ANALISIS PENGEMBANGAN INDUSTRI DI KABUPATEN BEKASI TAHUN 20102014
Rr. Nila Indrasari Magister Ilmu Administrasi Universitas Nasional
Abstrak Penelitian ini menganalisis pengembangan industri di Kabupaten Bekasi tahun 2010-2014, dimana dalam kebijakan industri nasional menyatakan bahwa
prinsip kebijakan
pengembangan industri harus mendorong pertumbuhan industri serta peningkatan daya saing industri nasional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu deskriptif analisis, karena peneliti bukan hanya mendeskripsikan apa yang terjadi, tetapi juga menjelaskan mengapa gejala tersebut terjadi. Data yang digunakan untuk analisis pada penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara gabungan, yaitu deskripif dan analisis data sekunder dengan membandingkan antar tahun, antar lapangan usaha, antar subsektor, dan antar daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bekasi merupakan daerah potensi industri dan telah terjadi pengembangan dan pendalaman industri, baik pada industri berteknologi tinggi, sedang, dan rendah. Industri kategori teknologi rendah dan sedang, kandungan bahan baku impor yang digunakan untuk proses produksi relatif rendah dan mengalami penurunan. Dengan adanya pengembangan dan pendalaman, serta peningkatan bahan baku lokal akan menghasilkan industri strategis, serta akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah di sektor industri sehingga kontribusi PDRB sektor industri pengolahan di Kabupaten Bekasi terus mengalami peningkatan. Dengan adanya pengembangan dan pendalaman industri di Kabupaten Bekasi, masyarakat/publik mendapat manfaat yang cukup besar. Peran pemerintah adalah dengan mempermudah memberikan ijin dan menggalakkan agar industri menggunakan bahan baku lokal. Kata kunci: kebijakan industri, pengembangan industri, pendalaman industry
Abstract This study analyzed the development of industry in Bekasi Regency 2010-2014, where the national industrial policy said about principle of industrial development policy should encourage industry growth and increased competitiveness of national industries. This study
using descriptive analysis method, because researchers not only describes what is happening, but also explain why these problem happened. This study using secondary data for analysis and the secondary data is the data time series. Data analysis on this study using collaboration from descriptive method and secondary data analysis which is comparing data from year to year, business opportunities, sub-sectors and regions. Results of this study show that Bekasi District is an potential industry area and the industry has been developed, both in high-tech, medium, and low industries. Using of imported raw material in low and medium category of technology industry for production process is lower and decreased. With the development and deepening, and increasing of using local raw material will produce a strategic industry, increase the workforce and the value of industrial sector will be increase so the contribution of GDP in industrial sector in Bekasi District will be constantly increasing. With the development and deepening of industry in Bekasi District the public will get a great benefit. The role of government is ease to give permission and promoto the industries for using local raw material. Keywords: industrial policies, industrial development, deepening the industry
dan
A. Pendahuluan
mendorong
pembangunan
Dalam naskah Kebijakan Industri Nasional
perekonomian Indonesia.
Tahun
bahwa
Mengingat perannya yang strategis, sektor
prinsip kebijakan pengembangan industri
industri khususnya industri manufaktur
harus mendorong pertumbuhan industri
perlu ditingkatkan kinerjanya. Berbagai
serta peningkatan daya saing industri
upaya perbaikan untuk mengatasi dampak
nasional. Dan dalam rangka pemberdayaan
krisis
industri, antara lain dilakukan melalui
kinerja sektor industri telah dilakukan,
penetapan industri strategis dan fasilitas
namun kinerja itu tampaknya belum
industri strategis. Perindustrian nasional
sepenuhnya pulih. Hal ini disebabkan
telah mendapatkan perhatian yang cukup
adanya permasalahan yang membutuhkan
pesat, mulai dari pengembangan sarana
perhatian dan perlu segera diatasi.
