ARSITEKTUR KOTA MALANG
MENURUT
“ TEORI MANLEY DAN GUISE 1998 ”
Oleh : Ragil Sudrajat Budi SN 0822048
Pembimbing : Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA
JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG FAKULTAS SIPIL DAN PERENCANAAN 2010
EVOLUSI KOTA Perubahan Kepemilikan Lahan 1. MATOS & MX
a. Matos Malang Town Square atau biasa disebut Matoz adalah bangunan Mall yang dibangun di kawasan pendidikan tepatnya di Jl.Veteran pada tahun 2005. Matos ini dibangun pada kawasan pendidikan, banyak menimbulkan pro dan kontra akan adanya pembangunan Matos, namun seiring perkembangan jaman, dimana para masyarakat ini juga berfikiran lebih maju dengan adanya Matos ditengah tengah mereka maka untuk mudahnya memenuhi kebutuhan sehari hari mereka secara perlahan bisa menerima keberadaan pembangunan yang dulunya merupakan perubahan kepemilikan lahan dari lahan kosong menjadi sebuah pusat perbelanjaan. b. MX Demikian pula pembangunan baru dimulai tahun 2009 dengan adanya MX yang tepat berada di sebelah Matos menambah daftar perubahan kepemilikan lahan di kota Malang yang juga menuai pro dan kontra, namun lain halnya dengan Matos.MX dulunya juga merupakan lahan kosong atau sebagai lahan parkir dari Matos ini lebih dapat mudah untuk diterima di masyarkat karena perkembangan pemasaran yang begitu pesat pada jaman sekarang juga mempengaruhi keberadaan MX ini untuk bersaing dengan tempat tempat perbelanjaan lainnya.
2. APARTEMEN MENARA SOEKARNO HATTA Pembangunan baru, yang dulunya merupakan lahan kosong kini hadir apartemen pertama di kota Malang, yakni Menara Soekarno Hatta yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Malang, Apartemen pertama dengan ketinggian 45 meter, Apartemen dengan 15 lantai dan 2 basement dengan kepemilikan stratatitle dan fasilitas lengkap, sungguh merupakan hunian yang akan merubah gaya hidup masyarakat kota Malang sebagai kota Metropolitan. Sebagai Apartemen pertama di kota Malang, Menara Soekarno Hatta telah dirilis oleh pengembang KSO Java Mitra di awal Desember 2009 untuk menangkap peluang potensi pasar hunian yang masih cukup besar. Dimana proyek ini berlokasi di pusat Kota Malang yang sangat strategis dan cukup selangkah dari Kampus Universitas Brawijaya dan Politeknik Negri Malang. Dengan desain unit Apartemen memanjang arah Timur - Barat dan mendapatkan arah hadap hunian (view) kearah Utara - Selatan. sangat memungkinkan terhindar dari kesilauan sinar matahari langsung. Maka diperoleh kenyamanan thermal bangunan yang semaksimal mungkin. View utara tersaji panorama Malang Raya bagian Utara yang dilatarbelakangi pemandangan Gunung Arjuno dan Gunung Semeru. Sedangkan view selatan terhampar panorama Gunung Kawi hingga Bukit Gunung Panderman dengan pemandangan suasana Metropolitan Kota Malang. Pada bagian depan Apartemen terdapat fasilitas Sky Restaurant, kemudian masuk terdapat unit Shopping Arcade dan disebelah lobby Apartemen terdapat Mini Market, Food Court, dan Fitness Center menghadap Green Swimming Pool di sekitar Jogging Track yang teduh.
