ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO (PER) DAN PRICE TO BOOK VALUE RATIO (PBV) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NAMA : AAS AISAH NIM : 43206120152
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008
ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO (PER) DAN PRICE TO BOOK VALUE RATIO (PBV) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKOMOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NAMA : AAS AISAH NIM : 43206120152
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Aas Aisah
NIM
: 43206120152
Program studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: Analisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value Ratio (PBV) terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tanggal ujian
: 05 Desember 2008
Disahkan oleh : Pembimbing
(Drs. Hadri Mulya, Msi.) Tanggal :
Dekan,
(Drs. Hadri Mulya, Msi.) Tanggal :
Ketua Jurusan Akuntansi,
(Sabarudin Tanggal :
Muslim,SE.Msi.)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur alhamdulillah dipanjatkan kepada Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Dimana skripsi ini merupakan syarat untuk dapat mendapatkan gelar kesarjanaan. Adapun judul yang penulis buat adalah Analisa Pengaruh Price Earning Ratio dan Price to Book Value terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur yang telah go publik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Hardi Mulya, M.Si. sabagai dosen pembimbing dan Bapak Drs. Suharmadi, Ak.MM.M.Si. sebagai dosen Metodologi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang telah memberikan semangat dan dorongan, terutama kepada ananda dan suami tercinta yang telah memberikan do’a dan spirit juga telah mengorbankan waktunya memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan pendidikan ini. Terimakasih juga kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan do’a. Juga mengucapkan terimakasih kepada Sdri. Masnah yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil selama pembuatan skripsi ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan, tapi mudahanmudahan dapat berguna dan dapat menjadi sebuah koreksi untuk para pengguna skripsi ini. Jakarta, Desember 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii DAFTAR TABEL..............................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................v BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang……...…………………………………………......1 B. Perumusan Masalah………………………………………….........3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………........3
BAB II:
LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan.............................................5 2. Jenis-jenis Laporan Keuangan.............................................7 3. Analisa Laporan Keuangan..................................................9 B. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal.....................................................11 2. Manfaat Pasar Modal.........................................................12 3. Macam-macam Pasar Modal..............................................14 4. Instrumen Investasi............................................................15 C. Saham 1. Pengertian Saham...............................................................16
2. Penilaian Investasi Saham..................................................18 3. Risiko Saham.....................................................................22 D. Teknik Analisa dan Penilaian Investasi 1. Analisa Fundamental.........................................................23 2. Analisa Teknikal................................................................24 3. Analisa Ekonomi................................................................24 4. Analisa Rasio Keuangan....................................................25 a. Price Earning Ratio (PER)............................................26 b. Price to Book Value (PBV)…………………………....26 E. Pengertian Return Saham...............................................................26 F. Penelitian-penelitian Sebelumnya Yang Berkaitan Dengan Analisis Fundamental (Rasio Keuangan) dan Return Saham......................28 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum...........................................................................30 B. Metode Penelitian..........................................................................30 C. Hipotesis........................................................................................30 D. Sampel Penelitian...........................................................................31 E. Pengukuran Variabel......................................................................33 F. Definisi Variabel............................................................................34 G. Metode Pengumpulan Data........................................................... 35 H. Metode Analisa Data..................................................................... 35
BAB IV
PEMBAHASAN A. Statistisk Descriptif........................................................................40
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Kolmogrov-Smirnov...............................41 2. Uji Multikolinearitas................................................................42 3. Uji Autokolerasi...................................................................... 42 4. Uji Heteroskedasitas................................................................43 C. Uji Hipotesis a. Analisa Regresi Linier Berganda............................................44 b. Uji Model.................................................................................45 1. Koefisien Determinasi.......................................................45 2. Uji Simultan dengan Uji F (F-test)....................................46 3. Uji Partial Uji t (t-test)…………………………………..47 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan....................................................................................49 2. Saran..............................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... LAMPIRAN..................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1
:
Statistik Descriptif………………………………………………….40
Tabel 2
:
Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov……………………………….41
Tabel 3
:
Uji Multikolinearitas………………………………………………..42
Tabel 4
:
Uji Autokolerasi PER, PBV dan Return Saham……........................42
Tabel 5
:
Hasil Analisa Regresi Linier Berganda............................................44
Tabel 6
:
Nilai Koefisien Determinasi .............................................................45
Tabel 7
:
Hasil Uji ANOVA………………………………………………….46
Tabel 8
:
Hasil Uji-t…………………………………………………………..47
DAFTAR GAMBAR
Gambar
:
Hasil uji Heteroskedatisitas ………………………………………43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Data Ekuitas, Net Income, Total Share dan Share Price at the Year end untuk tahun 2005 dan 2006.
Lampiran 2 :
Harga Saham dan Perhitungan Return Saham untuk bulan April 2006 dan April 2007
Lampiran 3 :
Data Hasil Perhitungan PER, PBV, dan Return Saham tanun 2005 dan 2006.
Lampiran 4 :
Hasil Regresi PER, PBV dengan Return Saham
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal menjadikan perusahaan mempunyai alat untuk mengukur tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.
Apabila kondisi
keuangan perusahaan bagus, maka pasar akan merespon dengan positif melalui peningkatan harga saham perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham di pasar modal, maka akan semakin banyak investor yang akan menanamkan modal untuk investasinya. Pada umumnya investor akan menanamkan modal apabila investasinya dapat memperoleh Return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain atau dividen untuk investasi saham dan pendapatan bunga untuk invetasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan walth pada investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham (Suharli 2004). Dengan mendapatkan Return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu, maka akan menarik perhatian bagi para investor untuk investasinya. Investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental menganggap bahwa harga saham merupakan refleksi dari nilai perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian suatu
1
saham melalui pendekatan fundamental dapat digunakan informasi dengan teknik analisa rasio keuangan yang merupakan hasil perhitungan lebih lanjut dari laporan keuangan (Subekti, 1999:34). Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak harga saham, indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan grafik berdasarkan data historis (Fahruddin, Firmansyah dan Hadanto 2001 : 21). Penilaian harga saham dalam analisi fundamental yang sering digunakan oleh para analisis pasar modal untuk menentukan investasi atas saham diantaranya adalah Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value Ratio. Price Earning Ratio (PER) menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Price Earning Ratio (PER) yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang (Sofyan Safri Harahap 2004:) Price Earning Ratio (PER) mengindikasikan besarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untuk memperoleh setiap rupiah laba perusahaan. Perusahaan yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih tinggi biasanya mempunyai Price Earning Ratio (PER) yang besar, demikian pula sebaliknya (Gibson, 1992:380-381) Price to Book Value Ratio (PBV) menggambarkan seberapa besar menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek perusahaan tersebut (Darmaji dan Fakhrudin 2001:303). Menurut Bodie, Kane dan Markus (1996:576) bahwa analisa pasar modal mempertimbangan suatu saham dengan rasio Price to Book Value (PBV) yang rendah merupakan investasi yang aman.
2
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Return saham. B. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, maka dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apakah Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur ? 2. Apakah Price to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur ? 3. Apakah Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah melihat kinerja saham perusahaan manufaktur yang telah go public untuk periode tahun 2005-2006 serta pengaruhnya terhadap return saham. Secara detail tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan manufaktur yang telah go public di Indonesia serta pengaruhnya terhadap Return saham. 2. Untuk mengetahui Price to Book Value (PBV) pada perusahaan manufaktur yang telah go public di Indonesia serta pengaruhnya terhadap Return saham.
3
3. Untuk mengetahui signifikasi pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value ratio (PBV) secara bersama-sama terhadap Return saham. Dari tujuan penelitian di atas, diharapkan akan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Investor / Calon Investor, sebagai bahan pertimbangan dalam memgambil keputusan investasi . 2. Bagi Emiten, dengan informasi diatas dapat digunakan untuk menilai saham perusahaan ataupun unit bisnis.
4
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Laporan keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sarana utama membuat laporan informasi keuangan kepada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan para karyawan) dan kepada masyarakat di luar perusahaan (bank, investor, pemasok dan sebagainya). Perusahaan yang telah go publik harus tunduk pada pernyataan ketat dalam membuat laporan keuangan. Pedoman Standar Akuntansi dan Keuangan (PSAK) merupakan aturan dasar untuk membuat laporan keuangan. Menurut PSAK No. 1 tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Pihak yang berkepentingan dalam menganalisis laporan keuangan antara lain adalah : 1. Pemilik Perusahaan Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai
5
dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya. 2. Management perusahaan Management menggunakan laporan kauangan untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, menentukan efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan, selain itu untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diberikan wewenang dan tanggung jawab, juga untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. 3. Para Investor Para investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dan hasil analisa laporan tersebut para investor, akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya. Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan atau ”rate of return” yang cukup baik. 4. Pemerintah dan Karyawan Pemerintah sangat berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
6
Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah. Laporan keuangan diperlukan juga oleh karyawan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan upah dan jaminan sosial yang lebih baik. Disamping itu dengan melihat perkembangan keuangan dan hasil-hasil operasinya, para karyawan akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan sehubungan dengan kelangsungan kerjanya. 2. Jenis-jenis Laporan kuangan Sesuai PSAK No. 1 Laporan keuangan terdiri dari: 1. Neraca (Balance Sheet Statement) Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Jadi tujuan Neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, biasanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender. 2. Laporan Rugi/Laba Laporan Rugi Laba merupakan laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan Rugi Laba menunjukan kinerja sebuah perusahaan selama jangka waktu tertentu. Laporan Laba-Rugi dibuat untuk mengetahui prestasi kuantitatif perusahaan selama satu periode. Diharapkan para pemakai laporan memahami dan mengetahui prisip-prinsip penyusunannya, juga akan lebih teliti dan memahami keterbatasan laporan Laba-Rugi tersebut. 3. Laporan Arus Kas
7
Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat perubahan dalam hal pergerakan dana. Laporan ini menyediakan analisis dinamis yang berpusat pada perubahan kondisi keuangan akibat keputusan yang diambil dalam periode tertentu. Laporan ini disiapkan dengan membandingkan neraca awal dan akhir, dan juga dikaitkan dengan laporan operasi periode itu. Laporan ini mencerminkan keputusan menyangkut sumber dan penggunaan dana, yakni komitmen dana untuk investasi dalam aktiva atau untuk membayar kembali kewajiban, selain itu untuk meningkatkan dana melalui pinjaman tambahan atau dengan mengurangi investasi aktiva. 4. Laporan Perubahan Ekuitas Menurut PSAK No. 01, perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan
8
dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami laporan keuangan dan membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut: a. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan b. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan. c. Pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan. 3. Analisa Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah perbandingan antara pos satu dengan pos yang lain, pos yang diperbandingkan bisa berasal dari laporan yang sama, misalnya laba terhadap penjualan. Kedua data rasio tersebut sama-sama berasal dari laporan labarugi. Bisa juga rasio merupakan perbandingan antar laporan keuangan. Rasio keuangan terdiri dari 5 kelompok antara lain : 1. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas penggunaan aset perusahaan. Rasio ini sering juga disebut rasio perputaran atau turnover. Rasio ini terdiri dari Inventory Turnover, Account Receivable Turnover, Account Payable Turnover, Net Working Capital Turnover, Fixed Asset Turnover dan Total Asset Turnover.
