ANALISIS VARIASI KONJUNGSI KOORDINATIF DAN KONJUNGSI SUBORDINATIF SUB DIALEK MELAYU NATUNA PADA MAHASISWA NATUNA DI TANJUNGPINANG E-JURNAL
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh RAFIKA NIM 120388201138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL E-JOURNAL Judul Skripsi :Analisis Variasi Konjungsi Koordinatif Dan Konjungsi Subordinatif Sub Dialek Melayu Natuna Pada Mahasiswa Natuna Di Tanjungpinang Nama
: Rafika
NIM
: 120388201138
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : Jumat, 12 Agustus 2016 Telah memenuhi syarat untuk di unggah ke e- journal
Dosen Pembimbing I osen Pembi
Drs.Suhardi, M.Pd
Tanjungpinang, 12 Agustus 2016 Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji
Indah Puji Astutu, M.Pd NIP 198812262014042003
ABSTRAK
Rafika. 2016. Pemakaian Konjunsi Koordinatif dan Konjungsubordinatif Sub Dialek Melayu Natuna pada Mahasiswa Natuna di Tanjungpinang. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan Dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Maritime Raja Ali Haji, Pembibing I: Drs.Suhardi, M.Pd., Pembimbing II: Dian Lestari M.A. Kata Kunci: Analisis Konjungsi Koordinatif, Dan Konjungsi Subordinatif, Sub Dialek Melayu Natuna, pada Mahasiswa Natuna, di Tanjungpinang. Konjungsi adalah kata-kata digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat disebut kata penghubung. Umpanya kata karena, dan kata ketika dalam kalimat. Dalam kebahasaan konjungsi sangat penting untuk mengetahui kegunaan kalimat, dan memberi penjelasan pada kalimat. variasi konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif untuk mengetahui perbedaan antara kedua konjungsi tersebut. Konjungsi tersebut tentunya berdeba antara bahasa Indonesia dengan dialek natuna. Tujuan yang akan di capai dalam penelitian deskriptif ini adalah untuk mengetahui perbedaan bahasa antara bahasa Indonesia dan dialek melayu Natuna. Data dan sumber data adalah mahasiswa Kabupaten Natuna di Asrama Putri Natuna, dengan jumlah mahasiswa di asrama seluruhnya 32 jiwa perempuan. Sedangkan untuk subjek yang diambi khusus yang menggunakan dialek melayu Natuna tidak dialek lainnya. Berdasarkan hasil dari data yang di diperoleh dalam proses analisis konjungsi pada mahasiswa Natuna untuk konjungsi koordinatif terdapat 22 konjungsi yang berbeda dan konjungsi yang terdapat dalam kalimat pada dialek Natuna sebanyak 40 kalimat, dan konjungsi subodinatif terdapat 21 konjungsi yang berbeda. Konjungsi subordinatif yang terdapat dalam kalimat pada dialek Natuna sebanyak 33 kalimat konjungsi yang ditemukan oleh peneliti keseluruhannya sebanyak 65 yang dikemukakan oleh Abdul Chaer.
ABSTRACT
Rafika. 2016. Use of Konjunsi coordinative and Konjungsubordinatif Sub Malay dialect Natuna Natuna Students in Tanjungpinang. Essay. Tanjungpinang: Indonesian Department of Education and Literature, Faculty of Teacher Training and Education, University of Maritime Raja Ali Haji, Pembibing I: Drs.Suhardi, M.Pd., Supervisor II: Dian Lestari M.A. Keywords: Conjunction Analysis coordinative, and subordinating conjunctions, Sub Natuna Malay dialect, in Student Natuna, in Tanjungpinang. Conjunction is a word used to connect words with the word, clause by clause, or sentence by sentence called conjunctions. Umpanya word because, and when the words in a sentence. In conjunction of language is very important to know the use of the sentence, and gave an explanation of the sentence. variations coordinative conjunctions and subordinating conjunctions to know the difference between the two conjunctions. Conjunction is certainly berdeba between Natuna Indonesian dialect. Goals to be achieved in this descriptive study was to determine the language differences between the Indonesian and Malay dialect Natuna. Data and data sources are students in the dormitory Princess Natuna Natuna, with the number of students in a dormitory entirely 32 deaths of women. As for the subject diambi special dialect of Malay Natuna no other dialects. Based on the results of the data obtained in the analysis process in conjunction student Natuna for coordinating conjunctions there are 22 different conjunctions and conjunction contained in the dialect Natuna sentence of 40 words, and conjunctions subodinatif there are 21 different conjunctions. Subordinating conjunctions contained in the dialect Natuna sentence by 33 sentence conjunctions were found by researchers entirety as much as 65 proposed by Abdul Chaer.
