ANALISIS PRODUKTIVITAS PENGEBORAN PONDASI BOR PILE DENGAN MENGGUNAKAN MESIN BOR RINGAN I G.N. Aditya Dhiva Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Korespondensi:
[email protected] ABSTRAK Pengeboran pondasi bor pile yang dilakukan dengan mesin bor ringan dengan metode direct wash telah banyak digunakan pada berbagai konstruksi di Kalimantan Timur. Variasi keadaan di lapangan dan berbagai hambatan yang muncul selama proses pengeboran menyebabkan produktivitas pengeboran sangat beragam pada tiap lokasi pengeboran. Penelitian terhadap produktivitas pengeboran pondasi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran dan pengaruhnya terhadap produktivitas pengeboran. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara dan observasi. Dari pengumpulan data di lapangan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran. Dengan analisis korelasi faktor-faktor utama yang paling berpengaruh pada produktivitas dapat diketahui yaitu kekerasan tanah (X1.2), daya mesin(X4.1), diameter bor (X6.2) dan kedalaman pengeboran (X6.2). Hubungan antara faktor pengaruh dengan produktivitas pengeboran dinyatakan dengan persamaan Y = e(2,608 – 0,33 X1.2 - 0,068 X4.1 – 0,024 X6.1 – 0,054 X6.2). Kata kunci : bor pile ringan, metode direct wash, produktivitas pengeboran.
1. PENDAHULUAN Pondasi bor pile termasuk jenis pondasi dalam dimana proses pembuatannya dilakukan dengan mengebor tanah sehingga dihasilkan lubang pada tanah dengan diameter dan kedalaman yang sesuai dengan disain. (Brown, 1990). Setelah lubang bor mencapai kedalaman yang diinginkan, pemasangan besi tulangan dan pengecoran dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Proses pengeboran pondasi dalam adalah sebuah proses konstruksi yang memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi pada tiap lokasi, hal ini disebabkan karena pengeboran tanah menemui hambatan alami di dalam tanah dan berbagai hambatan alam lainnya seperti medan, cuaca dan akses jalan yang berbeda-beda pada setiap lokasi. Spesifikasi teknis berupa diameter lubang bor dan kedalaman turut menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran pondasi yang dinyatakan dalam satuan panjang per satuan waktu.
Penelitian mengenai produktivitas pengeboran pondasi dalam dengan menggunakan mesin ringan belum banyak dilakukan. Minimnya data mengenai produktivitas pengeboran menyebabkan biaya pengeboran tidak dapat diperkirakan dengan baik. Selama ini pelaksana pengeboran memperkirakan biaya produksi pengeboran berdasarkan pengalaman mengebor di proyek-proyek terdahulu. Untuk menghindari terjadinya kerugian di pihak pelaksana maupun pemberi kerja, perlu dilakukan analisis terhadap produktivitas pelaksanaan pengeboran dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil analisis terhadap produktivtias pengeboran diharapkan akan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pihak penyedia jasa pengeboran untuk menghitung anggaran biaya borongan pengeboran. Data hasil penelitian ini juga akan dapat digunakan untuk melakukan estimasi waktu proyek pengeboran.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
128
