1
Analisis Relevansi Nilai Laba, Nilai Buku Ekuitas Dan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Periode Sekitar Krisis Keuangan Global Krisna Adi Pangestu Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
The purpose of this study is to provide empirical evidence of the value relevance of earnings, book value and dividends in explaining the market value of firms and examine some of the conditions around the period of the global financial crisis. This study uses samples from the entire non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchanges with certain criteria in 2006-2011. The results of this study indicate that earnings, book value and dividends affect stock prices during the period of global financial crisis. The results also show that in the period before and after the crisis, earnings and book value have a high value relevance. However, in the crisis period, the value relevance of earnings and book value are lower than in the period before and after the crisis. Keywords: Value relevance, earnings, book value of equity, dividends, global financial crisis
1.
LATAR BELAKANG
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh angka akuntansi terhadap harga saham, namun banyak diantaranya tidak menyediakan bukti empiris mengenai relevansi nilai informasi akuntansi pada periode krisis keuangan global. Penelitian mengenai relevansi nilai informasi akuntansi di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya menunjukkan hasil yang sama yaitu sejumlah informasi akuntansi relevan untuk mengukur nilai perusahaan (Graham et al., 2000). Tetapi relevansi nilai informasi akuntansi di beberapa negara di Asia menunjukkan gerakan yang fluktuatif dikarenakan beberapa kendala, salah satunya adalah krisis keuangan. Krisis keuangan global yang dirasakan Indonesia dapat terlihat dari jatuhnya indeks di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya investor asing yang terlibat di bursa yang kemudian menarik dananya. Pada saat perusahaan menghadapi kondisi perekonomian yang tidak stabil atau lebih buruk
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
2
lagi mengalami kerugian maka terjadi perubahan relevansi nilai terhadap informasi keuangan (Almilia dan Sulistyowati, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah informasi akuntansi (laba, nilai buku ekuitas dan dividen) memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global dan membandingkan relevansi nilai pada periode sebelum, saat, dan setelah krisis keuangan global tersebut sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi apakah ada dampaknya terhadap harga saham. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2011 2. TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Relevansi nilai merupakan pelaporan angka-angka akuntansi yang memiliki suatu model prediksi berkaitan dengan nilai-nilai pasar sekuritas. Gu (2002) mendefinisikan relevansi nilai adalah kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi akuntansi terhadap harga atau return saham. Penelitian mengenai relevansi nilai dirancang untuk memberikan manfaat nilai-nilai akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan. Kriteria relevan dari standar akuntansi keuangan sangat melekat dengan konsep relevansi nilai karena jumlah suatu angka akuntansi akan relevan jika jumlah yang disajikan merefleksikan informasi-informasi yang relevan dengan penilaian suatu perusahaan. Al-Hares (2012) melakukan penelitian untuk menguji apakah ada pengaruh relevansi nilai laba, nilai buku ekuitas dan dividen pada perusahaan non keuangan yang listed di Kuwait Stock Exchange periode 2003-2009. Penelitian ini menggunakan 4 model dan salah satu model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang juga digunakan oleh Ohlson (1995). Hasil dari penelitian ini menunjukkan dividen tidak memiliki relevansi nilai menggunakan model dalam penelitian tersebut. Penelitian ini juga membuktikan, bahwa ketika dividen digunakan sebagai pengganti laba akan memiliki relevansi nilai. Almilia dan Sulistyowati (2007) menjelaskan mengenai pengaruh relevansi nilai pada saat periode krisis di tahun 1998. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel laba bersih, arus kas operasi dan nilai buku ekuitas. Metode
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
3
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi berganda. Penelitian ini menggunakan tiga model untuk menguji hipotesis, model pertama menggunakan periode pra-krisis sebagai periode observasi, model kedua menggunakan periode krisis sebagai periode observasi, dan model yang ketiga menggunakan
periode
pasca-krisis
sebagai
periode
observasi.
