ANALISIS KOMPONEN KONSEP DIRI TERHADAP KESIAPAN BEKERJA PADA MAHASISWA ANGKATAN X FKIK UNSOED MENJELANG AKHIR MASA PROFESI NERS
SKRIPSI
Oleh TAUFIK HIDAYAT G1D008097
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2014
LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS KOMPONEN KONSEP DIRI TERHADAP KESIAPAN BEKERJA PADA MAHASISWA ANGKATAN X FKIK UNSOED MENJELANG AKHIR MASA PROFESI NERS
Oleh: Taufik Hidayat G1D008097
Untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto SKRIPSI Telah dipertahankan dihadapan penguji pada tanggal 3 Desember 2013
Penguji I, Ridlwan Kamalludin, S.Kep., Ns. M. Kep NIP 19820226 2006041 001
(.............................................)
Pembimbing I, Wahyu Ekowati, S.Kep., Ns. M. Kep. Sp. J NIP 19760427 2005012 001
(.............................................)
Pembimbing II, Tulus Setiono, S.Kep., Ns. MPH NIP 19750219 1996031 002
(.............................................)
Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
Dr. Warsinah, M.Si. Apt NIP. 195810011 987022 001
ii
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan atau kesarjanaan lain di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Purwokerto, .... Januari 2014
Taufik Hidayat G1D008097
iii
PERSEMBAHAN Allah SWT yang mengatur dan memiliki hidupku, dan semua rasa yang Engkau karuniakan kepadaku, begitu indahnya skenario-MU. Bapak H. Tarya dan Ibu Hj. Oyoh yang menyayangi dan selalu mendo’akanku, tak kenal lelah bekerja keras untukku, mencukupi kebutuhanku, dan menjadi penyemangatku. Hj. Nunung Nurhayati dan H. Ahmad Yamin kakakku yang selalu mendo’akanku, terima kasih sudah menyemangatiku. Sahabat angkatan A2 2008 jurusan Keperawatan (Agus F, Ahmad Hasan, Laely F, Terra A, Ahwal Yanuar, Noor Triwidodo, Putri S, Dwi Ikhsan, Sri R, Teddy F, Wahyu Teten, Oktriani, Ikhsan I, Opi S, dll) Banyak cerita yang telah kulalui, apapun yang terjadi kuharap kita masih keluarga. Sahabat NWW (Herra, Terra, Dodo, Teten, Laely F, Dwi Ikhsan, Ahwal Yanuar, Ikhsan, Aldi M, Putri S) selalu membantu dan memberi semangat serta telah memberikan pengalaman dan petulangan yang seru dan akan selalu terkenang. Sahabat kosan ( Ikhsan, Wanto R, Toge, Aa komara, Riki Paujan, A Galih Ginanjar, Mikail,) selalu bersama dan selalu ada susah maupun senang. Terimakasih sebesar-besarnya untuk Ibu Wahyu Ekowati dan Bapak Tulus Setiono yang sudah membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini. _Terimakasih Almamaterku_
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Nama
: Taufik Hidayat
b. NIM
: G1D008097
c. Alamat
: Patakaharja Rt/Rw 06/02 Kec. Rancah Kab. Ciamis Jawa Barat 46387
d. Jenis kelamin
: Laki-laki
e. Tempat, Tanggal Lahir
: Ciamis, 17 Desember
f. Email
:
[email protected]
g. Riwayat Pendidikan
: 1996 – 2002 SD Negeri Dadiharja V 2002 – 2005 SMP Negeri 1 Rancah 2005 – 2008 SMA Negeri 2 Ciamis 2008 – sekarang Unsoed Purwokerto
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners tanpa halangan yang berarti. Penulis menyadari bahwa terselesainya hasil penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagi pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Dr. Warsinah., M.Si.,Apt., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
2.
Dr. Saryono, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
3.
Ridlwan Kamaluddin, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Penguji yang telah memberikan petunjuk dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Wahyu Ekowati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.J, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan meluangkan waktu selama penulisan skripsi ini.
5.
Tulus Setiono, S.Kep.,Ns.,MPH, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan meluangkan waktu selama penulisan skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta, atas dorongan dan do’a dalam penyusunan skripsi ini. 7. Sahabat dan teman-teman semua yang telah membantu dalam penyusunan skripsi, terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.
vi
8.
Segenap dosen dan karyawan tata usaha Jurusan Keperawatan yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan moral maupun material dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, walaupun demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan mendapat ridho dari Alloh SWT.
Purwokerto, .... Januari 2014
Penulis
vii
ANALISIS KOMPONEN KONSEP DIRI TERHADAP KESIAPAN BEKERJA PADA MAHASISWA ANGKATAN X FKIK UNSOED MENJELANG AKHIR MASA PROFESI NERS Taufik Hidayat1, Wahyu Ekowati2, Tulus Setiono3 ABSTRAK Latar belakang: Mahasiswa profesi menjelang akhir profesi sering mengalami kebingungan pada saat memikirkan kesiapan diri mereka untuk bekerja, apakah akan bekerja di Rumah sakit atau non Rumah sakit. Salah satu dari faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja adalah konsep diri. Tujuan: Penelitian bertujuan menganalisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Metode: Penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan crosssectional dengan responden 64 orang. Populasi penelitian adalah mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Teknik pengambilan sampel menggunakan rancangan Non Probability Sampling dengan desain total sampling. Analisis statistik Chi-Square dan uji regresi logistic. Hasil: Hasil uji statistik terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor harga diri dan faktor identitas diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners dengan nilai p = 0,033 dan p = 0,054 (α<0,05), tidak ada pengaruh faktor gambaran diri, ideal diri dan peran terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners dengan nilai p= 0,123; p= 0,430; dan p= 1,000 (α<0,05). Hasil uji regresi logistic membuktikan bahwa faktor harga diri memiliki nilai significan terbesar dalam mempengaruhi kesiapan bekerja, dengan nilai Exp B= 10,580 artinya faktor harga diri mempunyai peluang 10,5 kali lebih besar dalam mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Kesimpulan: Faktor paling dominan yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners adalah faktor harga diri.
Kata Kunci Pustaka
1) 2) 3)
: Harga diri, Kesiapan bekerja, Mahasiswa : 44 (1980-2011)
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Dosen Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Perawat RSUD Banyumas
viii
COMPONENT ANALYSIS OF SELF-CONCEPT TO STUDENTS IN READINESS TO WORK GENERATION X FKIK UNSOED APPROACHING THE END OF THE PROFESSION NURSES Taufik Hidayat1, Wahyu Ekowati2, Tulus Setiono3 ABSTRACT Background: Students of profession towards the end of the profession often experience confusion when thinking about their preparedness to work, whether it will work in non-hospital or hospital. One of the factors that influence the readiness to work is the concept of self. Purpose: The research aims to analyze the components of self-concept to readiness to work on the student of class X FKIK Unsoed towards the end of the professional nurse. Method: Using quantitative research design with cross-sectional with 64 respondents. The study population was the student of class X FKIK Unsoed towards the end of the professional nurse. The sampling technique using NonProbability Sampling design with a total sampling design. Chi-square and logistic regression statistical analysis. Result: The statistical test results show that there is significant relationship between the factors of self-esteem and self-identity factors on student readiness work on class X FKIK Unsoed towards the end of the professional nurses with p = 0.033 and p = 0.054 (α <0.05), there is no effect of self-image factor, ideal self and the role of the student's readiness to work on the class X FKIK Unsoed towards the end of the professional nurses with a value of p = 0.123, p = 0.430, and p = 1.000 (α <0.05). Logistic regression test results prove that the factor of self-esteem have a greatest significan value in influencing the work readiness, with a value of B = 10.580 it means self-esteem factor have 10.5 times greater chance of influencing the readiness to work on the student of class X FKIK Unsoed towards the end of the profession nurse. Conclusion: The most dominant factor affecting readiness of work on student of class X FKIK Unsoed towards the end of the profession of nurses is a factor of self-esteem.
Keyword Reference
: Self-esteem, Job readiness, Student : 44 (1980-2011)
1) The student of Nursing Department of Jenderal Soedirman University 2) Staff of Nursing Department of Jenderal Soedirman University 3) Nurse of RSUD Banyumas
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i PERSETUJUAN PENGESAHAN ................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v PRAKATA ....................................................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv BAB I.
PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian .................................................................... 7
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11 A. Landasan Teori ........................................................................ 11
x
B. Kerangka Teori........................................................................ 43 C. Kerangka Konsep .................................................................... 43 D. Hipotesis.................................................................................. 44 BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 45 A. Desain Penelitian ..................................................................... 45 B. Populasi dan Sampel ............................................................... 46 C. Variabel Penelitian ................................................................. 47 D. Definisi Operasional................................................................ 47 E. Instrumen Penelitian................................................................ 49 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................... 49 G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 52 H. Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................ 55 I. Etika Penelitian ....................................................................... 59 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 60 A. Hasil Penelitian.........................................................................60 B. Pembahasan..............................................................................68 C. Keterbatasan Penelitian............................................................77 BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 78 A. Kesimpulan...............................................................................78 B. Saran.........................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian...........................................................48 Tabel 4.1 Distribusi frekeunsi responden berdasarkan usia.................................61 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin..................61 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan minat bekerja.................62 Tabel 4.4 Hasil uji gambaran diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners......................................................63 Tabel 4.5 Hasil uji identitas diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners......................................................63 Tabel 4.6 Hasil uji ideal diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners......................................................64 Tabel 4.7 Hasil uji peran sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners......................................................65 Tabel 4.8 Hasil uji harga diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners......................................................66 Tabel 4.9 Hasil analisis multivariat regresi logistik antara factor harga diri dan identitas diri yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners........................................................................67
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori.......................................................................43 Gambar 2.2 Kerangka Konsep...................................................................43
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 2 : Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 3 : Lembar kuesioner Lampiran 4 : Lembar validitas kuesioner Lampiran 5 : Lembar hasil analisis data Lampiran 6 : Surat ijin penelitian Lampiran 7 : Lembar konsultasi skripsi
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Stuart dan Sundeen (dalam Keliat, 1992) konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hurlock (1999) konsep diri ialah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri, yang berkaitan dengan karakteristik fisik, psikologis, sosial dan emosional, aspirasi serta prestasi. Konsep diri ini merupakan bayangan cermin, yang ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan orang lain dan reaksi orang lain terhadapnya. Konsep diri merupakan hal yang penting artinya dalam kehidupan seseorang, karena konsep diri menentukan bagaimana seseorang bertindak dalam berbagai situasi. Konsep diri merupakan keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya (Susanty, 2002). Konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang mempengaruhi kemampuan berfikir dan mempunyai pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang. Konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain. Konsep diri ada yang sifatnya 1
2
positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya bahwa individu yang memiliki konsep diri yang positif, akan mengembangkan sifat-sifat percaya diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistis, dapat menilai hubungan orang lain secara tepat sehingga menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang baik (Wahyuni, 2007). Konsep diri yang dikembangkan seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku. Mahasiswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan memandang dunia kerja sebagai salah satu masalah yang harus dihadapi, maka perilakunya akan menunjukkan percaya diri dan optimisme yang tinggi, dengan demikian sikap yang dikembangkan adalah sikap positif yang pada akhirnya akan menimbulkan kesiapan terhadap dunia pekerjaan. Mahasiswa semester akhir sering mengalami kebingungan pada saat mereka akan lulus, bingung memikirkan dan menentukan kira-kira langkah apa yang harus dilakukan. Misalnya saja seperti bekerja, melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, ataupun menikah. Orang tua beranggapan bahwa semakin tinggi level pendidikan yang dimiliki oleh anak-anak mereka, maka semakin terjamin masa depan anaknya. Tidak sedikit dari mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya dituntut untuk dapat meringankan ekonomi keluarga
yakni
3
dengan bekerja. Namun di sisi lain, mencari pekerjaan bukan suatu hal yang mudah, para mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya harus bersaing dengan banyak sarjana lain yang lebih dulu lulus dan belum bekerja atau masih menganggur. Perguruan tinggi dianggap sebagai produsen
penganggur,
bukan
menghasilkan
sarjana
yang
bisa
menyediakan lapangan kerja (Susanty, 2011). Program profesi merupakan proses transformasi mahasiswa menjadi seorang perawat professional. Peserta didik dengan perilaku awal sebagai mahasiswa keperawatan, setelah menjalani program profesi ia akan memiliki perilaku sebagai perawat. Saat fase profesi ini, peserta didik mendapat kesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat dalam masyarakat keperawatan dan lingkungan pelayanan/asuhan keperawatan. Melalui pendidikan program profesi diharapkan dapat terbentuk kemampuan
akademik
dan
professional
serta
kemampuan
mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan
professional
dan
dapat
bersosialisasi
dengan
peran
profesionalnya. Oleh karena itu diperlukan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan fasilitas belajar serta komunitas profesional yang kondusif, baik dirumah sakit, pendidikan maupun di komunitas (Gaffar, 1999).
4
Mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed saat ini tengah menjalani profesi ners yang menurut kalender edukatif akan berakhir pada bulan Agustus 2013. Studi pendahuluan yang dilakukan mendapatkan data bahwa mahasiswa profesi ners angkatan X mengungkapkan masih bimbangnya
dalam
menghadapi
dunia
kerja.
Mahasiswa
juga
mengungkapkan masih bimbang apakah akan siap bekerja di RS sesuai dengan bidang keahliannya atau tidak. Konsep diri yang baik sangat dibutuhkan mahasiswa angkatan X profesi ners menjelang akhir masa profesi dalam menghadapi dunia kerja. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK menjelang akhir masa profesi ners.
B. Perumusan Masalah Penelitian Mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir profesi sering mengalami kebingungan pada saat memikirkan dan menentukan kira-kira langkah apa yang harus dilakukan. Misalnya dalam menentukan pekerjaan, apakah akan bekerja di Rumah sakit atau non Rumah sakit, seperti di pendidikan ataupun melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Mahasiswa yang memiliki konsep diri yang positif, akan mampu menghadapi tuntutan dari dalam diri maupun luar diri. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki konsep diri negatif, kurang mempunyai
5
keyakinan diri, merasa kurang yakin dengan keputusannya sendiri, dan cenderung mengandalkan opini
dari orang lain dalam memutuskan
sesuatu. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden, yaitu, umur, jenis kelamin, dan minat bekerja. b. Untuk mengetahui hubungan faktor gambaran diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. c. Untuk mengetahui hubungan faktor identitas diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. d. Untuk mengetahui hubungan faktor ideal diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed.
6
e. Untuk mengetahui hubungan faktor peran terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. f. Untuk mengetahui hubungan faktor harga diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. g. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa Hasil penelitian dapat memberikan dorongan dan masukan mahasiswa untuk lebih atau memahami arti penting konsep diri agar mahasiswa mempunyai kesiapan dalam menghadapi dunia kerja. 2. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi institusi pendidikan keperawatan, bahwa konsep diri pada mahasiswa perlu diperhatikan dalam proses belajar. 3. Bagi penelitian selanjutntya Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah referensi yang berguna untuk peneliti lebih lanjut khususnya tentang konsep diri.
7
E. Keaslian Penelitian Sejauh peneliti ketahui dan berdasarkan telaah pustaka, belum pernah dilakukan penelitian mengenai “Analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners”. Namun ada penelitan yang hampir serupa dengan judul: 1. Winda Setyowati (2012) Hubungan antara konsep diri dengan kematangan karier siswa kelas X SMK T & I Kristen Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan di SMK T & I Kristen Salatiga, dengan populasi seluruh siswa kelas X yang berjumlah 136 orang siswa dan sekaligus merupakan sampel total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara konsep diri dengan kematangan karier siswa kelas X SMK T & I Kristen Salatiga. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala konsep diri (TSCS) disusun oleh Fitts tahun 1965 dan inventory kematangan karier (CMI) di susun oleh Crites tahun 1981. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi kendall‟ s tau_b dengan menggunakan program SPSS for windows release 17.0. Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kematangan karier siswa kelas X SMK T & I Kristen Salatiga dengan koefisien korelasi rxy = 0,050 dengan p = 0,414 > 0,05. Artinya jika skor konsep diri siswa meningkat tidak dapat dipastikan ada peningkatan skor ataupun
8
penurunan skor kematangan karier. Dengan demikian tujuan penelitian dapat dicapai. 2. Naam Sahputra (2009) Hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Desember 2008 di PSIK FK USU Medan. Sampel penelitian ini sebanyak 50 orang. Teknik penentuan jumlah sampel dengan dengan metode total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner konsep diri. Kuesioner konsep diri terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri. Alat ukur prestasi akademik dilihat dari nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa pada semester II, data indeks prestasi kumulatif diambil dibagian pendidikan PSIK FK USU Medan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki konsep diri yang positif sebesar (n= 43; 86%). Analisa data menggunakan uji korelasi pearson menunjukkan hasil bahwa antara konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa terdapat hubungan yang bermakna dengan r=0,384 dan p=0,006. Sehingga hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak.