9
2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio Likuiditas betujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Oleh kerena itu pos-pos yang dihitung adalah pos neraca pada aktiva lancar dan utang lancar. Idenya sederhana, jika kita mempunyai kewajiban yang segera harus dibayar, maka harus ada kekayaan yang dengan mudah dapat digunakan untuk membayar. Rasio ini terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio, Acid Test Ratio, dan Cash Ratio. 4. Rasio Profitabilitas 5. (Profitability Ratio) Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, aset, atau modal. Pemilihan rasio tergantung dari mana kita akan melihat. Profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam panilaian perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena secara sadar perusahaan didirikan memang untuk mendapatkan laba. Rasio ini terdiri dari Gross Profit Margin on Sales, Operating Profit Margin on Sales, Margin Before Interest & Tax on Sales, Pretax Margin Before Tax on Sales, Net Profit Margin on Sales, Return On Asset (ROA) dan Return on Equity. 4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) Solvency Ratio (leverage) adalah rasio hubungan antara utang aset dan risiko. Ada yang perlu dikaitkan antara biaya atas penggunaan aset dengan biaya atas modal (Cost of capital). Semakin sedikit utang semakin rendah risiko keuangan (financial risk). Rasio ini terdiri dari Total Debt to Total Capital Ratio, Total Debt to Total Equity Ratio dan Times Interest Earned Ratio.
10
5. Market Measure Rasio ini mengetahui hubungan antara harga saham terhadap laba dan nilai buku saham. Rasio ini juga digunakan untuk indikasi investor dalam melihat masa lalu dan prospek di masa depan. Rasio ini terdiri dari Price Per Share, Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price To Book Ratio dan Dividend Payout Ratio. B. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal dan industri sekuritas merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan dengan baik atau tidak. Hal ini disebabkan perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di Negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan kinerja di sektor riil. Dan kondisi tersebut merupakan sinyal telah terjadinya penurunan perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1584/KMK/1990 tentang peraturan pasar modal, adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Sedangkan dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut sebagai bursa efek. Pengertian bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan antara penjual dan pembeli efek yang
11
dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Bursa efek ini berfungsi untuk menjaga kontinuitas pasar dan mendapatkan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Menurut Marzuki Usman (1989), pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para pemodal meminta instrument pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan. Instrumen pasar modal terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrumen pemilik (equity) seperti saham dan instrumen utang (obligasi/bond) seperti obligasi perusahaan, obligasi langganan, obligasi yang dapat dikonversikan dengan menjadi saham, dan sebagainya. Peranan pasar modal dilihat dari sudut ekonomi makro adalah sebagai suatu piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Kelebihannya dibanding kredit perbankan, bahwa pasar modal merupakan sumber pembiayaan yang tidak menimbulkan inflatoir. 2. Manfaat Pasar Modal Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah maupun lembaga penunjang (PAU-UGM, 26-27 Januari 1990). Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu : a. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.
12
b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai. c. Tidak ada ”convenment” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan. d. Sorvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan. e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil. f. Cashflow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan. g. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi. h. Tidak ada bebas finansial yang tetap. i. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. j. Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu. k. Profesionalisme dalam manajemen meningkat. Manfaat pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut: a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain. b. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi. c. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham, mempunyai hak suara dalam RUPO bila diadakan bagi pemegang obligasi. d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, modal dari saham A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko. e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko.
13
Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang yaitu: a. Menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing. b. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel. c. Semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang. d. Likuiditas efek semakin tinggi. Manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu: a. Mendorong laju pembangunan. b. Mendorong investasi. c. Penciptaan lapangan kerja d. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR) e. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara). 3. Macam-macam Pasar Modal Penjualan saham oleh perusahaan yang go public kepada masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis pasar dan sekuritas yang akan dijual. Jenis-jenis pasar tersebut adalah : a. Pasar Perdana atau Primary Market Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham atau emiten kepada investor selama waktu yang ditentukan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar skunder. Dari pengertian ini bisa dikatakan bahwa pada saat pertama kali menjual sahamnya perusahaan tidak bisa menjual secara langsung sahamnnya ke bursa, melainkan
14
harus menjual kepada masyarakat. Setelah jangka waktu yang ditentukan oleh emiten, maka saham yang telah dijual kepada mayarakat lewat pasar perdana tersebut didaftarkan ke bursa, dan setelah saham didaftarkan ke bursa, maka masyarakat bisa melakukan jual beli saham perusahaan tersebut di lantai bursa. b. Pasar Sekunder atau Secondary Market. Seperti diuraikan di atas bahwa setelah pasar perdana selesai yang dilanjutkan dengan pendaftaran saham ke bursa, barulah investor bisa menjual dan membeli saham ke lantai bursa, jual beli surat berharga yang dilakukan di lantai bursa ini disebut sebagai Pasar Sekunder. Bila pada pasar perdana harga saham ditentukan bersama antara emiten dan penjamin emisi, maka pada pasar sekunder harga yang terjadi tergantung dari permintaan dan penawaran oleh pembeli dan penjual efek. Besar kecilnya permintaan dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan yakni kenerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan faktor eksternal yang merupakan faktor di luar kemampuan perusahaan. c. Bursa paralel atau Over the Counter Market Bursa paralel sering disebut sebagai Over the Counter Market menurut PakDes 1987, merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisai di luar bursa efek resmi, dalam bentuk sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Bursa paralel ini untuk menampung perusahaanperusahaan yang tidak bisa masuk ke bursa efek kerena persyaratannya tidak terpenuhi.
15
4. Instrumen Investasi Instrunmen investasi di pasar modal sering disebut dengan efek yaitu semua surat-surat berharga yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Instrumen yang paling sering dijual belikan di pasar modal Indonesia adalah saham dan obligasi. a. Saham Merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Di pasar modal Indonesia transaksi saham sangat dominan dibandingkan dengan obligasi. Saham ini dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu saham preferen (prefered stock) dan saham biasa (common stock). b. Obligasi Obligasi merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan nilai nominasi tertentu yang akan dibayarkan saat jatuh tempo, dan memberikan bunga tertentu. Obligasi bisa diterbitkan oleh perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun BUMD. Obligasi tersebut mempunyai nilai nominal tertentu, dan nilai ini biasanya tidak sama dengan harga jualnya, hal ini disebabkan karena tingkat diskonto yang diberikan lebih besar dibanding dengan suku bunga obligasi. C. Saham 1. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang
16
investor membeli saham, maka akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Saham biasa (common stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham. Saham biasa ada dua jenis, yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Untuk saham atas nama, nama pemilik saham tertera di saham tersebut, sedangkan saham atas unjuk yaitu nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, tetapi pemilik saham adalah yang memegang saham tersebut. Seluruh hak-hak pemegang saham akan diberikan pada penyimpan saham tersebut. Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut: a. Par Value (Nilai Nominal)/Stated Value/Face Value Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi (ketentuan UU PT No. 1/1995) : 1.
Nilai nominal dicantumkan dalam mata uang RI
2.
Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan.
Nilai nominal ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Jumlah saham yang dikeluarkan perseroan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca. Untuk satu jenis saham harus mempunyai satu jenis nilai nominal. b. Base Price (Harga Dasar)
17
Harga perdana (untuk menentukan nilai dasar), dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya. Nilai Dasar = Harga Dasar x Total saham yang beredar c. Market Price Market Price merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over the counter market). Transaksi di sini sudah tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga pasar ini merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor lain, dan disebut sebagai harga di pasar sekunder. Harga pasar inilah yang menyatakan naikturunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat-surat kabar atau di media-media lainnya. Nilai Pasar (Kapitalisasi Pasar) = Harga Pasar x Total Saham yang beredar 2. Penilaian Investasi Saham Pada dasarnya kegiatan investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi riil dan investasi finansial. Kedua investasi tersebut mengaju ke masa depan dalam memperhitungkan return of investment. Seperti diketahui ke masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti dan ketidakpastian berarti suatu risiko dalam berbagai tingkatan tertentu. Walaupun mengandung risiko masa depan juga menjanjikan yang lebih baik dari masa sekarang sehingga banyak orang mau melakukan investasi.
18
Untuk menilai investasi dalam bentuk saham ada dua pendakatan yaitu : a. Analisa teknikal Banyak teori atau model yang digunakan oleh analisa teknikal. Pada umumnya menggunakan chart (grafik-grafik) dengan nama pola yang satu dengan yang lain analisa berbeda. 1. Dow Theory Dow theory merupakan salah satu analisa terkenal yang sudah lama dan cukup populer. Teori ini terdiri dari 3 gerakan harga saham pada hari-hari perdagangan sebagai berikut: a. Primary trends, secara umum disebut pasar modal dalam keadaan bear atau bull. Gambaran primary trends adalah tujuan utama teori ini, yang dibagi menjadi dua yaitu Upward primary trend, dan Downward primary trend. b. Secondary movements, hanya beberapa bulan yang kadang-kadang disebut correction. c. Tertiary moves adalah fluktuasi harian sederhana. Analisis membuat grafik dan memplot harga saham-saham atau indeks pasar setiap hari dalam upaya menemukan primary trends dan secondary movements. 2. The Head and Shoulders Top (HST) Mempelajari pola pedagangan saham. Tingkah laku pasar yang dibentuk teori ini dapat dikategorikan dalam 4 fase yaitu:
19
a. The left shoulder. Periode pembelian yang ramai dan diikuti dengan sepinya perdagangan kemudian mendorong harga ke puncak yang baru sebelum harga memulai menurun lagi. b. The head. Dorongan pembelian yang besar, meningkatkan harga ke tingkat yang tinggi, kemudian jatuh di bawah puncak left shoulder. c. The right shoulder. Reli moderat di atas volume perdagangan saham untuk mengangkat harga, tetapi gagal ke puncak the head sebelumnya, hargaharga mulai menurun. d. The confirmation. Harga jatuh dibawah garis leher (nick line), titik ini merupakan sinyal untuk menjual saham. b. Analisa Fundamental Analisa ini mempelajari brosur atau data-data industri perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan, produk dan penyerapan padat, evaluasi manajemen perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya, dan memperkirakan nilai instrinsik dari saham peusahaan tersebut. Model yang populer dalam analisa fundamental antara lain : 1. Pendekatan PER (Price Earning Ratio) PER dihitung dengan membagi harga saham pada suatu saat dengan EPS (Earning Per Share). 2. Pendekatan divident yield Membagi dividen yang diharapkan dengan harga pasar saham yang bersangkutan. 3. Pendekatan net assets value
20
Membagi net assets perusahaan dengan jumlah lembar saham. Pendekatan dividen yield dan net assets value biasanya membandingkan nilainya dengan nilai wajar menurut perbandingan analisis. Sedangkan pendekatan PER dapat dijelaskan sebagai berikut: a. memperkirakan/memprediksi : 1. tingkat diskon yang telah disesuaikan 2. tingkat pertumbuhan 3. dividen tunai per saham 4. earning per share 5. rasio pembayaran dividen b. P/E (Price/Earning) yang diperkirakan : Cash dividen/EPS = ----------------------------------Discount Rate – Growth Rate Payout ratio = cash dividend per share/EPS = D/E E (P/E)
c. P/E sesungguhnya: Harga pasar saham (current) Actual P/E ratio = --------------------------------------Pendapatan per saham (current)
Hasil dari perbandingan yang digunakan oleh analisis fundamental adalah sebagai berikut : 1. jika current P/E > E (P/E), saham dalam overpriced, ini merupakan saat menjual saham yang dimiliki.