2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Faktor-faktor yang berpengaruh pada produktivitas pengeboran dengan menggunakan bor pile ringan. 2. Produktivitas pengeboran pondasi dengan menggunakan mesin bor pile ringan. 3. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bermanfaat bagi para praktisi pengeboran maupun bagi akademisi, adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi praktisi pengeboran dan konsultan dengan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran dan pengaruhnya pada pengeboran maka akan memiliki dasar dalam pembuatan estimasi biaya. 2. Bagi akademisi penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitianpenelitian selanjutnya yang berkaitan dengan produktivitas pelaksanaan pengeboran pondasi bor pile. 4. TINJAUAN PUSTAKA Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengeboran telah diidentifikasi oleh Zayed dan Halpin (2004), tipe dan ukuran mata bor, kekerasan tanah, kedalaman lubang bor, pola pengeboran, kelerengan dan waktu hilang akibat menunggu operasi pengeboran lainnya. Hal lain yang mempengaruhi kecepatan pengeboran adalah faktor ketersediaan komponen alat. Pengeboran adalah kegiatan yang menimbulkan getaran keras sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada komponen-komponen tertentu atau keseluruhan alat yang mana hal ini akan menimbulkan tertundanya pekerjaaan. Salah satu elemen waktu kerja dalam pelaksanaan pengeboran adalah faktor kesiapan alat, dimana biasanya
ditunjukkan dalam persen waktu dari total waktu pengeboran. 4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran menurut penelitian sebelumnya Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, produktivitas pengeboran pondasi bor pile dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: 1. Jenis tanah, misalnya : pasir, lempung, lempung keras dll. Produktivitas berbeda dari satu jenis tanah ke jenis tanah lainnya berdasarkan properti tanah tsb. 2. Jenis alat bor, ukuran dan metode pelaksanaan. Meliputi jenis dan ukuran mesin bor, mata bor, dan metode pelaksanaan; kering, dengan casing atau cara basah. 3. Sudut perputaran alat. Merupakan sudut perputaran alat bor dari lubang bor ke tempat membuang tanah. 4. Metode pembuangan tanah. Hal ini berpengaruh pada waktu yang terbuang sebagai akibat alat bor harus menunggu tanah dibuang. 5. Kelurusan as pipa bor. Jika pipa bor tidak di tepat berada pada as lubang bor, akan menimbulkan pekerjaan ulang. 6. Kedalaman dan diameter lubang bor. Hal ini adalah merupakan hal yang mendasar dalam produktifitas pengeboran. 7. Daya dari alat yang digunakan. Daya mempengaruhi kemampuan bekerja alat. 8. Efisiensi operator, dipengaruhi oleh pengalaman, karakteristik dan kepribadian. 9. Cuaca, udara yang panas mempengaruhi efisiensi dari alat dan operator, sedangkan cuaca dingin mempengaruhi kondisi tanah. Perlu untuk diperhatikan bahwa pada penelitian sebelumnya, obyek penelitian adalah mesin bor besar yang dioperasikan dengan bantuan alat-alat
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
129
berat seperti excavator, sehingga faktorfaktor yang berpengaruh terhadap produktivitas pengeboran dengan menggunakan mesin ringan dapat berbeda. 4.2 Kerangka Konseptual Pemikiran Dengan melakukan interview dan menyebarkan kuisioner maka dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran dengan menggunakan mesin bor ringan. Produktivitas pengeboran bor pile dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : tanah, tenaga kerja, faktor alamiah, mesin bor, metode kerja dan spesifikasi teknis merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran bor pile. Dalam faktor-faktor tersebut terdapat sub faktor yaitu: jenis, kekerasan (faktor tanah), pengalaman, jumlah dan sikap (faktor pekerja), sumber air, keterbukaan lahan, cuaca, kelerengan lahan, jarak angkut (faktor alamiah), daya dan kondisi (faktor mesin), pengupahan dan pengawasan (faktor metode kerja), serta diameter dan kedalaman (faktor spesifikasi teknis).