Hasilnya
menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasional memiliki relevansi nilai pada pra dan pasca masa krisis. Temuan lainnya pada penelitian ini bahwa nilai buku ekuitas memiliki relevansi nilai pada periode krisis meskipun memiliki korelasi yang negatif. Beberapa penelitian yang mengawali studi-studi tersebut antara lain, (Ball dan Brown, 1968). Penelitian tersebut menguji relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas. Variabel laba diduga memiliki nilai relevan karena memiliki hubungan statistik dengan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan (Ball dan Brown, 1968). Nilai buku diduga memiliki nilai relevan karena nilai buku merupakan pengganti (proksi) untuk pendapatan normal masa depan yang diharapkan (Ohlson, 1995). Studi terkini membuktikan bahwa laba dan nilai buku ekuitas masih tetap memiliki nilai relevan. Di Indonesia, penelitian mengenai relevansi nilai banyak membuktikan relevansi laba dan nilai buku ekuitas menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu dan sebagai dasar ekspektasi investor masa mendatang. Relevansi laba dan nilai buku ekuitas juga berhubungan dengan kebijakan pembagian dividen, kualitas akrual dan ukuran perusahaan (Anggono dan Baridwan, 2003). Dari hasil penelitian-penelitian tersebut dapat diindikasikan bahwa laba dan nilai buku ekuitas masih merupakan variabel penting dalam proses penilaian perusahaan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji relevansi nilai laba, nilai buku ekuitas, dan dividen pada sekitar periode krisis keuangan global dan apakah terjadi perubahan relevansi nilai pada saat krisis keuangan global terjadi dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudah krisis keuangan global. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya
maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
4
H1 : Laba memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. H2 : Relevansi nilai laba pada periode saat krisis lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum dan setelah krisis keuangan global. H3 : Nilai buku ekuitas memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. H4: Relevansi nilai buku ekuitas lebih rendah pada periode saat krisis dibandingkan dengan periode sebelum dan setelah krisis keuangan global. H5 : Dividen memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. 3. METODE PENELITIAN. 3.1 Data Penelitian Data sekunder yang dikumpulkan dari beberapa sumber sebagaimana dimaksud pada poin 3.3 di atas yang digunakan dalam penelitian meliputi: 1) Data perusahaan non keuangan yang terdaftar dan melakukan perdagangan saham aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai dengan 2011. Klasifikasi perusahaan yang digunakan adalah klasifikasi berdasarkan indeks Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) yang diperoleh dari IDX Factbook. 2) Data harga seluruh saham yang diperdagangkan pada saat penutupan di akhir bulan kalender perdagangan dari bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2011. Data ini diperoleh dari situs IDX (www.idx.com) pada bulan April 2013. 3) Data laba, nilai buku ekuitas dan dividen. Data ini diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan Datastream Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada bulan April 2013.
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
5
3.2 Metode Pengambilan Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan anggota-anggota sampel yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah di tentukan dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif, pertimbangan kriteria sampel yang diambil adalah sebagai berikut : (1)
Perusahaan sampel adalah Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu Januari 2006 – Desember 2011, dan tidak listed atau delisted selama tahun pengamatan tersebut,
(2)
Laporan Keuangan dinyatakan dalam Rupiah.
(3)
Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir per 31 Desember.
(4)
Mengeluarkan kebijakan dividen dalam bentuk pembayaran dividen kas.
(5)
Memiliki data laporan keuangan lengkap dan data pasar modal berupa harga pasar saham pada 3 bulan setelah akhir tahun buku. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang membayarkan
dividen tunai dari tahun 2006 sampai 2011. Apabila ada yang tidak mengeluarkan kebijakan dividen dalam bentuk pembayaran dividen kas pada tahun pengamatan maka dikeluarkan dari sampel. Sehingga jumlah perusahaan non-keuangan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 57 perusahaan. 3.3 Identifikasi Variabel 3.3.1
Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) 3 bulan setelah diterbitkannya laporan keuangan (Collins et al., 1997). Penelitian ini menggunakan harga saham tiga bulan setelah tanggal neraca adalah untuk memastikan bahwa informasi dalam laporan keuangan pada periode tersebut tercermin dalam harga
pasar
dan
perusahaan-perusahaan
yang
terdaftar
di
BEI
mengeluarkan laporan keuangan 3 bulan setelah tanggal neraca.
