Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 445~450
445
ANALISIS SWOT BISNIS RITEL (Studi Kasus BeeShop Cianjur) Ety Nurhayaty AMIK BSI Bogor email :
[email protected]
Abstrak Industri ritel menunjukkan pertumbuhan yang relatif pesat, baik yang berkonsep waralaba maupun mandiri bertebaran hampir disetiap kota. Perubahan selera konsumen menjadi salahsatu sebab perkembangannya. Maka tak heran persaingan di industri ini semakin tajam. Masing-masing berusaha untuk bisa menjadi penguasa pasar. Tentunya untuk mewujudkan hal ini, diperlukan strategi yang jitu. Oleh karenanya indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan perlu dilakukan. BeeShop adalah salahsatu industri ritel yang berkonsep mandiri. Agar tetap bertahan dalam persaingan ritel yang ada, maka Beeshop pun mulai mengidentifikasi seluruh kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki dan melingkupinya. Penelitian ini menggunakan metode metode deskriptif, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, dalam hal ini adalah faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dihadapi oleh Beeshop saat ini. Data diambil berdasarkan penyebaran kuesioner terhadap sampel yang dipilih berdasarkan teknik sampling non probability menggunakan teknik judgment sampling.. Hasilnya kemudian diolah dan kemudian disajikan dalam sebuah matriks, yang akhirnya dapat dipilihkan strategi yang sebaiknya dipakai oleh BeeShop pada masa yang akan datang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang bisa diterapkan BeeShop adalah strategi agresif, dimana BeeShop saat ini memiliki peluang dan kekuatan yag baik sehinga dapat dimanfaatkan dalam menunjang agresifitasnya mempertahankan diri dan melawan pasar Kata Kunci : Strategi, Ritel, Analisis, SWOT
1. Pendahuluan Bisnis ritel sesungguhnya merupakan usaha yang telah dikenal sejak lama. Usaha yang terkesan biasa, namun ternyata menjadi salahsatu usaha yang mampu menembus jaman dan paling kuat terhadap gangguan serta paling mudah untuk dimasuki, setidaknya ini terbukti dengan terus bertumbuhnya bisnis ini. Dalam Jurnal yang ditulis oleh Made Arly an I Putu Gede (2017) Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10-15 persen per tahun atau mencapai Rp 110 triliun, menyusul kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat yang relatif bagus. Jumlah pendapatan terbesar merupakan konstribusi dari hypermarket, kemudian disusul oleh minimarket dan supermarket Bahkan masih menurut AT Kearney, dengan melihat prospek pertumbuhan di Indonesia, peritel lokal dan internasional mempercepat rencana ekspansi, salahsatunya Indomaret. Menurut Wiwiek Yusuf, Direktur Marketing
PT Indomarco Prismatama, bila hingga akhir 2015, Indomaret memiliki 12.195 outlet, per November 2016 memiliki 13.900 outlet. Maka tahun 2017 Indomaret akan menambah sekitar 1.600 outlet. Percepatan pertumbuhan ritel ini terjadi karena Indonesia masih menjadi sasaran yang menarik untuk pasar ritel. Berdasarkan Global Retail Development Index (GRDI) 2016 versi AT Kearney yang dimuat dalam harian kompas (08/06/2016) menyatakan bahwa Indonesia bahkan mampu mengalahkan Singapura dan berada di posisi kelima dunia setelah China, India, Malaysia, dan Kazakhstan. Keberadaan empat negara di posisi teratas itu disebabkan kombinasi antara populasi yang besar dengan tingginya pertumbuhan ritel. Perkembangan investasi pada sektor perkotaan khususnya kota Cianjur juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan, secara empirik terlihat pertumbuhan bisnis eceran modern semakin ”marak” khususnya dalam format
Diterima 01 Februari 2017; Revisi 22 Februari 2017; Disetujui 15 Maret, 2017
