ARTIKEL ILMIAH PENGALAMAN MASA ANAK - ANAK DALAM DUA DIMENSI
Oleh : Adhe Kurniawan NIM : 2007.04.016 Program Studi Seni Rupa Murni Minat Seni Lukis
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
ABSTRAK PENGALAMAN MASA ANAK-ANAK DALAM DUA DIMENSI
Pengalaman masa anak-anak merupakan pengalaman yang penuh dengan kegembiraan, keceriaan, canda tawa juga kesedihan dan kejadian-kejadian yang sangat berkesan yang tidak terlupakan hingga dewasa. Semua pengalaman masa anak - anak tersimpan menjadi kenangan dalam ingatan. Pada dasarnya semua orang memiliki kenangan di masa anak-anak sebagai pengalaman hidup, tetapi tentu saja setiap orang memiliki pengalaman dan kenangan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Kenangan masa anak - anak seringkali dianggap sebagai hal yang biasa saja. Bagi pencipta masa anak anak adalah suatu masa yang menyimpan banyak cerita, masa yang tidak terlupakan, masa yang tidak bisa kembali dan hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup. Karena itulah muncul keinginan untuk menceritakan kembali pengalaman yang berkesan dan menjadi kesukaan dimasa anak-anak. Dari sekian banyaknya pengalaman masa anak-anak, pengalaman tertariknya pada tokoh-tokoh Pahlawan Super yang ditayangkan ditelevisi, majalah, komik, gambar dibaju, juga lingkungan sekitar yang berhubungan dengan tokoh pahlawan super (superhero) menginspirasi dan menggugah kreativitas untuk mengekspresikannya ke dalam penciptaan karya seni lukis. Untuk mewujudkan karya seni lukis yang bercerita tentang pengalaman masa anak - anak yang masih lugu, polos dan jujur, maka divisualisasikan dengan tehnik atau gaya Dekoratif Naif. Dekoratif naif adalah sebuah gaya dalam mengungkapkan keindahan dekoratif berjenis naif ( liar, kekanak – kanakan ) dan primitif. Dalam gaya ini hampir tidak terkekang masalah proporsi objek atau figur, perspektif atau volume keruangan. Semuanya menampakan unsur menghias dua dimensinya secara kuat.
Kata Kunci : Pengalaman, Masa Anak-Anak, Seni Lukis.
ii
ABSTRACT TWO DIMENSION OF CHILDHOOD EXPERIENCES
The childhood experiences is the most cheerful , happiness, full of laugh, the sadness story and lot of memorable story happened that are still remember until we are growing older. All the childhood stories are still keeping in our memory. All of the people have their own childhood story as their childhood experiences. This is different for every people. The childhood memories almost being common for some others. And for God, childhood memories and childhood experiences are the only one time that had a lot of story, a lot of unforgettable moments, and can’t be happened for twice in live. So, there’s a will to explain and telling back the stories about the favorite and the memorable childhood memories. There are so many favorite childhood memories, and the most interest thing are about the Superhero which are always seen on TV, magazine, comic, printed t-shirt and the environment that are related to the superhero that inspired my creativity to express it into the painting art. To make this art of painting which are telling about the simple, plain and honest childhood experiences happened we visualized it by Naïve Decorative technique. Naïve Decorative is style where we want to express the of beauty naïve decorative ( wild, childish ) and primitive. This style is almost never restraint with object proportion or figure, perspective or spacing volume. All is strong visible to the decorated element for both dimension.
Keyword : Experiences, Childhood, Painting Art.
iii
A. PENDAHULUAN Menciptakan karya seni, khususnya seni lukis sangat dipengaruhi oleh pengalaman estetis yang dialami oleh senimannya, yang nantinya akan menjadi suatu gagasan atau ide untuk diekspresikan ke dalam proses penciptaan suatu karya seni lukis. Sehubungan dengan itu, seni lukis adalah curahan perasaan manusia yang dituangkan ke dalam berbagai macam media yang bersifat dua dimensional, melalui ungkapan unsur - unsur seni rupa, yaitu warna, tekstur, garis, ruang, bentuk, dan titik. Berawal dari mengingat pengalaman dimasa anak - anak, muncullah ide dan memberi rangsangan untuk mengekpresikannya ke dalam seni lukis. Pengalaman masa anak - anak merupakan pengalaman yang penuh dengan kegembiraan, keceriaan, canda tawa juga kesedihan dan kejadian - kejadian yang sangat berkesan yang tidak terlupakan hingga dewasa. Semua pengalaman masa anak - anak tersimpan menjadi kenangan dalam ingatan. Pada dasarnya semua orang memiliki kenangan di masa anak - anak sebagai pengalaman hidup, tetapi tentu saja setiap orang memiliki pengalaman dan kenangan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Kenangan masa anak - anak seringkali dianggap sebagai hal yang biasa saja. Bagi pencipta masa anak - anak adalah suatu masa yang menyimpan banyak cerita, masa yang tidak terlupakan, masa yang tidak bisa kembali dan hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup. Karena itulah muncul keinginan untuk menceritakan kembali pengalaman yang berkesan dan menjadi kesukaan dimasa anak-anak. Ada begitu banyak pengalaman masa anak - anak yang tidak bisa dilupakan. Dari sekian banyaknya pengalaman masa anakanak, pencipta tertarik pada tokoh - tokoh Pahlawan Super yang ditayangkan ditelevisi, majalah, komik, gambar dibaju, juga lingkungan sekitar yang berhubungan dengan tokoh pahlawan super (superhero)