dan prasarana penunjang sampai pada
Pembangunan ekonomi jangka panjang
peningkatan
dapat merubah pusat kekuatan ekonomi
2015-2019
disebutkan
kualitas
sumber
daya
ekonomi
manusia, yang nantinya diharapkan dapat
dari
pertanian
mengembangkan perindustrian nasional
memiliki
terhadap
menuju
keunggulan
kemerosotan
industri
yang
kompetitif
dan
komparatif. Indikator yang digunakan
Dengan adanya potensi tersebut, maka
untuk mengukur struktur industri adalah
akan
distribusi
produksi
industri di Kabupaten Bekasi sudah sesuai
(perusahaan) yang ada dan total nilai
dengan tujuan dan sasaran pembangunan
output atau nilai tambah dari sektor
industri nasional yang tertuang dalam
industri
industri
Kebijakan
Industri
(subsektor). Karena semakin tingginya
tujuannya
diantaranya
subsektor
meningkatkan
dari
jumlah
menurut
unit
kelompok
industri,
berarti
semakin
diteliti
apakah
pengembangan
Nasional,
dimana
adalah
nilai
mampu
tambah
bagi
tingginya diversifikasi produksi. Semakin
perekonomian publik/negara Indonesia,
maju industri manufaktur, semakin besar
pendalaman
kontribusi output dari kelompok-kelompok
mendiversivikasi jenis-jenis produksinya
industri
sehingga mampu menyerap tenaga kerja,
berteknologi
pembentukan
produk
tinggi
terhadap
domestik
bruto
(PDB). Industri
Nasional
yang
industri
dan
sedangkan sasarannya adalah tumbuhnya industri
Kebijakan
struktur
yang
mampu
menciptakan/
menyerap lapangan kerja yang besar.
diamanatkan dalam Peraturan Presiden
Berdasarkan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008
rumusan masalah dalam penelitian ini
merupakan suatu arahan dan kebijakan
adalah: 1) Jenis-jenis industri apa yang
jangka menengah maupun jangka panjang,
dikembangkan/
dalam
pemerintah
rangka
industrialisasi
mempercepat untuk
proses
mendukung
upaya
latar
belakang
diatas,
diperdalam
Kabupaten
oleh
Bekasi
mengembangkan
dalam
industri
2)
pembangunan ekonomi nasional sekaligus
Mengapa pemerintah Kabupaten Bekasi
mengantisipasi dampak negatif globalisasi
memilih jenis-jenis industri tersebut?
dan
liberalisasi
ekonomi
dunia
dan
B. Metode Penelitian
perkembangan di masa yang akan datang.
Analisis
Salah
Indonesia,
dilakukan secara gabungan, yaitu deskripif
khususnya di Jawa Barat, yang kontribusi
dengan interpretasi kritis dan analisis data
sektor industrinya cukup besar adalah
sekunder dengan membandingkan antar
Kabupaten Bekasi. Jika dibandingkan
tahun,
dengan Kabupaten atau Kota lainnya di
subsektor, dan antar daerah. (Nugroho
Jawa Barat, Kabupaten Bekasi merupakan
2013:120). Penelitian ini dilakukan dengan
Kabupaten yang memiliki tingkat investasi
menggunakan
dan penyerapan tenaga kerja tertinggi.
kualitatif dan kuantitatif. Pada pendekatan
satu
wilayah
di
data
antar
dalam
lapangan
penelitian
usaha,
pendekatan
ini
antar
deskriptif
kuantitatif, data sekunder yang diperoleh
dilakukan penghitungan, yaitu dengan dimasukkan
dalam
rumus
-
________
rumus
sederhana yang telah ada yaitu dengan alat
PDRB LQ =
__________
analisis Location Quotient (LQ) dan laju
Xi
pertumbuhan, serta elastisitas tenaga kerja.
________
Memperhatikan sumber data, Majchrcak
PDRB
(1984:18) menamai metode ini secondary analysis.
Apabila
diposisikan
dalam
Keterangan : xi = PDRB sektor industri
pendekatan kualitatif, analisis data seperti
pengolahan Kabupaten Bekasi
itu oleh Neuman (2013:573) termasuk
PDRB = PDRB seluruh sektor Kabupaten
dalam analisis ilustratif dimana peneliti
Bekasi
menerapkan teori untuk situasi historis dan
Xi = PDRB sektor industri pengolahan
situasi sekarang. Dalam menganalisis data
Provinsi Jawa Barat
sekunder
PDRB = PDRB seluruh sektor Provinsi
pada
pengembangan
penelitian industri
di
„Analisis Kabupaten
Jawa Barat
Bekasi tahun 2010 sampai tahun 2014”,
Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan
dimana analisis ini dilakukan secara
dalam persamaan diatas, maka ada tiga
deskriptif dengan membandingkan data
kriteria penilaian LQ yang diperoleh, yaitu
antar tahun, antar jenis industri, dan antar
:
daerah selama 5 tahun, yaitu tahun 2010
a. Apabila LQ = 1 artinya peranan suatu
sampai dengan tahun 2014.