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
6
3.3.2
Variabel Independen
3.3.2.1 Laba Laba diukur dengan menggunakan rasio Earning Per Share. Menurut Tjiptono (2001) Earning per share (EPS) dapat dihitung dengan rumus : Laba Per Lembar Saham
=
Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham yang beredar
3.3.2.2 Nilai Buku Ekuitas Nilai buku ekuitasper lembar saham (book value per share) menunjukkan aset bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Aset bersih adalah total ekuitas pemegang saham, sehingga nilai buku ekuitas per lembar saham adalah total ekuitas dibagi jumlah lembar saham yang beredar. Nilai Buku Ekuitas Per Saham
=
Total Ekuitas Jumlah saham yang beredar
3.3.2.3 Dividen Dividen diukur dengan menggunakan dividen kas (cash dividend) per lembar saham atau dividen yang dibayarkan pada tahun buku. Dividen Per Lembar Saham
3.3.3
=
Dividen kas Jumlah saham yang beredar
Variabel Pengendali
3.3.3.1 Debt to Equity Ratio Rasio Debt to Equity menunjukkan utang yang digunakan terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER maka risiko keuangan yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi (Clarke et al. 2010). Menurut Ang (1997) ntuk menghitung DER digunakan rumus:
Debt to Equity Ratio
=
Total Utang TotalEkuitas
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
7
3.3.3.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi harga saham disebabkan investor memiliki harapan untuk mendapatkan dividen. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma natural dari total aset perusahaan (Hartono, 2001). SIZE = lnTotal Asset 3.4 Model Penelitian Untuk menguji pengaruh relevansi nilai laba, nilai buku ekuitas, dan dividen terhadap harga saham pada periode sebelum krisis, saat krisis dan setelah krisis dengan model regresi linier berganda sebagai berikut: P = α0 + α1 E + α2 BV + α3 DIV + α4 DER + α5 SIZE + e Keterangan: α0
= konstanta
α 1 - α5
= koefisien variabel bebas/independen
P
= harga saham perusahaan i pada tahun t
E
= laba per lembar saham perusahaan i pada tahun t
BV
= nilai buku ekuitas per lembar saham perusahaan i pada tahun t
DIV
= dividen kas per lembar saham yang diumumkan atau dibayarkan perusahaan i pada tahun t
DER
= rasio utang terhadap ekuitas perusahaan i pada tahun t
SIZE
= ukuran perusahaan i pada tahun t
e
= galat (errors)
3.5 Teknik Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan data cross section. Untuk menguji hipotesis yang
telah
dikembangkan,
penelitian
ini
melakukan
analisis
statistik
menggunakan regresi ordinary least square (OLS). Adapun tahapan- tahapan pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
8
1
Pengujian outliers untuk variabel dependen dan variabel independen sebelum mengolah data lebih lanjut dengan menggunakan kriteria, yaitu nilai rata-rata ± (3 x standar deviasi). Jika terdapat outliers, maka akan dilakukan treatment dengan menggunakan winsorizing, yaitu mengganti nilai variabel yang termasuk dalam outliers dengan nilai variabel yang mendekati batas atas atau batas bawah kriteria outliers.
2
Pengolahan data untuk memperoleh statistik deskriptif dengan menggunakan program Eviews 7.
3
Pengujian untuk menentukan pendekatan yang digunakan dalam model penelitian.
4
Pengujian
asumsi
klasik
untuk
melihat
apakah
terdapat
masalah
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 5
Pengujian statistik (uji F, adjusted R2, dan uji t).
6
Analisis hasil regresi. 4.