ISBN: 978-602-61242-0-3 retail skala menengah kecil. Perkembangan bisnis eceran modern yang terus mengalami peningkatan tersebut, menyebabkan tingkat persaingan bisnis eceran sangat kompetitif. Perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam persaingan, hal ini akan sangat membantu dalam mengendalikan diri, serta memanfaatkan setiap peluang yang ada. Dimana strategi pemasaran merupakan upaya mencari posisi pemasaran yang menguntungkan dalam suatu industri atau arena fundamental persaingan berlangsung. Pemasaran di suatu perusahaan, selain bertindak dinamis juga harus selalu menerapkan prinsipprinsip yang unggul dan perusahaan harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah tidak berlaku serta terus menerus melakukan inovas. Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Rina Kurniati (2014) menyatakan bahwa dalam perkembangannya saat ini analisis SWOT, tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan strategi bisnis (Business Strategic Planning) yang bertujuan untuk menyusun strategistrategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, serta semua perubahannya dalam menghadapi pesaing. Artinya seluruh aktifitas bisnis memerlukan Analisis SWOT, begitupun dalam bisnis ritel. Philip Kotler (2002) mengemukakan bahwa yang dimaksud penjualan ecer/ritel meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk penggunaaan pribadi dan bukan bisnis. Dimana Fungsinya Menurut Utami (2008), adalah: 1 Menyediakan berbagai macam produk dan jasa (providing assortments) 2 Memecah (breaking bulk) 3 Mengadakan persediaan (holding inventory) 4 Memberikan jasa atau layanan (providing service) 5 Meningkatkan nilai produk dan jasa Siklus Hidup Retail Organisasi pengecer sangat beragam, dimana semua jenis toko eceran tersebut melalui tahap pertumbuhan dan penurunan yang dapat dijelaskan dalam siklus hidup eceran. Suatu toko eceran muncul, menikmati periode pertumbuhan yang meningkat, mencapai kemapanan dan kemudian penurunan. Agar periode
KNiST, 30 Maret 2017
penurunan tidak terjadi maka, diperlukan maintenance bisnis, agar bisnis yang dilakukan senantiasa segar dan terus berjalan baik, karena dalam prakteknya menjalankan bisnis ritel ditengah persaingan yang cukup sengit tentu bukanlah hal yang mudah. Diperlukan strategi yang jitu. Namun sebelum merumuskan strategi, perlu dilakukan pengamatan dahulu terhadap keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap bisnis yang dijalankan secara cermat. Agar strategi yang di jalankan sesuai dengan situasi yang dihadapi Adapun cara melakukan analisis SWOT Menurut Rangkuti (2014) suatu kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Perpaduan antara faktor internal dan eksternal ini akan bertemu pada kuadran tertentu yang dapat menunjukkan strategi yang sebaiknya dipakai oleh perusahaan. Gambar berikut adalah gambar diagram analisis SWOT.
Sumber: Rangkuti (2014) Gambar 1. Diagram Analisis SWOT
Kuadran I: Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehinga dapat memanfaatkan peluang yang ada. strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi baik produk maupun pasar Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yg sangat besar, tetapi di lain pihak, ia
446
ISBN: 978-602-61242-0-3 menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode metode deskriptif (Nazir, 2011), dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki dalam hal ini adalah faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dihadapi oleh Beeshop saat ini. Data data diambil berdasarkan penyebaran kuesioner terhadap sampel yang dipilih berdasarkan teknik sampling non probability/non-acak dengan menggunakan teknik judgment sampling. Menurut Umar (2009), judgment sampling/ purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan dalam memilih responden (secara judgment sampling) adalah berdasarkan: Responden merupakan konsumen/karyawan yang sudah pernah berbelanja di BeeShop Cianjur dan sudah dewasa sehingga mampu memberikan pendapatnya secara mandiri. Hasilnya kemudian diolah dan kemudian disajikan dalam sebuah matriks, yang akhirnya dapat dipilihkan strategi yang sebaiknya dipakai oleh BeeShop pada masa yang akan datang 3. Pembahasan Analisis SWOT merupakan cara yang sistematik didalam melakukan analisis terhadap wujud ancaman kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT, perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang akan datang dari luar, serta mengatasi kelemahan yang ada. Menurut Rangkuti, Freddy (2014) Analisis SWOT adalah suatu indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
KNiST, 30 Maret 2017