sektor di Kabupaten Bekasi sama
Metode LQ digunakan untuk mengkaji
dengan peranannya di Provinsi Jawa
kondisi perekonomian, mengarah pada
Barat.
identifikasi
kegiatan
b. Apabila LQ > 1 artinya peranan suatu
perekonomian. Sehingga nilai LQ yang
sektor di Kabupaten Bekasi lebih besar
sering digunakan untuk penentuan sektor
dibandingkan dengan peranannya di
basis dapat dikatakan sebagai sektor yang
Provinsi Jawa Barat.
akan
spesialisasi/basis
mendorong
tumbuhnya
berkembangnya
sektor
berdampak
penciptaan
pada
atau
c. Apabila LQ < 1 artinya peranan suatu
serta
sektor di Kabupaten Bekasi lebih kecil
lapangan
dibandingkan dengan peranannya di
lain
kerja. (Robinson Tarigan, 2006:82) Untuk
mendapatkan
nilai
menggunakan metode sebagai berikut : xi
Provinsi Jawa Barat LQ
C. Hasil dan Pembahasan Kebijakan pengembangan industri nasional merupakan bagian kebijakan perindustrian yang diamanatkan dalam RPJMN 2015 2019 merupakan arah dari kebijakan pengembangan industri nasional tahun 2010-2014. Dimana prinsip kebijakan pengembangan industri harus mendorong pertumbuhan industri serta peningkatan daya saing industri nasional. Program pembangunan industri dilakukan melalui 2 (dua) langkah,
yaitu kebijakan
bersifat
sektoral
lintas
dan
yang
program
pembangunan industri prioritas.
Tabel
Kebijakan lintas sektoral dimaksudkan untuk mendorong kemajuan, pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri. Dalam
pengembangan
sarana
atas
menunjukkan
bahwa
kecenderungan kontribusi sektor industri pengolahan Kabupaten Bekasi terhadap PDRB sektor industri pengolahan Provinsi
dan
prasarana industri, dilakukan melalui: 1. Standardisasi Industri, ditujukan untuk meningkatkan daya saing industri nasional, menjamin keamanan, kesehatan dan keselamatan atas penggunaan produk industri, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pengembangan industri hijau, dan mewujudkan persaingan sehat. 2. Infrastruktur Industri, dimana dua komponen utama infrastruktur industri yang perlu disediakan dalam rangka pembangunan industri nasional adalah energi dan lahan industri.
di
Jawa Barat pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 cukup besar, yaitu ratarata sebesar 30,68 persen, dimana pada tahun 2014 menunjukkan kontribusi yang tertinggi (sebesar 31,01 persen), yang berarti PDRB sektor industri di Provinsi Jawa Barat banyak disumbang oleh PDRB industri Bekasi.
pengolahan
dari
Kabupaten
terhadap PDB kurang dari 10% disebut negara
non
industri,
negara
dengan
kontribusi sebesar 10-20% termasuk dalam kelompok
negara
dalam
proses
industrialisasi, negara dengan kontribusi sebesar
20-30%
termasuk
kelompok
negara semi industri, sedangkan kelompok dilihat besarnya kontribusi sektor industri
negara industri memiliki kontribusi lebih
pengolahan di tingkat Kabupaten Bekasi
dari 30% (Lincolin Arsyad, 1999:17).
terhadap total PDRB seluruh sektor di
Berdasarkan
Kabupaten
atas
Bekasi yang memiliki kontribusi industri
menunjukkan bahwa besarnya kontribusi
terhadap total PDRB Kabupaten Bekasi di
sektor industri pengolahan Kabupaten
atas 80 persen, bearti termasuk kelompok
Bekasi terhadap total PDRB Kabupaten
Kabupaten industri.