HASIL PENELITIAN
4.1 Uji Asumsi Klasik Dalam menghasilkan suatu analisis yang akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain uji autokorelasi, normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas (Ghozali, 2005). 4.1.1 Uji Normalitas Model regresi yang ideal memiliki data yang persebarannya terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Gujarati (2006) menyatakan normalitas tidak harus dipenuhi secara mutlak. sehingga uji normalitas hanya perlu dilakukan jika jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian kurang dari 30 sampel. Untuk model penelitian yang menggunakan jumlah sampel lebih besar dari 30, uji normalitas tidak harus dilakukan. 4.1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebasnya. Model yang baik seharusnya
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
9
tidak
terjadi
korelasi
antara
variabel
bebasnya,
deteksi
ada
tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF dan tollerance statistic. Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Periode Sebelum Krisis (2006-2007) Variable
VIF
1/VIF
E
4.05
0.246732
BV
3.54
0.282608
DIV
2.77
0.361639
DER
1.14
0.880583
SIZE
1.1
0.908088
Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Periode Saat Krisis Keuangan (2008-2009) Variable E
VIF
1/VIF 6.33
0.15808
BV
3.7
0.270372
DIV
3.34
0.299758
DER
1.13
0.88826
SIZE
1.06
0.941034
Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Periode Setelah Krisis Keuangan (2010-2011) Variable
VIF
1/VIF
5.87
0.17049
BV
5.4
0.185217
DIV
1.54
0.647353
DER
1.06
0.943853
SIZE
1.05
0.952238
E
Sumber: data sekunder diolah
Berdasarkan hasil output di atas, maka untuk periode sebelum krisis (Tabel 4.2), periode saat krisis (Tabel 4.3) dan periode setelah krisis (Tabel 4.4) tidak ditemukan adanya multikolinearitas dikarenakan tidak ada nilai VIF yang lebih
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
10
dari 10 dan nilai tollerance statistic yang kurang dari 0.1 sehingga dapat disimpulkan data untuk periode sebelum, saat dan setelah krisis bebas dari multikolinearitas. 4.1.3 Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Durbin- Watson
Sebelum Krisis
Saat Krisis
Setelah Krisis
stat
2.037596
1.815059
1.651286
Dari hasil regresi periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan didapatkan nilai Durbin-Watson seluruhnya berada pada kisaran 2. Oleh sebab itu, tidak ada masalah autokorelasi di dalam ketiga kondisi tersebut. 4.1.4 Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.6 Heteroskedasticity test: White Periode Sebelum Krisis Keuangan (2006 – 2007) F-statistic
115.0362
Prob. F(20,93)
0.0000
Obs*R-squared
109.5709
Prob. Chi-Square(20)
0.0000
Scaled explained SS
546.3168
Prob. Chi-Square(20)
0.0000
Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.7 Heteroskedasticity test: White Periode Saat Krisis Keuangan (2008 – 2009) F-statistic
24.05050
Prob. F(20,93)
0.0000
Obs*R-squared
95.52994
Prob. Chi-Square(20)
0.0000
Scaled explained SS
521.6277
Prob. Chi-Square(20)
0.0000
Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.8 Heteroskedasticity test: White Periode Setelah Krisis Keuangan (2010 – 2011) F-statistic
24.05050
Prob. F(20,93)
0.0000
Obs*R-squared
95.52994
Prob. Chi-Square(20)
0.0000
Scaled explained SS
521.6277
Prob. Chi-Square(20)
0.0000
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
11
Sumber: data sekunder diolah
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa model regresi yang digunakan terdapat heteroskedastisitas dikarenakan nilai prob. Chi-Square – nya < 0.05. Hal tersebut berarti varians kesalahan (error) bersifat heteroskedastisitas. Pemecahan masalah heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan White Treatment. 4.2 Pengujian Hipotesis Dalam pengolahan data menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan dalam mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil persamaan regresi linier dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Ringkasan Uji Regresi pada Periode Sebelum Krisis Keuangan (2006-2007) P = α0 + α1 E + α2 BV + α3 DIV + α4 DER + α5 SIZE + e Variabel independen
Coefficient
t-Statistic
Prob.
Expected Sign
C
-9966.55
-1.397
0.00826
E
11.39
4.030
0.00005***
H1
+
BV
-0.92
-2.247
0.0133**
H3
+
DIV
2.89
1.079
0.1416
H5
+
DER
-530.05
-1.139
0.1287
-
SIZE
419.17
1.556
0.0613*
+
R-squared
0.760941
Adjusted R-squared
0.749874
F-statistic
68.75429
Prob(F-statistic)
0
***signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5% *signifikan pada α = 10% Sumber: data sekunder diolah
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
12
Tabel 4.10 Ringkasan Uji Regresi pada Periode Saat Krisis Keuangan (2008-2009) P = α0 + α1 E + α2 BV + α3 DIV + α4 DER + α5 SIZE + et Variabel Independen
Coefficient
t-Statistic
Prob.