menginspirasi dan menggugah kreativitas untuk
diekspresikan ke dalam penciptaan karya seni lukis. Tokoh pahlawan super atau dalam bahasa inggrisnya superhero merupakan karakter fiksi yang memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan tindakan hebat untuk kepentingan umum. Pahlawan super memiliki kemampuan atau kesaktian di atas rata-rata manusia, memakai pakaian yang khas dan menyolok serta nama yang khas, dan digambarkan sebagai penolong bagi yang lemah dan pembasmi kejahatan. Tokoh pahlawan lain yang tidak memiliki kekuatan super juga dapat disebut pahlawan super, dan istilah pembasmi kejahatan berkostum sering dipakai untuk pahlawan super yang tidak mempunyai kekuatan super. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan_super) 1
Untuk mewujudkan karya seni lukis yang bercerita tentang pengalaman masa anak - anak yang masih lugu, polos dan jujur, maka divisualisasikan dengan tehnik atau gaya dekoratif naif. Dekoratif naif adalah sebuah gaya dalam mengungkapkan keindahan dekoratif berjenis naif ( liar, kekanak - kanakan ) dan primitif. Dalam gaya ini hampir tidak terkekang masalah proporsi objek atau figur, perspektif atau volume keruangan. Semuanya menampakan unsur menghias dua dimensinya secara kuat. (Mikke Susanto dalam Diksi Rupa, 2002:30). Ide merupakan dasar pijakan dalam proses menciptakan karya seni lukis. Ide penciptaan adalah hasil dari pemikiran atau pengamatan terhadap sesuatu, ide bisa didapatkan dari pengalaman - pengalaman pribadi, salah satunya pengalaman masa anak anak yang menyimpan banyak kenangan. Pencipta sangat tertarik pada tokoh- tokoh pahlawan super yang ada difilm anak - anak, majalah, komik, gambar dibaju, juga lingkungan sekitar yang berhubungan dengan tokoh pahlawan super.
*Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui penciptaan karya tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana memilih dan menentukan pengalaman masa anak - anak untuk divisualisasikan ke dalam seni lukis? 2. Bagaimana caranya menghasilkan karya seni lukis yang mampu menampilkan realita pengalaman masa anak - anak di dalam setiap karya? 3. Apa tehnik yang sesuai dipergunakan untuk memvisualisasikan pengalaman masa anak - anak dalam karya seni lukis?
*Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya - karya tersebut adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat memilih dan menentukan pengalaman masa anak - anak untuk divisualisasikan ke dalam seni lukis. 2. Untuk dapat menghasilkan karya seni lukis yang mampu menampilkan realita pengalaman masa anak - anak di dalam setiap karya. 3. Untuk dapat menentukan teknik melukis ke dalam seni lukis.
2
*Manfaat Adapun manfaat penciptaan karya seni lukis ini, dengan harapan dapat berguna bagi pencipta dan orang lain adalah sebagai berikut : 1. Sebagai studi pengembangan pengetahuan dan penciptaan dalam seni lukis. 2. Dapat memberi acuan kepada masyarakat tentang indahnya pengalaman masa anak - anak. 3. Agar bisa digunakan sebagai refrensi di Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Seni Indonesia Denpasar.
*Ruang Lingkup Agar tidak terjadi salah penafsiran karena mengingat begitu banyaknya pengalaman saat masih anak - anak, maka judul yang diangkat dibatasi dengan tema pengalaman masa anak - anak yang berkesan. Pengalaman berkesan yang dimaksud adalah pengalaman yang menjadi kesukaan dan tidak terlupakan. Pengalaman yang paling berkesan dan menjadi kesukaan adalah pengalaman tertarik pada tokoh - tokoh pahlawan super atau superhero yang ada di film anak - anak, majalah, komik dan gambar dibaju.
B. KAJIAN PUSTAKA Kajian ini sangat diperlukan untuk memperkaya struktur karya dan sebagai studi pendahuluan dari berbagai pertimbangan teoritis untuk pemahaman sumber dalam mempertanggungjawabkan wujud karya seni. Adapun beberapa sumber pencipta gunakan sebagai kajian dalam berkarya seni lukis antara lain sumber tertulis dan sumber lainnya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul yang diangkat yaitu “Pengalaman Masa Anak - Anak dalam Dua Dimensi“ maka perlu diperhatikan pengertian dari tiap - tiap elemen kata atau kelompok kata yang dipakai, yaitu : a. Pengalaman; segala sesuatu yang telah dialami atau dirasakan ( Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer , 1991 : 38). b. Masa; saat, waktu (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer , 1991 : 939). c. Anak; keturunan yang dilahirkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2008 : 41). d. Dua nama bilangan untuk lambang bilangan asli 2 (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer , 1991 : 368). e. Dimensi ukuran panjang,lebar,tinggi,luas dan sebagainya ; matra (Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer , 1991 : 355). 3
Dari uraian kata diatas dapat di tarik kesimpulan menegnai pengertian judul yang diangkat yaitu “Pengalaman Masa Anak -Anak Dalam Dua Dimensi“ yang berarti suatu pengalaman yang pernah dirasakan sewaktu kecil dan di tuangkan kedalam bidang dua dimensi sebagai karya seni lukis.