21
2. jika current P/E < E (P/E), saham dalam underpriced, menunjukkan bahwa saham harus ditahan karena diperkirakan harga saham akan meningkat. 3. jika current P/E = E (P/E), harga saham dalam keadaan terkorelasi, tidak ada perubahan yang nyata dari saham. 3. Risiko Saham Investasi tidak dapat dipisahkan dengan harapan mendapatkan income di masa yang akan datang yang selalu penuh ketidakpastian, sehingga investor perlu membuat perkiraan atau prediksi. Untuk dapat membuat prediksi di masa yang akan datang diperlukan pengetahuan tertentu untuk menganalisis data-data ekonomi keuangan masa sekarang dan masa yang akan datang. Atas dasar keputusan investasi dimana pendapatan yang belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan, inilah yang menimbulkan risiko bagi investor. Investor yang akan menanamkan dananya pada saham, obligasi, deposito, atau investasi lainnya harus mengetahui risiko yang akan timbul pada investasi tersebut. Dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa risiko antara lain berikut ini: a.
Risiko finansial, yaitu risiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham/obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen/bunga serta pokok investasi.
b.
Risiko pasar, yaitu risiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi
22
ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah. c.
Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham. Jika banyak investor yang membeli saham melebihi supply yang tersedia dalam pasar maka akam mendorong harga keseluruhan meningkat, keadaan ini dikenal dengan nama “bullmarket”. Sedangkan apabila banyak investor menjual sahamnya sehingga mendorong harga yang makin menurun disebut “bearmarket”.
D. Teknik Analisa dan Penilaian Investasi 1. Analisis Fundamental Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya. Karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga resiko yang harus ditanggung. Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut data-data historis, yaitu data-data yang telah lewat. Analisis ini sering disebut dengan company analysis (Robert Ang,1977). Di dalamnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya, dan juga bagaimana prospeknya di masa yang akan datang.
23
2. Analisis Teknikal Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program computer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecendrungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Meskipun biasanya analisis ini digunakan untuk analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara lain Grafik Sederhana dan Moving Average. Grafik sederhana, contohnya adalah : Trend (kecendrungan) Menurut J.Supranto (J.Supranto,1994), gerakan trend didasarkan pada data berkala (time series data). Data berkala merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan, jumlah personil, penduduk, dan lain-lain). Dengan analisis ini dimungkinkan untuk mengetahui perkembangan suatu atau beberapa kejadian serta hubungan/pengaruhnya terhadap kejadian lain. 3. Analisis Ekonomi Analisis ini cukup penting, karena seringkali sangat berpengaruh terhadap analisis efek secara keseluruhan. Untuk melakukan analisis ini digunakan berbagai indikator yang biasanya juga digunakan oleh pengambil kebijakan dalam bidang perekonomian. Salah satu indikator yang banyak digunakan adalah tingkat GDP (Gross Domestic product).
24
Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum menunjukan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan hal ini biasanya diikuti dengan kegiatan pasar modal yang semakin bergairah. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang lesu akan ditunjukan juga dari kegiatan pasar modal yang melemah. Sebenarnya secara umum, masyarakat menginginkan suatu perbaikan kesejahteraan, dan tingkat kesejahteraan ini tidak akan pernah terpuaskan. Masyarakat menginginkan suatu yang lebih baik dari hari ke hari. Tetapi seperti dalam teori ekonomi disebutkan bahwa kebutuhan manusia adalah tidak terbatas, sementara sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi terbatas jumlahnya. Atau bisa dikatakan adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan tersedianya faktor-faktor produksi. Oleh karena itu, manusia perlu memilih alternative-alternative yang terbaik sehingga dengan sumber daya yang terbatas, kepuasan bisa dimaksimumkan. Masyarakat harus memanfaatkan sumber daya secara efisien. 4. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangn lainnya baik secara individu maupun bersamasama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi. Rasio dapat digunakan dengan beberapa cara. Beberapa analis mengunakan standard absolute, dengan alasan bahwa rasio sub-standard yang menunjukan potensi kelemahan yang layak dianalisis lebih lanjut. Analis lain membandingkan rasio perusahaan dengan rasio rata-rata di industri yang sama untuk mendekteksi perbedaan yang mungkin perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Yang lain menganalisis trend ratio perusahaan dari waktu ke waktu, sembari berharap agar trend
25
ini membantu mereka meramalkan perubahan masa depan. Yang lainnya mengkombinasikan rasio dengan analisis teknikal untuk mencapai keputusan investasi. Jenis rasio yang dipertimbangkan tergantung pada tujuan analisis. Secara umum, para analis yang berkepentingan dengan sekuritas ekuitas perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi, akan melihat ke rasio penilaian yang berkaitan dengan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value Ratio (MBV Ratio). a. Price Earning Ratio (PER). Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham.
PER
Harga Pasar Saham = ------------------------------Laba per Lembar Saham
b. Price to Book Value Ratio (PBV Rasio) Rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi. Harga Pasar Saham PBV Ratio = ---------------------------Nilai buku saham E. Pengerian Return Saham Pada umumnya return saham diartikan sebagai suatu hasil pengembalian yang diperoleh dari suatu dana atau modal yang ditanamkan pada suatu investasi, baik berupa asset riil (real assets) maupun aset finansial (financial asset).
26
Return saham terdiri dari 2 komponen yaitu capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto:1998,85). Adapun rumus return saham adalah : Return Saham = Capital gain (loss) + Yield
Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relative dengan periode lalu :
Pt – Pt-1 Capital Gain (Loss) = -----------Pt-1
Keterangan :
Pt
=
Harga saham periode sekarang.
Pt-1
=
Harga saham periode sebelumnya.
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar,
maka :
Dt Yield = ---------Pt-1
Keterangan :
Dt
=
Dividen kas yang dibayarkan.
Pt-1
=
Harga saham periode sebelumnya.
Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut : Pt – Pt-1 + Dt Return saham = -----------------Pt-1 Keterangan :
Pt
=
Harga saham periode sekarang.
27
Pt-1
=
Harga saham periode sebelumnya.
Dt
=
Dividen kas yang dibayarkan
Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan deviden kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut :
Return Saham Keterangan :
Pt – Pt-1 -----------Pt-1
=
Pt
=
Harga saham periode sekarang.
Pt-1
=
Harga saham periode sebelumnya.
F. Penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan analisis financial (rasio keuangan) dan return saham Rasio penilaian (PER, MBV Ratio) merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau pada para pemegang saham. Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham. Rasio penilaian ini juga diperlukan untuk Investor dan kreditur sebelum mengambil keputusan Investasi. Keputusan ini dapat dilakukan melalui Analisa laporan keuangan dengan menggunakan analisa Price Earning Ratio dan Price to Book Value Ratio. Hal ini dapat diramalkan bahwa Price Earning Ratio dan Price to Book Value Ratio dengan return saham mempunyai hubungan yang positif atau negative. Penelitian tentang return saham pada pasar modal Amerika, yang dilakukan oleh Berlev dan Livnat (1990), yang menemukan bahwa rasio keuangan berkaitan
28
erat dengan perubahan harga saham. Dari pandangan Investor, rasio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian saham, untuk meminjamkan dana, ataupun untuk melihat potensi perusahaan di masa depan. Penelitian Machfoeds (1994), dari hasil penelitiannya atas saham-saham manufaktur selama 1989-1992 menemukan bahwa ada 13 rasio keuangan yang berguna untuk memprediksi laba. Penelitian Budi Usman Jauhari & Basuki Wibowo (2004) analisis fundamental dengan rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada periode bullish dan bearish. Price to Book Value Ratio memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap return saham pada periode bullish dan bearish, Return on Equity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham pada periode bullish dan bearish. Sedangkan Price Earning Ratio dan Debt to Total Equity tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham baik pada periode bullis maupun pada periode bearish. Penelitian Njo Anastasia, Yanny W.G, & Imelda (2005) hanya faktor Fundamental Book Value (BV) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan faktor fundamental yang lainnya tidak berpengaruh. Penelitian Utama dan Dewiyani (1999), penelitian dilakukan antara tahun 1994-1996 menemukan bahwa beta dan PER tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan return saham, MBV dan ukuran perusahaan mempunyai kolerasi yang negatif dengan return saham.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan
antar
perusahaan
dalam
industri.
