ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PELAKSANAAN IBADAH HAJI TAHUN 2008 KBIH ISTIQLAL JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh : HANIFAH NIM : 105053001786
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H /2009 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2009
Hanifah
ABSTRAK Hanifah. Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta Alasan saya mengambil judulini karena tertarik dengan kata-kata risiko. Sejauh ini saya hanya mengenal manajemen yamg biasanya diikuti dengan kata kepemimpinan, sumber daya amanusia dakwah dan lainnya. Ketika saya tahu bahwa “risiko dapat dimanajemeni, ketertarikan saya semakin bertambah untuk menganilis bagaimana manajemen risiko itu. Didini saya akan mengangkat manajemen risiko pada pelaksanaan haji tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai analisis manajemen risiko dan risiko apa saja yang dihadapi KBIH Istqilal Jakarta pada pelaksanaan haji tahun 2008. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengumpulkan data dilakukan observasi secara langsung pada lembaga yang bersangkutan. Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan KBIH Istiqlal tergolong ke dalan risk averter yaitu sebutan bagi orang atau lembaga yang enggan terhadap risiko, sedangkan untuk mengatasi risiko yang dihadapi mengambil cara risk financing transfer (memindahkan risiko disertai dengan pembiayaan) dan risk retention (risiko ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan). Tahapan manajemen risiko yang dilaksanakan adalah identifikasi risiko, evaluasi risiko, serta pengendalian risiko. Kata kunci: risiko, manajemen risiko
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembahasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Metodologi Penelitian E. Tinjauan Pustaka F. Sistematika Penulisan TINJAUAN TEORITIS A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen 2. Unsur-unsur Manajemen 3. Fungsi-fungsi Manajemen B. Risiko 1. Pengertian Risiko 2. Macam-macam Risiko 3. Kategori Risiko C. Manajemen Risiko 1. Pengertian Manajemen Risiko a. Identifikasi Risiko b. Evaluasi Risiko c. Pengendalian Risiko 2. Manfaat Manajemen Risiko D. Pngertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
BAB III
GAMBARAN UMUM KBIH ISTIQLAL JAKARTA A. Sejarah Berdirinya KBIH Istqlal Jakarta B. Visi, Misi dan Tujuan C. Program Kerja 1. Tata cara pendaftaran dan pembayaran 2. Fasilitas pelayanan KBIH Istiqlal Jakarta D. Program Kegiatan KBIH Istiqlal Jakarta E. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat KBIH Istiqlal Jakarta
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Risiko Yang dihadapi KBIH Istiqlal Jakarta Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 B. Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur senantiasa ku persembahkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat serta karuniaNy a sehingga tanga ini masih mampu menorehkan kata demi kat a untuk menjadi sebuah karya yeng bermakna. Tidak lupa pula kepada sang pujaan Rasulullah saw yang senantiasa ku rindukan. Dengan taufiq dan hidayahnya, serta dilakukan dengan usaha yang bersungguh-sungguh, penulis dapat menyusun skripsi hingga selesai yang berjudul: Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta. Selama penyusunan skripsi ini dan penulis belajar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah, penulis mendapatkan banyak bantuan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku ketua dan sekretaris jurusan
Manajemen Dakwah yang selalu memberi
masukan ataupun ide kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Nor Bekti Negoro, SE, STP, MSi selaku dosen pembmbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan arahan kepad a epnuli s, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 5. Seluruh staff dan karyawan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terima kasih untuk fasilitas yang telah disediakan selama perkuliahan. 6. Drs. H. Wahidin selaku sekretaris KBIH Istiqlal yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, Saparwadi, S. Emotional intelligence selaku Divisi Perlengkapan KBIH Istiqlal terima kasih atas waktu yang telah diberikan guna melengkapi data untuk skripsi penulis. 7. Ayahand a H. Abdullah Hasan Ali dan Ibunda Hj. Anah yang telah menyertai langkah penulis melalui do’a yang tulus dan ikhlas selama ini hingga penulis dapat melanutkan sampai ke perguruan tinggi. 8. Adind a-adinda tersayang (Hamka, Hamdan, Imah, Fina, Bibah) yang telah memberikan semangat melalui kelucuan-kelucuannya. dan untuk semua yang pernah hadir daam kehidupan penulis, kasih saying mu akan selalu tertanam dalam hati. 9. Sahabat –sahabat terbaikku yang selalu menemani penulis baik suka dan duka, kebersamaan yang telah tercipta tak akan lekang dimakan waktu. 10.