9
3. Erna Widyawati (2009) Analisis pengaruh konsep diri terhadap motivasi
belajar
mahasiswa.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menganalisis pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajar mahasiswa. Analisis data menggunakan skala likert, analisis deskriptif, uji validitasdan reliabilitas, regresi linier sederhana, uji f, uji t, dan analisis diskriminan. Berdasarkan analisis yang dilakukan dinyatakan bahwa konsep diri dan motivasi belajar signifikan. Uji validitas dan reliabilitas didapatkan bahwa konsep diri memiliki nilai koefisien sebesar 0,7614 dan variabel motivasi 0,6466 sudah dikatakan valid dan reliabel karena beradadiatas 0,5 dan dinyatakan adanya hubungan yang erat antar variabel. Analisis regresi sederhana menyatakan bahwa secara keseluruhan pada uji F dan uji T variabel dinyatakan signifikan. Maka berdasarkan kondisi demikian terjadi peningkatan pada konsep diri mahasiswa. Hasil analisis diskriminan sebesar 63,6% berada diatas 50% menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang tinggi antara kossep diri dan motivasi belajar mahasiswa. 4. Nandy Shinta Kumala Sari (2009) Hubungan antara konsep diri dengan disiplin kerja karyawan pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah menguji secara empirik Hubungan antara konsep diri dengan disiplin kerja Karyawan pada Badan Pertanahan nasional (BPN) kota Surakarta. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan positif antara konsep diri
10
dengan disiplin kerja pada karyawan. Dimana aspek disiplin kerja meliputi : kehadiran, waktu kerja, kepatuhan terhadap perintah, produktivitas kerja, kepatuhan terhadap peraturan, menyelesaikan pekerjaan dengan semangat kerja yang baik. Sedangkan aspek konsep diri meliputi : aspek diri fisik, aspek diri pribadi, aspek diri moral, aspek diri sosial. Subyek dalam penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) kota Surakarta. Skala yang digunakan yaitu skala disiplin kerja dan skala konsep diri. Metode analisa data yang digunakan yaitu Product Moment. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil r = 0,559 (p<0.01) yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan disiplin kerja pada karyawan, sehingga hipotesis penelitian diterima.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Konsep Diri a. Pengertian konsep diri Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Individu dengan konsep diri positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan sosial yang maladaptif (Keliat, 1992). Burns (1993) mendefinisikan konsep diri sebagai perasaan, pandangan, dan penilaian individu mengenai dirinya yang didapat dari hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Hurlock (1999) konsep diri adalah pandangan individu mengenai dirinya. Konsep diri terdiri dari dua komponen, yaitu konsep diri sebenarnya (real self) yang merupakan gambaran mengenai diri, dan konsep diri ideal (ideal self) yang merupakan gambaran individu mengenai kepribadian yang diinginkan. 11
12
Konsep diri menurut Calhoun dan Accocella (1990) adalah pandangan mengenai diri sendiri. Pandangan mengenai diri sendiri tersebut merupakan suatu proses mental yang memiliki tiga dimensi, yaitu pengetahuan, pengharapan, dan penilaian mengenai diri sendiri. Pengetahuan individu mengenai diri dan gambarannya berarti bahwa dalam aspek kognitif individu yang bersangkutan terdapat informasi mengenai keadaan dirinya, seperti nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa. Dimensi yang kedua adalah harapan individu di masa mendatang. Dimensi ini juga disebut dengan diri ideal, yaitu kekuatan yang mendorong individu untuk menuju ke masa depan. Dimensi yang terakhir, penilaian terhadap diri sendiri, merupakan perbandingan antara pengharapan diri dengan standar diri yang akan menghasilkan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari (Hendrianti, 2006).
13
b. Perkembangan konsep diri Perkembangan konsep diri merupakan suatu proses yang terus berlanjut di sepanjang kehidupan manusia. Persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat individu dilahirkan, melainkan berkembang secara bertahap seiring dengan munculnya kemampuan
perseptif.
Selama
periode
awal
kehidupan,
perkembangan konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi mengenai diri sendiri. Lalu seiring dengan bertambahnya usia, pandangan mengenai diri sendiri ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain (Malcolm & Steve, 1988). Calhoun & Acocella (1995), menjelaskan bahwa konsep diri berkembang dalam dua tahap. Tahap pertama, melalui internalisasi sikap orang lain terhadap kita, kedua melalui internalisasi norma masyarakat. Dengan kata lain, konsep diri merupakan hasil belajar melalui hubungan individu dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan istilah istilah “looking glass self” yang dikemukakan oleh Cooley (dalam Baumeister, 1999) yaitu ketika individu
memandang
dirinya
berdasarkan
pandangan orang lain terhadap dirinya.
interpretasi
dari
14
c. Faktor yang mempengaruhi konsep diri Malcolm & Steve (1988) menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang sangat berkaitan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri, yakni: 1) Reaksi dari orang lain Orang lain
yang sangat berarti bagi sebagian
besar
anak-anak adalah orang tua. Seorang anak sangat dipengaruhi oleh pandangan orang tuanya sendiri terhadap dirinya sebagai seorang yang pandai, nakal, gemuk, kuat, dan sebagainya. 2) Perbandingan dengan orang lain Konsep diri sangat bergantung kepada cara bagaimana seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain. Orangorang dewasa pada umumnya membuat perbandingan antara kakak dengan adik. Rata-rata seorang anak akan menganggap dirinya sebagai seorang yang kurang pandai karena secara terus menerus membandingkan darinya dengan salah seorang saudaranya yang lebih pandai. Jadi bagian-bagian dari konsep diri dapat berubah cukup cepat di dalam suasana sosial. 3) Peranan seseorang Setiap manusia memiliki peran yang berbeda-beda. Setiap peran tersebut manusia diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu. Misalnya, seorang dokter diharapkan
dapat
membedakan
kemampuannya
sebagai
15
seorang dokter dan sebagai seorang suami. Jadi harapanharapan dan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan peran yang berbeda mungkin berpengaruh terhadap konsep diri orang lain. 4) Identifikasi terhadap orang lain Perubahan yang terjadi dalam konsep diri biasanya tidak bertahan lama, dapat terjadi sesudah anak melihat sebuah film yang sangat dramatis yang menimbulkan identifikasi terhadap seorang pahlawan. Namun identifikasi ini segera menghilang sesudah kenyataan menegaskan kembali pengidentifikasian ini. Proses identifikasi ini mungkin merupakan penjelasan bagi temuan Coopersmith (dalam Malcolm, 1988), bahwa anakanak yang mempunyai harga diri yang tinggi biasanya memiliki orang tua dengan harga diri yang tinggi juga. d. Jenis konsep diri Calhoun & Acoccela (1990) dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. 1) Konsep diri positif Konsep diri positif lebih kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggan yang besar tentang diri. Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang
16
dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang mempunyai kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan. Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan dan kekurangan, evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu merancang tujuantujuan yang sesuai dengan realitas. 2) Konsep diri negatif Calhoun & Acoccela (1990) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu: 1) Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya. 2) Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara
17
yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat. e. Dimensi dalam konsep diri William Howard Fitts (dalam hendrianti 2006), membagi konsep diri dalam dua dimensi pokok, yaitu sebagai Berikut : 1) Dimensi internal Dimensi internal atau yang disebut kerangka acuan internal (internal frame of reference) adalah penilaian yang individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia didalam dirinya. Dimensi internal ini terdiri dari tiga bentuk: a) Diri identitas (identity self) Merupakan aspek paling mendasar pada konsep diri dan mengacu pada pertanyaan, “Siapakah saya?” dalam pertanyaan tersebut mencakup label-label dan simbolsimbol yang diberikan pada diri oleh individu-individu yang bersangkutan untuk menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya. b) Diri pelaku (behavior self) Merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya, yang berisikan segala kesadaran mengenai “apa yang dilakukan oleh diri”. Selain itu bagian ini berkaitan erat
18
dengan
diri
identitas.
Diri
yang
adekuat
akan
menunjukkan adanya keserasian antara diri identitas dengan diri pelakunya, sehingga ia dapat mengenali dan menerima, baik diri sebagai identitas maupun diri sebagai pelaku. c) Diri penerimaan (judging self) Berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan evaluator.
Kedudukanya
adalah
sebagai
perantara
(mediator) antara diri identitas dan diri pelaku. 2) Dimensi eksternal Pada dimensi melalui
eksternal,
individu
menilai dirinya
hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang
dianutnya, serta hal-hal lain di luar dirinya. Dimensi ini merupakan suatu hal yang luas. Namun, dimensi eksternal ini yang bersifat umum bagi semua orang, dan dibedakan atas lima bentuk, yaitu: a) Diri fisik (physical self) Pandangan
seseorang
terhadap
fisik,
kesehatan,
penampilan diri dan gerak motoriknya. Dalam hal
ini
terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampailan dirinya
(cantik, jelek, menarik, tidak
menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus).
19
b) Diri keluarga (family self) pandangan dan penilaian seseoran dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu keluarga. c) Diri pribadi (personal self) Diri pribadi merupakan perasaan dan persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat. d) Diri moral etik (moral-ethical self) persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk.