Perekonomian Kota -
MOG & STADION GAJAYANA
MOG (Mal Olympic Garden) merupakan pusat perbelanjaan/kawasan perdagangan, jasa dan hiburan (One Stop Shopping, One Stop Service & One Stop Entertainment) terbesar di kota Malang. PT Mustika Taman Olympic mengembangkan MOG secara konsisten dengan pembangunan pusat perbelanjaan dengan konsep sebagai mal yang memadukan pertokoan, hypermarket, department store, food court, pusat jasa, entertainment, arena bermain/game centre, hotel serta kawasan pusat olahraga. MOG adalah pusat perbelanjaan yang nyaman karena didukung oleh kawasan yang cukup strategis secara bisnis karena berada di pusat Kota Malang, di area jalan utama (antara Jalan Semeru, Jalan Kawi dan Jalan Tenes). Sejak dibukanya MOG ini maka terjadi banayk peningkatan perubahan ekonomi. Itu dikarenakan banyaknya lapangan pekerjaan yang dihasilkan oleh pihak MOG membantu mengurangi angka pengangguran di Kota Malang. Salah satu contoh kecilnya seperti penggunaan lahan kosong di sebelah MOG sebagai lahan parkir menjadikan itu lapangan pekerjaan bagi warga menengah ke bawah untuk berprofesi sebgai tukang parkir. Dan karena renovasi yang dilakukan pihak MOG terhadap stadion Gajayana juga membantu meningkatkan penjualan tiket pertandingan sepak bola pada setiap event yang diadakan di gedung stadion tersebut.
TOWNSCAPE Setting dan sky line Bangunan Kota Malang termasuk kota yang sedang berkembang, hal itu dapat dilihat dari gedung-gedung bertingkat tinggi yang belum merata dalam artian terlihat menonjol karena berada pada kawasan dengan ketinggian bangunan yang rata-rata.
Kondisi tinggi rendah bangunan di kawasan ini merupakan sebagai sky line yang cukup bagus karena keadaan bangunan bangunan yang menjadi tumpuan penglihatan masyarakat agar lebih indah kawasan itu
PERBEDAAN KETINGGIAN BANGUNAN MENCOLOK PADA SUATU KAWASAN
Bangunan tertinggi dikawasan ini
Gambaran tinggi rendah bangunan
Landmark Beberapa ahli kota berpendapat bahwa setiap kota memiliki karakter tersendiri,hal ini disebabkan oleh adanya lingkungan yang berada dan isi didalamnya juga berlainan.Malang merupakan salah satu kota kolonial peninggalan Belanda yang direncanakan oleh Thomas Karsteen.Kota ini telah dikenal sebagai kota peristirahatan yang sejuk terletak didaerah dengan iklim yang dingin. Salah satu elemen kotanya yang sangat berbeda dan menonjol dari beberapa kota di Indonesia adalah memiliki dua buah alun-alun yaitu sebagaimana kota-kota lainnya dan alun-alun bundar. Setiap alun-alun memiliki keunikan dan kelebihannya tersendiri. Alun-alun pusat berada pada pusat perdagangan yang berada di pusat kota denagn intensitas keramaian sehingga rata-rata orang mengetahui keberadaannya sehingga bias dijadikan sebagai landmark. Sedangkan alun-alun Tugu memiliki ciri khas dipenuhi oleh pepohonan rindang yang memberikan kesan sejuk dan nyaman utuk setiap pengendara yang melewatinya. Tidak hanya itu Balai Kota dan Kantor DPRD pun juga berada di seberang alun-alun ini sehingga akan mudah orang untuk mencari tempat ini.
Alun – alun pusat berada di tengah tengah keramaian warga kota Malang sehingga banyak orang menjadikan alun – alun sebagai tempat istirahat dan bisa juga sebagai landmark yang mana keberadaannya merupakan ciri khas yang menunjukkan inilah kota Malang
Alun – alun tugu merupakan salah satu landmark di kota Malang yang berada di kantor – kantor pemerintahan memiliki ciri khas dipenuhi oleh pepohonan rindang yang memberikan kesan sejuk dan nyaman utuk setiap pengendara yang melewatinya.