Semua pihak yang tidak bias disebutka satu persatu, terima kasih untuk
segala bantuan yang telah diberikan. Jakarta,
16 September 2009
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Later Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah risiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika risiko-risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Segala risiko yang berasal dari musibah dan/atau bencana menimpa tnanusia, merupakan qadha dan qadhar dari Allah SWT. Manusia wajib berikhtiar dan berusaha untuk memperkecil kerugian yang timbul akibat terjadinya risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha, baik terhadap kepentingan pribadi atau perusahaan. Risiko adalah dampak negatif dari suatu kegiatan yang terjadi dalam suatu proses, dengan mempertimbangkan beberapa kemungkinan dan dampak dari kejadian tersebut. Sebagai suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam mengimplementasikan manajemen risiko. Tujuan yang ingin dicapai antara lain adalah: mengurangi pengeluaran, mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan perusahaan, menekan biaya produksi dan sebagainya. Dalam masyarakat modern, dampak risiko selalu diukur dengan konsekuensi finansial. Jadi keberadaan risiko selalu dilibatkan dalam unsur-unsur orang, badan usaha, harta milik, penyebab kerugian dan kerusakan serta dampak
finansial yang material. Batasan tunggal yang dapat diterima oleh semua pihak tentang pengertian risiko sampai saat ini belum dapat dirumuskan, sepanjang yang dapat dicapai adalah hanya upaya untuk memberikan pengertian tentang risiko. Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi,
evaluasi
dan
pengendalian
risiko
yang
dapat
mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Manajemen risiko berkaitan erat dengan fiingsi perusahaan lainnya (yaitu dengan fungsi: akunting, keuangan, marketing, produksU personalia, engeenering dan maintenance), karena bagianbagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko. Setiap perusahaan atau lembaga yang bergerak di bidang apa saja pasti akan mengenal bahkan mengahadapi yang namanya risiko, baik yang datang dari luar perusahaan ataupun dari dalam perusahaan itu sendiri. Karenanya diharapkan dalam setiap perusahaan atau lembaga memiliki tim khusus bidang Manajemen Risiko. Begitu pula dengan KBIH Istiqlal sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang jasa pastinya akan menghadapi berbagai risiko baik yang datang dari dalam lembaga itu sendiri maupun luar lembaga. Akan tetapi hal tersebut bukanlah hambatan bagi KBIH Istiqlal untuk tetap berada di tengahtengah persaingan di antara KBIH-KBIH lainnya. Dengan dorongan iman dan mahabbah (cinta) kepada Allah didukung oleh kepercayaan ummat, maka KBIH Istiqlal ikut berperan dalam kegiatan Bimbingan Manasik Haji dan Umroh untuk mengajak tamu Allah memperbanyak deposito
akhirat. Karenanya, KBIH Istiqlal juga hams mampu menganalisis risiko yang akan terjadi baik yang sudah terprediksi maupun yang belum terprediksi. Masalah yang timbul dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umroh di Indonesia disebabkan adanya pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Para pelaksana organisasi menyelenggarakan ibadah haji yang kurang memahami tugas yang dibebankan kepadanya dan pengawasan yang tidak terarah. Jika demikian halnya, maka kepercayaan masyarakat terhadap organisasi penyelenggaraan ibadah haji dan umroh akan berkurang. Risiko-risiko di atas juga soring dihadapi oleh KBIH Istiqlal dalam menjalani program yang telah diterapkan. Bahkan, masalah keuangan pun tidak jarang terjadi sebagai contoh adalah kurangnya jumlah jamaah. Kalau pun hal tersebut terjadi mau tidak mau KBIH harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menanggung kerugian tersebut. Seperti: pelaksanaan ibadah haji tahun 2008 pada KBIH Istiqlal Jakarta, tahun itu jumlah jamaah tidak kurang dari 43 orang. Ini memaksa KBIH Istiqlal untuk mengeluarkan biaya yang cukup besar upaya membiayai pembimbing agar pelaksanaan ibadah haji tetap berjalan lancar sehingga dapat memuaskan calon jamaah. Semuanya adalah risiko yang harus ditanggung oleh KBIH mana pun termasuk KBIH Istiqlal yang dalam pelayanannya terhadap haji dan umroh. Sebab inilah penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi "ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PELAKSANAAN IBADAH HAJI TAHUN 2008 KBIH ISTIQLAL JAKARTA".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah, maka penulis embatasi masalah pelaksanaan ibadah haji tahun 2008 hanya tentang manajemen risiko. 2. Perumusan Masalah a. aimana Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta? b. Apa saja risiko yang dihadapi KBIH Istiqlal Jakarta pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2008? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui Analisis Manajemen Resiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta. 2. Untuk mengetahui mengetahui apa saja risiko yang dihadapi oleh KBIH Istiqlal Jakarta pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2008. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Manfaat akademis: Memberikan sumbangsih pengetahuan tentang KBIH istiqlal Jakarta (kajian tentang Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta) kepada segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan masyarakat umum.
b. Manfaat praktis: hasil penelitian ini masukan dan pedoman untuk KBIH Istiqlal Jakarta. c. Bagi pihak lain, terutama dunia ilmu pengetahuan penulis terhadap penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi KBIH Istiqlal Jakarta. Serta untuk menambah Khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena diteliti.11 Selain itu juga ditunjang pula oleh data-data hasil penelitian Iapangan (field reseach). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Data Perusahaan Data yang terdriri dari gambaran sejarah singkat perushaan. Visi dan misi, maksud, tujuan, struktur organisasi data mengenai Manajmen Risiko KBIH Istiqlal Jakarta. Data ini dihimpun dari dokumentasi dan wawancara. b. Data tentang deskriptif mengenai Manajemen Risiko KBIH Istiqlal Jakarta. Data ini diperoleh melalui teknik dokumentasi, wawancara, dan observasi Iapangan.
1
M. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), cet. Ke-3, h.63
2. Waktu dan Lokasi Penelitian Adapun lokasi data penelitian ini adatah di Masjid Istiqlal, Jl. Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat (telp. 021-34831648/3868347) dari lokasi inilah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan, yaitu data mengenai "Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta" yang akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2009. 3. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi. Mereka terdiri dari pengelola perusahaan, pimpinan manajemen hingga staf-staf yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini subjek penelitian lebih dibatasi hanya ditujukan untuk mereka yang mempunyai akses dan atau pengaruh terhadap manajemen risiko pada perusahaan. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah KBIH Istiqlal Jakarta. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun instrument yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung responden melalui penelitian lapangan dengan cara : 1) Wawancara yaitu mengadakan wawancata langsung kepada pimpinan beserta staf yang ada di KBIH Istiqlal Jakarta.