Expected Sign
C
-16300.45
-1.59783
0.0565
E
1.575307
1.93201
0.0023***
H1
+
BV
-0.591413
-2.24132
0.0135**
H3
+
DIV
11.58135
10.14627
0.0000***
H5
+
DER
1042.911
2.151691
0.0168**
-
SIZE
606.8136
1.701088
0.0459**
+
R-squared
0.789025
Adjusted R-squared
0.779258
F-statistic
80.78199
Prob(F-statistic)
0
***signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5% *signifikan pada α = 10% Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.11 Ringkasan Uji Regresi pada Periode Setelah Krisis Keuangan (2010-2011) P =
α0 + α1 E + α2 BV + α3 DIV + α4 DER + α5 SIZE + et
Variabel Independen
Coefficient
t-Statistic
C
5188.177
0.187742
E
16.70593
5.985072
BV
-1.617287
DIV
Prob.
Expected Sign
0.0000***
H1
+
-1.474917
0.0715*
H3
+
-8.871183
-1.34117
0.0913
H5
+
DER
243.2644
-1.378847
0.0854
-
SIZE
54.74141
0.057135
0.4772
+
R-squared
0.799356
Adjusted R-squared
0.782381
F-statistic
121.784
Prob(F-statistic)
0
***signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5% *signifikan pada α = 10% Sumber: data sekunder diolah
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
13
4.2.1 Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis diterima. Pada periode sebelum krisis (Tabel 4.9), saat krisis (Tabel 4.10) dan setelah krisis (Tabel 4.11), laba memiliki pengaruh terhadap harga saham. Pada periode sebelum krisis nilai probabilitas laba sebesar 0,00005, nilai probabilitas laba pada periode saat krisis sebesar 0,0023, dan nilai probabilitas laba pada periode setelah krisis sebesar 0.0000. Nilai probabilitas laba untuk periode-periode tersebut signifikan pada α sebesar 1%. Hal ini menunjukkan pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global, investor menggunakan informasi-informasi keuangan seperti laba dalam menilai perusahaan dan menganggap bahwa laba per lembar saham memiliki relevansi nilai informasi akuntansi untuk mencerminkan nilai perusahaan. 4.2.2 Pengujian Hipotesis 2 Tabel 4.12 Pengujian Relevansi Nilai Laba Periode
Adjusted R2 E
Sebelum Krisis (2006-2007)
0.716835
Saat Krisis (2008-2009)
0.530717
Setelah Krisis (2010-2011)
0.751586
sumber: data sekunder diolah Hipotesis diterima. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Easton dan Harris (2001) yang dinyatakan dalam Andriantomo dan Yudianti (2013) bahwa untuk menganalisis relevansi nilai dari variabel secara individu terhadap harga saham dapat dilihat dari nilai adjusted R2 dari variabel tersebut. Berdasarkan Tabel 4.12, relevansi nilai informasi akuntansi atas laba per lembar saham pada periode saat krisis menurun, hal tersebut ditandai dari nilai adjusted R2 yang mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 0,530717. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum dan setelah krisis yaitu sebesar 0,716875 dan 0,751586. Nilai adjusted R2 laba yang lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudah krisis ini memiliki arti bahwa pada periode krisis,
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
14
variabel laba berpengaruh lebih kecil dibanding sebelum dan sesudah krisis. Hasil penelitian membuktikan secara empiris bahwa hipotesis yang dikembangkan atas relevansi nilai dari laba per lembar saham yang diduga akan lebih rendah pada periode krisis diterima. Pada periode krisis, investor cenderung sedikit menggunakan informasi laba, disebabkan ada keraguan investor terhadap informasi laba yang dikeluarkan perusahaan. Investor menganggap terdapat kemungkinan perusahaan untuk melakukan manajemen laba, sehingga relevansi nilai informasi laba lebih rendah pada periode krisis. 4.2.3 Pengujian Hipotesis 3 Hipotesis diterima. Pada periode sebelum krisis (Tabel 4.9), saat krisis (Tabel 4.10) dan setelah krisis (Tabel 4.11), nilai buku ekuitas (BV) memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut ditunjukkan pada nilai probabilitasnya yaitu 0,0133 pada periode sebelum krisis dan 0,0135 pada periode saat krisis (signifikan pada α sebesar 5%) dan 0,0715 pada periode setelah krisis (signifikan pada α sebesar 10%). Dalam hal ini, investor menggunakan informasi-informasi keuangan seperti nilai buku ekuitas dalam menilai perusahaan. Nilai buku ekuitas yang berkorelasi negatif terhadap harga saham menunjukkan semakin besar nilai buku ekuitas tersebut justru harga saham akan semakin turun. Nilai buku ekuitas yang berkorelasi negatif pada periode krisis dapat dikarenakan ketika periode krisis investor cenderung tidak melihat perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas yang besar. Nilai buku ekuitas yang berkorelasi negatif juga dapat dikarenakan pada periode tersebut nilai buku ekuitas tidak memiliki kontribusi yang unik dalam menjelaskan variasi harga saham karena semua informasi yang terkandung pada nilai buku ekuitas telah tercakup oleh laba.