wawancara dan kuisioner. Hasil dari wawancara dan kuisioner dianalisis dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui hubungan antara faktor pengaruh dengan produktivitas pengeboran. Pada tahap awal dilakukan analisis korelasi; analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui dan menentukan ada tidaknya hubungan antar beberapa variabel yang telah terpilih atau ditetapkan untuk dilakukan penelitian sehingga dapat diukur karakterisitik hubungan serta implikasi dari hubungan positif (+) atau negatif (-). Pada tahap selanjutnya dilakukan beberapa pengujian model statistik terhadap model, jika model telah memenuhi pengujian statistik, persamaan yang terbentuk dapat diinterpretasikan dan dibuat kesimpulan hasil penelitian. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengamatan lapangan terhadap kegiatan pengeboran yang dilakukan tahapan pengeboran terdiri atas kegiatan Mulai
4.3 Metodologi Penelitian Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara mempelajari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, literaturliteratur yang terkait dengan pengeboran pondasi, sumber-sumber lain seperti website dan video tentang proses pelaksanaan pengeboran, pengamatan,
Latar Belakang Penelitian terdahulu
Interview
Observasi
Faktor-faktor pengaruh Analisis Korelasi Faktor-faktor signifikan
Sumber Air Pengalaman Jenis Kekerasan Tanah
Jumlah Sikap Pekerja
Keterbukaan lahan Cuaca
Kelerengan Lahan
Analisis regresi
Jarak Angkut
Pengujian Model
Faktor Alam
Produktivitas Pengeboran Mesin Bor Metode Kerja Spesifikasi Bor Pile Teknis Pengupahan Daya Diameter Pengawasan Kondisi Kedalaman
Gambar 1. Fish bone diagram produktivitas pengeboran bor pile
Persamaan Regresi Interpretasi Hasil Selesai
Gambar 2. Bagan alir penelitian
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
130
persiapan, kegiatan pengeboran itu sendiri dan kegiatan pasca pengeboran. Kegiatan persiapan pengeboran merupakan kegiatan pendahuluan berupa mobilisasi alat, pengangkutan alat di dalam lokasi, perakitan alat bor, penyiapan bak tampungan air dan pembuatan saluran buangan air. Kegiatan pengeboran berupa menghidupkan mesin bor, menghidupkan mesin pompa, memasang pipa, mengebor, melepaskan pipa, menyambung pipa, mengalirkan air buangan dan mengangkat pipa. Sedangkan kegiatan pasca pengeboran terdiri atas kegiatan pembongkaran mesin, pembersihan alat, dan demobilisasi. Tabel 1. Faktor korelasi variabel penelitian No.
Variabel
Xn
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Tanah Kekerasan Tanah Pengawasan Pengalaman Jumlah Pekerja Sikap Pekerja Cuaca Daya Mesin Kondisi Mesin Pengupahan Diameter Kedalaman
X1.1 X1.2 X5.2 X2.1 X2.2 X2.3 X3.5 X4.1 X4.2 X5.1 X6.1 X6.2
Faktor Korelasi -0,001 -0,499** -0,148 0,203 -0,090 0,112 -0,019 -0,374** -0,057 -0,-30 -0,323** -0,595**
Ket: ** Berkorelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 1%
5.1 Statistik Deskriptif Dari interview yang telah dilaksanakan, didapat 12 faktor pengaruh dan satu variabel terikat (produktivitas) pada masing-masing proyek pengeboran. Dari pengumpulan data yang telah dilakukan didapat nilai minimal, nilai maksimal, rata-rata dan standar deviasi sesuai skala ukur setiap variabel. Terdapat 48 data pengeboran dari 17 responden yang akan diolah dengan deskripsi data. 5.2 Analisis korelasi variabel produktivitas Untuk mengetahui signifikansi hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat, dilakukan uji korelasi
dengan bantuan program SPSS. Dari uji korelasi ini didapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap Variabel
No
Min
Max
Mean
Produktivitas Jenis Tanah Kekerasan Tanah Pengawasan Pengalaman Jumlah Pekerja Sikap Pekerja Cuaca Daya Mesin Kondisi Mesin Pengupahan Diameter Kedalaman
Y X1.1 X1.2
0,25 2 1
5,5 5 4
1,96 3,36 2,5
Std. Dev 1,32 0,70 1,13