2) Observasi yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis bahan-bahan atau data dari KBIH Istiqlal Jakarta yang ada hubungannya dengan judul skripsi. b. Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan
untuk
mencari
konsep
dari
teori-teori
yang
berhubungan dengan masalah dalam penulisan skripsi ini, seperti buku-buku, diktat, surat kabar, serta undang-undang yang berkaitan dengan masalah dalam penulisan skripsi. E. Tin jauun Pustaka 1. Pengaruh Auditor Internal Terhadap Efektivitas Manajemen Risiko Perusahaan, oleh: Siti Chaerul Bariyyah, Jurusan Akuntantansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas mengenai manajemen risiko auditor internal. 2. Strategi Pemasaran KBIH Yayasan Al-Ikhwan Dalam Pelayanan Jamaah Haji dan Umroh di Jakarta Utara, oleh: Siti Komariah, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Membahas mengenai strstegi pemasaran terhadap calon jamaah. Dari tinjauan pustaka di atas yang membedakan dengan skripsi penulis adalah sebagai berikut: Analisis manajemen risiko dan risiko yang dihadapi KBIH Istiqlal pada KBIH Istiqlal Jakarta. Ini yang membedakan skripsi penulis dengan keempat skripsi di atas. Di sini penulis tidak secara gamblang membahas mengenai unsur-unsur dan fungsi manajemen, karena penulis hanya membahas mengenai Tahapan
Manajemen Risiko pada perusahaan khususnya KBIH Istiqlal Jakarta. F. Sistematika Penulisan Penulisan
daiam
penelitian
ini
terdiri
dari
lima
bab,
yang
perinciannya sebagai berikut: BAB I
Yaitu pendahuluan yang meliputi, Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat
Penelitian,
Metodologi
Penelitian,
Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan. BAB II
Yaitu Tinjauan
Teoritis yang meliputi Pengertian
Manajemen, Pengertian Risiko, Pengertian Manajemen Risiko, Sejarah Bimbingan Haji, Pengertian bimbingan Haji BAB III
Yaitu Gambaran Umum Mengenai KBIH Istiqiala Jakarta yang meliputi, Sejarah Berdirinya KBIH Istiqlal Jakarta, Visi, Misi dan Tujuan KBIH Istiqlal Jakarta, Struktur Organisasi, Program Kerja atau Kegiatan, Tugas Pokok Dan Fungsi Sekretariat KBIH Istiqlal Jakarta
BAB IV
Yaitu Temuan dan Analisa Data yang meliputi, Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta, Risiko yang dihadapi pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta.
BAB V
Yang berisi Kesimpulan dari rangkaian pembahasan dan beberapa saran yang penulis jelaskan dalam rangka kasus KBIH Istiqlal Jakarta.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja To Manage berari Control dalam bahasa Indonesia dapat diartikan Mengendalikan, Menangani atau Mengelola. Selanjutnya, kata benda ”Manajemen” atau Manajement dapat mempunyai berbagai arti pertama sebagai Pengelolaan, Pengendalian atau Penanganan (”Managing”). Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa Skillful Treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. George
R. Terry (1977) menyatakan, “Manajemen adalah suatau
proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya”. 2 Zaini Muchtarom (Dosen Fakultas Dakwah UIN Jakarta) dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Dakwah, menjelaskan tentang pengertian manajemen yaitu, ”aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi tercapai tujuan organisasi secara efektif. Pimpinan yang mengatur aktifitas
2
Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta: PT GRASINDO, 2001), h. 1-3
disebut manager (manajer) dan anggota yang terlibat dalam pelaksanaan disebut management staff (staf manajemen). 3 G. Lover...”Manajemen adalah kecerdasan menggunakan kekuatan diri manusia untuk menganalisa, menerangkan, merencanakan, memberi tujuan, mencanangkan dan mengontrol pemakaian untuk kegunaan yang efektif dari manusia dan sumber-sumber fisik yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Fx. Soedjadi, menatakan bahwa ”Manajemen adalah proses kegiatan dari seorang pimpinan (manajer) yang harus dilakukan dengan mempergunkan cara-cara pemikiran yang ilmiah maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja, serta memanfaatkan sumber-sumber lainnya dan waktu yang tersedia untuk itu dengan cara yang setepat-tepatnya. 4 Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar tersebut di atas dapat saya simpulkan bahwa manajemen adalah: a. Manajemen adalah aktifitas pengaturan yang dilakukan oleh seorang manajer untuk mengatur kegiatan yang berorientasi pada tujuan. b. Manajemen mempunyai tujuan organisasinal dari suatu kelompok orang-orang. c. Manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran dan tujuan dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
3
Zaini Muctarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah. (Yogyakarta: Al-Amin, 1996), cet. Ke-1. h. 37 4 Fx. Soedjadi, O & M (Organization & Management) Penunjang Proses Manajemen. (Jakarta: PT Gunung Agung, 1995), cet. Ke-8, h. 3
d. Manajemen adalah sistem kerja sama yang melibatkan orang lain agar tercapai tujuan bersama. e. Manajemen adalah integrasi dari banyak disiplin ilmu. Sifat yang khas dari manajemen adalah berupa keterpaduan (integrasi) dan penerapan dari ilmu-ilmu pengetahuan bersama analitiknya. Dari seorang manajer pun diharapkan dimilikinya kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah melalui tehnik tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi. 2. Unsur-unsur Manajemen Dalam hal ini, penulis mengambil unsur-unsur manajemen atau sarana yang 6M yaitu men, money, material, methode, machine dan market. Dengan keterangan sebagai berikut: a. Unsur sarana yang pertama adalah men (manusia). Berbagai macam aktifitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sarana dari sebuah organisasi. Dan untuk melakukan semua aktivtas yang ada diperlukan manusia. Tanpa adanya manusia organisasi tidak akan berjalan. b. Unsur yang kedua adalah money (uang). Untuk melakuakn berbagai aktivitas tersebut kita memerlukan uang, seperti menggaji para karyawan, yang telah menjalankan organisasi. c. Unsur yang ketiga adalah material (bahan). Dalam proses pelaksanaan kegiatan manusia menggunakan bahan, karena material dianggap pula sebagai sarana atau unsur manajemen.