Bekasi,
tabel
di
hal
tersebut,
Kabupaten
Bekasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sangat besar, yaitu rata-rata sebesar 78,89 persen, dimana pada tahun 2014 mencapai 79,02 persen, yang berarti sektor industri pengolahan menyumbang hampir 80 persen total PDRB seluruh sektor di Kabupaten Bekasi. Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa
Dari hasil penghitungan menunjukkan
tiap tahunnya sektor industri pengolahan
bahwa nilai Location Quoitient (LQ)
memberikan
baik
sektor industri pengolahan Kabupaten
terhadap PDB Nasional, PDRB Provinsi
Bekasi lebih besar dari 1 atau LQ>1,
Jawa Barat maupun Kabupaten Bekasi,
menurut Tarigan (2006:82) hal tersebut di
dimana tiap tahunnya terus mengalami
atas menunjukkan bahwa peranan sektor
peningkatan
industri
kontribusi
yang
positif
cukup
baik,
yang
di
Kabupaten
Bekasi
lebih
tentunya hal tersebut akan berdampak pada
menonjol daripada peranan sektor industri
peningkatan
di Provinsi Jawa Barat, yang berarti bahwa
perekonomian
Kabupaten
Bekasi.
di Kabupaten Bekasi surplus akan produk
Menurut kriteria United Nations Industrial
Development
for
sektor
industri
pengolahan
dan
bisa
Organization,
mengekspornya ke daerah lain. Atas dasar
negara dengan kontribusi sektor industri
LQ>1 tersebut, secara tidak langsung
memberi
petunjuk
bahwa
Kabupaten
Bekasi memiliki keunggulan komparatif untuk sektor industri pengolahan. Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, sektor industri pengolahan di Kabupaten Bekasi LQ nya jauh di atas 1, hal tersebut
Gambar 4.2. Persentase Tenaga Kerja
karena pesatnya pertumbuhan industri di
Industri Menurut Kategori Teknologi,
Kabupaten tersebut.
Tahun 2014
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tenaga kerja sektor industri banyak diserap oleh industri teknologi tinggi, hal tesebut karena perusahaan industri teknologi tinggi di Kabupaten Bekasi juga cukup banyak. Gambar
4.1.
Persentase
Perusahaan
Industri Pengolahan di Kabupaten Bekasi Menurut Kategori Teknologi, Tahun 2014 Pada gambar diatas, terlihat bahwa di Kabupaten
Bekasi
pada
tahun
2014
persentase perusahaan industri teknologi tinggi terhadap total seluruh industri cukup besar,
yaitu
perusahaan sebesar
49,52
industri
28,26
persen,
diikuti
teknologi
sedang
persen,
dan
industri
teknologi rendah sebesar 22,22 persen. Hal tersebut
sesuai
Habibienomics,
dengan
pendekatan
dimana
ekonomi
Indonesia didorong oleh sektor-sektor industri
berteknologi
tinggi
(industri
strategis) yang memiliki daya saing dan nilai tambah tinggi.
Namun, walaupun jumlah perusahaan teknologi
rendah
lebih
sedikit
dari
perusahaan industri sedang tetapi tenaga kerja pada industri teknologi rendah lebih banyak. Dalam hal ini berarti Kabupaten Bekasi sudah
sesuai
dengan
Habibienomics,
pendekatan
dimana
ekonomi
Kabupaten Bekasi didorong oleh sektorsektor industri berteknologi tinggi (industri strategis) yang memiliki daya saing dan nilai tambah tinggi. Ketika industri hitech ini ditopang oleh industri pendukung (supporting
industry)
kecil/menengah
dalam jumlah besar maka diharapkan efek kemakmuran yang menetes ke bawah (trickle down effect). Menurut teori Alfred Weber (D. Marsudi, 1992:37)
menyebutkan
bahwa
lokasi
industri sebaiknya diletakkan ditempat
pendalaman
yang memiliki total biaya transportasi dan
ditujukan untuk meningkatkan kandungan
tenaga kerja yang minimal. Pada umumnya
nilai tambah hasil industri dan mengurangi
produsen lebih menyukai tenaga kerja
ketergantungan impor barang hasil industri
yang berasal dari sekitar daerah lokasi
secara ekonomis akan memperluas basis
industri. Karena biaya transportasi yang
produksi industri nasional.
dikeluarkan untuk tenaga kerja di pabrik
Secara garis besar industri yang masih
tersebut lebih murah, sehingga para buruh
menggunakan kandungan bahan baku yang
tidak menuntut upah yang terlalu tinggi.