Perusahaan
dituntut
untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin berat. Banyak para investor yang menginvestasikan modalnya untuk bidang industri manufaktur agar dapat menghasilkan return yang lebih. Ini menandakan bahwa industri manufaktur memberikan kepercayaan kepada para investor untuk menghasilkan keuntungan yang lebih dari investasinya. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini berupa penelitian kausal (causal-research) yaitu tipe penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel (independent variabels) terhadap variabel tertentu (dependent variabel). Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (independent variable) yaitu Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV), dan terdapat variabel terikat (dependent variable) yaitu Return saham. C. Hipotesis Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis
30
merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang akan diuji dan akan diambil suatu kesimpulan dari hasil pengujian tersebut apakah diterima atau ditolak. Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H1: Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Return Saham H2 : Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Return Saham H3 : Price Earning Ratio (PER) , Price to Book Value (PBV) secara bersama sama berpengaruh terhadap return saham D. Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari JSX Watch 2007-2008 Bisnis Indonesia. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan dari periode tahun 2005 dan 2006. Mengingat tidak semua perusahaan dapat memberikan data keuangan yang dibutuhkan, maka penelitian ini menggunakan sampel dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2006 . 2. Laporan keuangan telah diaudit oleh auditor independent dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. 3. Menghasilkan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value Ratio (PBV) perusahaan tidak negatif pada tahun 2005 dan 2006.
31
Berdasarkan kriteria tersebut dari 89 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diambil 47 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut. Daftar perusahaan tersebut antara lain sebagai berikut : No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
AKKU AKPI ALMI ARNA BRPT BTON BUDI CLPI CTBN IGAR IKAI INTP JPFA JPRS LION PICO SIMA SPMA SRSN TIRT TOTO TRST UNIC AQUA DAVO DLTA DVLA GGRM HMSP INAF INDF KAEF KLBF LMPI MERK MLBI MRAT MYOR
Nama Perusahaan
PT. ANEKA KEMASINDO UTAMA PT. ARGHA PRIMA INDUSTRY PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY PT. ARWANA CITRAMULIA PT. BARITO PASIFIC TIMBER PT. BETONJAYA MANUNGGAL PT. BUDI ACID JAYA PT. COLORPAK INDONESIA PT. CITRA TUBINDO PT. KAGEO IGARJAYA PT. INTIKERAMIK ALAMASARI INDUSTRI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA PT. JAPFA COMFEED INDONESIA PT. JAYA PARI STEEL PT. LION METAL WORKS PT. PELANGI INDAH CANINDO PT. SIWANI MAKMUR PT. SUPARMA PT. INDO ACIDATAMA PT. TIRTA MAHAKAM RESOURCES PT. SURYA TOTO INDONESIA PT. TRIAS SENTOSA PT. UNGGUL INDAH CAHAYA PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI PT. DAVOMAS ABADI PT. DELTA DJAKARTA PT. DARYA VARIA LABORATORIA PT. GUDANG GARAM PT. HM SAMPOERNA PT. INDOFARMA (PERSERO) PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR PT. KIMIA FARMA (PERSERO) PT. KALBE FARMA PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRI PT. MERCK PT. MULTI BINTANG INDONESIA PT. MUSTIKA RATU PT. MAYORA INDAH
32
39 40 41 42 43 44 45 46 47
PSDN PYFA RMBA SMAR SQBI STTP TBLA TCID UNVR
PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA PT. PYRAMID FARMA PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA PT. SMART PT. BRISTOL-MYERS SQUIBB INDONESIA PT. SIANTAR TOP PT. TUNAS BARU LAMPUNG PT. MANDOM INDONESIA PT. UNILEVER INDONESIA
E. Pengukuran Variabel Pengukuran diberikan pada suatu variabel dengan cara menspesifikasikan kegiatan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala rasio dan variabel yang digunakan adalah : 1. Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value Ratio (PBV) sebagai independent variable (X), antara lain : a. Price Earning Ratio (PER), dengan rumus :
PER
=
Harga Pasar Saham ------------------------------Earning per Share
b. Price to Book Value Ratio (PBV), dengan rumus :
PBV
=
Harga Saham --------------------------Book Value per Share
2. Return saham sebagai dependent variabel (Y), dengan rumus :
33
Return Saham
Pt – Pt-1 = ------------Pt-1
F. Definisi Variabel Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian, dimana merupakan proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel tersebut dapat berupa variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain, dan variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas/independent variable (X) a. Price Earning Ratio (PER), yang merupakan perbandingan antara harga saham terhadap laba per lembar saham, yang diperoleh dari neraca perusahaan per tanggal 31 Desember 2005, dan 31 Desember 2006. b. Price to Book Value Ratio (PBV), yang merupakan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku per lembar saham, yang diperoleh dari neraca perusahaan per tanggal 31 Desember 2005, dan 31 Desember 2006. 2. Variabel terikat/dependent variable (Y) Dalam penelitian ini mengunakan variabel terikat (Y) yaitu Return saham, yang diperoleh dari perhitungan rata-rata persentase perubahan harga saham 4 minggu pertama setelah publikasi laporan keuangan (April 2006 dan April
34
2007).
Pengambilan
data
tersebut
didasarkan
pada
asumsi
emiten
mempublikasikan laporan keuangan pada setiap akhir bulan maret. G. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis. Untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan, metode yang digunakan oleh penulis adalah library research (penelitian keperpustakaan) yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini. Data yang diperlukan oleh penulis diperoleh dari JSX Watch 2007-2008 Bisnis Indonesia dan dari www.finance.yahoo.com. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas pada tahun yang berakhir 31 Desember 2005, dan 31 Desember 2006, harga saham 4 minggu pertama setelah laporan keuangan dipublikasikan (April 2006 dan April 2007). H. Metode Analisa Data Untuk melakukan analisis data, penulis menggunakan metode regresi. Tahapan analisis sebagai berikut : 1. Statistik Descriptif. Statistik Deskriptif berfungsi untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data dalam variabel dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai Mean, Minimum, Maximum, Standard deviasi, dan Varian. 2. Uji Asumsi Klasik
35
Suatu model regresi linier berganda dapat dikatakan sebagai model yang baik jika model tersebut
memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-
asumsi klasik statistik. Asumsi klasik yang akan diuji yaitu : 1. Uji normalitas data. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan banyak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan level of signifikan (α) 5%. Data dikatakan terdistribusi normal jika : Asimp.Sig(2-tailed) > level of signifikan (α) 5%. 2. Uji Multikolineritas Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui apakah ada kemiripan suatu variabel independen dengan variabel independen lain dalam suatu model penelitian. Uji multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mendeteksi multikolineritas pada model penelitian ini, penulis mengunakan nilai Variance Inflation factor(VIF) dan nilai Tolerance, dimana jika nilai Variance Inflation factor (VIF) < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 0,1 , maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. 3. Uji Autokorelasi Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada periode tertentu
36
dengan variabel penggangu periode sebelumnya (et-1). Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam model penelitian ini, penulis mengunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson mendekati atau berada di sekitar angka 2 maka disimpulkan model terbebas dari asumsi klasik autokorelasi 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model terjadi perbedaan variance residual pada suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studential Delete Residual nilai tersebut. Untuk menyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas, digunakan analisis pada gambar Scatterplot dimana : 1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk suatu pola . 3. Uji hipotesis. a. Analisa Regresi Linier Berganda. Analisa Regresi
Linier Berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat hubungan antara Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) dengan return saham. Metode analisis regresi linier berganda merupakan model matematis, yaitu model yang memperlihatkan hubungan secara kuantitatif antara variabel X dengan variabel Y. Dalam penelitian ini dirumuskan persamaan regresinya sebagai berikut :
37
Return saham = α + β1PER+ β2PBV+e
dimana
:
α
=
β1, β2 =
konstanta koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
e
=
variabel dependen lain nya.
b. Uji Model. Dari model regresi yang diperoleh, untuk melihat tingkat signifikansi dari masing-masing regresi tersebut dilakukan beberapa uji model, yaitu : 1) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi suatu variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada table Model Summaryb. Untuk regresi linier berganda digunakan R Square yang sudah disesuaikan (Adjusted R square), karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Daerah nilai R2 adalah dari 0-1. Semakin dekat nilai Y dari model regresi kepada titik-titik data, maka nilai R2 semakin tinggi. Nilai R2 berada pada interval 0≤ R2≤1, semakin baik estimasi model dalam menggambarkan data akan semakin dekat R2 ke nilai 1. 2) Uji simultan dengan uji F (F-test). Uji F (F-test) dilakukan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-test dapat dilihat
38
pada table ANOVA. Pedoman yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis yaitu : •
Ho diterima / Ha ditolak jika : F hitung < F table, p-value pada kolom sig. > level of signifikan (α)
•
Ho ditolak / Ha diterima jika : F hitung > F table, p-value pada kolom sig. < level of signifikan (α)
F table dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, k adalah jumlah variabel dependen dan independent. 3) Uji parsial dengan uji t (t-test). Uji t (t-test) dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independent secara parsial (individual) terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada table Coefficients. Nilai t-test dapat dilihat p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel independen. Pedoman yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis yaitu : •
Ho diterima / Ha ditolak jika : t hitung < t table, p-value pada kolom sig. > level of signifikan (α)
•
Ho ditolak / Ha diterima jika : t hitung > t table, p-value pada kolom sig. < level of signifikan (α)
table dihitung dari two-tailed α = 5%, df-k, dimana k merupakan jumlah variabel independent.
39
BAB IV PEMBAHASAN
A. Statistik Descriptif Berdasarkan data yang telah disajikan pada lampiran, maka output yang dihasilkan dari analisis descriptif dengan bantuan SPSS adalah sebagai berikut Tabel 1 Descriptive Statistics
N
Maximum 92.57000
Mean 18.9088298
Std. Deviation 17.12710942
Price Earning Ratio
94
Minimum .97000
Price to Book Value
94
.24000
21.26000
2.1637234
3.51788640
Return Saham
94
-.12598
.23944
.0209448
.04954664
Valid N (listwise)
94
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) dengan jumlah data (N) sebanyak 94 mempunyai nilai rata-rata 18,90882 dengan nilai maksimal 92,57 dan nilai minimum 0,97, sedangkan standar deviasinya sebesar 17,12711. Variabel Price to Book Value (PBV) dengan jumlah data (N) 94 mempunyai nilai rata-rata 2,16372 dengan nilai maksimal 21,26 dan nilai minimum 0.24, sedangkan standar deviasinya sebesar 3,51789. Variabel Return saham data (N) 94 mempunyai nilai rata-rata 0,02094, dengan nilai maksimal 0,23944 dan nilai minimum – 0,12598, sedangkan standar deviasinya sebesar 0,04955.