d. Unsur keempat adalah methode (cara atau alat). Dalam melakukan kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna, manusia dihadapkan kepada berbagai metode dalam melakukan kegiatan. e. Unsur yang kelima adalah machine (mesin). Dengan adanya mesin, maka semua kegiatan akan berjalan lancer. f. Dan unsur yang terakhir adalah market (pasar). Bagi orang yang ingin berhasil jelas melihat terlebi dahulumengetahui keadaan pasar sekitar. Dari keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa manusia adalah unsur yang paling utama dibandingkan dengan unsur yang lain karena manusialah yang dapat melaksanakan seluruh aktivitas manajemen (POAC). 3. Fungsi-fungsi Manajemen a) Forecasting:
kegiatan
meramalkan,
memproyeksikan,
atau
mengadakan taksiran terhadap bebrbagao kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan. b) Planning termasuk budgeting: dengan fungsi planning termasuk budgeting yang dimaksudkan fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, menetapkan peraturanperaturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang harus dituruti, dan menetapkan ikhtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dari rangkaian tindakan yang dilakukan. c) Organizing: mengelompokkan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Organisasi atau
pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivtas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. d) Staffing atau Assembling Resources: berhubungan dengan penerapan orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam organisasi tersebut. e) Directing atau Commanding: fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. f) Leading: istilah leading yang merupakan salah satu fungsi manajemen, dikemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading meliputi lima macam kegiatan, yakni mengambil keputusan, mengadakan komunikasi, memberi semangat, inspirasi dan dorongan, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan. g) Coordinating: merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai
kegiatan
agar
tidak
terjadi
kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan mekelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. h) Motivating: merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. i) Controlling: controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. j) Reporting: atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan maupun tertulis sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas orang yang memberi laporan. 5 Di muka sudah dikemukakan berbagai pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen. Dari berbagai pendapat tersebut bila dikombinasikan ternyata diperoleh sepuluh fungsi. Namun, kesepuluh itu saling mencakupi, ternyata pendapat Harold Koontz, Cryil O’Donnel, dan William Herbert Newman lebih 5
Drs. M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet. Ke-15, h. 17-20
tegas pemisahannya, maka bila dilihat dari sudut proses atau urutan pelaksanaan aktivitas manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,pengarahan, dan pengawasan. B. Risiko 1. Pengertian Risiko Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang Apabila seseorang menyatakan bahwa ada risiko yang harus ditanggung jika mengerjakan pekerjaan tertentu, misalnya: ”Bersepeda motor diatas jalan yang sangat ramai besar risikonya”, orang secara intiutif mengerti maksudnya. Tetapi pengertian yang dipahami secara intiutif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam percakapan sehari-hari. Beberapa definisi akan dijelaskan dibawah ini beserta penjelasannya. Perlu diperingaykan bahwa subjek risiko begitu kompleks terdapat dalam berbagai bidang yang berbeda, sehingga tak mengherankan jika terdapat berbagai pengertian yang berbeda pula. Karena itu sebelum kita dapat menangani sesuatu risiko maka terlebih dahulu kita harus mengetahui dengan tepat apa yang dimaksudkan dengan risiko dalam kasus yang ditangani itu. Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagaimana dapat kita berikut ini: •
Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian) Chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan di mana terdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap
kerugian
atau
suatu
kemungkinan
kerugian.
Sebaliknya
jika
disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam Statistik, maka ”chance” sering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. •
Risk is Uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian) Istilah “possibility” berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari. Akan tetapi definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
•
Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian) Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian (uncertainty) yaitu adanya risiko karena adanya ketidakpastian. Setelah kita mempelajari definisi-definisi di atas, kita sekarang
mengetahui bahwa istilah risiko dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan masing-masing definisi itu mengandung kelebihan dan kelemahannya masingmasing. Jadi, masing-masing definisi itu dapat saling mengisi satu sama lain. Oleh karena itu kita di sini tidak akan membentuk definisi baru, tetapi cukup kiranya kita memahaminya melalui pengertian yang terkandung di dalamnya. 2. Macam-macam Risiko a. Risk Aversion Adalah ketidak-puasan psikis sebagai akibat adanya ketidakpastian. Ketidak-pastian yang digambarkan dengan adanya disperse hasil
yang mungkin terjadi dipandang sebagai ketidak-nyamanan. Risk aaverter, orang yang enggan terhadap risiko, karena risiko adalah sesuatu yang tidak baik, yang merugikan, dan tidak memuaskan (disutulity). Orang yang enggan terhadap risiko, bukannya tidak bersedia menghadapi risiko. Dia akan bersedia menghadapi risiko kalau ia pada saat yang sama mengharapkan keuntungan yang memadai dengan risiko yang harus ditanggung. b. Risk Preference Seseorang yang tergolong risk preference mwnganggap bahwa risiko merupakan utility (kepuasan). Hal ini berbalikan dengan risk averter yang menganggap risiko adalah disutilities. c. Risk Neutrality Risk neutrality adalah seseorang yang merasa sama saja atau tidak merasa
berbeda
terhadap
risiko,
baik
risiko
merugikan
atau
menguntungkan tanpa memperhatikannya. 6 3. Kategori Risiko a. Risiko Dari Sudut Pandang Penyebab Apabila dilihat dari sebab terjadinya risiko, ada dua macam yaitu: •
Risiko Keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing.