*Pengertian Seni Diantara pengertian seni yang disebutkan dalam buku “Diksi Rupa” yaitu : Segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukan semata - mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan kebutuhan spiritual (Everyman Encyclopedia); segala perbuatan manusia yang timbul dari kehidupan perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia ( Dalam Karya Ki Hajar Dewantara, Bagian Pertama : Pendidikan, Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Yogyakarta,1962). Lain halnya dengan Akhidayat Karta Miharja, menyatakan bahwa seni adalah kegiatan rohani manusia yang mereflesiksikan realita (kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani penerimanya (“Seni dan Pembinaan Kepribadian Nasional” Budaya, x/2, Januari – Februari, 1961). Graham Brade Birks ( dalam Gie, 1999 : 13 ) mengungkapkan bahwa seni memiliki makna luas. Seni adalah penggunaan budi pikiran untuk menghasilkan karya yang menyenangkan bagi roh manusia ini meliputi pengungkapan khayal yang jelas mengenai benda - benda ( atau pikiran tentang benda - benda ) seperti dalam pahatan , lukisan dan gambar. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa seni merupakan segala sesuatu perbuatan manusia baik rohani maupun fisik yang bersifat indah yang dapat menggugah perasaan orang lain yang menerimanya, tanpa memperhitungkan hasil untuk kebutuhan pokoknya sendiri.
*Pengertian Seni Lukis Seni lukis merupakan satu bagian dari seni rupa yang divisualkan pada media dua dimensi dengan unsur - unsur seni rupa yang menjadi bentuk karya cipta. Pada dasarnya seni lukis merupakan bahasa ungkapan dari pengalaman estetik maupun idiologis yang merupakan warna dan garis guna mengungkap perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang ( Susanto, 2002: 71 ). 4
Seni lukis merupakan pengalaman artistik yang ditampilkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunkan garis, dan warna ( Soedarso, 1990 : 11 ). Bernard S Mayers mengemukakan bahwa secara teknis seni lukis merupakan tebaran pigmen atau warna cair pada permukaaan bidang dari (kanvas, panel, dinding, kertas ) untuk menghasilkan sensasi atau ilusi keruangan, gerakan, tektur, bentuk sama baiknya dengan tekanan yang dihasilkan kombinasi unsur – unsur tersebut dapat mengekspresikan emosi,
ekspresi simbol, keberagaman dan nilai nilai yang bersifat
subjektif (dalam Susanto, 2002 : 71 ). Dari pernyataan di atas mengenai definisi seni lukis, maka pandangan pencipta tentang seni lukis yaitu wujud seni rupa dwi matra yang mengungkapkan pengalaman estetik dengan menggunakan unsur - unsur seni rupa ( titik, garis, warna, bentuk, bidang, ruang dan tekstur ). *Unsur – Unsur Seni Rupa a. Titik Bentuk yang paling sederhana adalah titik. Titik tersendiri belum mempunyai arti ukuran ataupun dimensi. Titik belum memiliki arti tertentu kumpulan dari titik yang ditempatkan di area tertentu akan mempunyai arti. Apabila titik - titik berkumpul dekat sekali dalam satu lintasan titik akan membentuk garis. Beberapa garis bersama bisa membentuk bidang. Beberapa bidang bersama bisa membentuk ruang. Dalam seni lukis titik - titik berwarna yang ditempatkan sangat berdekatan memberi kesan seolah - olah warna warna itu bergabung dan menciptakan warna baru. Tehnik yang disebut pointilisme ( poin = titik ) banyak dilakukan oleh pelukis aliran impresionisme di Prancis akhir abad ke-19. b. Garis Garis merupakan perpaduan sejumlah titik yang sejajar dan sama besar. Ia memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisa pendek, panjang, halus, tebal, berombak, melengkung, lurus dan lain lain. Garis dapat pula membentuk berbagai karakter pembuatnya. Dalam seni lukis, garis dapat pula di bentuk dari perpaduan antara dua warna, sedang dalam segi tiga dimensi garis dapat dibentuk karena belokan, sudut yang memanjang maupun perpaduan tehnik dalam bahan - bahan lainnya ( Susanto, 2002 : 45 ). 5