X5.2 X2.1 X2.2
3 3 4
4 4 5
3,49 3,42 4,50
0,50 0,50 0,50
X2.3 X3.5 X4.1 X4.2 X5.1 X6.1 X6.2
3 3 5 3 3 30 10
4 4 15 5 4 50 30
3,44 3,46 10,0 3,53 3,51 40,0 20,0
0,50 0,50 4,11 0,69 0,50 10,07 8,22
produktivitas pengeboran. Keempat variabel tersebut adalah kekerasan tanah (X1.2) , daya mesin (X4.1), diameter bor (X6.1) dan kedalaman pengeboran (X6.2). Tabel 2. Statistik deskriptif variabel penelitian
5.3 Pengujian Model 5.3.1 R2 Test atau Coefficient of Determination Test R2 test digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas X terhadap variasi (naik turunnya) variabel terikat (Y). R2 juga digunakan untuk mengukur seberapa dekat garis regresi terhadap data daerah nilai R2. Semakin dekat nilai Y dari model regresi kepada titik-titik data, maka nilai R2 semakin tinggi. Dalam penelitian ini yang dilihat adalah Adjusted R square (R2 yang disesuaikan), yang merupakan koreksi dari R2 sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model dalam populasi. Tabel 3. Nilai R2 dari model yang dibentuk Model
1
R .920a
R2 .847
Adjusted R2 .838
Std. Error of the Estimate .29960
DurbinWatson 1.379
a. Predictors: (Constant), Daya_Mesin, Diameter, Kedalaman, Kekerasan_Tanah b. Dependent Variable: ln_Produktivitas
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
131
Hasil uji R2 menunjukkan nilai R2 adjusted cukup berarti, yaitu nilai adjusted R2 = 0,838 artinya X1.2, X4.1, X6.1 dan X6.2 memberikan kontribusi sebesar 83,8% terhadap produktivitas pengeboran pondasi sumuran. Hal ini berarti keempat variabel bebas secara signifikan mempengaruhi produktivitas pengeboran. 5.3.2 Uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol (H0) bahwa seluruh nilai koefisien variabel bebas Xi dari model regresi sama dengan nol dan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah bahwa seluruh nilai koefisien variabel X tidak sama dengan nol. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: H0 : β0 = 0, β1 = 0, β2 = 0, …….. βk = 0 H0 : β0 ≠ 0, β1 ≠ 0, β2 ≠ 0, …….. βk = 0 Apabila hipotesis nol tersebut diterima atau benar, maka seluruh model tidak signifikan untuk menjelaskan variabel terikat (Y) dan nilai penyesuaian R2 secara signifikan tidak berbeda dengan nol. Sedangkan kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: H0 ditolak jika F0 hitung > Fα (k-1) (nk) tabel H0 diterima jika F0 hitung < Fα (k-1) (n-k) tabel Tabel 4. Analysis of varians Model
1
Regression Residual Total
Sum of Squares 33.263
df 4
6.014 39.277
67 71
Mean Square 8.316
F 92.646
Sig. .000a
.090
a. Predictors: (Constant), Daya_Mesin, Diameter, Kedalaman, Kekerasan_Tanah b. Dependent Variable: ln_Produktivitas
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa F = 92,646 > Ftabel (Ftabel untuk signifikansi 5% dengan derajat bebas (df) untuk pembilang = 3 dan penyebut = 22 adalah 3,34), maka H0 ditolak. Artinya nilai ratarata dari populasi sampel tidak identik. Kesimpulan ini juga diperkuat dengan a=0,000 yang berarti a < 0,05. Dengan demikian, semakin meyakinkan bahwa model regresi yang dihasilkan terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan. 5.3.3 Uji T Uji T digunakan untuk menguji hipotesis nol (H0) bahwa masing-masing koefisien dari model regresi sama dengan nol dan hipotesis alernatifnya (Ha) adalah jika masing-masing koefisien dari model tidak sama dengan nol. Dengan demikian dapat dinyatakan sebagai berikut: H0 : β0 = 0, β1 = 0, β2 = 0, …….. βk = 0 Ha : β0 ≠ 0, β1 ≠ 0, β2 ≠ 0, …….. βk ≠ 0 Jika hipotesis nol (H0) diterima berarti model yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai Y, sebaliknya jika hipotesis nol (H0) ditolak maka model yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk memprediksi nilai Y. Kriteria pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut: H0 ditolak jika t0 hitung > ta (n-k-1) tabel H0 diterima jika t0 hitung = ta (n-k-1) tabel Tabel 5. Uji T Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients Std. B Error 2.608 .206