6
Prof. dr. soeharno, TS, SU. Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: C.V. ANDI OFSET, 2007), Ed. 1, h. 29-31
•
Risiko Operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non-keuangan. Faktor-faktor non-keuangan tersebut yaitu manusia, teknologi dan alam.
b. Risiko Dari Sudut Pandang Akibat Risiko bisa dilihat dari akibat yang ditimbulkan. Ada dua kategori risiko jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan: •
Risiko Murni adalah apabila suatu kejadian berakibat hanya merugikan saja dan tidak memungkinkan adanya keuntungan.
•
Risiko Spekulatif adalah risiko yang tidak saja memungkinkan terjadinya
kerugian
tetapi
juga
memungkinkan
terjadinya
keuntungan. c. Risiko Dari Sudut Pandang Aktivitas Ada berbagai macam aktivitas yang dapat menimbulkan risiko. Misalnya, aktivitas pemberian kredit oleh bank risikonya disebut risiko kredit. Demikian juga seseorang yang melakukan perjalanan menghadapi risiko yang disebut risiko perjalanan. Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada. d. Risiko Dari Sudut Pandang Kejadian Risiko sebaiknya dinyatakan berdasarkan kejadiannya. Misalnya, kejadiannya adalah kebakaran maka disebut ”risiko kebakaran”. Begitu pula jika kejadiannya adalah nilai tukar mata uang rupiah
dibandingkan mata uang asing yang anjlok maka disebut ”risiko anjloknya nilai tukar rupiah”, dan lain-lain. 7 C. Manajemen Risiko 3. Pengertian Manajemen Risiko Untuk mempelajari Manajemen Risiko kita memerlukan definisi yang lengkap. Pakar ekonomi, statistik dan teorotisi pengambil keputusan telah mendiskusikan panjang lebar mengenai pengertian ”risiko” dan ”ketidakpastian”, untuk mencoba membuat definisi risiko yang diharapkan cocok untuk analisis masing-masing lapangan penyelidikan. Sampai sekarang meraka belum sepakat untuk menganut satu definisi saja, yang bisa dipergunakan dalam masing-masing bidang dengan fasilitas yang sama. Kenyataan bahwa masing-masing golongan menekuni bidang yang berbeda, karena itu mereka memerlukan penggunaan konsep yang berbeda pula, walaupun masing-masingnya sama-sama menuju maksud yang sama. Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teorinya masih muda. Itulah sebabnya kita banyak menemukan kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko. Kontradiksi ini disatu pihak disebabkan oleh kaum teoritisi dalam manajemen risiko mencoba meminjam definisi risiko yang dipergunakan di bidang lain. Yang mengherankan pula, penulis-penulis teks manajemen risiko dan asuransi belum sanggup mencapai persetujuan (satu definisi) tentang risiko. 8
7
Ronny Kountur, D. M. S., Ph. D. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan, (Jakarta: Penerbit PPM, 2008), cet. Ke-1, h. 14-18 8 Drs. Herman Darmawi. Manajemen Risiko, (Jakarta: BUMI AKSARA, 1994), cet ke-2, Ed. 1, hal. 18
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
4. Tahap-tahap Manajemen Risiko Tahap-tahap
yang
dilalui
oleh
perusahaan
dalam
mengimplementasikan manajemen risiko adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan. b. Evaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya. c. Tahap terakhir adalah pengendalian risiko. Dalam tahap pengendalian risiko dibedakan menjadi 2 yakni: •
Pengendalian Fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan
terjadinya kerugian. Meminimasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control). •
Pengendalian Finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer) Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau
sebagian dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri). Sedangkan pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan
dengan memindahka kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi.
D. Haji 1. Pengertian Haji Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan ibadah pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu pula, karena semata-mata memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan keridhoanNya, antara lain wukuf di Arafah, thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah dan lain sebagainya. 9 2. Hukum Haji Hukum haji diwajibkan Allah swt kepada kaum muslimin yang telah mencukupi syarat-syaratnya. Menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup yang kedua kali dan seterusnya adalah sunat. 10 Ibadah haji diwajibkan berdasarkan firman Allah swt yang tertera dalam al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27 yang berbunyi:
☺ Artinya: ”Dan berserulah kepada manusia yang mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
9
KH. Nuruddin Shiddiq, Lc. Tuntunan Manasik Haji, (Jakarta: 1993), h. 3 …………………………......................................................................, h. 2
10
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. (QS. Al-Hajj: 27) Dari ayat ini, maka Rasulullah bersabda:
Artinya: Wahai semua manusia, diwajibkan atas kamu berhaji maka hajilah. (HR. Muslim dan Nasa’i)
Artinya: Islam didirikan atas lima tiang (perkara kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah swt dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan atau menherjakan shalat, mengeluarkan zakat, menunaikan ibadah haji ke Baitullah, dan puasa di bukan Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim) 11
Dengan ayat Al-qur’an dan hadits tersebut, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang muslim atau muslimah yang memenuhi syaratsyaratnya wajib hukumnya. Menunaikan ibadah haji hendaklah sesuai dengan yang dikerjakan oleh Rasullah, oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman pada syarat, rukun dan sunnahnya. Sedangkan haji itu sendiri adalah rukun Islam yang kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yaitu antara 813 dzulhijjah setiap tahunnya. 12 3. Macam-macam Haji a. Ifrad’ yaitu mengerjakan haji terlebih dahulu, kemudian baru mengerjakan umroh. Cara ini tidak mewajibkan membayar dam.
