLE), Operating Income to Total Libilities (OITL), Current Ratio (CR), Cash Flow to Current Liabilities (CFCL), Working capital to Total Assets (WCTA), Sales to Total Asset (STA), Inventory to Net Working capital (INWC), Quick Assets to Inventory (QAI), Net Worth to Sales (NWS), Net profit margin (NPM), Return on asset (ROA), dan Return on Equity (ROE), dengan variabel dependen perubahan laba. Hasil Regression logistic menunjukkan bahwa CLE dan WCTA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahaan laba di masa mendatang pada tingkat signifikansi sebesar 5%, sedangkan ROE berpengaruh negatif signifikan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Rasio CLI, STA dan NPM tidak berpengaruh signifikan untuk memprediksi perubahan laba. Juliana dan Sulardi (2003) melakukan penelitian mengenai manfaat rasio keuangan dalam memperediksi perubahan laba pada 52 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan tahun pengamatan 1998-2000. Variabel independen yang digunakan adalah CR,GPM, Operating Profit Margin (OPM), NPM, TAT, ROI, ROE dan Leverage ratio (LR). Variabel dependen yang digunakan yaitu
perubahan laba. Hasil regresi berganda menunjukkan GPM dan OPM berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba satu tahun kedepan dapa tingkat signifikansi 5%, sedangkan TAT dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa GPM dan OPM berpengaruh positif signifikan untuk memperediksi perubahan laba satu tahun kedepan dengan tingkat signifikansi kurang dari 5%. Sedangkan TAT dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Suwarno (2004) meneliti mengenai manfaat informasi rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada 162 perusahaan maknufatur yang telah go public di BEJ dengan periode pengamatan tahun 1998-2002. Sebanyak 35 rasio keuangan digunakan sebagai variabel independen dan perubahan laba sebaggai variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda bahwa Operating Profit to Profit Before Taxes (OPPBT) Inventory to Working Capital (IWC) dan Net Income to Sales (NIS) berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba satu tahun ke depan dengan signifikasi kurang dari 5% sedangkan WCTA,OITL,TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba satu tahun ke depan. Meythi (2005) menganalisis rasio keuangan yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Sampel yang digunakan adalah perusahaan sektor basic and chemical periode 2000-2003. Variabel independen yang digunakan adalah CR, QR, DR, Equity to Total Taxes (ETA), Equity to Total Liabilities (ETL), Equity to Fixed Asset (EFA), NPM, GPM, ROA, ROE, Inventory Turn over (ITO), Average collection period (ACP), Fixed Assets Turn Over (FAT), Total Asset Turn Over
(TAT) dan pertumbuhan laba (PL). Hasil factor analysis menujukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio TAT, NPM dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, terutama yang berkaitan dengan manfaatnya memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. 1.2
Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah maka rumusan masalah yang
disampaikan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahaan laba perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan maka tujuan penelitian ini
adalah: 1. Untuk menguji pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara simultan terhadap perubahaan laba perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menguji pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharap memberi manfaat bagi:
1. Kontribusi Praktis Penelitian ini diharap memberi pengetahuan mengenai kegunaan prediktif rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa depan. 2. Kontribusi Teoretis Penelitian ini diharap dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, dan sebagai tambahan referensi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat memberi pemahaman yang sesuai dengan yang
diharapkan dan permasalahan yang akan dibahas bisa terpecahkan dengan lebih terarah pada tujuannya, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah mengenai pengaruh current ration (CR), debt to equity ration (DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) terhadap perubahan laba. Perusahaan yang digunakan peneliti sebagai ruang lingkup atau pembahasan masalah adalah perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 sampai dengan 2011. Periode prediksi penelitian ini meliputi perubahan laba tahun 2008, perubahan laba tahun 2009, perubahan laba tahun 2010, dan perubahan laba tahun 2011.