40
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Kolmogrov-Smirnov Uji Kolmogrov-Smirnov bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel pada variabel Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Return saham dari 94 sampel terdistribusi dengan normal atau tidak. Tabel 2. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Price Earning Ratio 94
N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation Absolute
Price to Book Value 94
Return Saham 94
18.9088298
2.1637234
.0209448
17.12710942
3.51788640
.04954664
.211
.292
.154
Positive
.211
.292
.154
Negative
-.147
-.292
-.118
2.042
2.833
1.488
.000
.000
.024
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Berdasarkan hasil output Price Earning Ratio (PER) tidak terdistribusi dengan normal karena Asymp.Sig 0.000 < level of signifikan (α) 0.05, Price to Book Value (PBV) tidak terdistribusi dengan normal Asymp.Sig 0,000 < level of signifikan (α) 0,05. Return Saham tidak terdistribusi dengan normal nilai Asymp.Sig 0,024 < level of signifikan (α) 0,05. Dalam penelitian ini dianggap semua varaibel terdistribusi dengan normal dengan asumsi central limit theorama, seperti yang telah dikemukakan oleh Mandenhall dan Beaver (1992) bahwa sampel yang digunakan cukup besar (n>30) maka distribusi sampling ditaksir mendekati normal.
41
2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Metode yang dipilih penulis adalah dengan uji multikolinearitas dengan melihat nilai toleransi > 0,1 atau sama dengan nilai VIF >10, maka model regresi dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Tabel 3. Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance VIF .992 .992
Model 1 Price Earning Ratio Price to Book Value
1.008 1.008
a Dependent Variable: Return Saham
1. Price Earning Ratio (PER) mempunyai nilai varian inflation factor (VIF) < 10, maka PER terbebas dari multikolinearitas. 2. Price to Book Value (PBV) mempunyai nilai Varian Inflator Faktor (VIP) < 10, maka PBV terbebas dari multikolinearitas. 3. Uji Autokolerasi Uji
Autokolerasi
digunakan
untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokolerasi, yaitu kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regeresi. Dalam model penelitian ini, penulis menggunakan patokan nilai Durbin-Watson hitungan mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson mendekati atau berada di sekitar angka 2, maka model terbebas dari asumsi klasik autokolerasi.
42
Tabel 4. Uji Autokolerasi PER, PBV, dan Return Saham Adjusted R Std. Error of Square the Estimate R R Square .061(a) .004 -.018 .04999457 a Predictors: (Constant), Price Earning Ratio, Price to Book Value b Dependent Variable: Return Saham Model 1
Durbin-Watson 2.198
Dari hasil output di atas didapat nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,198. Nilai Durbin Watson tersebut mendekati atau berada disekitar angka 2, maka model regresi terbebas dari autokolerasi. 4. Uji Heteroskedatisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedatisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Untuk menyatakan model regresi terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas, penulis melakukan analisis pada gambar Scatterplot (gambar).
Scatterplot Dependent Variable: Return Saham 4 2 0 -2 -4 -6
-4
-2
0
Regression Standardized Predicted Value
43
2
Berdasarkan grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-tiitk menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. C. Uji Hipotesis a. Analisa Regresi Linier Berganda Analisa Regresi Linier Berganda digunakan untuk melihat hubungan antara Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) dengan return saham. Hasil Analisa Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients
Model 1
B (Constant) .022 PRICE EARNING RATIO 4.81E-005 PRICE TO BOOK VALUE .001 a Dependent Variable: Return Saham
Std. Error .008 .000 .001
Standardized Coefficients Beta
t .012 -.060
2.681 .158 -.574
Sig. .009 .875 .567
Berdasarkan output SPSS pada tabel coefficient (table 5) di atas, maka persamaan regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut: Return Saham = 0,022 + 0,0000481PER + 0,001PBV + e
Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: 1. Nilai konstanta sebesar 0,022, menyatakan bahwa return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,022% dengan asumsi seluruh variabel independen tidak mengalami perubahan.
44
2. Koefisien regresi (b) 0,0000481 menyatakan bahwa setiap kenaikan Price Earning Ratio (PER) sebesar 1% mengakibatkan terjadinya peningkatan return saham sebesar 0,0000481 dengan asumsi Price to Book Value (PBV) nilainya konstan . 3. Koefisien regresi (b) 0,001 menyatakan bahwa setiap kenaikan Price to Book Value (PBV) sebesar 1% mengakibatkan terjadinya peningkatan return saham sebesar 0,001dengan asumsi Price Earning Ratio (PER) nilainya konstan. b. Uji Model 1. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen (PER, PBV) dalam menjelaskan variabel dependen (Return saham). Untuk regresi linear berganda digunakan R square dimana R2 yang dapat diketahui pada tabel nilai koefisien determinasi (output SPSS) berikut ini : Tabel 6 Nilai Koefisien Deterninasi Adjusted R Std. Error of Square the Estimate R R Square Durbin-Watson .061(a) .004 -.018 .04999457 2.198 a Predictors: (Constant), PRICE EARNING RATIO, PRICE TO BOOK VALUE b Dependent Variable: RETURN SAHAM
Model 1
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,018. Artinya 1,8% variabel dependen Return Saham dijelaskan oleh variabel independen Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV), sisanya 98,2% (100%-1,8%) dijelaskan oleh variabel lain di luar varabel yang digunakan dalam penelitian ini. Jadi dapat
45
disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan dari penelitian ini sangat rendah sekali. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Budi & Basuki (2004) yang menyatakan bahwa hubungan antara Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Return saham adalah rendah. Keofisien determinasi sebesar 1,8%, hasil ini sangat rendah sekali, mungkin diakibatkan masa penelitian terlalu pendek yaitu hanya 2 tahun. 2.
Uji Simultan dengan uji F (F-test) Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh PER, PBV secara
bersama-sama terhadap Return Saham. Hasil uji-F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA berikut ini: Tabel 7 Hasil Uji ANOVA Model 1
Regression
Sum of Squares .001
df 2
Mean Square .000 .002
Residual
.227
91
Total
.228
93
F .171
Sig. .844(a)
a Predictors: (Constant), Price Earning Ratio, Price to Book Value b Dependent Variable: RETURN SAHAM
Nilai uji F hitung yang dihasilkan 0,171 sedangkan nilai F tabel yang dihasilkan adalah 3,097. Jadi nilai F hitung 0,171 < 3,097 (df1 = 3-1 = 2, df2 = 94-3 = 91), signifikansinya 0,844 > 0,05, jadi kesimpulannya bahwa Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil uji-F menunjukan bahwa untuk mendapatkan hasil pengembalian saham, maka investor tidak disarankan melihat analisa dari analisis fundamental
46
terutama PER dan PBV, karena analisis ini tidak memberikan jaminan apakah investasi saham investor akan memperoleh pengembalian yang lebih besar atau lebih kecil, tergantung dari pertumbuhan perkembangan perusahaan. 3.
Uji Partial dengan Uji-t (t-test) Uji-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh PER, PBV secara partial terhadap
return saham. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H1 : Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh terhadap Return saham H2 : Price to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh terhadap Return saham Uji yang dilakukan signifikansi atau tidaknya koefisien regresi dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df sebesar n-k-1 = 94-2-1= 91. Hasil uji-t dapat dilihat dari output SPSS pada tabel 8 di bawah ini : Tabel 8 Hasil Uji-t Model 1
Unstandardized Coefficients
B (Constant) .022 PRICE EARNING RATIO 4.81E-005 PRICE TO BOOK VALUE .001 a Dependent Variable: Return Saham
Std. Error .008 .000 .001
Standardized Coefficients Beta
t .012 -.060
2.681 .158 -.574
Sig. .009 .875 .567
Uji partial (uji-t) untuk hipotesis H1a: Nilai uji t hitung yang dihasilkan 0,158, sedangkan nilai t tabel yang dihasilkan adalah 1,986. Jadi t hitung 0,158 < t table 1,986, maka H1o diterima, H1a ditolak sehingga kesimpulannya adalah tidak adanya pengaruh. Signifikansi 0,875 > 0,05, sehingga diputuskan bahwa Price Earning Ratio (PER) secara partial tidak berpengaruh terhadap return saham secara signifikan. Hasil ini senada dengan hasil
47
penelitian Utama dan Dewiyana (1999) yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan return saham pada tahun 1994-1996 Uji partial (uji-t) untuk hipotesa H2a: Nilai uji t hitung yang dihasilkan 0,574, sedangkan nilai t tabel yang dihasilkan adalah 1,986. Jadi t hitung 0,574 < t tabel 1,986, maka H2o diterima, H2a ditolak sehingga kesimpulannya adalah tidak ada pengaruh. Signifikansi 0,567 > 0,05, sehingga diputuskan bahwa Price to Book Value (PBV) secara partial tidak berpengaruh terhadap return saham secara signifikan. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Budi & Basuki (2004) yang menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham pada tahun 1999-2002 baik pada periode bulish maupun bearish. Hasil uji-t menunjukan bahwa dari 2 variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini baik Price Earning Ratio (PER), maupun Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu PER dan PBV bukanlah suatu ukuran untuk mendapatkan pengembalian dari investasi. Sebaiknya para investor untuk medapatkan hasil investasinya yang baik harus melihat sejauh mana tingkat pertumbuhan suatu perusahaan berkembang. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah (Budi & Basuki, 2004).
48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisa Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) dengan rasio keuangan terhadap return saham, diambil kesimpulan bahwa : 1.
Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) dengan rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham.
2.
Price Earning Ratio (PER) tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham.
3.
Price to Book Value (PBV) tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham.
B. Saran Mengingat hasil penelitian ini belum dapat membuktikan bahwa rasio keuangan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap return saham, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas cakupan periode penelitian dan memperbanyak sampel penelitian.
.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga Pandji, SE, MM dan Piji Pakart 2006. Pengantar Pasar Modal. Edisi revisi, penerbit PT. RINEKA CIPTA, Jakarta. Brigham, E.F and Housten, J.F. 2001. Fundamentals of Financial Management, alih bahasa Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Edisi 8, penerbit Erlangga, Jakarta. Munawir S., Akuntan 1995 Analisis Laporan Keuangan, penerbit Liberty, Yogyakarta. Prihadi Toto 2007. Mudah Memahani Laporan Keuangan, penerbit PPM, Anggota Ikapi. Pustaka Bisnis Indonesia 2007, ZSX Wach 2007-2008, Seventh edition, penerbit PT. Aksara Grafik Pratama. Rusman Budi Jauhari & Basuki Wibawa 2004. Analisa Fundamental Terhadap Return Saham pada Periode Bulish dan Bearish Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Akuntansi Keuangan volume 9 no. 2. Sharpe, W.F and Alexander, G.J and Bailey, J.V. 1995. Investments, alih bahasa Krishna Kamil, edisi 6, 2006, penerbit INDEKS, Jakarta. Supranto 2004, Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan, penerbit PT. Nireka Cipta, Jakarta. Sutrisno H. , MM 2007 Manajemen Keuangan, penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UI Syafri Sofyan Harahap 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.