1.pendahuluan Konjungsi adalah kata-kata digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat disebut kata penghubung. Umpanya kata karena, dan kata ketika dalam kalimat ( Chaer, 2006:373). Dalam kebahasaan konjungsi sangat penting untuk mengetahui kegunaan kalimat, dan memberi penjelasan pada kalimat yang telah ada. Secara luas konjungsi digunakan untuk menggabungkan antar kalimat yang bersifat intrakalimat. Kata penghunbung ada yang hanya dapat digunakan untuk inta kalimat, tetapi ada juga pula yang dapat digunakan untuk antar kalimat, untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat ( Chaer, 2006:374). Dalam tulisan ini, peneliti membahas mengenai analisi variasi konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif sub dialeh melyu Natuna pada mahasiswa Natuna di Tanjungpinang adalah penelitian yang bersifat membandingkan antara Bahasa Indonesia dan dialek melayu Natuna. Menurut Edi Subroto, 2007:8) penelitian konjungsi ini adalah jenis penelitian deskriptif yang ingin mencari secara mendasar dan untuk mendapat gambaran mengenai variasi konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif yang digunakan mahasiswa natuna. Dalam variasi konjungsi ini juga menggunakan pandangan dari teori sematik yang merupakan salah satu cabang dari ilmu bahasa atau linguistik. Kajian sintaksis atas bahasa sebagai alat komunikasi tingkat lebih tinggi dari kajian morfologi. Secara garis besar, cakupan pembelajaran sintaksis secara herarkis dari tingkat rendah kata, frasa, klausa, kalimat dan yang tertinggi di wacana. Tujuan dari pengembangan bidang keilmuan aturan umum dalam sebuah bahasa. ( Suhardi. 2013:1) Dalam situasi dan kepentingan variasi bahasa, Dialek Melayu Natuna identik dengan Mahasiswa Natuna yang berada di Tanjungpinang, karena memang mayoritas Mahasiswa Natuna adalah suku Melayu asli. Dialek Melayu Natuna sudah menjadi pengatar umum dalam masyarakat untuk berbagai kepentingan Mahasiswa Natuna, terutama untuk kepentingan non formal. Berikut adalah contoh pemakaian dialek Melayu Natuna Kepulauan Riau dalam keseharian dalam menggunakan konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Contoh kalimat konjungsi koordinatif : -
Ibu dan ayah pergi ke bogor.
- Mak ngan ayah gi Bogor Dapat dilihat kata yang bergaris bawah merupakan kata konjungsi koordinatif.( penghubung yang setara)
Contoh kalimat konjungsi subordinatif: -
Fika pergi sesudah azan magrib Fika gi laudoh bong mgrib
Dari contoh konjungsi subordinatif yang bergaris bawah merupakan kata penghunbung yang yang tidak sederajat atau bertingkat. Dari contoh konjungsi di atas peneliti ingin menyampaikan konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif dalam dialek melayu Natuna gunanya untuk memberikan informasi kepada pembaca, supaya pembaca bisa mengetahui variasi dan letak konjungsi dalam dialek Natuna. Karena yang menjadi subjek penelitian peneliti adalah Mahasiswa maka perlu memperhatikan tahapan dalam tentang kehidupan yang dikemukakan oleh Hurlock, 2002;14 yaitu, “awal masa dewasa: berumur delapan belas sampai empat puluh tahun .“ 2. Hasil Penelitian a. Konjungsi Koordinatif Pembahasan hasil penelitian peneliti tentang variasi konjungsi koordinatif sub dialek melayu Natuna pada mahasiswa Natuna di Tanjungpinang -Malam minggu indok aku ngan die gi jelen-jelen -Malam minggu kemaren aku dan dia pergi jalan-jalan Ngan arti dalam Bahasa Indonesia adalah dan dalam dialek Natuna ”ngan” merupakan konjungsi koordinatif yang merupakan penghunbung yang sederajat tidak ada perbandingan antara dua kalimat tersebut. Jenis dari konjungsi koordinatif ini adalah jenis penggabungan biasa yang kata penghubungya “ngan” (dan). - Pagi-pagi ku pegi kuliah temu duit kan jelen sete dompet a - Pagi-pagi aku pergi kuliah aku menemukan uang serta dompetnya Dari kalimat di atas yang merupakan konjungsi adalah “sete” yang artinya dalam Bahasa Indonesianya adalah “serta”, konjungsi ini juga merupakan konungsi koordinatif. Jenis konjungsi ini adalah konjungsi yang penggabungan biasa. - Aku paleng dok suke uqhang ngabo ku sedongkan uqhang tok dok sado diqhik - Aku paling tidak suka orang menyebutku sedangkan orang itu tidak sadar diri