20
e) Diri sosial (social self) Bagian ini merupakan penilaian seseorang terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya. f. Komponen konsep diri Menurut Stuart & Sundeen (dalam Keliat, 1992), konsep diri terdiri dari 5 komponen yang tidak terpisahkan, yaitu : 1) Gambaran diri Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Keliat, 1992). Hal ini berkaitan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan
yang realistik terhadap diri,
menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses di dalam kehidupan. Persepsi
dan
pengalaman
individu
dapat
merubah gambaran diri secara dinamis (Stuart dan Sundeen, 1998).
21
Gambaran diri dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pubertas dan penuaan terlihat jelas terhadap citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek konsep diri yang lain. Selain itu, citra diri juga dipengaruhi oleh nilai sosial budaya. Budaya dan masyarakat menentukan norma-norma yang
diterima
luas
mengenai
citra
diri
dan
dapat
mempengaruhi sikap seseorang, misalnya berat tubuh yang ideal, warna kulit, tindik tubuh serta tato dan sebagainya (Hurlock, 1999). Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukkan tanda dan gejala seperti: a) Syok psikologis Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan. b) Menarik diri Individu menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan tetapi karena tidak mungkin maka individu akan lari atau menghindar secara emosional. c) Penerimaan atau pengakuan secara bertahap Setelah individu sadar akan kenyataan, maka respon kehilangan atau berduka muncul setelah fase ini individu
22
mulai melakukan realisasi dengan gambaran diri yang baru (Stuart dan Sundeen, 1998). Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang adaptif, jika tampak tanda dan gejala berikut secara menetap maka respon individu dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu: menolak untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, tidak dapat menerima perubahan-perubahan struktur dan fungsi tubuh, mengurangi kontak sosial sehingga individu menarik diri, perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusan, mengungkapkan ketakutan ditolak, dipersonalisasi dan menolak penjelasan tentang perubahan tubuh. 2) Identitas diri Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang yang memiliki perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Perasaan berharga ini akan memicu munculnya kemandirian, perasaan mampu dan penguasaan diri (Keliat, 1992).
23
Identitas sering didapat dari observasi diri seseorang dan dari apa yang kita katakan tentang diri kita (Stuart & Sundeen, 1998). Potter dan Perry (2005), selama masa remaja tugas emosional utama adalah perkembangan rasa diri atau identitas. Banyak terjadi perubahan fisik, emosional, kognitif, dan sosial. Jika remaja tidak dapat memenuhi harapan dorongan diri pribadi dan sosial yang membantu mereka mengidentifikasikan tentang diri, maka remaja ini dapat mengalami kebingungan identitas. Seseorang dengan rasa identitas yang kuat akan merasa terintregasi bukan terbelah. 3) Ideal diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe seseorang yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin dicapai (Keliat, 1992),. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart dan Sundeen, 1998). Ideal diri terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai dan standar perilaku yang dianggap ideal dan diupayakan untuk dicapai. Diri ideal berawal dalam tahun prasekolah dan berkembang sepanjang
hidup.
Diri
ideal
dipengaruhi
oleh
norma
24
masyarakat dan harapan serta tuntutan dari orang tua dan orang terdekat (Potter dan Perry, 2005). Persepsi
individu
tentang
bagaimana
ia
harus
berperilaku sesuai dengan standar pribadi berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau sejumlah aspirasi, cita-cita atau nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan harapan pribadi berdasarkan pada norma sosial (keluarga/budaya yang berlaku) dan kepada siapa ia ingin lakukan. 4) Peran Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari
seseorang
berdasarkan
posisinya
di
masyarakat. Setiap individu selalu disibukkan oleh beberapa peran dalam daur kehidupannya. Baik itu berperan sebagai anak, ibu/bapak, mahasiswa, terapis, dosen, teman dan lain sebagainya. Posisi dibutuhkan oleh setiap individu sebagai aktualisasi diri (Keliat, 1992). Sebagian besar individu mempunyai lebih dari satu peran. Peran yang umum termasuk peran sebagai ibu atau ayah, istri atau suami, anak perempuan atau anak laki-laki, pekerja atau majikan, saudara perempuan atau laki-laki, dan teman. Setiap peran mencakup pemenuhan harapan tertentu dari orang lain. Pemenuhan harapan ini mengarah pada
25
penghargaan. Ketidakberhasilan untuk memenuhi harapan ini menyebabkan penurunan harga diri atau terganggunya konsep diri seseorang (Potter dan Perry, 2005). 5) Harga diri Stuart dan Sundeen (dalam Keliat, 1992) menjelaskan bahwa harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah/tinggi. Bila individu
selalu sukses
maka cenderung harga diri tinggi, sebaliknya bila ia sering gagal maka ia akan cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utamanya adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Menyayangi dan
mengharagai
orang lain akan mampu
mengangkat harga dirinya. Begitu pula sebaliknya, dengan tidak adanya kasih sayang dan penghargaan maka akan terbentuk harga diri yang rendah. Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. Harga diri mencakup penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas. Seseorang yang menghargai dirinya dan merasa dihargai oleh orang lain biasanya mempunyai harga diri yang tinggi. Seseorang yang
26
merasa tidak berharga dan menerima sedikit respek dari orang lain biasanya mempunyai harga diri yang rendah (Potter dan Perry, 2005). 2. Kesiapan Bekerja a. Pengertian Kesiapan menurut kamus psikologi adalah perkembangan
dari
kematangan
atau
kedewasaan
Tingkat yang
menguntungkan untuk mempraktikkan sesuatu. Dikemukakan juga bahwa“kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya jika akan memulai serangkaian gerakan yang berkaitan dengan kesiapan mental dan jasmani (Chaplin, 2006). kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan, sedangkan menurut Oemar Hamalik kesiapan adalah tingkatan atau keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional (Chaplin, 2006). Kamus besar bahasa Indonesia (2005), kerja diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian. Sependapat dengan Moh. Thayeb (1998) kerja
27
diartikan sebagai suatu kelompok aktivitas, tugas, atau kewajiban yang sama dan dibayar, yang memerlukan atribut-atribut yang sama dalam suatu organisasi tertentu. Bekerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi orang-orang terdekat (keluarga) dan masyarakat,
untuk
mempertahankan
dan
mengembangkan
kehidupan, sedangkan dari sudut rohani/religius, kerja adalah suatu upaya untuk mengatur dunia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta, dalam hal ini, bekerja merupakan suatu komitmen hidup yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Kerja adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja (Ketut, 1993). Kesiapan kerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa (Kartini, 1991). Kesiapan kerja adalah daftar perilaku yang bersangkutan dengan
mengidentifikasi,
memilih,
merencanakan
dan
melaksanakan tujuan-tujuan bekerja yang tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan usia perkembangannya (Ketut, 1993). Kesiapan kerja adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan
28
potensi-potensi dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkannya. Kesiapan kerja seseorang bukan hanya sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi diri dari orang-orang yang menjabatnya, sehingga setiap orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya tersebut akan merasa senang untuk menjabatnya dan kemudian mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasinya, mengembangkan potensi dirinya, lingkungannya, serta sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan yang sedang dijabatnya (Ketut, 1993). Kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan, tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil maksimal, dengan target yang telah ditentukan sehingga kesiapan kerja sama dengan kemampuan atau kompetensi. Lebih lanjut dikatakan bahwa kesiapan kerja menyangkut tiga aspek yaitu pengetahuan (kognitif),
ketrampilan
(psikomotor)
dan
sikap
(afektif)
(Herminarto, 1993). Sejalan dengan tuntutan dunia kerja akan penguasaan sejumlah kompetensi kerja maka kesiapan kerja lulusan menjadi penting. Karena dengan kesiapan kerja yang memadai lulusan dapat menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan tanpa mengalami
29
kesulitan atau hambatan yang berarti dan hasil maksimal. Kesiapan kerja dapat diartikan sebagai kemampuan kerja yang memiliki tiga hal yaitu : pengetahuan untuk mengukur kemampuan kognitif, penampilan untuk mengukur tingkah laku kerja, hasil kerja. Mahasiswa dinyatakan memiliki kesiapan kerja yang tinggi manakala telah menguasai segala hal yang diperlukan sesuai dengan persyatatan kerja yang harus dimiliki (Kartini, 1991). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Kesiapan Kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kesiapan kerja meliputi keinginan dan kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengusahakan suatu kegiatan tertentu, dalam hal ini bergantung pada tingkat kematangan, pengalaman masa lalu, keadaan mental dan emosi seseorang. Sebelum melewati kematangan dan tingkah laku, kesiapan kerja tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja Menurut Kartini (1991), Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan kerja adalah faktor-faktor dari dalam diri sendiri (intern) dan faktor-faktor dari luar diri sendiri (ekstern). Faktor-faktor dari dalam diri sendiri meliputi, kecerdasan, keterampilan dan
30
kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis, keperibadian, cita-cita, dan tujuan dalam bekerja, sedangkan faktor-faktor dari luar diri sendiri meliputi, lingkungan keluarga (rumah), lingkungan dunia kerja, rasa aman dalam pekerjaannya, kesempatan mendapatkan kemajuan, rekan sekerja, hubungan dengan pimpinan, dan gaji. Menurut Sukardi (1993), Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja, diantaranya: 1) Faktor-faktor yang bersumber pada diri individu, yang meliputi: a) Kemampuan intelejensi Setiap orang memiliki kemampuan intelegensi berbeda-beda, dimana orang yang memiliki taraf intelejensi yang
lebih
tinggi
akan
lebih
cepat
memecahkan
permasalahan yang sama bila dibandingkan dengan orang yang memiliki taraf intelejensi yang lebih rendah. Kemampuan intelejensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan penting sebagai pertimbangan apakah individu tersebut memiliki kesiapan dalam memasuki suatu pekerjaan.
