ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Yanuardo Boedi Pangestu*, Rahayu H. Akili*, B. H. Ralph Kairupan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Air bersih yang memenuhi syarat bakteriologis harus bebas dari bakteri patogen. Terdapatnya bakteri koliform dalam air adalah indikator air telah tercemar oleh kotoran manusia atau hewan berdarah panas. Air perpipaan di Desa Lansa merupakan sumber air utama masyarakat, dengan persentase penggunaan sekitar 90%. Sarana air bersih banyak mengalami kerusakan dan kebocoran sehingga pada saat tertentu air di dalam pipa dapat terkontaminasi bakteri patogen. Di Kecamatan Wori diare termasuk dalam 10 penyakit terbanyak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitas bakteriologis air bersih pada sistem air bersih di Desa Lansa Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Pada sistem I: bak penampungan, total koliform 920 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli 48 MPN/100 ml, pipa distribusi primer, total koliform 920 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli 540 MPN/100 ml, pipa distribusi sekunder, total koliform >1600 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli >1600/ 100 ml; Pada sistem II: bak penampungan, total koliform 220 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli 170 MPN/100 ml, pipa distribusi primer, total koliform 920 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli 350 MPN/100 ml, pipa distribusi sekunder, total koliform >1600 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli >1600/ 100 ml; Pada sistem III: bak penampungan, total koliform 1600 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli 1600 MPN/100 ml, pipa distribusi primer, total koliform 1600 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli 1600 MPN/100 ml, pipa distribusi sekunder, total koliform 1600 MPN/100 ml dan keberadaan E.coli 1600/ 100 ml. Terdapat perbedaan jumlah total koliform dan keberadaan E.coli pada sistem distribusi air bersih I dan II. Kata Kunci : Air bersih, perpipaan, koliform, e. coli
ABSTRACT Clean water bacteriological qualified should be free of pathogenic bacteria. The presence of coliform bacteria in water is contamination indicator of human sewage or warm-blooded animals. Lansa village piped water is main water source community, with a percentage about 90%. Clean water facilities was damaged and leakaged so that at a certain moment water in pipes may be contaminated with pathogenic bacteria. In Wori district, diarrhea included in the 10 most prevalent diseases. The purpose of this research is to analyze the bacteriological quality of water in a clean water system in the Lansa village of Wori District of North Minahasa Regency. In system I: tanks, total coliforms 920MPN/100ml and presence of E.coli 48MPN/100ml, pipe primary distribution, total coliforms 920MPN/100ml and presence of E.coli 540MPN/100ml, secondary distribution pipes, total coliforms >1600MPN/100ml and presence of E.coli >1600/100ml; In system II: tanks, total coliforms 220MPN/100ml and presence of E.coli 170MPN/100ml, pipe primary distribution, total coliforms 920MPN/100ml and presence of E.coli 350MPN/10 ml, distribution pipes secondary, total coliforms>1600MPN/100ml and presence of E.coli >1600/100 ml; In system III: tanks, total coliform 1600MPN/100ml and presence of E.coli 1600MPN/100 ml, pipe primary distribution, total coliform 1600MPN/100ml and presence of E.coli 1600MPN/100ml, distribution pipes secondary, total coliform 1600MPN/100ml and presence of E.coli 1600MPN/100ml. There are differences in the number of total coliforms and E.coli in presence of water distribution systems I and II. Keywords : Clean water, piping, coliforms, e. coli
Puskesmas Wori. Terssedianya sanitasi
PENDAHULUAN Air
bersih
yang
memenuhi
syarat
dasar dan air bersih dapat mengurangi
bakteriologis harus bebas dari bakteri
kesakitan dan angka kematian bayi dan
patogen. Terdapatnya bakteri koliform
anak-anak
dalam air adalah indikator bahwa air telah
Achmadi 2013).