Hierarki Kawasan – Kawasan di Kota Malang Kota Malang memiliki lima kawasan yang terbagi per kecamatan. Lima kecamatan itu adalah -
Kecamatan Lowokwaru
-
Kecamatan Klojen
-
Kecamatan Blimbing
-
Kecamatan Dau
-
Kecamatan Sukun
KEC. LOWOKWARU
KEC. BLIMBING
KEC. KLOJEN
KEC. DAU
KEC. SUKUN
Struktur Kota Malang
Merupakan struktur tata letak kota dengan peletakan elemen-elemen kota secara terpusat pada suatu objek. Dalam hal ini alun-alun bundar di Jalan Tugu atau yang biasa disebut alun-alun Tugu adalah salah satu contoh dari struktur terpusat yang ada di kota Malang.
Selain alun-alun Tugu, alun-alun pusat juga merupakan tampilan struktur terpusat di kota Malang karena berada di tengah kota dan berada di kawasan pusat perdagangan di kota Malang.Walaupun dikatakan sebagai alun-alun pusat, namun Area ini juga biasa diakatakan sebagai struktur linear karena pola bentuknya masih menyerupai garis-garis yang tersusun rapi dan sejajar.
SUB KAWASAN Kawasan Kecil yang Mempunyai Karakter Unik Kota Malang memiliki kawasan-kawasan kecil dengan krarakter yang berbeda-beda, beberapa kawasan menpunyai karakter yang unik.Begitu juga dengan kawasan comboran ini, memiliki berbagai keunikan yang mana adanya pasar barang bekas atau dengan kata lain juga sering disebut pasar loak. Pasar ini menjual berbagai barang yang sudah tidak terpakai namun di daur ulang kembali agar lebih baik untuk menghasilkan uang dan juga sebagai mata pencaharian bagi masyarakat sekitar.
Menggambarkan suasana yang juga begitu tertib dimana meski berjualan disepanjang jalan namun tidak menimbulkan ke macetan bagi kendaraan yang lewat
Ciri – ciri Bangunan yang Dominan Kota Malang memiliki banyak bermacam macam ciri dari bangunan yang dominan, salah satu diantaranya kawasan rumah kolonial di Jalan Tanggamus ini, merupakan sebuah building Notaris milik Juliani SH yang memiliki ciri – ciri dominan di daerah ini.
Terlihat dominan dari bentuk atap yang berbeda dari bentuk atap rumah kolonial yang biasanya, atap pelana dengan perisai memiliki kemiringan yang curam menandakan inilah ciri khas yang paling dominan dari rumah colonial,bahan atap juga menggunakan tanah liat
Lanscape Kawasan Kawasan-kawasan yang berada di pusat kota tentu memiliki karakter tersendiri dengan bangunan yang berdiri di atas tanah tersebut. Sebagai contohnya di Malang kawasan Ijen mempunyai boulevard yang mana belum tentu ada di kawasan kota lain.
selain keindahan atau keunikan yang dapat kita lihat, tanpa kita sadari vegetasi dan pepohonan yang tersusun pada kawasan itulah yang juga berpengruh besar pada panorama yang dilihat banyak orang.
Pada kawasan Jalan Malabar ini juga disebut kawasan landscape yang mana merupakan sebuah hutan kecil yang berada di tengah tengah kota yang melalui penataan tata kota yang cukup indah dimana mempunyai daya tarik tersendiri untuk mengenal kawasan tersebut
TRADISI BANGUNAN Jenis Bangunan Di Kota Malang Kota Malang disebut juga kota kolonial pada masa tempo dulu,yang mana Malang memiliki berbagai sejumlah bangunan bangunan yang bersejarah dengan memiliki karakter karakter yang unik,salah satunya adalah perumahan di kawasan Ijen yang masih mempertahankan ciri khas kolonialnya. Meski termasuk kawasan elit, rumah-rumah di kawasan Ijen tetap kental dengan bentuk rumah aslinya tanpa mengubah unsur kolonial yang nampak pada rumahrumah tersebut.