Coeffi cients Beta
t 12.667
Sig. .000
Kekerasan_ Tanah Kedalaman
-.330
.032
-.499
-10.441
.000
-.054
.004
-.595
-12.442
.000
Diameter Daya_ Mesin
-.024 .068
.004 .009
-.323 .374
-6.758 7.816
.000 .000
Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa nilai sig pada uji t untuk masing-masing variabel berturut-turut 0,000 dan 0,000 karena nilai sig lebih kecil dari nilai (a < 0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara individual predictor terhadap kinerja biaya konstruksi. Untuk a = 5% dan nilai derajat kebebasan regresi (df) = 2 dan derajat kebebasan residual (df) 20 (dari
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
132
tabel anova). Persamaan yang terbentuk menjadi: Y = 2,608 – 0,330 X1.2 – 0,054 X6.2 – 0,024 X6.3 + 0,068 X4.1 Sedangkan Ftabel = nilai t tabelnya adalah 1,371; yaitu lebih kecil dari t outputnya untuk semua model. Artinya H0 ditolak, yaitu menunjukkan bahwa persamaan regresi linier yang didapat adalah penting atau berpengaruh nyata terhadap nilai Y. 5.3.4 Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang bersifat normal atau mendekati normal. Metode yang paling handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi. Uji normalitas data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan grafik normal probability plot dengan melihat kecenderungan sebaran data terhadap garis regresi. Hasil grafik normal probability plot ditunjukkan dalam Gambar 3. Dari grafik Normal Probability Plot pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa titiktitik data menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, dengan demikian sebaran data berdistribusi normal sehingga bisa dilakukan regresi dengan Model Linear Berganda.
Gambar 3. Grafik uji normalitas dengan normal P-P plot
5.3.5 Uji autokorelasi (Durbin-Watson Test) Durbin-Watson Test dilakukan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi antara variabel-variabel yang diteliti. Uji autokorelasi dengan batasan nilai DurbinWatson (0 < X < 4) dan nilai yang dipakai 1,5 < Durbin- Watson < 2,5 untuk menentukan ada tidaknya korelasi residual atau auto korelasi dari model regresi yang dihasilkan. Tabel 6. Durbin Watson Test Model
1
R .943a
R2 .890
Adjus ted R2 .882
Std. Error of the Estimate .25641
DurbinWatson .997
a. Predictors: (Constant), Diameter, Kedalaman, Kekerasan_Tanah b. Dependent Variable: lnProduktivitas
Dari tabel durbin watson dl = 1,335; du = 1,771 ; d = 1,497 nilai (4-d) = 2,503. Cara menentukan atau kriteria pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut: Deteksi Autokorelasi Positif: o Jika d < dL maka terdapat autokorelasi positif. o Jika d > dU maka tidak terdapat autokorelasi positif. o Jika dL < d < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan. Deteksi Autokorelasi Negatif: o Jika (4 - d) < dL maka terdapat autokorelasi negative.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
133
o Jika (4 d) > dU maka tidak terdapat autokorelasi negative. o Jika dL < (4 - d) < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan. Dengan nilai d = 1,497 < dL =1,335 dan (4-d) = 2,503 > dU = 1,771. Maka dapat disimpulkan pada analisis regresi tidak terdapat auto korelasi positif dan tidak terdapat auto korelasi negatif sehingga bisa disimpulkan sama sekali tidak terdapat auto korelasi. 5.3.6 Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui penyebaran atau pencaran variabel-variabel. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya SRESID. Dari grafik scatterplot regression standardized predicted value maka dapat dilihat bahwa terjadi pola penyebaran data tidak membentuk pola tertentu. Hal ini mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas.
korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat (produktivitas pengeboran) menunjukkan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan dengan level of significance 5%`. 2. Produktivitas Pengeboran Pondasi a. Produktivitas pengeboran bor pile dinyatakan dalam persamaan: lnY = 2,608 – 0,33 X1.2 + 0,068 X4.1 – 0,024 X6.1 – 0,054 X6.2 Persamaan ini dapat juga dinyatakan dengan:
6. KESIMPULAN 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran. a. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas pengeboran bor pile dengan menggunakan mesin bor pile ringan metode direct wash yaitu: kekerasan tanah, diameter lubang bor, kedalaman pengeboran, medan kerja, letak sumber air, daya mesin, cuaca, tenaga kerja, dan beberapa faktor lainnya. b. Terdapat empat faktor yang paling berpengaruh pada produktivitas pengeboran pondasi. Faktor faktor tersebut adalah: kekerasan tanah (X1.2), daya mesin (X4.1), diameter (X6.1) dan kedalaman pengeboran (X6.2). Hasil pengujian
7. DAFTAR PUSTAKA
Y = e(2,608 – 0,33 X1.2 - 0,068 X4.1 – 0,024 X6.1 – 0,054 X6.2)
Dimana: Y = produktivitas pengeboran, X1.2 = kekerasan tanah, X6.2 = kedalaman X6.1 = diameter bor b. Pengujian model yang terbentuk dengan menggunakan beberapa tool pengujian statistik menunjukkan bahwa secara statistik model dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Baars, Wouter, 2006, Project Management Handbook, Data Archiving and Networked Services, The Hague. Benator Barry, A. Tumann, 2007, Project Management and Leaderhip Skill for Engineering and Construction Project, Marcel Dekker Inc, New York. Bull, R Champell, 2010, Moving from Project Management to Project Leadership A Practical Guide to Guiding Groups. CRC Press Taylor & Francis Group 6000 Broken Sound Parkway NW, Suite 300. Brown Dan A., W. Kenneth .,1990, Guidedlines for The Selection, Design and Construction of Drilled Shaft Foundations for Bridge in Alabama, Alabama. Dawson, Chaterine, 2009, Introduction to Research Methods, A Practical Guide for Anyone Who Undertaking a Research Project, How to Books Ltd. United Kingdom.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
134
Illinois Departement of Transportation, 2010, Drilled Shaft Foundation Inspection, S 32 Class Reference Guide. Kansas Department of Transportation, 2008, Drilled Shaft Bridge Construction Manual, Kansas. O’Connor, James T., W.K. Chong, 2004, Development of Improved Information for Estimating Construction Time, Center for Transportation Research, University of Texas at Austin, Texas. Portny, Stanley E. PMP, 2010, Project Management for Dummies, Wiley Publishing, Inc., Indianapolis, Indiana. Siswanto, S. Utama, H. Wijaya, 2009, Analisa Produktivitas Pembuatan Bored Pile Jembatan Suramadu Daerah Main Bridge, Skripsi Universitas Petra, Surabaya. Thomsett, Michael C, 2002, The Litle Black Book of Project Management, Third Edition, American Management Asociation, Broadway, New York NY10019. U.S. Department of Transportation Federal Highway Administration, 2010, Drilled Shafts: Construction Procedures and LRFD Design Methods, New York. University of Missouri, 2011, Engineering Policy Guidelines for Design of Drilled Shafts, Missouri. Wikipedia, 2013, Deep Foundation, http://en.wikipedia.org/wiki/Deep foundation. Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, (2001) “Simulation of Bored Pile Construction”, Proceedings of the 2001 Winter Simulation Conference, West Lavayette. Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, (2002)”Concrete Bored Piles Construction Productivity Assessment Using Regresion Analysis”, Annual Conference of the Canadian Society for Civil Engineering, Quebec Canada. Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, 2004, “Quantitative Assessment for Piles Productivity Factors”, Journal of Construction Enginering and Management ASCE. ASCE0733-9364(2004)130:3(405) Zayed, Tarek M., D.W. Halpin, 2005, “Pile Construction Productivity Asessment”, Journal of Construction Enginering and Management ASCE. ASCE07339364(2005)131:6(705)
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658
135