berasal dari impor yang relatif cukup tinggi
adalah
teknologi 1. Pendalaman Dan Perluasan Industri
Pendalaman struktur industri di dalam
pada
tinggi.
industri
yang
industri
kategori
Sedangkan
industri
kategori rendah kandungan bahan baku impor
di Kabupaten Bekasi
struktur
yang digunakan untuk
proses
produksi relatif rendah.
negeri bisa dilihat dari struktur impor bahan baku, dan modal. (Nurimansyah Hasibuan, Ekonomi Industri, 2000 :262). Program pendalaman struktur industri ditujukan untuk meningkatkan kandungan Nilai tambah hasil industry mengurangi ketergantungan
impor
barang
hasil
industry secara ekonomi, memperluas basis produksi industry nasional secara vertical
dan
horizontal
termasuk
mengebangkan industry baru dalam rangka mengisi rangkaian hulu-hilir yang masih
Dari gambar diatas terlihat bahwa pada tahun
2014
di
Kabupaten
Bekasi
persentase nilai tambah sektor industri teknologi tinggi terhadap total nila tambah industri Kabupaten Bekasi cukup tinggi, yaitu sebesar 69,05 persen, disusul industri teknologi sedang dan teknologi rendah. Bila melihat uraian diatas, maka jelaslah
kosong secara efisien
bahwa pengembangan dan pendalaman Strategi yang ditempuh pemerintah untuk mendukung
pembangunan
strategis
diantaranya
mengembangkan
industri
industri adalah hulu
dan
mengurangi ketergantungan pada impor bahan
baku.
Sedangkan
program
industri yang terjadi di Kabupaten Bekasi mempunyai daya tarik yang luar biasa. Artinya,
sektor
industri
pengolahan
khususnya industri besar dan sedang bisa menarik
sektor
perdagangan
dan
lain
yaitu
sektor
jasa
serta
mampu
menyerap tenaga kerja dan menghasilkan
dengan bahan baku impor dan tidak terjadi
nilai tambah yang menyumbang cukup
kelangkaan bahan baku.
banyak PDRB di Kabupaten Bekasi.
Arah
Dari hasil penelitan, diperoleh gambaran
khususnya di Kabupaten Bekasi juga
potensi besar yang ada di Kabupaten
diharapkan mampu memayungi sektor
Bekasi ada di sektor industri pengolahan,
industri melalui pengembangan kawasan
baik industri dengan kategori teknologi
industri
rendah, sedang, dan tinggi. Khusus untuk
kebijakan
kategori
Dengan demikian pengembangan sektor
teknologi
tinggi,
Kabupaten
kebijakan
industri
khusus
misalnya
melalui
kluster
industri.
kawasan
Bekasi mempunyai potensi besar pada
industri
industri bahan kimia dan barang dari bahan
karena batasan-batasan birokrasi namun
kimia,
barang
justru dituntut agar sinergi dengan instansi
industri
yang terkait dalam pengembangan sektor
industri
elektronik,
dan
komputer, optik,
serta
tidak
nasional,
menjadi
terkotak-kotak
kendaraan bermotor, trailer, dan semi
industri yang dapat dikembangkan.
trailer. Dan untuk industri dengan kategori
Kesesuaian pengembangan sektor industri
teknologi sedang, Kabupaten Bekasi punya
pengolahan di Kabupaten Bekasi dengan
potensi besar pada industri karet, barang
arah Kebijakan Industri Nasional yaitu
dari karet, dan plastik, serta industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya,
a. Industri di Kabupaten Bekasi yang
serta industri dengan kategori teknologi
dikembangkan
rendah Kabupaten Bekasi punya potensi
strategis, yaitu yang menghasilkan
besar pada industri tekstil, industri pakaian
nilai tambah tinggi dan bermanfaat
jadi, dan industri percetakan. 19
bagi masyarakat
Dalam hal ini pemerintah Kabupaten
b. Dengan
merupakan
Adanya
industri
pemngembangan
Bekasi harus bisa mendorong industri yang
industry di Kabuten Bekasi, selain
komposisi bahan baku impornya rendah
menghasilkan
untuk
cukup tinggi juga mampu menyerap
dikembangkan.