Dari kalimat di atas kata konjungsinya adalah “sedongkan” dalam bahasa Indonesia adalah “sedangkan”, jenis konjungsi ini adalah konjungsi yang mempertentangkan. Konjungsi ini mempertentangkan antara kalimat pertama dan kalimat kedua. b. Konjungsi Subordinatif Pembahasan hasil penelitian peneliti tentang variasi konjungsi subordinatif sub dialek melayu Natuna pada mahasiswa Natuna di Tanjungpinang. -Sebelom pegi sekulah salam lok ngan mak - Sebelum pergi sekolah salam dulu sama ibu Dari kalimat di atas yang merupakan konjungsi adalah “sebelom” yang artinya dalam Bahasa Indonesianya adalah “sebelum”, konjungsi ini juga merupakan konjungsi subordinatif. Jenis konjungsi ini adalah konjungsi yang menyatakan waktu dalam kalimat setelahnya. -Sebegei uqhang yang boek harus nuqhot kate uqng tue -Sebagai orang yang baik harus nurut ucapan orang tua Dari kalimat di atas yang merupakan konjungsi adalah “sebegei” yang artinya dalam Bahasa Indonesianya adalah “sebagai”, konjungsi ini juga merupakan konjungsi subordinatif. Jenis konjungsi ini adalah konjungsi yang menyatakan perbandingan pada kalimat sesudahnya. -Kalau kau sempat teman ku beli mende song tanghqi ni - Kalau kamu sempat temankan aku beli barang ya nantu siang Dari kalimat di atas yang merupakan konjungsi adalah “kalau” yang artinya dalam Bahasa Indonesianya adalah “kalau”, konjungsi ini juga merupakan konjungsi subordinatif. Jenis konjungsi ini adalah konjungsi yang menyatakan syarat pada kalimat setelah konjungisi. 3.simpulan a. Konjungsi Koodinatif Dari data yang di diperoleh dalam proses analisis variasi konjungsi pada mahasiswa Natuna untuk konjungsi koordinatif yaitu 58 konjungsi, dan terdapat 22 konjungsi yang berbeda dan 36 konjungsi yang sama, hasil dari penelitian, peneliti menemukan 40 kalimat yang menggunakan konjungsi koordinatif, tetapi dari 40 kalimat yang mereka gunakan kebanyakan sama, karena konjungsi ini mudah untuk digabungkan untuk menjadi sebuah kalimat.
b. Konjungsi Subordinatif Dari data yang di diperoleh dalam proses analisis variasi konjungsi pada mahasiswa Natuna untuk konjungsi subordinatif yaitu 67 konjungsi, dan terdapat 21 konjungsi yang berbeda dan 46 konjungsi yang sama. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan sebanyak 33kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif, tetapi dari 33 kalimat yang mereka gunakan kebanyakan sama, karena konjungsi ini mudah untuk digabungkan untuk menjadi sebuah kalimat. Hasil analisis Konjungsi koordinatif dan subordintaif dialek melayu Natuna ada yang sama artinya dengan Bahasa Indonesia tetapi yang berbeda lebih dominan, oleh karena itu peneliti menyimpulkan variasi dialek Natuna sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia. 4.Saran Berdasarkan simpulan dari skripsi ini, peneliti memberikan saran-saran antara lain: 1.Bagi peneliti yang ingin menulis bahasa daerah/dialek hendaknya harus menguasai tata cara penulisan fonetis, fonem dan sematik hal ini disebabkan karena setiap dialek di suatu daerah mempunyai vocal bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia. 2.Bagi peneliti lebih dalam tentang dialek di daerah ini, hendaknya meneliti dialek yang hampir punah yang digunakan oleh karena tetua kampong lebih dalam lagi. Agar dialek asli daerah tersebut tetap ada dan terjaga. 3.Bagi pembaca supaya hasil penelitian ini benar-benar di pelajari tidak hanya di lirik lalu dilupakan, sebab menetahui lebih dalam tentang ilmu bahasa akan mempermudah pembaca untuk mempelajari suatu bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Abdul Chaer. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Subroto, Edi. 2007. Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta: Angkasa Suhardi, 2011.Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Jokjakarta: Ar-Ruzz Media