11
K. A. Banani dan H. M. Musthafa, Hikmah dan Rahasia Ibadah Haji dan Umroh. (Jakarta: Lubuk Agung, 1991), h. 18 12 Petunjuk Tehnik Penyelenggaraan Haji 1424 H/2004 M, h. 1
Lafadz niatnya:
artinya: aku sambut panggilanMu ya Allah untuk
berhaji. b. Tamattu’ yaitu mengerjakan umroh terlebih dahulu, kemudian baru mengerjakan haji. Cara ini mewajibkan membayar dam dengan menyembelih seekor kambing. Lafadz niatnya adalah
artinya:
aku sambut panggilanMu ya Allah untuk berumroh. c. Qiran’ yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersamaan. Cara ini juga diwajibkan membayar dam dengan menyembelih seekor kambing. Lafadz niatnya
artinya: aku sambut panggilanMu ya Allah
untuk berhaji dan berumroh. 13 4. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji a. Syarat Haji •
Islam
•
Baligh (dewasa)
•
Aqil (berakal sehat)
•
Merdeka (bukan budak)
•
Istitho’ah (mampu) baik dari segi fisik, mental cukup, dan perbekalan baik untuk dirinya maupun untuk keluarga yang ditinggalkan. Bagi yangtidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji.
13
K. A. Banani dan H. M. Musthafa, Hikmah dan Rahasia Ibadah Haji dan Umroh. (Jakarta: Lubuk Agung, 1991), h. 3-4
b. Rukun Haji •
Berihram
•
Wukuf di Arafah
•
Thawaf Ifadah
•
Sa’i
•
Mencukur, paling sedikit tiga helai rambut
•
Tertib
c. Wajib Haji •
Niat ihram dari miqat
•
Mabit (bermalam) di Muzdalifah
•
Mabit (bermalam) di Mina
•
Melontar jumroh ula, wustha dan aqobah
•
Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada waktu melakukan ibadah haji
•
Thawaf wada’
BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KBIH MASJID ISTIQLAL JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya KBIH Masjid Istiqlal Jakarta Keberadaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), bagi sebuah masjid adalah suatu kebutuhan, karena merupakan pelayanan masjid tersebut terhadap masyarakat dan jamaah masjid khususnya. Keberadaan BKIH juga merupakan bentuk dan cara memakmurkan masjid. Pengurus Masjid Istiqlal mendirikan KBIH semata-mata untuk melayani kebutuhan jamaah. Motivasi pendiriannya bukan profit oriented/ tidak semastamata untuk mencari keuntungan, tetapi hanyalah untuk membantu masyarakat yang akan melakukan ibadah haji, agar mereka menjadi jamaah KBIH Istiqlal dapat melakukan ibadah haji secara mandiri dengan memnuhi syaratbdan ketentuan ibadah atau manasik haji, sehingga mereka memproleh predikat haji yang mabrur. Berdasarkan Akte Notaris Alfi Sultan, SH tanggal 8 juni 2000, di Masjid Istiqlal telah didirikan Yayasan Kostiq Istiqlal, oleh pengurus masjid Istiqlal yaitu: Drs. H. Achmad Cholil, Drs. H. Imam Sumadi, H. Aziz Suhendar, BA,. Teguh prastowo, Soegiharto, dan Sugiyanto. Dengan maksud untuk mewadahi berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan dan jamaah Masjid Istiqlal. Sebelum dibentuknya Yayasan Kostiq Istiqlal, telah didirikan koperasi Istiqlal, sehingga nama yayasan adalah KOSTIQ (singkatan dari koperasi Istiqlal),
yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan pertokoan untuk memnuhi kebutuhan pokok pegawai dan jamaah Masjid Istiqlal. Selahjutnya KBIH Istiqlal didirikan untuk operasional pelayanan jamaah memperoleh izin berdasarkan Keputusan Kepala Kanwil Dep. Agama Prop. DKI Jakarta Nomor: WJ/4/HK.00.5/2047/2000 tanggal 31 Mei 2000 Tentang Pemberian Izin Operasional KBIH Tahun 2000/2001 yang diberikan izin kepada Koperasi Karyawan dan Jamaah Haji Istiqlal. Ketua KBIH Kostiq Istiqlal adalah Drs. Ahamad Cholil. Sejak berdirinya KBIH Kostiq Istiqlal sampai pada tahun 2003 belum pemah memberangkatkan jamaah haji karena yang mendaftar sedikit sehingga setiap pendaftaran diserahkan kepada KBIH yang lain. Pada tahun 2003 pengurus BPPMI mendapat pertanyaan Menteri Agama (Prof. DR. H. Said Agil Husain Al Munawar) kenapa di Masjid Istiqlal tidak ada pelayanan jamaah haji. Maka selanjutnya untuk menggairahkan pelayanan jamaah haji Ketua BPPMI meremajakan pengurus KBIH Kostiq Istiqlal dengan Surat Keputusan
Ketua
Badan
Pengurus
Yayasan
Kostiq
Istilal
Nomor:2/SK/KOSTIQ/3/2003 Tentang Penyempumaan Susunan Pengurus KBIH Istiqlal Periode 2003-2006. Pengurus baru yang diketuai oleh Drs. KH. M. Adnan Harahap, dan seketaris Drs. H. Wahidin, mulai menerima jamaah haji pada tahun 2004, yang terdaftar sebanyak 27 orang jamaah. Kegiatan pembekalan kepada jamaah calon haji dengan mengadakan bimbingan dan pelatihan jamaah haji sebelas kali. Teknis