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
15
4.3.4 Pengujian Hipotesis 4 Tabel 4.13 Pengujian Relevansi Nilai Buku Ekuitas Periode
Adjusted R2 BV
Sebelum Krisis (2006-2007)
0.381743
Saat Krisis (2008-2009)
0.250026
Setelah Krisis (2010-2011)
0.496482
sumber: data sekunder diolah Hipotesis diterima. Berdasarkan Tabel 4.13, relevansi nilai dari nilai buku ekuitas pada periode krisis lebih rendah dibandingkan periode sebelum dan setelah krisis. Pada periode krisis relevansi nilai variabel nilai buku ekuitas sebesar 0,250026 yang lebih rendah dibandingkan periode sebelum dan setelah krisis keuangan global, yaitu sebesar 0,381743 dan 0,496482. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode krisis investor cenderung tidak melihat informasi yang terkandung dalam nilai buku. 4.2.5 Pengujian Hipotesis 5 Hipotesis ditolak. Pada periode sebelum dan setelah krisis keuangan (Tabel 4.9 dan Tabel 4.11) dapat dilihat dividen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada periode tersebut yang dapat dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih besar dari nilai α. Namun pada periode saat krisis (Tabel 4.10) dividen justru memiliki relevansi nilai dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,0000 yang signifikan pada α 1%. Hal ini menunjukkan ketika periode krisis kebijakan dividen adalah cara manajemen untuk memberitahukan investor bahwa perusahaan akan memiliki prospek yang baik meskipun sedang terjadi kondisi krisis, dan dengan membagikan dividen meskipun pada keadaan kondisi perekonomian yang tidak stabil dikarenakan adanya tekanan pada stabilitas keuangan di Indonesia akan menimbulkan respon pasar yang positif (Bringham, 1999; Watts,1973; dalam Zainafree, 2005).
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
16
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada relevansi nilai dari variabel laba, nilai buku, dan dividen pada periode sekitar periode krisis global. Penelitian ini membuktikan pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global, laba memiliki pengaruh terhadap harga saham. Pada periode tersebut, investor menggunakan informasi akuntansi laba dalam menilai perusahaan. Pada periode sebelum krisis dan setelah krisis, laba memiliki relevansi nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode krisis. Hal ini menunjukkan pada periode sebelum dan setelah krisis investor melihat informasi laba per lembar saham dalam menilai perusahaan. Pada periode krisis justru sebaliknya, relevansi nilai laba menjadi lebih rendah dibandingkan pada periode sebelum dan setelah krisis. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan investor ragu dalam melihat informasi keuangan terutama laba perusahaan pada periode krisis, sebab manajemen perusahaan lebih berisiko melakukan earnings management. Nilai buku ekuitas memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis. Hal ini menunjukkan pada periode tersebut investor menganggap nilai buku cukup penting sehingga berperan dalam pengambilan keputusan investasi. Nilai buku yang memiliki korelasi negatif menunjukkan investor melihat nilai buku yang besar justru dapat menurunkan harga saham akibat adanya krisis keuangan global. Relevansi nilai atas nilai buku ekuitas pada periode krisis lebih rendah dibandingkan periode sebelum dan setelah krisis, hal tersebut menunjukkan bahwa pada periode krisis investor cenderung tidak melihat informasi nilai buku ekuitas. Selain itu pada periode krisis dividen memiliki relevansi nilai. Hal ini sesuai dengan dividend signalling theory yang menyatakan bahwa investor menganggap dengan membagikan dividen ketika kondisi keuangan tidak stabil merupakan sinyal bahwa perusahaan tetap memiliki profitabilitas di masa depan.