Gambar di ambil dari Jalan Kartini yang sebelah kiri dan gambar yang kanan dari Jalan Bandung yang mana ke semuanya berada pada kawasan yang berbeda dan mempunyai karakter tersendiri dari bentuk atapnya di setiap kawasan.
Gaya Arsitekturnya Beberapa jenis bangunan di kota Malang tentu memiliki karater dan penjelasan tersendiri, Berikut akan dijelaskan tentang gayga arsitektur dari setip jenis bangunan tersebut, Gaya arsitektur di kota malang lebih mengacu pada gaya arsitektur kolonial dan arsitektur modern yang mana menjadi karakter kota Malang saat ini.
Malang identik dengan gaya gaya arsitektur seperti kolonial dan modern seperti ruko ini dan banyak masyarakat mengatakan Malang saat ini bukan lah lagi Malang yang di sebut kota kolonial namun lebih banyak di sebut Malang kota Ruko karena dimana mana banyak terdapat ruko yang menjadi tempat dimana untuk berjualan masyarakat sebagai penghasilan
AKTIVITAS DAN KEBUDAYAAN Jenis jenis Sosial Budaya Malang Kota Malang memiliki hubungan sosial dan kebudayaan tersendiri yang menjadi rutinitas dan keseharian tersendiri.seperti halnya dalam kebudayaan adalah adanya Malang tempo dulu dan topeng Malangan yang menjadi budaya dan tak luput diperingati setiap tahunya.
Topeng Malangan Tari Topeng Malangan yang sering kita dengar itu, ternyata hasil perpaduan antara kesenian Jawa Tengah, Jawa Kulonan dan Jawa Timuran (Blambangan dan Osing). Sehingga akar gerakan tari ini mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik dari etnik Jawa, Madura dan Bali.
Tarian ini sebagai tarian pembuka acara walaupun biasanya sering dibuka dengan tarian Beskalan. Konon, tari topeng sendiri diperkirakan muncul pada awal abad 20-an dan berkembang luas semasa perang kemerdekaan. Tari ini adalah perlambang bagi sifat manusia, karenanya banyak model topeng yang menggambarkan situasi yang berbeda, menangis, tertawa, sedih, malu dan sebagainya.Biasanya tari ini ditampilkan dalam sebuah fragmentasi hikayat atau cerita rakyat setempat tentang berbagai hal terutama bercerita tentang kisahkisah panji.
Malang Tempo Dulu Malang Kembali merupakan salah satu agenda rutin tahunan kota Malang. Pada kesempatan kali ini Malang Kembali V (Malang Tempo Doeloe 2010) diselenggarakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (DISBUDPAR) yang bekerja sama dengan Yayasan Inggil dan sponsor-sponsor lainnya,mengusung tema “Rekonstruksi Budaya Panji“.
Malang Kembali atau yang lebih terkenal dengan Malang Tempo Doeloe ini digelar di sepanjang Jalan Ijen mulai tanggal 20-23 Mei 2010. Acara ini menghadirkan berbagai pertunjukan, pameran, gelar budaya, pasar rakyat, dan workshop. Dimana acara-acara yang digelar tersebut menampilkan kekhasan tersendiri terhadap budaya Indonesia, khususnya Budaya Panji yang merupakan budaya khas Jawa Timur.Budaya Panji yang berasal dari Malang perlu diangkat dan dijadikan tema ikon penting Kota Malang ini, sehingga masyarakat dapat mengenal kembali tentang Budaya Panji yang berasal dari Kota Malang.