bimbingan mengikuti bimbingan dari Dep. Agama yang selahjutnya dijabarkan dalam kurikulum manasik haji Masjid Istiqlal. Berdasarkan kurikulum tersebut pelaksanaan bimbingan manasik teori, dengan tatap muka diruang VIP kamar 31 Masjid Istiqlal sedangkan praktek manasik di Teras Raksasa dilantai 2. Mulai tahun kedua, penerima jamaah haji untuk pemberangkatan tahun 1426 H, KBIH Kostiq Istiqlal merubah namanya menjadi KBIH Istiqlal, mengingat berdasarkan hasil rapat pengurus Koperasi dan pengurus KBIH Istiqlal tidak berada dibawah koperasi, tetapi merupakan organisasi/ UPT (Unit Pengelola Teknis) BPPMI. Berdasarkan Akta Notaris Elda Munir, SH tanggal 17 Juni 2005 di Istiqlal didinkan Yayasan Bhati Wijayakusuma yang berkedudukan di Masjid Istiqlal. B. Visi, Misi dan Tujuan KBIH Istiqlal Jakarta 1. Visi Terwujudnya KBIH Istiqlal sebagai pusat pembinaan, bimbingan, pendidikan, dan pelatihan manasik haji di Indonesia. 2. Misi Meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji bagi masyarakat serta menjaga kemabruran haji, sehingga dapat terwujud syariat Islam sebagai agama Rahmanatn Lil'alamin.
3. Tujuan a. Membantu jamaah terutama di daerah DKI Jakarta dalam pengurusan keberangkatan jamaah haji, seperti pembukaan rekening, pendaftaran ke Kandepag/kota masing-masing. b. Membantu jamaah untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai proses perjalanan haji dan umroh. c. Melaksanakan bimbingan, pelatihan, dan pendidikan manasik haji dan umroh sesuai dengan syariat Islam.1 C. Program Kerja 1. Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran a. Tahap awal Calon jamaah haji dikenakan biaya bayar di muka sebesar Rp. 20.000.000 b. Tahap akhir Sisa pembayaran (pelunasan biaya keseluruhan) dibayarkan setelah ada pengumuman dari pemerintah (Departemen Agama) ditambah biaya operasional dalam negeri sebesar Rp. 501.000 2. Fasilitas Pelayanan KBIH Istiqlal Jakarta a. Pelayanan Jamaah Haji KBIH Istiqlal melayani jamaah haji sejak mulai pendaftaran jamaah, memberikan bimbingan pelatihan manasik haji sebelas kali di tanah air. Bimbingan di perjalanan menuju tanah suci, dan di tanah suci oleh seorang pembimbing ibadah haji setiap satu rombongan.
Pelayanan Umroh Ketua
BPPMI
penyelenggaraan
mengajukan Perjalanan
permohonan Ibadah
izin
oprasional Umroh
(PPIU) Masjid Istiqlal pada Dirjen Penyelenggaraan Departemen Agama dengan surat nomor 02/II/BWMI/2007 tanggal 22 Pebruari 2007 M/04 Shafar 1428 H, namun tertunda kerena kebijakan menteri agama tidak mengeluarkan izin oprasional yang baru.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Risiko Yang Dihadapai KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 Risiko yang dihadapi KBIH Istiqlal Pada pelaksanaan haji tahun 2008 ada dua yaitu risiko financial dan risiko fisik (non financial). 1. Risiko Finansial a. Pemasukan tidak dapat menutupi b. pengeluaran yang sudah terperinci c. Jamaah tetap sedangkan nilai dollar naik 2. Risiko fisik (non finansial) a. Risiko Fisik Pesawat mengalami keterlambatan Pemondokan tidak sesuai akhirnya jamaah berpencar Pemondokan jauh dari masjidil haram sekitar 8 km Jamaah hilang di masjidil haram pada thawaf ifadha b. Risiko Ibadah Arba’in hanya dilakukan sebanyak 39 rakaat Ibadah sehari-hari kurang maksimal karena penginapan atau hotel yang jauh dari masjidil haram.
B. Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta Di muka sudah dikemukakan berbagai pendapat tentang pengertian, unsurunsur dan fungsi manajemen. Penulis mencoba menghubungkan antara manajemen dengan manajemen risiko pada KBIH Istiqlal: a. Man (manusia) b. Money (uang) c. Material (bahan) d. Method (cara atau alat) e. Machine (mesin) f. Market (pasar) Sedangkan hubungan fungsi-fungsi manajemen (POAC) pada KBIH Istiqlal dengan manajemen risiko adalah: a. Planning (perencanaan) b. Organizina (pengorganisasian) c. Actuating (penggerakan) d. Controlling (pengawasan)
Prose manajemen risiko KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 adalah sebagai berikut: 1.
Identifikasi risiko KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008
2.
Evaluasi risiko KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008
3.
