No.03/Th.2/ Rabul Akhir 1430H/ April 2009
Muslimah
PRINSIP KEDUDUKAN WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM Ustzh. Nunung dan Ustzh. Ewin Suciana Wanita adalah salah satu elemen makhluk hidup yang memegang peranan penting dalam kehidupan di muka bumi ini, dari sudut pandang Islam, selain wanita menempati kedudukan yang sangat penting juga karena ia merupakan unsur penting yang mendukung penerapan syariat Allah di muka bumi ini. Bahkan sebaliknya, wanita juga sekaligus merupakan kunci dari kehancuran kemaslahatan makhluk. Pada prinsipnya Islam telah memberikan tuntunan dan tuntutan atas diri kaum wanita khususnya muslimah, namun pada kenyataannya, begitu banyak tuntunan dan tuntutan itu yang dilanggar baik oleh wanita itu sendiri atau oleh yang lainnya. KEDUDUKAN WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM Tidak ada satu pun agama yang sesempurna dan seglobal Islam dalam menempatkan/memposisikan wanita. Demikian juga tidak ada satupun agama atau pemikiran yang sesempurna dan seglobal Islam dalam menempatkan/memposisikan kemaslahatan manusia dan makhluk seluruhnya. Islam adalah dien yang sangat sempurna, tidak ada satupun yang mampu menandingi kesempurnaannya. Karena sifat kesempurnaannya itulah ia tidak akan luput dari menempatkan wanita sebagai makhluk Allah yang sangat mulia. Tidak ada satu agamapun diluar Islam yang menjunjung tinggi harkat dan martabat wanita. Pada prinsipnya kita meyakini bahwa sesuatu yang sempurna itu tentu tidak ada cacatnya walau sedikitpun sehingga apapun yang datang darinya tentu tidak ada pula yang salah atau keliru. Demikian pula kita meyakini bahwa semua tuntunan dan tuntutan Islam atas diri seorang wanita itu pastilah baik, dan untuk kebaikan si wanita itu sendiri. Logikanya, Islam itu datang dari Allah, Dzat yang paling mengenal sifat dan watak wanita. Kita haruslah meyakini bahwa Allah yang paling mengenal diri kita, melebihi kita mengenal diri kita sendiri. REALITA SEPUTAR MUSLIMAH Semakin berkurangnya kadar keimanan sehingga mudah terjerumus kepada perilaku-perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Pada tataran ini, kita banyak melihat fenomena rendahnya iman khususnya pada diri sebagian besar muslimah saat ini. Jauhnya mereka dari syariat Islam menjadikan hati mereka tidak tenteram. Hati mereka senantiasa dipenuhi syak dengan masalah-masaah dunia, yang membuat hati mereka jauh dari taqarrub ilallah.
Semakin kurangnya amal dzahiriyah yang mengakibatkan pelecehan terhadap nilai Islam yang dilakukan oleh kaum wanita sendiri, dekadensi moral, meningkatnya angka kriminalitas, dll. Kejahatan tidak akan terjadi, jika tidak ada kesempatan. Terbukanya Aurat Semakin merebaknya mode pakaian (fashion) yang tidak Islami yang serba terbuka dan mengikuti mode-mode pakaian kaum kafir. Parahnya lagi, kecenderungan untuk mengikuti mode-mode pakaian kafir ini menjadi tren dan sekaligus menjadi parameter modern atau tidaknya seseorang. Bahkan busana-busana muslimah yang tertutup dikatakan sebagai pakaian yang ketinggalan zaman dan tidak modis. Dunia fashion, terutama pakaian, tak tertinggal juga merasuk semua orang dari yang muda sampai yang tua terutama wanita. Lihatlah cara Mereka mengiming-imingi konsumen dengan berbagai cara, dari istilah ”gak ketinggalan zaman” sampai istilah ”tren mode”. hal tersebut apabila dipikirkan hanyalah membuat orang kurang percaya diri, memboro-boroskan uang dan nilai gengsilah yang didapat. Rasullullah SAW bersabda :”Siapa yang meninggalkan pakian mewah-mewah karena tawdhu kepada Allah, padahal ia mampu membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat dihadapan sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakian mana yang dikehendakinya (HR At-timidzi) Firman Allah dalam surat Ali-Imron ayat 196 yang artinya : ”Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[1] di dalam negeri”. Yang di maksud dengan bergerak[1] adalah : kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka. Seorang mu’min, tak mengapa berpakaian yang indah dan baik. Apabila sematamata karena Allah atau untuk menyenangkan suami atau istri tetapi rapi dan pantas dipakainya, dan yang paling penting pakaian tersebut tidak memperlihatkan aurat atau menonjolkan aurat. Firman Allah yang artinya : ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan[2]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS.7:31) Yang dimaksud dengan janganlah berlebih-lebihan[2] adalah janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Materialisme Perubahan pola hidup dari social and religious oriented menjadi pola hidup individual and money oriented, sehingga masyarakat modern saat ini-sebagian besar wanita-berbondong-bondong untuk menempuh segala cara demi mendapatkan uang. Sayangnya sebagian besar cara yang dilakukan tidak Islami. Bahkan jika perlu sampai mengorbankan harga diri dan kehormatan akan mereka lakukan (umumnya kaum 2
wanita) demi mendapatkan uang, mereka selalu berdalih demi kemandirian wanita. Saat ini seluruh persoalan hidup seakan bisa diatasi dengan materi/uang. Perlu kita sadari bahwa karena kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan keimanan telah merusak moral kaum muslimah. Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mestinya menjadi pegangan telah ditinggalkan oleh sebagian besar saudara kita, sebagai gantinya mereka rame-rame menghadapkan wajah dan pikirannya kepada orang-orang barat yang pada umumnya mereka adalah kaum Yahudi dan Nashrani. Sementara orang-orang barat tersebut menganut gaya hidup materialisme, yang menuhankan materi semata. Islam mendapat tantangan dari berbagai pihak, Yahudi dan Nasrani yang semakin gencar merusak sendi-sendi Islam, sehingga tidak sedikit umat Islam yang tidak tahu akan aqidahnya sendiri. Sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Qur’an. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 120) Mereka mamasukkan gaya hidup mereka (materialisme) yang rusak dan keropos ke dalam tatanan hidup kaum muslimin yang indah nan damai ini. Dengan propaganda yang bertubi-tubi mereka tanamkan dogma bahwa ajaran Islam ini sudah kuno tak layak untuk direalisasikan di zaman modern ini. Dan realita yang ada, tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan kaum muslimin telah mencontoh kehidupan orang-orang kafir. Atas dasar itulah, kami mengajak kaum muslimah seluruhnya agar berhati-hati terhadap pemikiran orang kafir dan jauhilah gaya hidup mereka, karena dengan mengikuti gaya hidup mereka berarti kita telah bersikap loyal terhadap mereka. Sedangkan berloyalitas kepada orang kafir hukumnya haram. Sebagaimana firman : Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka, sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Maidah [5]: 51). Pergaulan Yang Semakin ‘Terbuka’ Sebagian besar kaum muslimah sudah terlibat dalam pergaulan bebas. Fenomena pacaran dan hamil di luar nikah, sampai pernikahan yang tidak Islami menjadi fenomena yang biasa di tengah masyarakat kita saat ini. Anehnya masyarakat secara langsung maupun tidak langsung turut mengambil peran aktif dari merebaknya pergaulan seperti itu. Jika ada anak wanita yang sampai usia remaja belum memiliki 3