31
b) Bakat Bakat adalah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu tersebut untuk berkembang pada masa mendatang. c) Minat Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuaran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut, dan kecenderungankecenderungan lain untuk bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu. Minat
sangat
besar
pengaruhnya dalam mencapai kesiapan dan prestasi dalam suatu pekerjaan serta pemilihan jabatan atau karir. d) Motivasi Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (peribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. e) Sikap Sikap adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap positif dari dalam diri individu tentang suatu pekerjaan atau karir akan berpengaruh terhadap kesiapan individu tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan.
32
f) Keperibadian Keperibadian seseorang memiliki peranan penting yang berpengaruh terhadap penentuan arah pilih jabatan dan kesiapan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. g) Nilai Nilai-nilai yang dianut oleh individu berpengaruh terhadap pekerjaan yang dipilihnya dan prestasi dalam pekerjaan sehingga menimbulkan kesiapan dalam dirinya untuk bekerja. h) Hobi atau kegemaran Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemaranya atau kesenangannya. Hobi yang dimiliki seseorang akan menentukan pemilihan pekerjaan sehingga menimbulkan kesiapan dalam dirinya untuk bekerja. i) Prestasi Penguasaan pendidikan
yang
terhadap sedang
materi
pelajaran
ditekuninya
oleh
dalam individu
berpengaruh terhadap kesiapan kerja individu tersebut. j) Keterampilan Keterampilan adalah kecakapan dalam melakukan sesuatu. Keterampilan seseorang akan mempengaruhi kesiapan untuk melakukan suatu pekerjaan.
33
k) Pengetahuan tentang dunia kerja Pengetahuan yang sementara ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan, gaji yang diterima, hak dan kewajiban, tempat pekerjaan itu berada, dan lain-lain. l) Masalah dan keterbatasan pribadi Masalah
adalah
problema
yang
timbul
dan
bertentangan dalam diri individu, sedangkan keterbatasan pribadi misalnya mau menang sendiri, tidak dapat mengendalikan diri, dan lain-lain. 2) Faktor sosial, yang meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar dan lain-lain. c. Komponen kesiapan kerja Menurut Brady (2009), kesiapan kerja mengandung 6 komponen sebagai berikut : 1) Responsibility (tanggung jawab) Menurut Gardner (dalam Brady, 2009), tanggung jawab melibatkan integritas pribadi, kejujuran, dan kepercayaan. Dalam studi Good Work mereka, Gardner, dkk (2001) menemukan bahwa lebih dari dua pertiga pekerja diindustri mengerti bahwa tanggung jawab terhadap tempat kerja merupakan hal yang penting. Penelitian ini lebih lanjut melaporkan bahwa bekerja tidak hanya mengharuskan pekerja
34
untuk memikul tanggung jawab untuk diri mereka sendiri, tetapi juga tanggung jawab terhadap rekan kerja, terhadap tempat kerja, dan terhadap pemenuhan tujuan kerja, definisi yang lebih luas dari tanggung jawab ini dianggap sebagai unsure utama yang diperlukan bagi pekerja diabad ke-21 (Brady, 2009). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan gabungan antara integrasi pribadi, kejujuran dan kepercayaan. Pekerja yang bertanggung jawab berangkat bekerja tepat waktu dan berhenti bekerja pada waktunya.
Mereka
menghargai
perkakas
dan
peralatan,
memenuhi standar kualitas kerja, mengendalikan pemborosan dan kerugian, dan menjaga privasi serta kebijakan rahasia organisasi. Seseorang yang memiliki tanggung jawab, mereka akan berangkat bekerja tepat waktu dan berhenti bekerja tepat pada waktunya, memenuhi standar kualitas kerja yang ditetapkan oleh perusahaan, tidak boros, menghargai dan berhati-hati dalam menggunakan peralatan, dan dapat menjaga rahasia organisasi. Pekerja yang bertanggung jawab akan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan berupaya untuk sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Tanggung jawab berhubungan erat dengan kedisiplinan (Brady, 2009).
35
Menurut Jay (2005), Pekerja yang disiplin akan berfokus terhadap pekerjaan daripada terlalu banyak menghabiskan waktu untuk istirahat, atau mengobrol dengan rekan kerja. Pekerja yang berasumsi terhadap pekerjaan termasuk pekerja yang bertanggung jawab. Tanggung jawab tercakup didalamnya dapat diandalkan, yaitu dalam hal menjaga ketepatan waktu dalam bekerja dan apabila pekerja diberi tugas maka dilakukan tanpa harus diingatkan. 2) Flexibility (fleksibilitas) Brady (2009), fleksibilitas adalah faktor daya tahan yang memungkinkan individu pekerja untuk beradaptasi dengan perubahan dan menerima kenyataan di tempat kerjanya yang baru. Pada saat ini memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan dilihat sebagai komponen yang penting dalam teori jangka hidup (life span), dan teori ruang-hidup (life space), yaitu fleksibilitas diperlukan bila kita sedang menyesuaikan diri dengan peran dan situasi kerja baru yang berubah-ubah. Menurut Malcom H, dkk (2009), model-model teoritis lainnya menghubungkan fleksibilitas dengan proses kognitifperilaku, yaitu pikiran serta keyakinan mengarah pada perilaku. Teori kognitif perilaku ACT menyatakan bahwa ketaatan dan keterikatan terhadap masa lalu yang terkonsep dan ketakutan terhadap masa depan yang sangat dominan, menyebabkan
36
penghindaran dan kekakuan, dan hanya melalui proses mengalami dunia yang lebih langsunglah akan dapat dicapai sikap hati-hati, penerimaan terhadap kenyataan, mengatasi keyakinan yang kaku tentang realitas dan ketakutan terhadap masa depan dan kemudian beromitmen terhadap tindakan pro fleksibilitas. Dengan kata lain, pekerja yang fleksibel mampu beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan di tempat kerja. Pekerja percaya bahwa situasi kerja berubah-ubah dan bahwa perubahan dalam lingkungan kerja adalah hasil yang dapat diprediksi dari pertumbuhan atau pengurangan tenaga kerja, tidak tetapnya permintaan untuk suatu produk atau jasa, dan kekuatan pasar. Pekerja sadar bahwa mereka mungkin perlu lebih aktif dan siap beradaptasi dengan perubahan jadwal kerja, tugas, jabatan, lokasi kerja, dan jam kerja. Artinya, kehidupan kerja yang dinamis menuntut pekerja untuk lebih aktif dan siap beradaptasi dengan perubahan jadwal kerja, tugas, jabatan, lokasi kerja, dan jam kerja. Untuk itu, pekerja yang fleksibel mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan perubahanperubahannya (Brady, 2009). Fleksibilitas
merupakan
upaya
seseorang
untuk
menyesuaikan diri secara mudah dan cepat. Pekerja tidak canggung dan kaku dalam menghadapi perubahan-perubahan
37
yang
terjadi
berkaitan
dengan
pekerjaan.