Garis sebagai bentuk mengandung arti lebih daripada titik karena dengan bentuknya sendiri garis menimbulkan kesan tertentu pada sang pengamat. Garis yang kencang memberikan rasa berbeda daripada garis membelok dan melengkung. Yang pertama memberikan kesan kaku, keras, dan berikutnya memberi kesan luwes, maupun lembut (Djelantik, 1999 : 19). c. Bentuk Bentuk adalah rupa, wujud. Dalam karya seni rupa biasanya dikaitkan dengan mantra yang ada seperti dwi matra, atau tri matra (Susanto, 2002 : 22 ). Bentuk yang paling sederhana adalah titik. Titik sendiri tidak mempunyai ukuran atau dimensi. Kalau titik berkumpul dekat sekali dalam suatu lintasan titik itu akan membentuk garis ( Djelantik, 1999 : 18 ). Dalam seni lukis ada pengertian bentuk besar dan bentuk kecil. Bentuk besar menyangkut penyusunan suatu karya seni sebagai keseluruhan, sedang bentuk kecil mengenai susunan organisasi dari masing – masing bagiannya. Bentuk besar dinamakan struktur dan bentuk kecil disebut tekstur (Gie, 1996 : 99 ). . d. Warna Warna merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda - benda yang dikenainya ; corak rupa seperti merah, biru, hijau dan lain - lain. Peranan warna sangat dominan pada karya seni rupa. Hal ini dapat dikaitkan dengan upaya menyatakan gerak, jarak,tegangan (tension), deskripsi alam (naturalisme), ruang, bentuk ekspresi atau makna simbolik dan justru dalam kaitan yang beranekaragam ini kita akan melihat betapa penting kedudukan warna dalam seni lukis (rupa) (Susanto, 2002 : 113 ). e. Ruang Ruang kumpulan dari beberapa bidang akan membentuk ruang. Ruang mempunyai tiga dimensi ; panjang, lebar, dan tinggi. Ruang pada aslinya adalah suatu yang kosong tidak berisi. Ruang yang seluruhnya terisi dengan benda disebut massa dan bila benda itu kental, massanya menjadi besar. Selain dari tiga dimensi massa mempunyai berat badan. Seolah olah ada dimensi yang keempat (Djelantik,1999 : 21). Ruang dikaitkan dengan bidang keluasan, yang kemudian muncul istilah dwi matra dan tri matra. Dalam seni rupa sering mengkaitkannya dengan 6
bidang yang memiliki batas atau limit, walaupun kadang kadang ruang bersifat tidak terbatas dan tidak terjamah. Ruang juga dapat diartikan secara fisik adalah rongga yang terbatas maupun yang tidak terbatas oleh bidang ( Susanto, 2002 : 99 ). f. Tekstur Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda, baik itu nyata maupun semu, suatu permukaan benda mungkin kasar,halus,lunak dan bisa juga licin. Tekstur dalam seni lukis tektur dalam seni lukis berperan mendukung dalam pengungkapan karakter / sifat suatu objek. Di samping itu tekstur mampu memberikan bayangan pada permukaanya. Tiap benda yang berbeda permukaan mempunyai sifat dan ekspresi yang berbeda pula. ( Arsana, 1983 : 58 ). Tekstur pada karya pencipta terwujud melalui pasir dan kertas yang ditempelkan di kanvas. Selain itu ada juga warna dan goresan pisau palet yang membentuk tekstur untuk membeli nilai raba. Tekstur juga berguna untuk menambah kepadatan warna dan nilai artistik dalam berkarya.
*Prinsip - Prinsip Penyusunan Karya Seni Lukis a. Komposisi Komposisi merupakan pengaturan unsur - unsur seni rupa baik berupa garis, bidang, ruang, warna dan sebagainya, dengan pertimbangan suatu keseimbangan
yang
dapat
menghasilkan
karya
yang
harmonis
(Poerwardaminta, 1976 : 581). Di dalam karya seni lukis, komposisi non simetris biasanya terlihat lebih menarik,karena tidak terkesan kaku dan bersifat dinamis. b. Proporsi Proporsi adalah hubungan ukuran antara bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan / keseluruhannya. Proporsi berhubungan erat dengan balance ( keseimbangan ), harmoni dan unity ( kesatuan ) ( Susanto, 2002 : 92 ). Konteks seni rupa menunjukkan apakah ukuran dibaca sebagai keluasan, ketebalan, ketinggian atau kedalaman, ketinggian atau kedalaman. Sejak semula tidak ada suaatu peraturan sah dan berlaku sepanjang waktu yang menetapkan adanya proporsi yang “benar“ atau selaras sesungguhnyalah dalam seni rupa, ungkapan proporsional dapat dipakai, tetapi maksudnya adalah proporsi itu tidak sesuai dengan model sekarang. 7
c. Pusat Perhatian Di sebut juga klimaks atau dominan adalah focus dari suatu susunan suatu pusat perhatian disekitar mana elemen-elemen yang lain bertebaran dan tunduk membantunya sehingga yang kita fokuskan menonjol. Hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja, ia akan membawa kea rah yang paling penting dari suatu susunan (Sidik, 1981 : 49 – 50 ). Dalam seni lukis pusat perhatian merupakan titik dimana penonton atau penikmat mengutamakan perhatiannya pada suatu karya seni, dalam hal ini, pusat perhatian dapat lebih mudah dilakukan dengan : 1. Menggunakan kekuatan warna 2. Dengan ukuran ataupun bentuk 3. Melalui tempat 4. Dengan menggunakan gelap dan terang 5. Membuat perbedaan atau pengecualian Penekanan memberikan suatu focus pandangan utama dari suatu komposisi (biasanya berupa warna, garis, maupun bentuk), aspek yang lainnya menjadi pendukung. d. Keseimbangan Keseimbangan adalah persesuaian materi materi dari ukuran berat dan member tekanan pada stabilitas pada suatu komposisi pada karya seni ( Susanto, 2002 : 20 ). Keseimbangan terdiri dari keseimbangan formal atau