pacar, maka mereka akan merasa khawatir jangan-jangan anaknya menjadi perawan tua. Seakan mereka lupa bahwa rizki, jodoh, dan ajal merupakan hak prerogatif Allah. Tidak seorang manusia-pun yang dapat mempercepat atau memperlambat ajalnya. Walaupun ada yang mempercepat kematiannya dengan bunuh diri, namun kematian itu tidak akan datang sebelum ditentukan oleh Allah SWT. Sebaliknya walaupun orang tersebut tidak pernah melakukan pekerjaan yang mengundang bahaya sedikitpun, selalu dikawal oleh ratusan pengawal pribadi sekalipun, tetap saja tidak akan memperlambat kematian atas dirinya. Tidak seorang manusia-pun yang dapat menambah atau mengurangi jatah rizki yang akan diberikan oleh Allah SWT pada setiap manusia atau pada dirinya. Sehingga rizki tersebut walaupun di cari dengan cara yang haram sekalipun (seperti mencuri, merampok, korupsi, dll), tetap saja orang tersebut tidak akan mendapatkan lebih dari yang telah Allah tetapkan atas dirinya. Sebaliknya jika dicari dengan cara yang halal, dengan memperhatikan berbagai larangan Allah, tetap saja rizki yang di peroleh seseorang atau setiap makhluk Allah tidak akan pernah berkurang dari yang telah Allah tetapkan atas dirinya. Ilustrasi yang paling umum kita dengar adalah seekor cecak yang tidak bisa terbang, tidak pernah mati kekurangan makan, padahal makanannya adalah seekor nyamuk yang dapat terbang dengan cepatnya. Begitu juga dengan jodoh, tidak seorang manusia-pun yang dapat mempercepat atau memperlambat jodohnya. Walaupun jodoh tersebut di cari dengan berpacaran sejak umur 10 tahun, atau dengan berganti pacar setiap hari sekalipun tidak akan mempercepat atau memperlambat datangnya jodoh yang telah Allah tetapkan, Sebaliknya walupun seorang wanita tersebut tidak pernah berpacaran sekalipun tetap saja ia akan mendapatkan jodoh yang telah Allah gariskan untuknya pada saat yang telah Allah tetapkan. Banyak dari pihak orang tua yang senang membelanjakan uangnya untuk membeli pakaian-pakaian dan asesoris yang membuka peluang bagi kaum wanita mereka untuk ‘meluaskan pergaulannya’. Akibatnya bisa ditebak, prostitusi, aborsi, pedofilia, dan berbagai kasus pelanggaran hukum terjadi yang akhirnya akan menyusahkan masyarakat itu sendiri. Tersebar luasnya pemahaman-pemahaman yang sesat atau menyesatkan yang mengakibatkan kekeliruan dalam pengamalan syariat Islam, seperti emansipasi, feminisime, berbagai aliran pemikiran yahudi dan nashrani, aliran filsafat, dan lain-lain. Berbagai pemikiran ini menjadikan kaum wanita – yang notabene sebagian besar muslimah – mulai meragukan kebenaran syariat Islam. Mereka menganggap syariat Islam sebagai ajaran yang membenarkan superioritas dan eksploitasi terhadap kaum wanita serta membatasi kaum wanita untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan dirinya. Sebaliknya sebahagian kaum muslimah lebih mempercayai filsafat yang tidak jelas asal usulnya, bahkan celakanya dewasa ini sebahagian muslimah akan dianggap 4
modern jika menganut salah satu faham/aliran filsafat. Sebahagian muslimah lainnya malah memperjuangkan emansipasi wanita dengan berkaca pada kaum Yahudi dan Nashrani, padahal hanya Islamlah satau-satunya ajaran yang sengat memperhatikan emansipasi wanita terhadap pria, sangat memprioritaskan feminisme kaum wanita. KESIMPULAN Pertama wanita dianjurkan untuk menuntut ilmu syar’i, karena hanya dengan menuntut ilmu syar’i, seorang muslimah akan mampu untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil dan meraih keimanan dan kenikmatan hakiki. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyibukkan diri untuk mengikuti kegiatan di majlis ta’lim, dan berbagai kajian keislaman untuk membentuk pemahaman Islam yang kaffah. Kedua, dengan mengamalkan konsekwensi-konsekwensi dari ilmu tersebut, sesuai tuntunan dan tuntutan Al Qur’an, Assunnah. Dan Ketiga dengan mendakwahkan syariat Islam, mulai dari keluarga, kaum kerabat, hingga ke lingkungan dimana ia berada. Jika setiap muslimah dengan penuh kesadaran menerapkan ketiga hal ini, maka insya Allah figur ‘sebaik-baik perhiasan dunia (mar’ah shalihah)’ akan tercapai. Dan jika ini terjadi, tidak akan ada yang lebih bahagia kecuali seluruh manusia itu sendiri, dimana kaum wanitanya terjaga dengan baik dan insya Allah masyarakat dan generasigenerasi sesudahnya juga akan menjadi baik.
5