Jay
(2005),
mengatakan bahwa fleksibilitas sama halnya dengan mampu beradaptasi atau mampu menyesuaikan diri. 3) Skills (keterampilan) Seseorang yang siap bekerja tahu akan kemampuan dan keahlian yang mereka bawa ke dalam situasi kerja baru. Mereka mampu mengidentifikasi kelebihan mereka dan merasa telah memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pada saat yang sama, mereka bersedia untuk belajar keterampilan baru sebagai tuntutan pekerjaan dan turut serta dalam pelatihan karyawan
dan
Keterampilan
program yang
lebih
pendidikan khusus
yang lebih
berkelanjutan. merujuk
pada
kemampuan yang lebih spesifik dengan cepat, akurat, efisien, dan adaptif dengan melibatkan gerakan tubuh dan atau dengan memakai alat. Hal ini lebih merujuk pada kemampuan menggunakan alat-alat sesuai dengan prosedur penggunaan, kemampuan merawat alat-alat, dan kemampuan memperbaiki alat kerja dengan kerusakan ringan ( Brady, 2009). Menurut Friedman (dalam Brady, 2009), keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan, asset intelektual, dan keahlian akan mendominasi perekonomian millennium baru yang didorong oleh pengetahuan. Menurut Brady, 2009 keterampilan ini tidak hanya mencakup keterampilan mikro
38
yang khusus untuk sebuah pekerjaan atau profesi, tetapi juga keterampilan makro seperti belajar bagaimana cara belajar. 4) Communication (komunikasi) Brady (2009) teori komunikasi pertukaran social/social exchange digunakan untuk mendukung dimasukkanya sebuah ukuran untuk mengatasi masalah hubungan interpersonal ditempat
kerja.
kompetensi
sosial
telah
terbukti
dapat
memprediksi kinerja secara positif. Komunikasi yang dimaksud terkait dengan hubungan interpersonal. Menurut Rakhmat (2007), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka. Jika ketiga faktor tersebut ada dalam hubungan interpersonal maka komunikasi akan berjalan dengan baik. Seseorang yang siap bekerja memiliki kemampuan komunikasi yang memungkinkan pekerja untuk berhubungan secara interpersonal ditempat kerja. Pekerja mampu mengikuti petunjuk, meminta bantuan, dan menerima umpan balik serta kritik. Pekerja juga saling menghormati dan berhubungan baik dengan rekan kerja. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kemampuan pekerja untuk berhubungan secara interpersonal di tempat kerja yang dipengaruhi oleh faktor percaya, sikap sportif dan sikap terbuka
39
sehingga tidak akan timbul perselisihan-perselisihan yang akan menghambat pekerjaan (Brady, 2009). 5) Self view (pandangan terhadap diri) Pandangan terhadap diri merupakan salah satu aspek yang penting dalam komponen kesiapan kerja, karena teori-diri memiliki peranan yang penting dalam pemahaman terhadap individu dan bagaimana setiap orang memandang dirinya dalam hidup dan situasi kerja. Disini, pandangan terhadap diri digunakan secara umum untuk mencakup konseptualisasi diri, yang meliputi konsep teori Roger, kekuatan ego teori Freud, identitas keberhasilan teori Glasser, identitas diri teori Erikson, dan self efficacy teori Bandura (Brady, 2009). Menurut Markus & Nurius (1996), konsep-konsep seperti possible self juga telah diketahui dalam membantu individu mempertimbangkan situasi kerja dan peran kerja dimasa depan. Pandangan terhadap diri terkait dengan prosesProses intrapersonal seseorang yaitu kepercayaan terhadap diri dan pekerjaan mereka sendiri. Pekerja yang siap sadar akan pengakuan diri yang mencakup rasa cukup, penerimaan, dan rasa percaya terhadap diri serta kemampuan mereka sendiri atau self efficacy. Teori konsep diri dan self efficacy secara terus menerus mempengaruhi perncanaan karir dan pengambilan keputusan,
40
dalam bidang pengembangan karir dan psikologi kejuruan. konsep diri (self concept) sebagai konsep yang dimiliki oleh individu atas dirinya sendiri sebagai suatu makhluk fisik, social, dan spiritual atau norma. Dengan kata lain, konsep diri merupakan persepsi diri seseorang sebagai makhluk fisik, social, dan spiritual. Konsep diri mencakup penghargaan diri (self esteem), kemanjuran diri (self efficacy), dan pemantauan diri (self monitoring)( Brady, 2009). Adapun self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Dengan kata lain, self efficacy adalah kepercayaan terhadap kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas. Cukup dengan mengatakan bahwa keyakinan seseorang tentang dia atau dirinya sendiri dan kemampuannya untuk mengatasi, beradaptasi, dan tampil didunia kerja sangatlah penting. Self efficacy umum yang tinggi dikaitkan dengan individu yang berkinerja kuat di dalam organisasi dan self efficacy khusus dikaitkan dengan kesuksesan dalam ranah tertentu, sperti tugas kerja dan peran kerja (Brady, 2009). 6) Health & Safety (kesehatan dan keselamatan) Menurut Brady, (2009) kepercayaan individu terhadap kemampuan diri untuk berperilaku dan bertindak pada tingkat tertentu adalah prinsip dasar teori efektifitas diri (self efficacy).
41
Efektifitas diri khusus untuk kesehatan (Health-Specific-Selfefficacy) menerapkan teori ini untuk kemampuan kesehatan dan keselamatan seperti nutrisi, latihan fisik, berhenti merokok, serta penolakan terhadap alcohol, dan beberapa penelitian yang disebutkan menandakan bahwa self efficacy yang nyata merupakan pemrediksi perilaku kesehatan dan keselamatan Oleh karena itu, seseorang yang siap bekerja menjaga keberhasilan dan kerapihan pribadi. Pekerja tetap siaga untuk sehat secara fisik dan mental. Mereka menggunakan mekanika tubuh yang tepat untuk mengangkat dan membengkokkan serta mengikuti prosedur keselamatan saat menggunakan alat atau mengoperasikan peralatan dan mesin. Bila diperlukan, pekerja memakai peralatan untuk keselamatan atau pakaian yang tepat (Brady, 2009). d. Hubungan konsep diri terhadap kesiapan bekerja Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai dunia kerja. Banyak yang beranggapan bahwa persaingan didalam dunia kerja adalah sesuatu yang menantang, tapi tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa persaingan tersebut adalah hal yang menakutkan. Proses pencarian kerja tidak lepas dari usaha seseorang dalam menunjukkan keunggulan dirinya. Semakin mampu
seseorang
untuk
memberikan
kesan
positif
akan
kemampuan dirinya maka peluang untuk memperoleh pekerjaan
42
akan semakin besar. Konsep diri yang baik merupakan salah satu faktor pendukung untuk mencapai suatu harapan yang diinginkan. Konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan merupakan pengertian dari konsep diri (Dahlia, 2011). Seseorang yang memiliki konsep diri yang positif, akan mampu menghadapi tuntutan dari dalam diri maupun luar diri. Sebaliknya seseorang yang memiliki konsep diri negatif, kurang mempunyai keyakinan diri, merasa kurang yakin dengan keputusannya sendiri, dan cenderung mengandalkan opini dari orang lain dalam memutuskan sesuatu. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan memahami tingkah laku seseorang. Jika seseorang mempersepsikan dirinya sebagai orang yang inferior dibandingkan orang lain, walaupun hal ini belum tentu benar, biasanya tingkah laku yang ditampilkan akan berhubungan dengan kekurangan yang dipersepsinya secara subyektif tersebut (Hendriati, 2006).
43
B. Kerangka Teori
Konsep Diri : 1. 2. 3. 4. 5.
Gambaran diri Identitas diri Ideal diri Peran Harga diri
Mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed
Kesiapan Bekerja
Sumber (Potter & Perry, 2005;Stuart & Sundeen, 1998; Keliat, 1992;Ketut, 1993;Brady, 2009) Gambar 2.1 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Komponen Konsep Diri : 1. 2. 3. 4. 5.
Gambaran diri Identitas diri Ideal diri Peran Harga diri
Mahasiswa Profesi Ners angkatan X FKIK Unsoed
Gambar 2.2 Kerangka konsep
Kesiapan Bekerja
44
D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu teori sementara yang kebenarannya perlu diuji. Ada dua hipotesis yaitu hipotesis statistik atau disebut juga hipotesis nol (Ho) dan hipotesis kerja (Ha) disebut juga dengan hipotesis alternatif. Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara penelitian atau dalil sementara
yang
sebenarnya
akan
dibuktikan
dalam
penelitian
(Notoatmojo, 2002). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ha1 : Ada hubungan antara faktor gambaran diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. Ha2 : Ada hubungan antara faktor identitas diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. Ha3 : Ada hubungan antara faktor ideal diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. Ha4 : Ada hubungan antara faktor peran terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed. Ha5 : Ada hubungan antara faktor harga diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X profesi ners FKIK Unsoed.
45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 1. Jenis penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional karena data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dan diukur dalam sekali waktu/sekaligus pada
suatu
saat
(Notoatmojdo,
2005).
Pengambilan
sampel
menggunakan rancangan Non Probability Sampling dengan desain total Sampling. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non ekperimental yaitu untuk menganalisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Jenis penelitian menggunakan metode penelitian survey analitik, yaitu merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh penulis dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo & Lina, 2005). 2. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian yang digunakan adalah kampus Jurusan Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
45
dan
Ilmu-Ilmu
Kesehatan
46
Universitas Jenderal Soedirman yang dilaksanakan pada bulan JuliNovember 2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan suatu keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005), sedangkan menurut Sugiyono (2003), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan X FKIK Universitas Jenderal Soedirman menjelang akhir masa profesi ners. Jumlah populasi mahasiswa sebanyak 64 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Pengambilan sampel menggunakan rancangan Non Probability Sampling dengan desain total Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil semua populasi sebagai sampel (Saryono, 2008). Jumlah sampel mahasiswa sebanyak 64 orang.