strategi perusahaan. Anaisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanan strategis harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis SWOT Strategi Pemasaran BeeShop 1. Faktor Internal (IFAS) Matrik IFAS digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari Faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matrik Internal Strategic Analysis Summary ( IFAS) disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki BeeShop a. Kekuatan (Strength) Kekuatan menggambarkan hal yang dimiliki perusahaan dan dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan itu sendiri. Berdasarkan analisis yang telah diperoleh beberapa kekuatan yang dimiliki BeeShop dalam memasarkan produk. Kekuatan tersebut antara lain : a) Menyediakan barang tradisional yang umumnya diperlukan masyarakat sekitar, seperti produk sembako yang telah dikemas ulang, sehingga harganya relatif lebih murah dari kompetitor sejenis. b) Memiliki kualitas produk yang beragam dan berkualitas. c) Harga produk yang kompetitif. d) Gedung milik sendiri e) Letak toko berada pada lokasi padat penduduk dan strategis f) Pelayanan ramah b. Kelemahan (Weaknesess) Kelemahan menggambarkan hal yang tidak dimiliki perusahaan tetapi perusahaan lain memilikinya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kelemahan yang ada pada BeeShop dalam memasarkan produk : a) Identitas toko tidak terpasang b) Tidak ada promosi yang terjadwal. c) SDM yang kurang terampil, disebabkan kurangnya pelatihan/training yang memadai
447
ISBN: 978-602-61242-0-3 d) Adanya keterbatasan pembelian item di grosir terdekat e) Sistem pengawasan dan pelaporan masih lemah
f) SOP kadang dilanggar g) Suasana dalam toko kurang nyaman, karena AC yang minim
Tabel 1. IFAS NO 1 2 3 4 5 6 NO 1 2 3 4 5 6 7
KEKUATAN Menyediakan barang tradisional Memiliki kualitas produk yang beragam dan berkualitas Harga produk yang kompetitif. Gedung milik sendiri Letak toko berada pada lokasi padat penduduk dan strategis Pelayanan ramah Jumlah KELEMAHAN Identitas toko tidak dipasang Tidak ada promosi yang terjadwal SDM yang kurang terampil Adanya keterbatasan pembelian item di grosir terdekat Sistem pengawasan dan pelaporan masih lemah SOP kadang dilanggar Suasana dalam toko kurang nyaman Jumlah Total
BOBOT 0,10 0,10 0,10 0,10 0,05 0,10 0,55 BOBOT 0,10 0.05 0.05 0.05 0.10 0.05 0.05 0,45 1,00
RATING 4 3 3 4 3 4 17 RATING 1 2 3 4 1 4 3 17 34
SKOR 0,40 0,30 0,30 0,40 0,15 0,40 1,90 SKOR 0,10 0,10 0,15 0,20 0,10 0,20 0,15 1,00 2,90
Sumber : Data yang telah diolah, 2017 2. Faktor Eksternal (EFAS) a. Peluang (Opportunities) Peluang merupakan merupakan faktor yang berasal dari lingkungan dan menguntungkan bagi perusahaan jika mampu untuk memanfaatkannya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh BeeShop: a) Perkembangan pembangunan diwilayah tersebut relatif maju. b) Perkembangan TI (teknologi informasi) yang pesat memudahkan promosi dalam berbagai bentuk. c) Program loyalty guna mengikat konsumen. d) Program promosi terjadwal yang diadakan setiap weekend
e) semua barang yang dijual terjamin kualitas nya (dijamin tidak ada barang experied) b. Ancaman (Threaths) Ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang harus diatasi untuk mengurangi dampak yang dapat merugikan perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa ancaman yang dihadapi BeeShop adalah: a) Persaingan harga dan kualitas yang ketat oleh para pesaing. b) Kompetitor yang gencar melakukan promosi. c) Perubahan selera konsumen. d) Penggunaan sistem pembayaran dengan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) serta kartu kredit yang dilakukan para pesaing. e) kekurangan pegawai Tabel 2. EFAS
NO 1 2 3 4 5 NO 1 2 3 4 5
PELUANG Perkembangan pembangunan diwilayah tersebut relatif maju. Perkembangan TI (teknologi informasi) yang pesat memudahkan promosi dalam berbagai bentuk. Program loyalty guna mengikat konsumen. Program promosi terjadwal yang diadakan setiap weekend Semua barang yang dijual terjamin kualitas nya Jumlah ANCAMAN Persaingan harga dan kualitas yang ketat oleh para pesaing. Kompetitor yang gencar melakukan promosi. Perubahan selera konsumen. Penggunaan sistem pembayaran dengan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) serta kartu kredit yang dilakukan para pesaing. kekurangan pegawai Jumlah Total
BOBOT 0,1 0.05 0,10 0,10 0,10 0,45 BOBOT 0,15 0,15 0,05
RATING 3 3 4 4 4 RATING 1 1 2
SKOR 0,30 0.15 0,40 0,40 0,40 1,65 SKOR 0,15 0,15 0,10