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
17
5.2
Keterbatasan Penelitian • Sampel penelitian ini terbatas pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di bursa yang hanya mengeluarkan kebijakan dividen. • Pengambilan data-data keuangan dalam laporan ini terbatas pada data yang tersedia di datastream dan laporan kinerja ICMD sehingga terdapatnya data yang tidak tersedia yang berakibat pada jumlah sampel yang digunakan menjadi tidak terlalu banyak. • Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya selama enam tahun sehingga kurang mencerminkan keadaan pasar modal yang sebenarnya. Penelitian ini hanya menggunakan faktor internal saja (informasi akuntansi), tidak banyak memperhitungkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham.
5.3
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
• Dapat dikembangkan variabel-variabel lain sebagai variabel independen yang lebih mampu menjelaskan variabel dependen nilai pasar, seperti ROA, ROE dan variabel informasi lain seperti modal intelektual. • Diharapkan juga dapat memperhatikan karakteristik industri perusahaan. • Peneliti hanya melakukan penelitian selama enam tahun sehingga kurang mencerminkan keadaan pasar modal yang sebenarnya sehingga untuk penelitian yang akan datang diharapkan dapat mencakup periode yang lebih panjang. • Penelitian berikutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian, baik dengan memperpanjang periode pengamatan dan jenis perusahaan.
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
18
DAFTAR REFERENSI Al-Hares, Naser M. Abughazaleh, dan Ayman E. Haddad. 2012. Value Relevance of Earnings, Book Value, and Dividends in Emerging Capital Market. Global Finance. Almilia, Luciana Spica dan Dwi Sulistyowati. 2007. Analisa terhadap Relevansi Nilai Laba, Arus Kas Operasi dan Nilai Buku Ekuitas pada Periode Di sekitar Krisis Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis, FE Universitas Trisakti. Jakarta. Andriantomo dan Fr. Ninik Yudianti. 2013. The Value Relevance of Accounting Information at Indonesia Stock Exchange. International Conference on Business, Economics, and Accounting. Bangkok Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta Anggono, A. dan Zaki Baridwan. 2003. Pengaruh Kebijakan Pembagian Deviden, Kualitas Akrual, dan Ukuran Perusahaan pada Relevansi Nilai Deviden, Nilai Buku, dan Laba, Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntan Indonesia. Ball, R., dan P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research (Autumn). Collins, D., E. Maydew dan L. Weis. 1997. Changes In The Value Relevance Of Earnings And Book Values Over The Past Forty Years. Journal of Accounting and Economics. Vol. 24. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Graham, R., R., King, dan J. Bailes, 2000. The Value Relevance of Accounting Information During A Financial Crisis Period. Journal of Accounting. Gu, Zhaoyang. 2004. Across-Sample Incomparability of R2 and Additional Evidence on Value Relevance Changes OverTime. Journal of Business Finance and Accounting. Gujarati, Damodar. (1992), Essentials Of Econometrics. McGraw Hill International Edition. USA. Hartono, Jogiyanto. 2001. Analisis Investasi dan Portofolio. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013
19
Ohlson, J.A. 1995. Earnings, Book Values, and Dividends in Equity Valuation. Contemporary Accounting Research. 661-687. Tjiptono Darmaji, Hendy M. Fakhrudin. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. .
Universitas Indonesia
Analisis Relevansi..., Krisna Adi Pangestu, FE I, 2013