simetris dan keseimbangan informal asimetris. Di dalam seni lukis keseimbangan informal atau asimetris biasanya lebih menarik karena lebih kompak ( kelihatannya lebih mulus, rumit ) dapat memberikan kemungkinan variasi yang lebih kaya dalam penyusunannya, sehingga dapat memberikan kesan bergerak atau dinamis, sementara keseimbangan formal atau simetris, memberikan kesan agung, tenang dan kepersisan karena bentuk maupun warna yang ada persis antara bagian yang kiri dan bagian yang kanan, sehingga menimbulkan kesan tidak bergerak, bersifat satis dan kaku serta kadang menimbulkan kesejukan. e. Irama Irama (Ritme) adalah urutan pergaulan yang teratur dan sebuah elemenelemen atau unsur - unsur dalam karya lainnya. Irama terdiri dari bermacam8
macam jenis seperti repetifif alternative, progresif, flowing (irama yang memperlihatkan gerak berkelanjutan) (Susanto, 2002 : 98). Irama sangat penting penerapannya dalam seni rupa karena pengamatan seni proses berkarya sangat membutuhkan waktu sehingga perlu mengetahui irama dalam persoalan warna, komposisi maupun garis. Berbicara mengenai nilai estetika tentunya terkait dengan nilai nilai yang terkandung di dalamnya, The Liang Gie dalam bukunya ( Garis - Garis Besar Estetika ) menyebutkan tiga dasar nilai yang terkandung di dalam Unsur estetika itu, diantaranya : a. Kesatuan ( unity ) Ini berarti bahwa benda estetis itu secara baik atau sempurna bentuknya. b. Kerumitan ( complexity ) Benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali, melainkan karya akan isi maupun unsur - unsur yang saling berlawanan ataupun mendukung perbedaan perbedaan yang halus. c. Kesungguhan ( intensity ) Suatu benda estetis yang baik harus mempunyai kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar suatu yang kosong. Di dalam berkarya penulis juga mengacu pada ketiga unsur - unsur estetika diatas.
C. PROSES PENCIPTAAN Proses penciptaan seni lukis dengan tema Pengalaman Masa Anak - Anak ini meliputi beberapa tahapan yaitu : Penjajagan, Percobaan, Persiapan, Pembentukan dan Penyelesaian. Berikut uraian mengenai penciptaan dalam karya seni lukis :
*Penjajagan Proses penjajagan merupakan proses awal dari berbagai penciptaan karya seni. Karenanya proses ini memberi berbagai pertimbangan dalam persiapan seni lukis. Pertimbangan ini mencakup pengamatan, penyerapan sumber inspirasi dan penggalian ide atau gagasan tema yang hendak diangkat. Proses ini adalah tahap paling lama yang dilalui, karena dalam proses ini segala faktor yang menyangkut ide penciptaan karya seni dipikirkan dengan matang. 9
Berawal dari mengingat pengalaman di masa anak - anak, muncullah ide dan memberi rangsangan untuk mengekpresikannya ke dalam seni lukis. Pengalaman masa anak - anak merupakan pengalaman yang penuh dengan kegembiraan, keceriaan, canda tawa juga kesedihan dan kejadian kejadian yang sangat berkesan yang tidak terlupakan hingga dewasa. Semua pengalaman masa anak - anak tersimpan menjadi kenangan dalam ingatan. Pada dasarnya semua orang memiliki kenangan di masa anak-anak sebagai pengalaman hidup, tetapi tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kenangan masa anak-anak seringkali di anggap sebagai hal yang biasa saja. Bagi pencipta masa anak-anak adalah suatu masa yang tidak bisa kembali dan hanya sekali seumur hidup. Karena itulah muncul keinginan untuk menceritakan pengalaman yang berkesan dan menjadi kesukaan pencipta dimasa anak anak. Pencipta sangat tertarik pada tokoh tokoh pahlawan super yang ada di film anak-anak. Dari banyaknya pengalaman masa anak anak, pengalaman tentang tertariknya pada tokoh-tokoh Pahlawan super yang ada ditelevisi, majalah, komik, gambar dibaju dan lingkungan sekitar yang berhubungan dengan tokoh pahlawan super menginspirasi dan menggugah kreativitas untuk mengekspresikan dalam penciptaan karya seni lukis. Guna mamperkarya imajinasi di dalam memvisualkan konsep kedalam seni lukis, pencipta juga mengunjungi museum - museum dan pameran - pameran seni rupa. Sebagai bahan masukan yang berguna di dalam proses penjelajahan seperti teknik - teknik baru yang mungkin dapat diterapkan kedalam karya seni lukis. Selain pengamatan terhadap objek yang berupa hasil karya seni, Pencipta juga mengamati buku - buku seni rupa, katalog, foto - foto, majalah, televisi, dan komik. Selain itu diamati juga tingkah laku anak - anak di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan pahlawan super sesuai dengan tema yang diangkat sebagai acuan untuk mempermudah proses pembuatan sketsa dan mengatur komposisi sebelum di pindahkan ke kanvas.