0,10
2
0,20
0,10 0,55 1,00
3
0,30 0,90 2,55
Sumber : Data yang telah diolah, 2017 Diagram Matriks SWOT Dari analisis SWOT diatas maka dapat dibuat suatu ringkasan atau rekapitulasi dari perhitungan untuk melihat seberapa besar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terjadi pada BeeShop Cianjur adalah:
Tabel 3. Diagram Matriks KEKUATAN IFAS EFAS Strategi Pemasaran Kuadran
IFAS
IFAS
EFAS
EFAS
Strength
Weakne ss
Opportunity
Threats
1,90 1,00 1,90-1,00= 0,90
1,65 0,90 1,65-0,90= 0,75
SWOTSumber : Data yang telah diolah, 2017
KNiST, 30 Maret 2017
448
ISBN: 978-602-61242-0-3 Berdasarkan tabel diatas, di dapat hasil bahwa, kekuatan yang dimiliki adalah 1,90 sedangkan kelemahan adalah 1,00, jadi kuadran internal faktor yaitu 1,90-1,00 = 0.90 artinya kemampuan yang tinggi dari BeeShop dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang terdapat pada internal perusahaan masih baik. Adapun peluang yang dimiliki dari strategi tersebut sebesar 1,65 dan ancaman 0,90 . Jadi kuadran eksternal faktor yaitu 1,65 – 0,90 = 0,75. Ini berarti kemampuan BeeShop dalam memanfaatkan peluangpeluang dan meminimalkan ancaman-ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dalam penjualan produk relatif masih baik. Bila kedua nilai tertimbang tersebut dipadukan dalam matrik IE, maka keduanya akan bertemu pada sel I yaitu mendukung strategi defensif Diagram SWOT akan menunjukkan pada posisi manakah strategi pemasaran pada BeeShop saat ini. Posisi strategi inilah yang akan menentukan letak kuadran strategi pemasaran. Kuadran tersebut akan menjadi fundamental analisis strategi kedepan, kuadran dapat diamati secara jelas melalui diagram analisis SWOT berikut ini :
III. Mendukung strategi tunaround
I.Mendukung agresif
Strategi
0,75 IV. Pendukung Strategi defensis
0,90 II. Mendukung diversifikasi
strategi
Sumber: Rangkuti,2014 Gambar 2. Diagram SWOT BeeShop Berdasarkan diagram diatas maka titik berada pada kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif. BeeShop memiliki peluang dan kekuatan yang besar sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan yang agresif. Hal ini bisa dilakukan dengan cara: 1. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk saat ini, dilakukan dengan perencanaan yang matang dan memerlukan promosi yang jauh lebih agresif didukung oleh strategi harga yang terjangkau. 2. Pemasangan identitas toko agar mudah dikenali baik oleh supplier maupun konsumen. 3. Mengadakan perekrutan secara kontinu kemudian berusaha untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pemberian pelatihan/training bagi karyawan 4. meningkatkan mekanisme penjualan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen.
Tabel 4.Analisis dengan menggunakan Matrik SWOT. Kekuatan: a) Menyediakan barang tradisional yang umumnya diperlukan masyarakat sekitar, seperti produk sembako yang telah dikemas ulang, sehingga harganya relatif lebih murah dari kompetitor sejenis. b) Memiliki kualitas produk yang beragam dan berkualitas. c) Harga produk yang kompetitif. d) Gedung milik sendiri e) Letak toko berada pada lokasi padat penduduk dan strategis f) Pelayanan ramah Peluang: a) Perkembangan pembangunan diwilayah tersebut relatif maju. b) Perkembangan TI (teknologi informasi) yang pesat memudahkan promosi dalam berbagai bentuk. c) Program loyalty guna mengikat konsumen. d) Program promosi terjadwal yang diadakan setiap weekend e) semua barang yang dijual terjamin kualitas nya (dijamin tidak ada barang experied) Ancaman: a) Persaingan harga dan kualitas yang ketat oleh para pesaing. b) Kompetitor yang gencar melakukan promosi. c) Perubahan selera konsumen. d) Penggunaan sistem pembayaran dengan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) serta kartu kredit yang dilakukan para pesaing. e) kekurangan pegawai
Strategi SO a. Menjaga ketersediaan barang tradisional b. Membuka usaha dalam line bisnis yang sama c. Memperluas jangkauan pelayanan, baik dengan menambah outlet atau menyebar sales force
Strategi ST a. Efisiensi produk b. Strategi harga dan promosi c. Peningkatan kualitas pelayanan