Lampiran 1 Data Ekuitas, Net Income, Total Share dan Share Price at the Year end Untuk tahun 2005 dan 2006 No. Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
AKKU AKPI ALMI ARNA BRPT BTON BUDI CLPI CTBN IGAR IKAI INTP JPFA JPRS LION PICO SIMA SPMA SRSN TIRT TOTO TRST UNIC AQUA DAVO DLTA DVLA GGRM HMSP INAF INDF KAEF KLBF LMPI MERK MLBI MRAT MYOR PSDN PYFA RMBA SMAR SQBI
Nama Perusahaan PT. ANEKA KEMASINDO UTAMA PT. ARGHA PRIMA INDUSTRY PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY PT. ARWANA CITRAMULIA PT. BARITO PASIFIC TIMBER PT. BETONJAYA MANUNGGAL PT. BUDI ACID JAYA PT. COLORPAK INDONESIA PT. CITRA TUBINDO PT. KAGEO IGARJAYA PT. INTIKERAMIK ALAMASARI INDUSTRI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA PT. JAPFA COMFEED INDONESIA PT. JAYA PARI STEEL PT. LION METAL WORKS PT. PELANGI INDAH CANINDO PT. SIWANI MAKMUR PT. SUPARMA PT. INDO ACIDATAMA PT. TIRTA MAHAKAM RESOURCES PT. SURYA TOTO INDONESIA PT. TRIAS SENTOSA PT. UNGGUL INDAH CAHAYA PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI PT. DAVOMAS ABADI PT. DELTA DJAKARTA PT. DARYA VARIA LABORATORIA PT. GUDANG GARAM PT. HM SAMPOERNA PT. INDOFARMA (PERSERO) PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR PT. KIMIA FARMA (PERSERO) PT. KALBE FARMA PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRI PT. MERCK PT. MULTI BINTANG INDONESIA PT. MUSTIKA RATU PT. MAYORA INDAH PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA PT. PYRAMID FARMA PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA PT. SMART PT. BRISTOL-MYERS SQUIBB INDONESIA
Ekuitas
Net Income
Total Share
2005
2006
2005
2006
2005
2006
34.926.000.000 588.840.000.000 384.096.000.000 172.247.000.000 1.054.664.000.000 24.814.000.000 198.036.000.000 58.473.000.000 623.338.000.000 170.567.000.000 103.297.000.000 5.629.382.000.000 374.158.000.000 164.251.000.000 134.332.000.000 55.780.000.000 42.552.000.000 405.566.000.000 137.167.000.000 193.083.000.000 215.834.000.000 957.970.000.000 1.193.199.000.000 405.324.000.000 779.674.000.000 406.052.000.000 390.604.000.000 13.111.455.000.000 4.575.555.000.000 265.245.000.000 4.308.448.000.000 844.220.000.000 2.333.172.000.000 374.624.000.000 180.362.000.000 227.912.000.000 255.624.000.000 895.021.000.000 80.329.000.000 63.471.000.000 1.114.072.000.000 1.928.570.000.000 101.245.000.000
34.587.000.000 598.522.000.000 456.530.000.000 190.086.000.000 1.061.855.000.000 25.632.000.000 228.784.000.000 64.979.000.000 740.150.000.000 177.135.000.000 208.061.000.000 6.032.762.000.000 596.813.000.000 179.048.000.000 149.773.000.000 57.660.000.000 43.642.000.000 448.737.000.000 160.550.000.000 197.807.000.000 280.679.000.000 975.488.000.000 1.110.108.000.000 447.226.000.000 975.951.000.000 438.087.000.000 412.312.000.000 13.157.233.000.000 5.693.940.000.000 280.486.000.000 4.931.086.000.000 870.654.000.000 2.994.817.000.000 377.938.000.000 235.539.000.000 196.461.000.000 264.313.000.000 969.476.000.000 92.176.000.000 65.471.000.000 1.191.027.000.000 2.577.215.000.000 130.594.000.000
1.485.000.000 11.276.000.000 37.355.000.000 35.419.000.000 686.842.000.000 1.750.000.000 2.281.000.000 7.865.000.000 73.455.000.000 13.778.000.000 6.855.000.000 739.686.000.000 40.804.000.000 34.084.000.000 19.023.000.000 1.774.000.000 2.204.000.000 8.149.000.000 22.778.000.000 10.110.000.000 62.884.000.000 16.429.000.000 48.801.000.000 64.350.000.000 90.069.000.000 56.405.000.000 71.576.000.000 1.889.646.000.000 2.383.065.000.000 9.595.000.000 124.018.000.000 52.827.000.000 626.117.000.000 130.314.000.000 57.700.000.000 87.014.000.000 8.510.000.000 45.730.000.000 118.433.000.000 1.328.000.000 108.166.000.000 304.203.000.000 9.048.000.000
120.000.000 14.582.000.000 83.211.000.000 28.254.000.000 7.191.000.000 818.000.000 20.678.000.000 7.670.000.000 211.111.000.000 9.964.000.000 2.763.000.000 592.802.000.000 238.160.000.000 26.796.000.000 20.642.000.000 1.880.000.000 1.090.000.000 23.293.000.000 23.385.000.000 1.286.000.000 79.705.000.000 25.942.000.000 11.274.000.000 48.854.000.000 196.277.000.000 43.284.000.000 52.509.000.000 1.007.822.000.000 3.530.490.000.000 15.241.000.000 661.816.000.000 43.990.000.000 676.582.000.000 3.313.000.000 86.538.000.000 73.581.000.000 9.096.000.000 93.576.000.000 11.847.000.000 1.729.000.000 145.510.000.000 628.005.000.000 43.172.000.000
230.000.000 680.000.000 308.000.000 906.000.000 2.617.000.000 180.000.000 1.232.000.000 306.000.000 80.000.000 1.050.000.000 450.000.000 3.681.000.000 1.489.000.000 150.000.000 52.000.000 568.000.000 93.000.000 992.000.000 6.020.000.000 1.012.000.000 50.000.000 2.808.000.000 383.000.000 13.000.000 6.202.000.000 16.000.000 560.000.000 1.924.000.000 4.383.000.000 3.099.000.000 9.444.000.000 5.554.000.000 10.156.000.000 1.009.000.000 22.000.000 21.000.000 428.000.000 757.000.000 1.440.000.000 535.000.000 6.773.000.000 2.872.000.000 1.000.000
230.000.000 680.000.000 308.000.000 918.000.000 2.617.000.000 180.000.000 1.232.000.000 306.000.000 80.000.000 1.050.000.000 450.000.000 3.681.000.000 1.489.000.000 150.000.000 52.000.000 568.000.000 93.000.000 992.000.000 6.020.000.000 1.012.000.000 50.000.000 2.808.000.000 383.000.000 13.000.000 6.202.000.000 16.000.000 560.000.000 1.924.000.000 4.383.000.000 3.099.000.000 9.444.000.000 5.554.000.000 10.156.000.000 1.009.000.000 22.000.000 21.000.000 428.000.000 757.000.000 1.440.000.000 535.000.000 6.773.000.000 2.872.000.000 1.000.000
Share Price at the Year end 2005 2006 60,00 520,00 335,00 290,00 550,00 200,00 95,00 405,00 8.500,00 105,00 80,00 3.550,00 245,00 800,00 2.000,00 55,00 165,00 180,00 105,00 125,00 6.000,00 150,00 2.875,00 63.000,00 80,00 36.000,00 750,00 11.650,00 8.900,00 115,00 910,00 145,00 990,00 155,00 24.300,00 50.000,00 270,00 820,00 80,00 45,00 135,00 950,00 39.000,00
40,00 500,00 850,00 240,00 640,00 200,00 155,00 980,00 17.000,00 95,00 110,00 5.750,00 380,00 1.590,00 2.200,00 140,00 175,00 210,00 130,00 100,00 6.600,00 145,00 2.725,00 110.000,00 590,00 22.800,00 1.510,00 10.200,00 9.700,00 100,00 1.350,00 165,00 1.190,00 170,00 40.000,00 55.000,00 320,00 1.620,00 100,00 50,00 310,00 3.650,00 55.500,00
44 45 46 47
STTP TBLA TCID UNVR
PT. SIANTAR TOP PT. TUNAS BARU LAMPUNG PT. MANDOM INDONESIA PT. UNILEVER INDONESIA
328.600.000.000 511.960.000.000 459.394.000.000 2.173.526.000.000
Sumber : Pustaka Bisnis Indonesia 2007, ZSX Wach 2007-2008, Seventh edition
343.025.000.000 864.441.000.000 607.648.000.000 2.368.527.000.000
10.637.000.000 6.219.000.000 92.865.000.000 1.440.485.000.000
14.426.000.000 52.884.000.000 100.118.000.000 1.721.595.000.000
1.310.000.000 1.615.000.000 156.000.000 7.630.000.000
1.310.000.000 4.124.000.000 181.000.000 7.630.000.000
150,00 200,00 4.100,00 4.275,00
210,00 240,00 6.950,00 6.600,00
Lampiran 2 Harga Saham dan Perhitungan Return Saham Untuk bulan April 2006 dan bulan April 2007 No. Kode
HARGA SAHAM
Nama Perusahaan 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
AKKU AKPI ALMI ARNA BRPT BTON BUDI CLPI CTBN IGAR IKAI INTP JPFA JPRS LION PICO SIMA SPMA SRSN TIRT TOTO TRST UNIC AQUA DAVO DLTA DVLA GGRM HMSP INAF INDF KAEF KLBF LMPI MERK MLBI MRAT MYOR PSDN PYFA RMBA SMAR SQBI STTP TBLA TCID UNVR