*Persiapan Pada tahapan ini disiapkan segala alat dan bahan di dalam melukis. Semua alat dan bahan yang ada merupakan kebutuhan yang sesuai dengan teknik yang dipergunakan. Di samping juga kesiapan mental dan fisik yang baik, sangat menentukan baik dan buruknya proses berkarya. Berikut uraian persiapan alat dan bahan yang diperlukan untuk memvisualisasikan karya dengan tema Pengalaman Masa Anak - Anak : 10
*Alat - Alat Melukis a.
Kuas Kuas yang digunakan terdiri dari kuas berukuran besar, sedang dan kecil. Kuas besar digunakan untuk menerapkan blok - blok warna ukuran besar. Kuas ukuran sedang untuk membuat warna yang sedang dan kecil untuk membuat kontur atau garis - garis kecil.
b.
Piring Plastik Dalam hal ini digunakan piring plastik untuk mencampur warna.
c.
Steples Steples berfungsi untuk mengencangkan kanvas pada spanram.
d.
Kain lap Kain lap untuk membersihkan kuas dari sisa warna setelah mengoleskan warna pada kanvas.
e.
Ember Berfungsi sebagai tempat untuk membersihkan kuas yang telah dipakai.
f.
Tang Tarik Untuk mempermudah menarik kanvas saat akan dipasang dispandram.
g.
Pisau Palet Pisau Palet berupa lempengan besi baja yang tipis dan lentur, berfungsi untuk mencampur / mengaduk cat dan membuat tekstur dengan pasir.
11
*Bahan - Bahan Melukis a.
Pensil Pensil yang digunakan adalah pensil 2B untuk membuat sketsa di atas kertas.
b.
Kertas HVS Kertas HVS berfungsi sebagai media untuk membuat sketsa dengan pensil.
c.
Kanvas Kanvas adalah bahan yang paling umum dipergunakan sebagai media dalam berkarya seni lukis. Kanvas merupakan kain yang dilapisi cat untuk menutup pori - pori kain.
d.
Spandram Spandram adalah bingkai perentang untuk kain kanvas yang
umumnya
berbentuk segi empat dengan ukuran yang bervariasi sesuai kebutuhan. Di sini dipilih spandram yang berbahan kayu damar. e.
Lem Fox Lem fox merupakan perekat yang dipergunakan untuk campuran pasir dan menempel kertas untuk membuat tekstur
f.
Kertas Daur Ulang Digunakan untuk membuat tekstur pada latar belakang lukisan. Kertas daur ulang yang digunakan adalah kertas yang berwarna coklat dengan tujuan memberi efek warna yang antik pada tekstur latar belakang lukisan.
g.
Pasir pantai Pasir pantai digunakan untuk membuat tekstur. Pasir pantai yang di pilih adalah pasir pantai yang berwarna putih agar menghasilkan warna - warna yang netral saat tekstur kering.
h.
Sumpit Berfungsi untuk membuat sketsa di atas kanvas dengan menerapkan teknik toreh pada tekstur pasir.
i.
Air Air dipergunakan sebagai bahan pelarut cat serta untuk membersihkan kuas.
j.
Cat Akrilik Cat akrilik adalah cat untuk melukis yang pelarutnya adalah air serta saat mengering seperti karet dan tidak dapat dilarutkan kembali dapat diterapkan transparan atau plakat. 12
*Percobaan Pada proses percobaan ini dilakukan pembuatan sketsa untuk menentukan komposisi dan rancangan dari setiap karya yang akan dibuat. Sketsa dibuat menggunakan pensil di atas kertas sebagai langkah awal untuk mewujudkan ide yang ada. Setelah sketsa dirasakan sudah sesuai dengan ide yang pencipta miliki, barulah kemudian dituangkan ke atas kanvas. Dilakukan juga percobaan - percobaan teknik melukis untuk memudahkan dan mencapai hasil atau efek - efek yang diinginkan, yaitu membuat efek warna yang berkesan antik atau kuno. Untuk menghasilkan efek warna yang diinginkan, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat cipratan - cipratan warna diatas kanvas yang masih putih dengan cat kemudian menempelkan kertas daur ulang dan membuat tekstur dengan pasir pantai di atas tekstur kertas yang kemudian ditoreh dengan sumpit untuk membentuk figur - figur sebagai objek lukisan.