Kelemahan: a) Identitas toko tidak terpasang b) Tidak ada promosi yang terjadwal. c) SDM yang kurang terampil, disebabkan kurangnya pelatihan/training yang memadai d) Adanya keterbatasan pembelian item di grosir terdekat e) Sistem pengawasan dan pelaporan masih lemah f) SOP kadang dilanggar g) Suasana dalam toko kurang nyaman, karena AC yang minim Strategi WO a. Pasang identitas toko agar rmudah dikenali dengan baik b. Menjalankan SOP perusahaan dengan tertib c. Mengusahakan pengembangan dan pelatihan SDM. d. Pembenahan program toko, baik personal, teknologi dan pengawasan
Strategi WT: a. Strategi promosi yang tepat b. Melakukan perekrutan secara kontinu c. Penguatan pemahaman tentang SOP toko
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017
KNiST, 30 Maret 2017
449
ISBN: 978-602-61242-0-3 Strategi SO (strenght Opportunity) didapat dari hasil memadukan antara kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan, strategi WO (Weakness Opportunity) strategi ini diambil berdasarkan kelemahan dan peluang yang ada diperusahaan. Sedangkan strategi ST (strength Threat) dan strategi WT (weakness threat) adalah strategi yang dipilih berdasarkan hasil dari perpaduan kekuatan dan ancaman dan kelemahan terhadap ancaman. Dari hasil analisis tersebut, kegunaan penelitin ini dapat langsung dirasakan, yaitu didapatnya gambaran yang jelas, mengenai langkah dan strategi yang hendaknya dijalankan oleh BeeShop , yaitu dengan cara menjalankan hal-hal yang tercantum dalam matriks : strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WI, seperti menjaga ketersediaan barang tradisional, memasang identitas toko, efisiensi produk dan melakukan strategi promosi yang tepat. 4.Simpulan Dalam menjalankan bisnis kita memerlukan strategi agar dapat bertahan bahkan memenangkan persaingan. Salahsatu cara untuk menetapkan strategi apa yang akan digunakan adalah dengan analisis SWOT untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan. Dengan menganalisis SWOT, perusahaan bisa melakukan tindakan perbaikan terhadap kekurangan (internal) ataupun kelemahan (eksternal) yang ada serta bisa mempertahankan dan menjalankan tindakan yang lebih agresif terhadap peluangpeluang yang ada melalui kekuatan yang dimiliki. Khusus untuk BeeShop, berdasarkan analisa SWOT, perusahaan berada pada kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif, dimana dalam menjalankanstrategi ini,perusahaan dapat melakukan: Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk saat ini, hal ini dilakukan dengan perencanaan yang matang dan memerlukan promosi yang jauh lebih agresif didukung oleh strategi harga yang terjangkau. Pemasangan identitas toko agar mudah dikenali baik oleh supplier maupun konsumen. Mengadakan perekrutan secara kontinu kemudian berusaha untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pemberian pelatihan/training bagi karyawan meningkatkan mekanisme penjualan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Namun demikian penelitian ini masih harus terus dikembangkan mengingat KNiST, 30 Maret 2017
berkembanganya jenis analisis yang lebih baik seperti analisis ASOCA yaitu kepanjangan dari ability (kemampuan), strength (kekuatan), opportunities (peluang), culture (budaya), dan agility (kecerdasan). Analisis ASOCA menambahkan unsur culture (budaya) dan agiilty (kecerdasan) sebagai unsur yang penting dalam menemukan strategi pemecahan masalah pengambilan keputusan, dan dapat dikembangkan dalam mengikuti perubahan, perkembangan zaman, dan kebutuhan sehingga lebih konfrehensif dalam menilai situasi dan kondisi dilapangan. Referensi Arly Made, Putu I (2017) Pengaruh Retail Marketing Mix Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan. Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali. Kotler,
Phillips. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. PT. Prenhallindo Jakarta.
Kurniati, Rina (2014). Jurnal Analisis SWOT Dalam Meningkatkan Daya Saing Bisnis Di Hotel Ibis,Slipi Jakarta. Nazir
(2011). Metode Penelitian. Indonesia. Jakarta
Ghalia
Rangkuti, Freddy. (2014). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT: Cara Perhitungan Bobot, Rating dan OCAI.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Umar, Husein (2009). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Utami Christina. (2008). Strategi Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Indeks
450