(Achmadi
2008
dalam
mengalami kontaminasi terutama oleh
Survei awal yang dilakukan, air
kotoran manusia atau hewan berdarah
perpipaan yang ada di Desa Lansa
panas (Sarudji, 2010). Dilaporkan sekitar
merupakan
400 anak balita meninggal setiap jam di
digunakan oleh 90% dari masyarakat
negara berkembang diakibatkan penyakit
dalam kegiatan sehari – hari. Kegiatan
diare yang ditularkan melalui air. Untuk
tersebut
mencegah terjadinya diare, air minum
memasak, dan juga sebagai bahan baku air
yang dikonsumsi harus bebas dari mikroba
minum. Sarana air bersih ini banyak
patogen (Santoso et al, 2012). Diare
mengalami
merupakan masalah kesehatan masyarakat
sehingga pada saat tertentu air di dalam
di Indonesia, angka morbiditas diare di
pipa dapat terkontaminasi oleh bakteri
Indonesia adalah 423 per 1.000 penduduk.
penyebab penyakit. Sedangkan untuk air
Angka
cenderung
minum isi ulang harganya cukup mahal
mengalami peningkatan (Achmadi 2013).
karena di Desa Lansa sendiri belum
Insiden dan periode prevalens diare untuk
terdapat depot air minum isi ulang, oleh
seluruh kelompok umur di Indonesia
karena itu mayoritas masyarakat tetap
adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Lima
menggunakan air perpipaan walaupun
provinsi dengan insiden maupun periode
keruh dan kotor.
morbiditas
ini
sumber
berupa
air
utama
mandi,
kerusakan
dan
yang
mencuci,
kebocoran
prevalens diare tertinggi adalah Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat,
METODE PENELITIAN
dan Sulawesi Tengah. Insiden diare pada
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kelompok usia balita di Indonesia adalah
deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Desa
10,2 persen. Lima provinsi dengan insiden
Lansa,
diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI
Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara
Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Banten
pada bulan September sampai bulan
(RISKESDAS,
Kecamatan
Desember tahun 2015. Populasi dalam
Wori, diare termasuk dalam 10 penyakit
penelitian ini adalah sistem air bersih
terbanyak
perpipaan yang ada di Desa Lansa.
2013).
menurut
Di
informasi
dari
Kecamatan
Wori,
Kabupaten
Instrumen penelitian dalam penelitian ini
Letak mata air berada di atas jalan ke
adalah
kebun masyarakat, di sektiar mata air
peneliti
beserta
instrumen
tambahan yaitu, alat pengambilan sampel
tidak terdapat perlindungan mata air.
air bersih dan alat dan bahan untuk uji laboratorium. Data
Hasil uji Escherichia coli terhadap sampel air bersih di bak penampungan I,
primer
diperoleh
dari
menunjukan hasil positif dengan jumlah
pengujian kualitas bakteriologis air bersih
perkiraan
di
menunjukan
laboratorium
dengan
metode
48/
penampungan
analisis
bakteri
Data
sekunder
diperoleh dari Pemerintah Desa dan
ml.
bahwa
pengamatan pengambilan sampel dan laboratorium.
100
I
Hasil
ini
pada
terdapat
Escherichia
bak
kontaminasi coli,
yang
menunjukan adanya kontaminasi tinja.
pengelola sarana air bersih setempat
Hasil uji total koliform terhadap
melalui. Data dianalisis menggunakan
sampel air bersih di pipa distribusi I,
syarat air bersih perpipaan dan disajikan
menunjukan bahwa jumlah total koliform
dalam bentuk tabel.
pipa distribusi primer I adalah 920 / 100 ml dan pipa distribusi sekunder I adalah >
HASIL DAN PEMBAHASAN
1600 / 100 ml. Berdasarkan pengamatan
Total
pada pipa distribusi primer I terdapat
Koliform
dan
Keberadaan
Escherichia coli pada Sistem Distribusi
sambungan
Air Bersih I
ditandai dengan adanya tetesan air yang
Hasil uji total koliform terhadap sampel
keluar dari sambungan pipa. Pengamatan
air bersih di bak penampungan I, jumlah
pada pipa distribusi sekunder I terdapat
total koliform adalah 920 / 100 ml. Angka
sambungan pipa yang kurang baik dan
ini jauh di atas batas syarat total koliform
pipa tersebut berada di dekat kandang
perpipaan yakni 10 / 100 ml, sehingga
ternak, dilokasi tersebut ditemukan hewan
dinyatakan
ternak yang bebas berkeliaran.
tidak
memenuhi
syarat
pipa
yang
kurang
baik,
mengacu pada PERMENKES RI No.