PT. ANEKA KEMASINDO UTAMA PT. ARGHA PRIMA INDUSTRY PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY PT. ARWANA CITRAMULIA PT. BARITO PASIFIC TIMBER PT. BETONJAYA MANUNGGAL PT. BUDI ACID JAYA PT. COLORPAK INDONESIA PT. CITRA TUBINDO PT. KAGEO IGARJAYA PT. INTIKERAMIK ALAMASARI INDUSTRI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA PT. JAPFA COMFEED INDONESIA PT. JAYA PARI STEEL PT. LION METAL WORKS PT. PELANGI INDAH CANINDO PT. SIWANI MAKMUR PT. SUPARMA PT. INDO ACIDATAMA PT. TIRTA MAHAKAM RESOURCES PT. SURYA TOTO INDONESIA PT. TRIAS SENTOSA PT. UNGGUL INDAH CAHAYA PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI PT. DAVOMAS ABADI PT. DELTA DJAKARTA PT. DARYA VARIA LABORATORIA PT. GUDANG GARAM PT. HM SAMPOERNA PT. INDOFARMA (PERSERO) PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR PT. KIMIA FARMA (PERSERO) PT. KALBE FARMA PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRI PT. MERCK PT. MULTI BINTANG INDONESIA PT. MUSTIKA RATU PT. MAYORA INDAH PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA PT. PYRAMID FARMA PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA PT. SMART PT. BRISTOL-MYERS SQUIBB INDONESIA PT. SIANTAR TOP PT. TUNAS BARU LAMPUNG PT. MANDOM INDONESIA PT. UNILEVER INDONESIA
Sumber : www.yahoofinance.com
55 600 490 280 570 125 105 425 9.000 110 100 4.600 300 850 1.500 95 165 180 140 105 6.000 145 2.850 73.000 110 29.000 840 10.700 8.250 110 890 160 1.360 240 26.500 52.000 365 840 65 55 145 1.930 39.000 150 225 4.325 4.325
10 50 600 490 290 570 125 100 425 10.500 110 95 4.625 295 840 1.700 75 185 180 140 100 5.500 145 2.825 72.100 115 29.000 840 10.850 8.200 110 950 160 1.350 210 25.200 53.000 325 830 105 55 160 1.900 39.000 140 215 4.475 4.275
Apr-06 17 24 55 60 470 335 580 620 290 290 560 580 150 115 100 105 425 430 10.500 9.000 110 115 110 125 5.300 5.000 300 330 860 1.030 1.525 1.700 110 130 185 175 185 245 135 135 105 105 5.550 7.200 145 145 2.850 2.850 76.000 70.000 120 200 25.000 32.000 900 1.120 11.050 10.550 8.300 8.300 110 110 960 1.130 165 160 1.350 1.460 210 215 25.500 28.000 53.000 53.000 320 335 910 1.030 120 75 50 55 155 150 1.900 2.075 40.000 40.000 140 150 230 250 4.500 4.650 4.250 4.575
1 55 335 670 290 590 115 120 430 10.000 115 125 4.800 320 940 1.510 90 185 245 135 95 7.250 155 2.900 65.000 210 26.800 1.060 10.800 8.400 135 1.180 175 1.520 220 30.000 53.000 325 1.110 90 60 155 2.750 40.000 155 285 5.100 5.000
Rata2 2 9 55 41 44 468 500 500 570 1.060 1.060 288 240 250 574 710 730 126 180 180 106 187 188 427 1.610 1.560 9.800 20.000 17.000 116 119 112 111 105 113 4.865 5.150 5.400 309 365 380 904 1.960 2.075 1.587 1.900 2.350 100 245 235 179 165 166 207 240 250 137 127 146 102 90 91 6.300 5.600 5.600 147 150 150 2.855 2.800 2.825 71.220 129.000 129.500 151 760 790 28.360 28.000 28.000 952 1.410 1.410 10.790 11.500 10.700 8.290 11.500 10.700 115 155 151 1.022 1.540 1.670 164 168 167 1.408 1.240 1.260 219 145 131 27.040 52.000 48.000 52.800 55.000 55.000 334 290 285 944 1.380 1.440 91 66 62 55 63 64 153 305 305 2.111 3.650 3.700 39.600 57.000 57.000 147 325 325 241 320 315 4.610 7.700 7.600 4.485 5.700 6.000
RETURN SAHAM Apr-07 16 23 30 Rata2 54 60 67 53 450 320 325 419 1.110 1.110 1.100 1.088 280 315 305 278 720 700 700 712 180 195 140 175 206 205 225 202 1.570 1.580 1.570 1.578 17.500 15.000 15.000 16.900 120 119 121 119 113 113 116 112 5.450 5.900 5.700 5.520 400 405 410 392 2.150 2.150 2.175 2.102 1.900 1.700 1.610 1.892 185 285 170 224 166 199 204 180 280 320 305 279 185 275 290 205 93 86 86 89 5.600 5.600 5.700 5.620 155 155 157 153 2.625 2.800 2.850 2.780 129.000 129.500 129.500 129.300 760 620 640 714 28.000 28.000 28.000 28.000 1.630 1.620 1.620 1.538 10.800 10.950 10.850 10.960 10.800 10.950 10.850 10.960 153 150 148 151 1.660 1.690 1.640 1.640 169 170 172 169 1.250 1.270 1.260 1.256 134 140 150 140 52.000 54.000 50.000 51.200 55.000 55.000 60.000 56.000 310 315 325 305 1.440 1.420 1.410 1.418 71 81 71 70 64 69 71 66 320 325 340 319 3.875 3.750 3.650 3.875 57.000 57.000 57.000 57.000 325 325 325 325 345 350 405 347 7.600 7.350 7.250 7.500 5.800 5.600 5.650 5.750
3-10(I) -0,090909 0,000000 0,000000 0,035714 0,000000 0,000000 -0,047619 0,000000 0,166667 0,000000 -0,050000 0,005435 -0,016667 -0,011765 0,133333 -0,210526 0,121212 0,000000 0,000000 -0,047619 -0,083333 0,000000 -0,008772 -0,012329 0,045455 0,000000 0,000000 0,014019 -0,006061 0,000000 0,067416 0,000000 -0,007353 -0,125000 -0,049057 0,019231 -0,109589 -0,011905 0,615385 0,000000 0,103448 -0,015544 0,000000 -0,066667 -0,044444 0,034682 -0,011561
10-17(II) 0,100000 -0,216667 0,183673 0,000000 -0,017544 0,200000 0,000000 0,000000 0,000000 0,000000 0,157895 0,145946 0,016949 0,023810 -0,102941 0,466667 0,000000 0,027778 -0,035714 0,050000 0,009091 0,000000 0,008850 0,054092 0,043478 -0,137931 0,071429 0,018433 0,012195 0,000000 0,010526 0,031250 0,000000 0,000000 0,011905 0,000000 -0,015385 0,096386 0,142857 -0,090909 -0,031250 0,000000 0,025641 0,000000 0,069767 0,005587 -0,005848
Apr-06 17-24(III) 0,090909 -0,287234 0,068966 0,000000 0,035714 -0,233333 0,050000 0,011765 -0,142857 0,045455 0,136364 -0,056604 0,100000 0,197674 0,114754 0,181818 -0,054054 0,324324 0,000000 0,000000 0,297297 0,000000 0,000000 -0,078947 0,666667 0,280000 0,244444 -0,045249 0,000000 0,000000 0,177083 -0,030303 0,081481 0,023810 0,098039 0,000000 0,046875 0,131868 -0,375000 0,100000 -0,032258 0,092105 0,000000 0,071429 0,086957 0,033333 0,076471
24-1(IV) -0,083333 0,000000 0,080645 0,000000 0,017241 0,000000 0,142857 0,000000 0,111111 0,000000 0,000000 -0,040000 -0,030303 -0,087379 -0,111765 -0,307692 0,057143 0,000000 0,000000 -0,095238 0,006944 0,068966 0,017544 -0,071429 0,050000 -0,162500 -0,053571 0,023697 0,012048 0,227273 0,044248 0,093750 0,041096 0,023256 0,071429 0,000000 -0,029851 0,077670 0,200000 0,090909 0,033333 0,325301 0,000000 0,033333 0,140000 0,096774 0,092896
Rata2 0,00417 -0,12598 0,08332 0,00893 0,00885 -0,00833 0,03631 0,00294 0,03373 0,01136 0,06106 0,01369 0,01749 0,03059 0,00835 0,03257 0,03108 0,08803 -0,00893 -0,02321 0,05750 0,01724 0,00441 -0,02715 0,20140 -0,00511 0,06558 0,00272 0,00455 0,05682 0,07482 0,02367 0,02881 -0,01948 0,03308 0,00481 -0,02699 0,07350 0,14581 0,02500 0,01832 0,10047 0,00641 0,00952 0,06307 0,04259 0,03799
2-9(I) 0,07317 0,00000 0,00000 0,04167 0,02817 0,00000 0,00535 -0,03106 -0,15000 0,02586 0,07619 0,04854 0,04110 0,05867 0,23684 -0,04082 0,00606 0,04167 0,14961 0,01111 0,00000 0,00000 0,00893 0,00388 0,03947 0,00000 0,00000 -0,06957 -0,06957 -0,02581 0,08442 -0,00595 0,01613 -0,09655 -0,07692 0,00000 -0,01724 0,04348 -0,06061 0,01587 0,00000 0,01370 0,00000 0,00000 -0,01563 -0,01299 0,05263
9-16(II) 0,22727 -0,10000 0,04717 0,12000 -0,01370 0,00000 0,09574 0,00641 0,02941 0,00840 0,00000 0,00926 0,05263 0,03614 -0,19149 -0,21277 0,00000 0,12000 0,26712 0,02198 0,00000 0,03333 -0,07080 -0,00386 -0,03797 0,00000 0,15603 0,00935 0,00935 0,01325 -0,00599 0,01198 -0,00794 0,02290 0,08333 0,00000 0,08772 0,00000 0,14516 0,00000 0,04918 -0,01351 0,00000 0,00000 0,09524 0,00000 -0,03333
Apr-07 16-23(III) 0,11111 -0,28889 0,00000 0,12500 -0,02778 0,08333 -0,00485 0,00637 -0,14286 -0,00833 0,00000 0,08257 0,01250 0,00000 -0,10526 0,54054 0,19880 0,14286 0,48649 -0,07527 0,00000 0,00000 0,06667 0,00388 -0,18421 0,00000 -0,00613 0,01389 0,01389 -0,01961 0,01807 0,00592 0,01600 0,04478 0,03846 0,00000 0,01613 -0,01389 0,14085 0,07813 0,01563 0,06164 0,00000 0,00000 0,01449 -0,03289 -0,03448
23-30(IV) 0,11667 0,01563 -0,00901 -0,03175 0,00000 -0,28205 0,09756 -0,00633 0,00000 0,01681 0,02655 -0,03390 0,01235 0,01163 -0,05294 -0,40351 0,02513 -0,04688 0,05455 0,00000 0,01786 0,01290 0,01786 0,00000 0,03226 0,00000 0,00000 -0,00913 -0,00913 -0,01333 -0,02959 0,01176 -0,00787 0,07143 -0,07407 0,09091 0,03175 -0,00704 -0,12346 0,02899 0,04615 0,00000 0,00000 0,00000 0,15714 -0,01361 0,00893