Pengendalian risiko KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008
BAB 5 PENUTUP
A. Kesimpulan Dari keterangan dari bab-bab sebelumnya, dapat penulis simpulkan bahwa: 1. KBIH Istiqlal Jakarta berada dalam naungan BPPMI (Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal), didirikan pada tahun 2000 semata-mata bukan untuk mencari keuntungan (prophid oriented)
tetapi hanyalah untuk
membantu masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji. KBIH Istiqlal didirikan utuk operasional pelayanan jamaah memperoleh izin berdasarkan Keputusan Kepala Kanwil Departemen Agama Prop. DKI Jakarta Nomor WJ/4/HK. 00. 5/2047/2000 tanggal 31 Mei 2000 Tentang Pemberian Izin Operasional KBIH Tahun 2000/2001 yang diberikan izin kepada Koperasi Karyawan dan Jamaah Haji Istiqlal. Dari awal didirikan KBIH Istiqlal mulai aktif memberangkatkan jamaah pada tahun 2003 sampai saat ini. 2. Analisis Manajmen Risiko pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2008 KBIH Istiqlal adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Risiko KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 : Sebelum Pemberangkatan (Tanah Air) dilakukan Pelunasan, Nomor Porsi (jatah berangkat) dan Kesehatan. Sedangkan setelah Di Tanah Suci KBIH Istiqlal harus menempuh jalan seperti: Pembimbing yang kurang tegas,
Pemahaman agama dan manasik,
Keterlambatan pesawat, Hotel/penginapan yang jauh dari Masjidil
Haram, dan Jamaah yang sakit. Risiko yang dihadapi KBIH Istiqlal pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2008, yaitu risiko finansial dan risiko fisik (non finansias) yang terdiri dari risiko teknik dan risiko ibadah. b. Evaluasi Risiko KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008: Sebelum Pemberangkatan yang hams dievaluasi adalah: Dari awal pelunasan telah diprediksi ongkos haji harus sedikit melebihi dari ongkos haji sebelumnya. Artinya, jika terjadi kenaikan nilai dollar setelah pelunasan ongkos haji maka jamaah tidak perlu diminta penambahan biaya. Untuk itu KBIH memberikan penjelasan kepada jamaah agar tabungan dilebihkan dari biaya sebenarnya, Koordinasi dengan Departemen Agama (DEPAG) dari awal sampai pemberangkatan dan Sejak pendaftaran sudah dianjurkan setiap jamaah melakukan chek up (pemeriksaan kesehatan) yang hasilnya diberikan kepada KBIH Istiqlal. Kesehatan yang dimaksud di sini antara lain adalah: usia tua, risti (penyakit-penyakit berat), dan wanita hamil. Setelah di tanah suci: Pembimbing harus berbaur dengan jamaah sehingga tidak terjadi kekauan atau kekeliruan antara pembimbing dan jamaah. Selain itu, pembimbing diharuskan selalu melakukan komunikasi dengan KBIH agar semua kegiatan dapat terpantau dengan baik, Lebih diintensifkan kembali tentang manasik haji, sering bertanya, dan pertemuan rutin bersama pembimbing, karu (ketua regu) dan jamaah, Koordinasi dengan kloter dan pihak penerbangan, serta
memberikan pemahaman kepada jamaah, Penjadwalan ibadah shalat di Masjidil haram dan selalu berkoordinasi dengan pembimbing dan kloter, dan Koordinasi dengan kloter dan dokter melalui pembimbing, serta pemantauan oleh pembimbing. c. Pengendalian Risiko KBIH Istiqlal Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 1) Pengendalian Risiko Fisik/non finansial (Tehnis dan Ibadah) ditempuh
dengan
cara:
Risiko
Dihilangkan
dan
Risiko
Diminimalisir 2) Pengendalian Risiko Finansial : Risiko Ditransfer dan Risiko Ditahan. Dapat disimpulkan bahwa KBIH Istiqlal termasuk ke dalam risk averter yaitu sebutan untuk orang/perusahaan yang enggan terhadap risiko, karena risiko adalah sesuatu yang tidak baik, yeng merugikan, dan tidak memuaskan (disutility). Jika dilihat dari risiko yang dihadapi KBIH Istiqlal mengatasinya dengan cara risk financing trasfer yaitu memindahkan risiko disertai dengan pembiayaan dan risk retention yaitu risiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan tahap manajemen yang dilaksanakan adalah Identifikasi Risiko, Evaluasi Risiko, dan Pengendalian Risiko.
B. Saran 1. KBIH Istiqlal masih kurang dalam promosi sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya KBIH yang terletak di Masjid Istiqlal. 2. Letak kantor yang tidak terlalu strategis karena berada pada lantai dasar Masjid Istiqlal. 3. Belum berani menetapkan target jamaah yang akan dicapai sehingga dari tahun ke tahun jumlah jamaah selalu naik turun.
DAFTAR PUSTAKA
A. Latef Hanan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji. (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), cet ke-2 Petunjuk Tehnik Penyelenggaraan Haji 1424 H/2004 M KH. Nuruddin Shiddiq, Lc. Tuntunan Manasik Haji, (Jakarta: 1993) Drs. Herman Darmawi. Manajemen Risiko, (Jakarta: BUMI AKSARA, 1994), cet ke-2, Ed. 1 Skripsi: Siti Chaerul Bariyyah, Pengaruh Auditor Internal Terhadap Efektivitas Manajemen Risiko Perusahaan. Aakultas Ekonomi dan Sosial UIN JAKARTA, 2007 Drs. M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet. Ke-15 Zaini Muctarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah. (Yogyakarta: Al-Amin, 1996), cet. Ke-1 Fx. Soedjadi, O & M (Organization & Management) Penunjang Proses Manajemen. (Jakarta: PT Gunung Agung, 1995), cet. Ke-8 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta: PT GRASINDO, 2001)