13
*Sketsa Hasil Percobaan
*Pembentukan Pembentukan dilakukan setelah melewati proses penjajagan. Pada tahapan ini diawali dengan membuat cipratan warna di atas kanvas, kemudian di temple dengan kertas daur ulang. Setelah kertas kering, kembali direspon dengan cipratan-cipratan warna di atasnya. Baru kemudian dilakukan pemindahan sketsa ke kanvas dan selanjutnya di blok-blok dengan warna yang diinginkan. Dengan tidak menutup kemungkinan nantinya terjadi improvisasi saat melukis. Sketsa telah dilakukan selanjutnya memblok warnawarna dasar yang sesuai dengan keinginan. Warna memberikan volume ataupun karakter dari wujud yang ditampilkan karena pencipta menekankan pada penempatan bidangbidang dan warna-warna primer, warna sangat beperan dan penepatan bidang sangat diperhitungkan. Setelah itu ditambahkan tulisan-tulisan yang berhubungan konseptual karya untuk mendukung ide yang ingin disampaikan.
*Penyelesaian Finishing merupakan tahap akhir dari proses berkarya. Dilakukan perbaikan pada karya berdasarkan atas rasa estetik dan kemampuan untuk menjadikan ide - ide sebagai 14
tujuan visualnya semua hal yang ada pada karya seperti : komposisi, pusat perhatian, kesatuan, serta bentuk yang telah dicapai dikoreksi kembali. Sehingga, hasil dari lukisan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah respon yang dilakukan dapat memuaskan hati atau kemampuan di dalam mewujudkan objek - objek lukisan serta terwakili ke dalam wujud karya, kemudian mencantumkan nama dan tahun pembuatan karya sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap karya yang telah diciptakan. Sentuhan yang terakhir adalah memasang bingkai untuk memperindah karya dan agar karya terlihat rapi.
D. WUJUD KARYA Wujud karya merupakan penjelasan terhadap karya seni yang telah diciptakan yang dapat dikaji secara ilmiah. Wujud karya seni lukis adalah suatu kenyataan yang dapat dilihat secara kongkrit. Untuk memahami hubungan antara visual dan ide yang dapat dipahami lewat karya yang diciptakan. Dalam hal ini pencipta berusaha menciptakan pengalaman masa anak - anak yang diwujudkan ke dalam karya seni lukis yang di tampilkan melalui kemampuan berolah estetik yang dimiliki. Secara umum wujud dari karya pencipta dapat diuraikan menjadi dua aspek, yaitu aspek idioplastis yang menyangkut gagasan atau dari pengungkapan karya, maupun bobot dari karya seni lukis. Aspek fisikoplastis menyangkut teknik penggarapan karya , maupun dari penerapan elemen - elemen visual seni rupa yang digunakan untuk mendukung ide atau gagasan dalam karya seni lukis. Jadi aspek fisikoplastis yang dimaksud lebih bersifat penampilan fisik dari karya seni lukis.
*Aspek Idioplastis Aspek idioplastis adalah gambaran tentang ide, yaitu gagasan atau dasar pemikiran yang diekspresikan kedalam wujud karya seni lukis. Aspek ini tidak kasat mata, yang dapat diketahui melalui pendalaman, penghayatan dan perenungan. Jadi aspek idioplastis pada karya seni lukis ini merupakan gagasan yang timbul dari pengalaman masa anakanak yang paling berkesan. Yang dimaksud paling berkesan adalah yang paling disukai yaitu suka dengan tokoh-tokoh pahlawan super yang ada ditelevisi, komik, majalah dan di lingkungan sekitar.
15
*Aspek fisikoplastis Aspek fisikoplastis dalam seni lukis adalah meliputi hal - hal yang menyangkut masalah teknik, termasuk mengorganisasikan unsur - unsur visual seperti : garis, warna, bentuk, ruang dan tekstur yang prinsip - prinsipnya. Dengan demikian faktor ini lebih bersifat fisik. Secara fisik wujud karya secara keseluruhan menampilkan gambar pengalaman masa anak - anak yang suka dengan tokoh pahlawan super. Secara teknis karya yang dihasilkan merupakan penerapan dari unsur - unsur seni rupa. Garis pada karya pencipta memiliki peranan penting karena garis digunakan untuk memberikan kontur pada setiap objek dalam karya. Penerapan karya pada warna menggunakan teknik blok pada setiap objek pada karya. Bentuk pada karya terkesan seperti gambar yang dibuat oleh anak - anak, artinya tidak seperti bentuk pada kenyataannya,hanya memberi kesan saja. Tekstur merupakan unsur yang paling banyak digunakan dalam karya, yaitu tekstur dengan kertas daur ulang, pasir pantai berwarna putih dan cat akrilik. Sedangkan ruang pada karya tercipta dari batas - batas warna dan garis. Penerapan prinsip - prinsip estetik seperti kesatuan warna, komposisi, bidang, ruang, garis, tekstur, pusat perhatian dan keseimbangan disesuaikan sedemikian rupa, sehingga dapat mendukung keharmonisan karya yang berkualitas dan bermutu semaksimal mungkin.