Selain
itu
pemerintah juga perlu memberi bantuan
nilai
tambah
yang
tenaga kerja yang cukup banyak.
permodalan, teknologi dan mempermudah
c. Beberapa industry sudah dilakukan
izin untuk industri tersebut. Misalnya
pendalaman struktur industry dimana
untuk industri pengolahan karet, garmen,
sudah terjadi pengirangan jkandungan
dan
bahan baku impor dan meningkatkan
industri
kayu.
Dengan
adanya
pendalaman struktur industri diharapkan industri yang ada tidak lagi tergantung
bahan baku dalam negeri
d. Beberapa
industry
yang
D. PENUTUP
dikembangkan merupakan industry 1.
dengan katergori teknologi
Kabupaten Bekasi mengembangkan
industri tersebut karena industri tersebut Jadi,
dengan
industri
adanya
di
pengembangan
Kabupaten
Bekasi
masyarakat/publik mendapat manfaat yang cukup besar. Peran pemerintah dalam pengembangan industri adalah dengan mempermudah
memberikan
ijin
dan
menggalakkan agar industri menggunakan bahan baku lokal.
menghasilkan nilai tambah yang cukup besar dan menyerap tenaga keja yang cukup besar. 2. Industri di Kabupaten Bekasi yang telah dilakukan pendalaman industri diantaranya adalah industri makanan, kayu dan barang dari kayu, industri kertas dan barang dari kertas, serta industri furniture, dimana
Industri yang dikembangkan di Kabupaten
kandungan bahan baku lokal pada industri
Bekasi dari tahun 2010 sampai dengan
tersebut relatif rendah.
tahun 2014 adalah : a. Industri dengan kategori teknologi
3. Nilai Location Quoitient (LQ) sektor
tinggi (industri bahan kimia dan barang
industri pengolahan Kabupaten Bekasi
dari bahan kimia, industri komputer,
pada tahun 2010 sampai dengan tahun
barang elektronik, dan optik, serta
2014 lebih besar dari 1 atau LQ>1, hal ini
indusutri kendaraan bermotor,trailer,
berarti dari segi pendapatan, sektor industri
dan semi trailer)
pengolahan
di
Kabupaten
Bekasi
merupakan sektor basis yang lebih tinggi b. Industry dengan kategori teknologi
perbandingannya
atau
tingkat
sedang ( industry karet, barang dari
spesialisasinya dengan
sektor industri
karet dan plastik serta industry barang
pengolahan di Provinsi Jawa Barat.
logam. 4. Dengan adanya pengembangan industri c. Industri dengan kategori teknologi
di Kabupaten Bekasi masyarakat /publik
rendah ( industry tekstil, industry
mendapat manfaat yang cukup besar.
pakaian jadi dan industry percetakan.
Peran pemerintah dalam pengembangan dan pendalaman industri adalah dengan mempermudah
memberikan
ijin
dan
menggalakkan agar industri menggunakan bahan baku lokal.
Pemerintah
Kabupaten
Bekasi
agar
Daftar Pustaka
mempromosikan dan menghimbau
Tambunan, Tulus. 2001. Industrialisasi di
kepada perusahaan industri agar dalam
Negara Berkembang Kasus Indonesia.
proses industrinya untuk menggunakan
Jakarta: Ghalia Indonesia.
bahan baku lokal khususnya bahan baku
_______, Tulus. 1996. Perekonomian
yang berasal dari sektor primer/sektor
Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. 23
pertanian
yang
berasal
dari
dalam
negeri/domestik.
Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi
5. Pemerintah Kabupaten Bekasi agar
Regional, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
menghimbau
Bumi Aksara
perusahaan
industri
di
Kabupaten Bekasi lebih memprioritaskan
Ghalib Rusli, 2005. Ekonomi Regional,
penyerapan tenaga kerja yang berasal dari
Bandung: Pustaka Ramadhan
wilayah Kabupaten Bekasi sesuai dengan
Sumanto, 2013. Hubungan Industrial.
keahlian
Yogyakarta: CAPS (Center of Academic
yang
dibutuhkan.
Sehingga
dengan adanya pengembangan industri di
Publishing Service)
Kabupaten Bekasi juga berdampak bagi
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian
masyarakat
bisa
Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta
bagi
_______, 2013. Metode Penelitian
mengangkat
sekitarnya,
yaitu
perekonomian
masyarakat di Kabupaten Bekasi.