Budaya Panji mengajarkan tentang kebaikan kepada sesama dan kebaikan kepada alam yang mencakup tentang tatanan sosial dan etika untuk kebaikan bersama. Salah satunya, pengaruh Budaya Panji dalam sistem pertanian nusantara yang mengedepankan sistem organik yang perlu dihidupkan kembali untuk menjamin kemandirian di sektor tersebut. Konsep pertanian dalam Budaya Panji adalah kesuburan. Bagaimana memperlakukan tanah (lahan) seperti menyayangi istri dan berhubungan dengan konservasi alam. Tidak hanya sekadar cerita tentang Panji, tetapi juga menyangkut semua kehidupan.
Pengaruh Kebudayaan Masa Lalu Terhadap Beberapa Kawasan di Kota Malang
Jalan Ijen Tempo Dulu
Jalan Ijen Masa Kini
Pengaruh Kebudayaan di kota Malang yakni tak lepas dari adanya festival Malang Tempo Dulu yang mana menjadi kegiatan rutin setiap tahun agar warga masyarakat bangunan yang masih tetap dipertahankan keutuhannya ini akhirnya memberikan ide pada Pemerintah Kota Malang untuk mengadakan sebuah acara. Acara tersebut adalah acara untuk mengenang dan mengingat kembali masa – masa Kota Malang sebelum dan sesudah jaman kemerdekaan.
Adanya festival Malang Tempo Dulu ini menunjukkan masa lalu warga kota malang dan jl.Ijen yang khas dengan nuansa kolonialnya menjadi senjata utama bagi pemerintah untuk menujang perekonomian kota Malang. Karena setiap pengunjung yang membeli produk di acara Malang Tempo dulu ini akan membantu menambah omset pendapatan Pemerintah Kota Malang. Rutinitas event ini membuat Jl.Ijen adalah jalan prioritas yang sangat dijaga dan dipertahankan keasliannya.
CITRA KOTA Kawasan Lowokwaru Menurut Pandangan Masyarakat Kawasan Lowokwaru ini mungkin bisa juga disebut sebagai kawasan pelajar atau kawasan pendidikan,pasalnya banyak terdapat kampus kampus yang berada di wilayah ini.Dan masyarakat memiliki pandangan bagaimana pentingnya perkembangan kawasan ini sebagai mata pencaharian mereka agar memenuhi kebutuhan sehari hari seperti halnya membuka usaha berjualan dan lain sebagainya. Berikut beberapa kampus yang berada di kawasan Lowokwaru :
Universitas Brawijaya
Universitas Negeri Malang
Sekolah Tinggi Teknik
Universitas Muhammadiyah
Universitas Islam Malang
Institut Teknologi Nasional
Universitas Islam Negeri
Universitas Gajayana
Kawasan yang Memiliki nilai Kesejarahan Citra kawasan alun-alun Tugu sebagai kawasan bersejarah Karakteristik kawasan berdasarkan pemetaan kognitif Analisis karakteristik kawasan berdasarkan peta mental atau pemetaan kognitif dilakukan untuk menggambarkan elemenelemen yang menjadi identitas kawasan bersejarah bagi masyarakat.
Sebagai kota yang berkembang dari cikal bakal kota kolonial Belanda, Kota Malang syarat akan bentukkan fisik (tata lingkungan dan bangunan) yang mempunyai nilai historis dan arsitektur yang dapat menjadi bukti pernah populernya suatu mahzab tata kota dan arsitektur tertentu (masa kolonial) yang dapat diangkat sebagai karakter spesifik kawasan Kota Malang (Wikantiyoso 2002).Pada awal perkembangannya, Kota Malang masih berupa kota kabupaten kecil di bawah Karesidenan Pasuruan. Seiring dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah Hindia-Belanda berupa Undang-undang Desentralisasi, Malang memperoleh status Gemeente (Kotamadya) pada tanggal 1 April 1914 berdasarkan Staadsblad No. 297. Pemisahan pemerintahan kota dan kabupaten tersebut mendasari munculnya Bouwplan-II, yaitu membentuk daerah pusat pemerintahan baru.