Rata2 0,13206 -0,09332 0,00954 0,06373 -0,00333 -0,04968 0,04845 -0,00615 -0,06586 0,01068 0,02568 0,02662 0,02964 0,02661 -0,02821 -0,02914 0,05750 0,06441 0,23944 -0,01054 0,00446 0,01156 0,00566 0,00097 -0,03761 0,00000 0,03747 -0,01387 -0,01387 -0,01138 0,01673 0,00593 0,00408 0,01064 -0,00730 0,02273 0,02959 0,00564 0,02549 0,03075 0,02774 0,01546 0,00000 0,00000 0,06281 -0,01487 -0,00156
Lampiran 3 Data hasil perhitungan PER, PBV, Return Saham Untuk tahun 2005 dan 2006 No. Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
AKKU AKPI ALMI ARNA BRPT BTON BUDI CLPI CTBN IGAR IKAI INTP JPFA JPRS LION PICO SIMA SPMA SRSN TIRT TOTO TRST UNIC AQUA DAVO DLTA DVLA GGRM HMSP INAF INDF KAEF KLBF LMPI MERK MLBI
Nama Perusahaan
PT. ANEKA KEMASINDO UTAMA PT. ARGHA PRIMA INDUSTRY PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY PT. ARWANA CITRAMULIA PT. BARITO PASIFIC TIMBER PT. BETONJAYA MANUNGGAL PT. BUDI ACID JAYA PT. COLORPAK INDONESIA PT. CITRA TUBINDO PT. KAGEO IGARJAYA PT. INTIKERAMIK ALAMASARI INDUSTRI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA PT. JAPFA COMFEED INDONESIA PT. JAYA PARI STEEL PT. LION METAL WORKS PT. PELANGI INDAH CANINDO PT. SIWANI MAKMUR PT. SUPARMA PT. INDO ACIDATAMA PT. TIRTA MAHAKAM RESOURCES PT. SURYA TOTO INDONESIA PT. TRIAS SENTOSA PT. UNGGUL INDAH CAHAYA PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI PT. DAVOMAS ABADI PT. DELTA DJAKARTA PT. DARYA VARIA LABORATORIA PT. GUDANG GARAM PT. HM SAMPOERNA PT. INDOFARMA (PERSERO) PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR PT. KIMIA FARMA (PERSERO) PT. KALBE FARMA PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRI PT. MERCK PT. MULTI BINTANG INDONESIA
Earning Per Share 2005 2006 6,46 16,58 121,28 39,09 262,45 9,72 1,85 25,70 918,19 13,12 15,23 200,95 27,40 227,23 365,83 3,12 23,70 8,21 3,78 9,99 1.257,68 5,85 127,42 4.950,00 14,52 3.525,31 127,81 982,14 543,71 3,10 13,13 9,51 61,65 129,15 2.622,73 4.143,52
0,52 21,44 270,17 30,78 2,75 4,54 16,78 25,07 2.638,89 9,49 6,14 161,04 159,95 178,64 396,96 3,31 11,72 23,48 3,88 1,27 1.594,10 9,24 29,44 3.758,00 31,65 2.705,25 93,77 523,82 805,50 4,92 70,08 7,92 66,62 3,28 3.933,55 3.503,86
Book Value Pers Share 2005 2006 151,85 865,94 1.247,06 190,12 403,00 137,86 160,74 191,09 7.791,73 162,44 229,55 1.529,31 251,28 1.095,01 2.583,31 98,20 457,55 408,84 22,79 190,79 4.316,68 341,16 3.115,40 31.178,77 125,71 25.378,25 697,51 6.814,69 1.043,93 85,59 456,21 152,00 229,73 371,28 8.198,27 10.852,95
150,38 880,18 1.482,24 207,07 405,75 142,40 185,70 212,35 9.251,88 168,70 462,36 1.638,89 400,81 1.193,65 2.880,25 101,51 469,27 452,36 26,67 195,46 5.613,58 347,40 2.898,45 34.402,00 157,36 27.380,44 736,27 6.838,48 1.299,10 90,51 522,14 156,76 294,88 374,57 10.706,32 9.355,29
Price Earning Ratio 2005 2006 9,29 31,36 2,76 7,42 2,10 20,57 51,31 15,76 9,26 8,00 5,25 17,67 8,94 3,52 5,47 17,61 6,96 21,91 27,75 12,51 4,77 25,64 22,56 12,73 5,51 10,21 5,87 11,86 16,37 37,14 69,30 15,24 16,06 1,20 9,27 12,07
76,67 23,32 3,15 7,80 232,91 44,01 9,23 39,10 6,44 10,01 17,92 35,70 2,38 8,90 5,54 42,30 14,93 8,94 33,47 78,69 4,14 15,70 92,57 29,27 18,64 8,43 16,10 19,47 12,04 20,33 19,26 20,83 17,86 51,77 10,17 15,70
Price to Book Value 2005 2006 0,40 0,60 0,27 1,53 1,36 1,45 0,59 2,12 1,09 0,65 0,35 2,32 0,98 0,73 0,77 0,56 0,36 0,44 4,61 0,66 1,39 0,44 0,92 2,02 0,64 1,42 1,08 1,71 8,53 1,34 1,99 0,95 4,31 0,42 2,96 4,61
0,27 0,57 0,57 1,16 1,58 1,40 0,83 4,62 1,84 0,56 0,24 3,51 0,95 1,33 0,76 1,38 0,37 0,46 4,87 0,51 1,18 0,42 0,94 3,20 3,75 0,83 2,05 1,49 7,47 1,10 2,59 1,05 4,04 0,45 3,74 5,88
Return Saham 2006 2007 0,00417 -0,12598 0,08332 0,00893 0,00885 -0,00833 0,03631 0,00294 0,03373 0,01136 0,06106 0,01369 0,01749 0,03059 0,00835 0,03257 0,03108 0,08803 -0,00893 -0,02321 0,05750 0,01724 0,00441 -0,02715 0,20140 -0,00511 0,06558 0,00272 0,00455 0,05682 0,07482 0,02367 0,02881 -0,01948 0,03308 0,00481
0,13206 -0,09332 0,00954 0,06373 -0,00333 -0,04968 0,04845 -0,00615 -0,06586 0,01068 0,02568 0,02662 0,02964 0,02661 -0,02821 -0,02914 0,05750 0,06441 0,23944 -0,01054 0,00446 0,01156 0,00566 0,00097 -0,03761 0,00000 0,03747 -0,01387 -0,01387 -0,01138 0,01673 0,00593 0,00408 0,01064 -0,00730 0,02273
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
MRAT MYOR PSDN PYFA RMBA SMAR SQBI STTP TBLA TCID UNVR
PT. MUSTIKA RATU PT. MAYORA INDAH PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA PT. PYRAMID FARMA PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA PT. SMART PT. BRISTOL-MYERS SQUIBB INDONESIA PT. SIANTAR TOP PT. TUNAS BARU LAMPUNG PT. MANDOM INDONESIA PT. UNILEVER INDONESIA
19,88 60,41 82,25 2,48 15,97 105,92 9.048,00 8,12 3,85 595,29 188,79
21,25 123,61 8,23 3,23 21,48 218,66 43.172,00 11,01 12,82 553,14 225,63
597,25 1.182,33 55,78 118,64 164,49 671,51 101.245,00 250,84 317,00 2.944,83 284,87
617,55 1.280,68 64,01 122,38 175,85 897,36 130.594,00 261,85 209,61 3.357,17 310,42
13,58 13,57 0,97 18,13 8,45 8,97 4,31 18,47 51,94 6,89 22,64
15,06 13,11 12,15 15,47 14,43 16,69 1,29 19,07 18,72 12,56 29,25
0,45 0,69 1,43 0,38 0,82 1,41 0,39 0,60 0,63 1,39 15,01
0,52 1,26 1,56 0,41 1,76 4,07 0,42 0,80 1,14 2,07 21,26
-0,02699 0,07350 0,14581 0,02500 0,01832 0,10047 0,00641 0,00952 0,06307 0,04259 0,03799
0,02959 0,00564 0,02549 0,03075 0,02774 0,01546 0,00000 0,00000 0,06281 -0,01487 -0,00156
Lampiran 4 Hasil Regresi PER, PBV dengan Return Saham
Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Removed Method Prive to Book Value, Price . Enter Earning Ratio (a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Return Saham Model 1
Model Summary(b) Adjusted R Std. Error of Square the Estimate R R Square .061(a) .004 -.018 .04999457 a Predictors: (Constant), Price to Book Value, Price Earning Ratio b Dependent Variable: Return Saham Model 1
Durbin-Watson 2.198
ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares .001 .227
df 2 91
Mean Square .000 .002
F .171
Sig. .844(a)
t
Sig.
Total
.228 93 a Predictors: (Constant), Price to Book Value, Price Earning RAtio b Dependent Variable: Return Saham
Coefficients(a) Unstandardiced Coefficient B Std.Error
Model 1
(Constant)
.022
Price Earning Ratio
4.81E-005
Price to Book Value
-.001
a Dependent Variable: Return Saham
Standardized Coefficient Beta
.008
Tolerance
VIF
2.681
.009
.000
.017
.158
.875
.992
1.008
.001
-.060
-.574
.567
.992
1.008
Collinearity Diagnostics(a)
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportion Price Earning Ratio Price to Book Value
Model
Dimension
1
1
2.151
1.000
.07
.07
.09
2
.600
1.893
.04
.16
.86
3
.249
2.939
.89
.77
.05
(Constant)
a Dependent Variable: Return Saham
Residuals Statistics(a)
Predicted Value
Minimum .0052210
Maximum .0255261
Mean .0209448
Std. Deviation .00302736
-5.194
1.513
.000
1.000
94
.005
.029
.008
.004
94
.0051495
.0314515
.0208352
.00363170
94
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
N 94
-.14885175
.22009388
.00000000
.04945407
94
Std. Residual
-2.977
4.402
.000
.989
94
Stud. Residual
-3.006
4.455
.001
1.004
94
-.15175632
.22541684
.00010956
.05100603
94
-3.150
5.011
.009
1.053
94
Mahal. Distance
.008
29.480
1.979
5.084
94
Cook's Distance
.000
.289
.011
.036
94
Centered Leverage Value
.000
.317
.021
.055
94
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a Dependent Variable: Return Saham
Scatterplot Dependent Variable: Return Saham
2 0 -2 -4 -6
-4
-2
0
2
Regression Standardized Predicted Value
Normal P-P Plot of Return Saham 1.0
Expected Cum Prob
Regression Studentized Residual
4
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Observed Cum Prob
1.0
40
Frequency
30
20
10
Mean = 0.0209448 Std. Dev. = 0.04954664 N = 94 0 -0.20000
-0.10000
0.00000
0.10000
Return Saham
0.20000
0.30000