Hasil uji bakteri Escherichia coli terhadap
416/MENKES/PER/IX/1990. Berdasarkan
sampel air bersih di pipa distribusi I,
pengamatan jarak antara bak penampung
menunjukan hasil positif dengan jumlah
dengan mata air cukup jauh, sekitar lebih
perkiraan pada pipa distribusi primer I 540
dari 100 meter, dihubungkan dengan pipa
/ 100 ml dan pipa distribusi sekunder I >
pvc tanpa ada percabangan dan tidak
1600 / 100 ml. Angka ini menunjukan
ditemukan kerusakan pada pipa tersebut.
adanya
peningkatan
jumlah
bakteri
Escherichia coli dari bak penampungan I
bahwa
kontaminasi
dari
bakteri
yaitu 48 / 100 ml. Adanya peningkatan
Escherichia coli pada air perpipaan.
pada jumlah bakteri tersebut menunjukan Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Total Koliform Air Bersih Pada Sistem Air No
Lokasi
Bersih Desa Lansa
Total Koliform
Hasil Analisis
1
Bak Penampungan I
920
Tidak Memenuhi Syarat
2
Pipa Distribusi Primer I
920
Tidak Memenuhi Syarat
3
Pipa Distribusi Sekunder I
>1600
Tidak Memenuhi Syarat
4
Bak Penampungan II
220
Tidak Memenuhi Syarat
5
Pipa Distribusi Primer II
920
Tidak Memenuhi Syarat
6
Pipa Distribusi Sekunder II
>1600
Tidak Memenuhi Syarat
7
Bak Penampungan III
1600
Tidak Memenuhi Syarat
8
Pipa Distribusi Primer III
1600
Tidak Memenuhi Syarat
9
Pipa Distribusi Sekunder III
1600
Tidak Memenuhi Syarat
menunjukan hasil positif dengan jumlah Keberadaan
perkiraan 170/ 100 ml. Hasil uji total
Escherichia coli pada Sistem Distribusi
koliform terhadap sampel air bersih di
Air Bersih II
pipa distribusi II, menunjukan bahwa
Hasil uji total koliform terhadap sampel
jumlah total koliform pipa distribusi
air bersih di bak penampungan II, jumlah
primer II adalah 920 / 100 ml dan pipa
total koliform adalah 220
/ 100 ml.
distribusi sekunder II adalah > 1600 / 100
Berdasarkan pengamatan jarak antara bak
ml. Berdasarkan pengamatan terhadap
penampungan dengan mata air sekitar 20
pipa distribusi primer II ditemukan bagian
meter, dihubungkan dengan pipa pvc
pipa yang retak dan bagian tersebut
tanpa ada percabangan. Letak mata air
mengeluarkan air. Pada pipa distribusi
jauh dari jalan ke kebun masyarakat, di
sekunder II ditemukan sambungan dan
sekitar
percabangan pipa yang kurang baik
Total
Koliform
mata
dan
air
tidak
terdapat
perlindungan mata air. Hasil uji Escherichia coli terhadap sampel air bersih di bak penampungan II,
ditandai dengan adanya air yang keluar dari pipa, dan ditemukan sambungan pipa yang terendam di air kotor.
Hasil uji bakteri Escherichia coli
dengan
jumlah
perkiraan
pada
pipa
terhadap sampel air bersih di pipa
distribusi primer II 350 / 100 ml dan pipa
distribusi II, menunjukan hasil positif
distribusi sekunder II > 1600 / 100 ml.
Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Keberadaan Escherichia coli Pada Sistem Air Bersih Desa Lansa No
Lokasi
E. coli
Keterangan
1
Bak Penampungan I
48
Terdapat E. coli
2
Pipa Distribusi Primer I
540
Terdapat E. coli
3
Pipa Distribusi Sekunder I
>1600
Terdapat E. coli
4
Bak Penampungan II
170
Terdapat E. coli
5
Pipa Distribusi Primer II
350
Terdapat E. coli
6
Pipa Distribusi Sekunder II
>1600
Terdapat E. coli
7
Bak Penampungan III
1600
Terdapat E. coli
8
Pipa Distribusi Primer III
1600
Terdapat E. coli
9
Pipa Distribusi Sekunder III
1600
Terdapat E. coli
kemudian masuk ke dalam pipa yang Keberadaan
menuju bak penampungan. Tidak terdapat
Escherichia coli pada Sistem Distribusi
perlindungan mata air di sekitar sumber
Air Bersih III
mata air.
Total
Koliform
dan
Hasil uji total koliform terhadap sampel
Hasil uji Escherichia coli terhadap
air bersih di bak penampungan III, jumlah
sampel air bersih di bak penampungan III,
total koliform adalah 1600
menunjukan hasil positif dengan jumlah
/ 100 ml.
Berdasarkan pengamatan jarak antara bak
perkiraan 1600/ 100 ml.
penampungan dengan mata air sekitar 30
Hasil uji total koliform terhadap
meter, dihubungkan dengan pipa pvc
sampel air bersih di pipa distribusi III,
tanpa ada percabangan. Terdapat 5 titik
menunjukan bahwa jumlah total koliform
mata air yang berdekatan yang kemudian
pipa distribusi primer III adalah 1600 /
mengalir sepanjang kurang lebih 5 meter
100 ml dan pipa distribusi sekunder III
adalah 1600 / 100 ml. Berdasarkan
dengan pipa sehingga resiko kebocoran
pengamatan
dan
terhadap
kondisi
pipa
distribusi primer III, ditemukan air yang keluar dari pipa pada sambungan pipa. Pada
pipa
distribusi
sekunder
III
terjadinya
kontaminasi
dengan
lingkungan diluar pipa sangat tinggi. Pada ditemukan
beberapa
bagian
pipa
sambungan
pipa
atau
ditemukan sambungan dan percabangan
percabangan pipa yang terendam oleh air
pipa yang kurang baik ditandai dengan
kotor. Berdasarkan pengamatan di lokasi
adanya air yang keluar dari sambungan
penelitian banyak hewan ternak maupun
pipa. Menurut Suradji (2010) kondisi air
peliharaan
perpipaan dapat mempengaruhi kualitas
bebas, sehingga dilokasi penelitian sangat
air bersih pada perpipan.
mudah ditemukan kotoran hewan. Hal ini
lainnya
dibiarkan
berjalan
Hasil uji bakteri Escherichia coli
memperkuat resiko terjadinya pencemaran
terhadap sampel air bersih di pipa
oleh bakteri koliform pada air bersih.
distribusi III, menunjukan hasil positif
Sesuai pengamatan, tidak ada pengelolaan
dengan
pipa
khusus air yang berasal dari mata air
distribusi III 1600 / 100 ml dan pipa
langsung dialirkan menggunakan pipa dan
distribusi sekunder III 1600 / 100 ml.
ditampung di bak penampungan lalu
Angka ini menunjukan jumlah bakteri
didistribusikan ke masyarakat. Letak mata
Escherichia coli dari bak penampungan III
air dan bak penampungan mata air sangat
sampai pipa distribusi sekunder III relatif
mudah dijangkau oleh masyarakat, karena
sama yaitu 1600 / 100 ml. Tidak adanya
berada di samping jalan setapak untuk
peningkatan yang signifikan pada jumlah
pergi ke perkebunan.
bakteri
jumlah
perkiraan
tersebut
pada
menunjukan
bahwa
Khusus pada bak penampungan
kontaminasi dari bakteri Escherichia coli
mata air III hasil penelitian menunjukan
pada sumber air bersih.