Daerah ini kemudian terkenal dengan sebutan daerah Alun-alun Bunder, karena intinya berupa lapangan terbuka berbentuk bulat (bunder – dalam bahasa Jawa). Di tengah Alun-alun Bunder tersebut dibuat kolam air mancur. Pada sekitar tahun 1950-an, kolam air mancur di tengah Alun-alun Bunder itu didirikan tugu yang diresmikan oleh Presiden Soekarno. Alun-alun Bunder itu kemudian sering disebut Alun-alun Tugu. Di sekitar Alunalun Tugu juga didirikan berbagai bangunan resmi dan monumental, seperti Gedung Balai Kota, Hotel Splendid, Sekolah HBS/AMS (sekarang SMA Negeri Malang), rumah tinggal panglima militer, dan sebagainya. Lingkungan tersebut kemudian terkenal sebagai daerah yang menjadi ciri khas Kota Malang (Handinoto 1996:66).
Kawasan bersejarah Tugu ini menjadi pusat struktur kota Malang, yang dikelilingi beberapa bangunan penting seperti kantor Balai Kota
Berdasarkan Pemaknaan Kawasan Masyarakat memberikan nilai keterikatan terhadap tempat yang positif, baik secara emosional maupun fungsional: - Secara emosional didasarkan pada latar belakang sejarah, makna simbolis kawasan, serta bagian dari masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. - Secara fungsional karena terdapat ketergantungan pada penggunaan bangunan bersejarah yang masih digunakan seperti fungsi awalnya. Masyarakat menilai kualitas dan kepentingan kawasan Alun-alun Tugu sangat tinggi, ditandai dengan tingkat kesesuaian sebesar 82,05% dan 92,57%. Tingkat kesesuaian tersebut masih kurang dari 100%, sehingga terdapat beberapa variabel yang perlu ditingkatkan. Adapun prioritas utama perbaikan kualitas kawasan, meliputi: - Penggunaan/fungsi bangunan dan kawasan; - Kehadiran pihak yang bertanggungjawab dalam pemeliharaan kawasan; - Kelestarian arsitektur yang berkarya seni dan menonjol; - Partisipasi masyarakat dalam memelihara bangunan dan kawasan. Hal tersebut menandakan bahwa kawasan Alun-alun Tugu memiliki citra yang kuat dan positif bagi masyarakat Kota Malang.
PENUTUP
Berdasarkan hasil amatan yang telah penulis kemukakan dalam isi tulisan ini maka dapat di simpulkan bahwa kota Malang merupakan sebuah kota unik di Indonesia yang patut di jaga kelestariannya. Beberapa bangunan kolonial yang menjadi simbol kota Malang patut untuk selalu dipelajari sehingga mahasiswa dapat menciptakan kreasi dan meningkatkannya lewat pemahaman mengenai arsitektur kolonial yang ada di kota Malang. Pada awalnya penataan ruang dan bangunan di kota Malang sangat tertata dengan baik, namun setelah mengalami berbagai EVOLUSI dan PERKEMBANGAN maka seiring berjalannya waktu maka semuanya berubah. Dengan adanya perubahan ini justru sebagai tantangan bagi kita (kalangan arsitek) untuk menata kota Malang dan tetap mempertahankan nilai estetika yang ada di beberapa kawasan Kota Malang.
Daftar Pustaka http://www.scribd.com/doc/26931917/Seni-Tari-Topeng-Malang-Makalah-Diajukan http://www.bloggerngalam.com/kategori/budaya/page/2 http://ksupointer.com/2010/festival-malang-kembali-v-malang-tempo-doeloe-2010 D:/arsitektur/semester%205/arsitektur%20kota%20ang/arkot%20ang/MENGENAL%20KOT A%20MALANG%20%C2%AB%20A%20big%20girl%27s%20LITTLE%20BLOG.html
http://unikabis.blogspot.com/2010/04/malang-tempo-dulu.html