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV. Alfabeta
6. Peran Pemerintah dalam pembangunan
John Creswell, 2016, Research Design
industri strategis yang dilakukan melalui
Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif,
pengaturan
kepemilikan,
penetapan
dan Campuran, Ed. Terjemahan.
kebijakan,
pengaturan
perizinan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
pengaturan produksi, distribusi, dan harga,
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi
serta pengawasan agar lebih ditingkatkan
Pembangunan. Yogyakarta: Sekolah
dalam pelaksanaannya.
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. J. Rachbini, Didik. 1999. Diagnosa Ekonomi dan Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan Newman, W. Lawrence. 2013. Metodologi Penelitian Sosisl: Pendeatan Kualitatif Dan Kuantitatif., Jakarta: PT. Indeks
Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik:
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Menurut Lapangan Usaha 2010-2014.
Pressindo.
Bandung: Badan Pusat Statistik Jawa Barat
Hasibuan, Nurimansyah. 2000. Ekonomi
____________, 2015. Pendapatan
Industri, Persaingan, Monopoli dan
Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota
Regulasi. Jakarta: LP3ES. Nasir M. 2001.
Di Provinsi Jawa Barat Menurut
Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Lapangan Usaha 2011-2015. Bandung:
Indonesia 24 Vrendenbregt J. 1980.
BPS Provinsi Jawa Barat 25
Metode Dan Teknik Penelitian
BPS Kabupaten Bekasi, 2014. Kabupaten
Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Bekasi Dalam Angka 2014, Bekasi: BPS
Nugroho R. 2013, Metode Penelitian
Kabupaten Bekasi
Kebijakan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
____________, 2015. Kabupaten Bekasi
Majchrcak A.1984. Methods For Policy
Dalam Angka 2015, Bekasi: BPS
Research. London: Sage
Kabupaten Bekasi
Todaro, Michael. 2000. Ekonomi
BPS Provinsi Jawa Barat, 2014. Statistik
Pembangunan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Daerah Provinsi Jawa Barat 2014,
Sukirno, Sadono. 2000. Ekonomi
Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat
Pembangunan: Proses, Masalah dan
____________, 2015. Statistik Daerah
Dasar
Provinsi Jawa Barat 2015, Bandung: BPS
Kebijaksanaan. Jakarta : LP FEUI.
Provinsi Jawa Barat
Budiman, Arief. 1996. Teori
BPS Kabupaten Bekasi, 2015. Statistik
Pembangunan Dunia Ketiga, PT.
Daerah Kabupaten Bekasi 2015, Bekasi:
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
BPS Kabupaten Bekasi
Kementerian Perindustrian, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-
Kementerian Perencanaan Pembangunan/
2035
Bappenas, S. Alisyahbana Armida, 2014.
Kementerian Perindustrian, Kebijakan
Arah Kebijakan Dan Strategi Percepatan
Industri Nasional Tahun 2015-2019
Pengembangan Kawasan Timur Indonesia
BPS Pusat, 2015. Pendapatan Domestik
Kusumantoro (2009) Jurnal Ekonomi Dan
Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga
Kebijakan, Disparitas Dan Spesialisasi
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2011-
Industri Kabupaten/ Kota Di Jawa Tengah
2015. Jakarta: Badan Pusat Statistuk
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jej
BPS Provinsi Jawa Barat, 2014.
ak/article/view/1463/1588 (diakses tanggal
Pendapatan Domestik Regional Bruto
23 Agustus 2016)
Awat, Pengembangan posisi strategis perindustrian nasional dengan fondasi hukum, http://www.awwatchforum.com/wp/, (diakses tanggal 20 Agustus 2016) Gloria, Industrialisas, https://candygloria.wordpress.com, (diakses tanggal 20 Agustus 2016) 26 Irvan, Pengertian, definisi ,macam, jenis dan penggolongan industri di Indonesia, http://organisasi.org, (diakses pada tanggal 21 Agustus 2016) Jurnal Nasional: Kementerian Perindustrian, Maju Mundur Industri Strategis, http://www.kemenperin.go.id/artikel, (diakses tanggal 21 Agustus 2016) (diakses tanggal 19 Agustus 2016).