kualitas bakteriologis air bersih sangat
Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi
perpipaan,
resiko
buruk. Sesuai pengamatan di lokasi mata
terjadinya
air dan bak penampungan III, sumber
pencemaran sesuai penjelasan sebelumnya
mata air lebih dari satu dan air yang keluar
adalah sangat tinggi, hal ini disebabkan
dari mata air dibiarkan mengalir sekitar 5-
pendistribusian air yang menggunakan
7 meter lalu ditangkap menggunakan pipa
pipa ini mengikuti jalur selokan. Jaringan
yang kemudian ditampung pada bak
pipa juga terlihat tidak tertata rapih dan
penampungan. Aliran yang membentuk
banyak sambungan yang kurang sesuai
sungai sangat kecil ini sering digunakan
warga untuk mengambil air maupun kepentingan
lainnya.
Hal
ini
meningkatkan resiko buruknya kualitas bakteriologis
air
bersih
pada
bak
penampungan mata air III.
a. Pada bak penampungan, total koliform 1600 MPN/100 ml dan keberadaan Escherichia coli 1600 MPN/100 ml. b. Pada pipa distribusi primer, total koliform 1600 MPN/100 ml dan keberadaan
Escherichia coli
1600
MPN/100 ml.
KESIMPULAN
c. Pada pipa distribusi sekunder, total 1. Pada sistem distribusi air bersih I:
koliform 1600 MPN/100 ml dan
a. Pada bak penampungan, total koliform 920 MPN/100 ml dan keberadaan Escherichia coli 48 MPN/100 ml.
920
keberadaan
MPN/100
Escherichia
ml. 4. Terdapat
b. Pada pipa distribusi primer, total koliform
keberadaan Escherichia coli 1600/ 100
ml
dan
coli
540
MPN/100 ml.
perbedaan
jumlah
total
koliform dan keberadaan Escherichia coli pada sistem distribusi air bersih I dan II. Pada sistem distribusi III hasil analisis menunjukan jumlah yang sama
c. Pada pipa distribusi sekunder, total koliform >1600 MPN/100 ml dan keberadaan Escherichia coli >1600/ 100 ml.
yaitu 1600 MPN/100 ml di bak penampungan primer
air,
maupun
pipa pipa
distribusi distribusi
sekunder.
2. Pada sistem distribusi air bersih II: a. Pada bak penampungan, total koliform 220 MPN/100 ml dan keberadaan Escherichia coli 170 MPN/100 ml.
1. Air harus direbus hingga mendidih dan
b. Pada pipa distribusi primer, total koliform
920
keberadaan
MPN/100
Escherichia
SARAN
ml
dan
coli
350
MPN/100 ml. c. Pada pipa distribusi sekunder, total koliform >1600 MPN/100 ml dan
dibiarkan mendidih selama 5- 10 menit untuk digunakan sebagai air minum. 2. Memperbaiki
pipa
yang
bocor karena sambungan yang buruk maupun pipa yang sudah retak. 3. Melakukan pembersihan (purifikasi)
keberadaan Escherichia coli >1600/
pada
100 ml.
menggunakan klorin.
3. Pada sistem distribusi air bersih III:
distribusi
sistem
air
bersih,
minimal
4. Melakukan pemeriksaan kualitas air secara rutin, sebaiknya membentuk kelompok khusus untuk mengelola penyediaan air bersih untuk Desa. 5. Melengkapi data epidemiologis di desa agar memudahkan proses pengambilan keputusan
untuk
perencanaan
intervensi kesehatan maupun penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA Achmadi U. 2013. Dasar-dasar Penyakit Berbasis
Lingkungan.
Jakarta:
Rajawali Pers Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta:
Badan
Penelitan
dan Pengembangan
Kesehatan Menteri Kesehatan RI. 1990. syarat
dan
Kualitas
Syarat-
Pengawasan
Air. PERMENKES
NO.416/MEN.KES/PER/IX/1990 Santoso
B.N., Hardinsya, Siregar P., Pardede S. Kesehatan.
O. 2012. Air Bagi Jakarta:
Centra
Communications Sarudji
H.
D.
2010.
Kesehatan
Lingkungan. Bandung: CV. Karya Putra Darwati