16
*Wujud Karya dan Penjelasan Karya :
17
Karya yang berjudul “ Aku Adalah Batman “ terinspirasi dari pengalaman masa anak - anak yang suka meniru adegan film superhero dan memakai baju bergambar Superhero. Dalam visual karya terlihat figur seorang anak memakai pakaian serba hitam bergambar Batman lengkap dengan topeng dan sayapnya. Pada bagian pakaian dibuat dengan warna hitam dengan maksud memberi kesan seperti penampilan Batman yang serba hitam. Selain berpakaian seba hitam dan bergaya seperti jagoan, terlihat figur anak itu memakai celana dalam dibagian luar dengan maksud meniru gaya dan kostum sang idola. Celana dalam dibuat dengan warna putih bercorak bulatan merah untuk membuat pusat perhatian. Sedangkan tulisan “Aku Adalah Batman” hanya untuk mendukung ide dari karya ini. Karya yang menceritakan seorang anak yang mengindolakan tokoh Batman yang sering ditayangkan ditelevisi, karena begitu menyukai tokoh Batman anak tersebut pun meniru apa yang di lihat ditelevisi dengan segala cara sampai memakai celana dalam dibagian luar.
E. PENUTUP
*Kesimpulan Dari Keseluruhan uraian diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut : 1. Mengingat pengalaman masa anak - anak bisa membangkitkan inspirasi sehingga mendorong munculnya ide baru untuk divisualisasikan ke dalam karya seni lukis. Dalam memvisualkannya menggunakan bahasa visual yang bercirikan lukisan anak-anak yaitu Dekoratif Naif untuk lebih mendukung tema yang menceritakan pengalaman masa anak-anak. 2. Dalam menciptakan karya seni lukis diperlukan teknik, baik dari segi pengolahan bahan, penguasaan bentuk untuk menghasilkan karya yang unik, kreatif, imajinatif. Ada beberapa tahapan yang dilalui untuk mewujudkan lukisan yang bertemakan “Pengalaman Masa Anak - Anak Dalam Dua Dimensi” diantaranya: Tahapan Penjajagan, pengamatan, percobaan dan proses improvisasi. 18
3. Karya yang diwujudkan ke dalam bentuk karya seni lukis meliputi dua aspek, yaitu : Aspek Ideoplastis yang menyangkut gagasan atau ide dari karya seni lukis yang divisualkan. Aspek fisikoplastis yang menyangkut teknik penerapan elemen-elemen seni rupa yang lebih mengarah pada penampilan fisik dari karya seni lukis.
*Saran Sebelum mengakhiri tulisan ini, ada beberapa saran yang akan disampaikan sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa/mahasiswi jurusan Seni Lukis Institut Seni Indonesia Denpasar, hendaknya menambah wawasan dan meningkatkan kreativitas dalam berkarya, rajin membaca, sering bereksperimen, berdiskusi dan mengikuti perkembangan seni lukis yang ada. 2. Dengan melihat karya seni lukis ini, diharapkan dapat membuka pikiran masyarakat bahwa masa lalu adalah landasan menuju masa depan dan masa lalu merupakan proses yang membentuk masa sekarang. 3. Diharapkan bagi lembaga hendaknya terus meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan serta menambah prasarana yang bisa mendukung perkuliahan sehingga mahasiswa/mahasiswi dapat mempergunakannya dengan sebaikbaiknya untuk meningkatkan mutu karya dan pendidikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, I Nyoman, 1998, Dasar-Dasar Seni Lukis, CV Serajaya : Jakarta Djelantik, A.A.M, 1999, Estetika Sebuah Penghantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia : Bandung Gie, The Liang, 1999, Filsafat Seni, PUBIB (Pusat Belajar Ilmu Berguna) : Yogyakarta Poerwadarminta, W.J.S, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka : Jakarta Sidik, Fadjar, 1981, Desain Elementer, Jurusan Seni Lukis, STSRI ASRI : Yogyakarta Soedarso, SP, 1990, Tinjauan Seni Rupa, Penghantar untuk Apresiasi Seni, Saku Dayar Sana : Yogyakarta Susanto, Mikke, 2002, Diksi Rupa : Kumpulan Istilah Seni Rupa, Kanisius : Yogyakarta Salim, Peter, 1991, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English press: Jakarta Albert, Aaron, 1962. “Marvel Knights Spider-Man #19” , Marvel Comics. http://id.m. wikipedia.org/wiki/Spider-Man. (diakses 07 April 2012). Art Gallery, Tonyraka, 2012. “I Made Djirna Biography”, http://www.tonyrakaartgallery. com/artists-IMadeDjirna.asp. (diakses 07 April 2012). Art Gallery, Tonyraka, 2012. “I Made Wiradana Biography”,
http://www.
tonyrakaartgallery.com/artists-IMadeWiradana.asp. (diakses 07 April 2012). Attayaya, 2009. “Zorro Vs Zahra”, http://www.attayaya.net/2009/12/zorro-vs-zahra.html. (diakses 07 April 2012). Kane,
Bob.
1939.
“Detective
Comics
#27”,
DC
Comics,
http://id.m.
Comics,
http://id.m.
wikipedia.org/wiki/Batman. (diakses 07 April 2012). Siegel,
Jerry.
1938.
“Action
Comics
#1”,
DC
wikipedia.org/wiki/Superman. (diakses 07 April 2012). Wikipedia,
2012.
“Pahlawan
Super”,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan_super.
(diakses 07 April 2012). Yustantoe, 2011. “I Nyoman Masriadhi”, http://yustantoe.wordpress.com/2011/02/18/i nyoman-masriadhi/. (diakses 07 April 2012).