47
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005). Variabel
dalam
penelitian
ini
terdiri
dari
variabel
bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent) antara lain : 1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya dependent variable atau yang mempengaruhi stimulus (Sugiyono, 2008). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu komponen konsep diri. 2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini sering disebut variabel respon (Sugiyono, 2008). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners.
D. Definisi Operasional Definisi
operasional
menurut
Hidayat
(2007)
adalah
mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi, atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
48
Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Variabel Gambaran diri
Identitas diri
Ideal diri
Peran
Harga diri
Kesiapan bekerja
Definisi Operasional
Alat Ukur
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe seseorang yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin dicapai. Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
Kuesioner menggunakan skala likert yang terdiri dari 7 pertanyaan
1.
Kuesioner menggunakan skala likert yang terdiri dari 6 pertanyaan
1.
Kuesioner menggunakan skala likert yang terdiri dari 6 pertanyaan
1.
Kuesioner menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 pertanyaan Kuesioner menggunakan skala likert yang terdiri dari 6 pertanyaan
1.
Kuesioner menggunakan skala likert yang terdiri dari 23 pertanyaan
1.
harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah/tinggi. kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan potensipotensi mahasiswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkannya
Hasil ukur
2.
2.
2.
2.
1.
2.
2.
Skala Data
Gambaran diri Tinggi. Skor 11-21 Gambaran diri Rendah. Skor 0-10
Ordinal
Identitas diri Tinggi. Skor 10-18 Identitas diri Rendah. Skor 0-9
Ordinal
Ideal diri Tinggi. Skor 10-18 Ideal diri Rendah. Skor 0-9
Ordinal
Peran tinggi. Skor 8-15 Peran Rendah. Skor 0-7
Ordinal
Harga diri Tinggi. Skor 10-18 Harga diri Rendah. Skor 0-9
Ordinal
Siap. Skor 3569 Tidak siap. Skor 0-34
Ordinal
49
E. Instrumen Penelitian Menurut Saryono (2008) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga mudah diolah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar checklist yang berisi umur pasien, jenis kelamin, dan minat bekerja. Penelitian ini juga menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner konsep diri yang di ambil dari penelitian Naam Sahputra dan kuesioner kesiapan bekerja yang diambil dari penelitian Mirna Ari Mulyani dengan modifikasi peneliti.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkattingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang sahih atau valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud (Arikunto, 2006). Menurut Santjaka (2008), rumus korelasi yang dapat digunakan dalam uji validitas adalah rumus yang dikemukakan oleh
50
Pearson yang dikenal dengan rumus product moment. Rumusnya sebagai berikut:
Keterangan: r = korelasi Product Moment N = jumlah sampel X = skor variabel X Y = skor variabel Y XY= skor variabel X dikalikan skor variabel Y Validitas penelitian dilakukan kepada mahasiswa angkatan XI profesi ners FKIK Unsoed. Setelah dilakukan uji validitas terhadap 29 responden kemudian hasilnya dianalisis menggunakan korelasi person product moment dari 53 pertanyaan valid semua. Pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel, r tabel pada penelitian ini 0, 367 sedangkan r hitung menunjukan lebih besar dari r tabel maka dari ke 53 pertanyaan tersebut valid semua. 2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan tetap konstan apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama (Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas hanya pertanyaan-pertanyaan yang telah valid.
digunakan pada
51
Menurut Arikunto (2008), reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup diukur berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Reliabilitas pertanyaan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan analisis AlphaCronbach yang dapat digunakan baik
untuk instrumen yang
jawabannya berskala maupun yang bersifat dikotomis (hanya mengenal dua jawaban yaitu benar dan salah). Rumus koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach (Arikunto, 2008):
Keterangan : r = reliabilitas instrumen k = Jumlah butir pertanyaan (soal) = Varians butir-butir pertanyaan (soal) = Varians total Kriteria pengujian: Jika r hitung ≥ r tabel, berarti kuesioner reliabel Jika r hitung ≤ r tabel, berarti kuesioner tidak reliabel Bila hasilnya sama atau lebih dari angka kritis pada derajat kepercayaan 0,05 maka alat ukur tersebut reliabel (Saryono, 2011). Pertanyaan dinyatakan reliabel jika nilai Alpha-Cronbach lebih dari 0,600. Hasil uji reabilitas komponen konsep diri dengan 30 pernyataan adalah 0,896. Hasil uji reabilitas kesiapan bekerja dengan 23 pernyataan adalah 0,852. Hal ini menunjukan bahwa kuesioner
52
komponen konsep diri dan kuesioner kesiapan bekerja dikatakan reliabel karena nilai Alpha-Cronbach lebih dari 0,600
sehingga
kuesioner tersebut dapat dipercaya dan diandalkan.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Prosedur pengumpulan data Setelah mendapat ijin dari Ketua Jurusan Keperawatan peneliti melakukan studi dokumentasi. Dokumentasi merupakan kegiatan mencari data atau variabel dari sumber catatan, majalah, buku, surat kabar dan sebagainya (Saryono, 2009). Proses jalannya penelitian adalah sebagai berikut: a. Tahap persiapan 1) Mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian. Tahap persiapan dilakukan sejak juni 2013, dimana peneliti mulai membaca berbagai jurnal dan referensi untuk mencari topik penelitian. Setelah memutuskan untuk meneliti mengenai analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi, peneliti kembali mencari literatur untuk mendalami topik penelitian. 2) Melaksananakan studi pendahuluan kepada mahasiswa angkatan X profesi ners jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
53
3) Menyusun
proposal
penelitian
yang
terlebih
dahulu
dikonsultasikan kepada Pembimbing I dan Pembimbing II. 4) Melakukan revisi proposal penelitian sebelum melaksanakan penelitian yang kemudian dikonsultasikan kembali kepada Pembimbing I dan Pembimbing II. 5) Meminta permohonan izin penelitian kepada ketua Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman. 6) Melaksanakan penelitian b. Tahap pelaksanaan 1) Menentukan sampel penelitian untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas. 2) Membagikan kuesioner kepada responden untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas. 3) Mengecek kelengkapan jawaban pada kuesioner kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan sistem komputerisasi. 4) Mengecek
hasil
uji
validitas
dan
reliabilitas
untuk
menentukan pertanyaan kuesioner yang valid dan tidak valid untuk penelitian. 5) Menentukan sampel dalam penelitian yaitu mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed. 6) Melakukan pembagian kuesioner kepada responden.
54
7) Mengumpulkan data melalui kuesioner. Pengambilan data dilakukan dengan cara peneliti mengadakan pendekatan dengan responden dan menjelaskan tujuan serta manfaat penelitian (informed consent). Kemudian kuesioner diberikan kepada responden untuk diisi. Sebelum dilakukan pengisian kuesioner, peneliti menjelaskan cara pengisian. 8) Menindak lanjuti dari pengumpulan data yaitu dengan melakukan
pengecekan.
Setelah
kuesioner
diisi
oleh
responden, peneliti mengumpulkan data dan memeriksa kelengkapannya. 9) Melakukan seleksi data yang sesuai kemudian diolah menggunakan komputer. 10) Membuat laporan hasil penelitian dan seminar hasil penelitian. c. Tahap penyelesaian 1) Penulisan ulang hasil dokumentasi berdasarkan kategori yang telah ditentukan sesuai dengan definisi operasional penelitian. 2) Revisi hasil penelitian. 2. Jenis data a. Data primer Data primer diperoleh langsung dari mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed yang berasal dari kuesioner konsep diri dan kuesioner kesiapan kerja.
55
b. Data sekunder Merupakan data yang didapat secara tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian (Saryono, 2011). Data diperoleh dari data jumlah mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed.
H. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan data Setelah data terkumpul, peneliti akan melakukan pengolahan data dan analisa data lebih lanjut dengan program komputer. Kegiatan pengolahan data meliputi : a. Editing Mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui. Dilakukan untuk kegiatan pengecekan terhadap kuisioner untuk mengetahui apakah jawaban yang terdapat dalam kuesioner sudah memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Lengkap : Semua jawaban telah terisi 2) Jelas
: Tulisan dari jawaban pertanyaan dapat dibaca
3) Relevan : Jawaban relevan dengan pertanyaannya Lembar observasi perlu dilakukan pengecekan, apakah semua item yang diobservasi telah terisi. b. Coding Coding adalah mengklasifikasikan hasil observasi ke dalam kategori-kategori. Klasifikasi dilakukan dengan cara
56
memberi skor pada hasil observasi berupa angka kemudian dimasukan ke dalam lembar observasi guna mempermudah membacanya dan memungkinkan untuk diolah dengan komputer. Data yang dikode adalah data dengan skala nominal dan ordinal. c. Entri data Entry
merupakan
kegiatan
memasukkan
data
dari
kuesioner ke dalam komputer agar data dapat dianalisis, entry data dilakukan secara bertahap dan melalui proses komputerisasi. d. Tabulasi Tabulating merupakan kegiatan meringkas jawaban dari kuesioner menjadi sebuah tabel induk yang memuat semua jawaban responden. Jawaban responden akan dikumpulkan dalam bentuk
kode-kode
yang
disepakati
untuk
memudahkan
pengolahan data selanjutnya (Hastono, 2001). e. Out put Out put adalah upaya prosesor data untuk menampilkan hasil pengolahan data dalam bentuk lembar cetak (print out). 2. Analisis data a. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Tujuan analisis ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari masing-masing variabel yang
57
diteliti
(Notoatmodjo,
2005).
Variabel
yang
dianalisis
menggunakan analisis univariat adalah umur, jenis kelamin, dan minat bekerja b. Analisis bivariat Analisa bivariat adalah analisis yang menghubungkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini, Analisis bivariat yang digunakan dengan uji Chi Square. Rumus Chi Square (Sugiyono, 2003) :
Keterangan : fo
: Nilai
hasil pengukuran atau pengamatan
fh
: Nilai
harapan
Uji Chi Square digunakan bila data penelitian berupa frekuensi-frekuensi dalam bentuk kategori baik nominal atau ordinal. Uji ini juga digunakan untuk menentukan signifikasi dua variabel atau lebih. Menurut Arikunto (2008), ada tidaknya korelasi dinyatakan dalam angka pada indeks. c. Analisis multivariat Menurut Hastono (2001), analisis multivariat dilakukan dengan menghubungkan beberapa variabel bebas dengan satu
58
variabel terikat pada waktu yang bersamaan. Analisis yang digunakan yaitu regresi logistic ganda, karena jenis data variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini adalah kategorik. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan variabel yang berhubungan secara bersama-sama atau secara simultan yang berhubungan terhadap suatu hasil jadi. Metode yang digunakan yaitu Enter, dengan metode ini satu persatu (step by step) variabel dikeluarkan secara manual mulai dari variabel yang memiliki nilai p yang paling besar hingga yang memiliki nilai p terkecil, dimana setiap variabel yang keluar akan didapatkan model yang baru dan seterusnya sehingga didapatkan model akhir. Syarat variabel bebas yang masuk uji regresi logistik ganda yaitu nilai p-nya < 0,25. Pada penelitian ini menggunakan uji regresi logistik ganda untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kesiapan bekerja pada mahasisiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners, yaitu gambaran diri, identitas diri, ideal diri, harga diri, dan peran yang mempengaruhi variabel terikat. Rumus analisis Regresi Logistik Ganda adalah :
Keterangan : P
: Peluang terjadinya efek
e
: Bilangan natural
paling dominan
59
a
: Konstanta
b1 sampai b3
: Koefisien regresi
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), penelitian menggunakan objek manusia yang memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Prinsip etika penelitian merupakan standar etika dalam melakukan penelitian yang meliputi : 1.
Informed consent Penelitian ini dilakukan dengan persetujuan responden yang ditandatangani
pada
lembar
persetujuan
responden
akan
mencantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu. 2.
Anonimity ( tanpa nama) Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data cukup dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut.
3.
Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November 2013 yang dilaksanakan di kampus jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman. Pada penelitian ini jumlah sampel ada 64 responden, dan pada saat penelitian di lapangan jumlah sampel yang diambil adalah mahasiswa-mahasiswi profesi ners angkatan X jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman. Hasil penelitian tentang analisis komponen konsep diri untuk kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners diperoleh data sebagai berikut : 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik berdasarkan usia Hasil penelitian analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners didapatkan hasil karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1.
60
61
Tabel 4.1 Distribusi frekeunsi responden berdasarkan usia Usia Frekuensi Persentase 22
15
23,4 %
23
38
59,4 %
24
11
17,2 %
Total
64
100 %
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64 Distribusi frekuensi usia dari 64 responden pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden mayoritas adalah usia 23 tahun sebanyak 38 (59,4%) responden, usia 22 tahun sebanyak 15 (23,4%) responden, sedangkan usia 24 tahun sebanyak 11 (17,2%) responden. Ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed berusia 23 tahun. b. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Hasil penelitian analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners didapatkan hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki
19
29,7 %
Perempuan
45
70,3 %
Total
64
100 %
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64 Distribusi frekuensi jenis kelamin dari 64 responden pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden mayoritas adalah
62
perempuan sebanyak 45 (70,3%) responden sedangkan laki-laki sebanyak 19 (29,7%). Ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed berjenis kelamin perempuan. c. Karakteristik berdasarkan minat bekerja Hasil penelitian analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners didapatkan hasil karakteristik responden berdasarkan minat bekerja dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan minat bekerja Minat bekerja Frekuensi Persentase Rumah sakit
36
56,3 %
Pendidikan
13
20,3 %
Lain-lain
15
23,4 %
64
100 %
Total
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64 Distribusi frekuensi minat bekerja dari 64 responden pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas minat bekerja responden adalah bekerja dirumah sakit sebanyak 36 (56,3%) responden, bekerja di pendidikan sebanyak 13 (20,3%) responden, sedangkan di luar rumah sakit dan pendidikan atau lain-lain sebanyak 15 (23,4%) responden misalnya bekerja di klinik sebuah perusahaan, bekerja di asuransi kesehatan bahkan di bank. Dilihat dari hasil Ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed berminat untuk bekerja di rumah sakit.
63
2. Faktor gambaran diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Tabel 4.4 Hasil uji gambaran diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Faktor gambaran diri Rendah Tinggi
Kesiapan bekerja Tidak siap Siap 23 16 (35,9%) (25,0%)
Total N 39
% 60,9
9 16 (14,1%) (25,0%)
25
39,1
Jumlah
64
100
X2
P
α
3,216
0,123
<0,05
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64 Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistik Chi-Square pengaruh gambaran diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,123 (α<0,05). Dari hasil tersebut maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh gambaran diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. 3. Faktor identitas diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Tabel 4.5 Hasil uji identitas diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Faktor Identitas diri Rendah Tinggi
Kesiapan bekerja
Total
Tidak siap 17 (26,6%)
Siap 8 (12,5%)
N 25
% 39,1
15 (23,4%)
24 (37,5%)
39
60,9
64
100
Jumlah
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n:64
X2
5,317
P
0,039
α
<0,05
64
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji statistik Chi-Square pengaruh identitas diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,039 (α<0,05). Dari hasil tersebut maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh identitas diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. 4. Faktor ideal diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Tabel 4.6 Hasil uji ideal diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Faktor ideal diri Rendah Tinggi
Kesiapan bekerja Tidak siap Siap 23 19 (35,9%) (29,7%) 9 (14,1%)
13 (20,3%)
Jumlah
Total N 42
% 65,6
22
34,4
64
100
X2
1,108
P
0,430
α
<0,05
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64 Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji statistik Chi-Square pengaruh ideal diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,430 (α<0,05). Dari hasil tersebut maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh ideal diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners.
65
5. Faktor peran terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Tabel 4.7 Hasil uji peran sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Faktor Peran Rendah Tinggi
Kesiapan bekerja
Total
Tidak siap 22 (34,4%)
Siap 21 (32,8%)
N 43
% 67,2
10 (15,6%)
11 (17,2%)
21
32,8
64
100
Jumlah
X2
P
α
0,071
1,000
<0,05
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64 Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji statistik Chi-Square pengaruh peran terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners menunjukkan bahwa nilai p sebesar 1,000 (α<0,05). Dari hasil tersebut maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh peran terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners.
66
6. Faktor harga diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Tabel 4.8 Hasil uji harga diri sebagai faktor yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Faktor harga Kesiapan bekerja diri Tidak siap Siap Rendah 31 23 (48,4%) (35,9%)
N 54
% 84,4
Tinggi
10
15,6
64
100
1 (1,6%) Jumlah
9 (14,1%)
Total
X2
7,585
P
0,013
α
<0,05
Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64 Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji statistik Chi-Square pengaruh harga diri terhadap kesiapan bekerja mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,013 (α<0,05). Dari hasil tersebut maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh harga diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners.
67
7. Faktor yang paling dominan terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Tabel 4.9 Hasil analisis multivariat regresi logistik antara faktor harga diri dan identitas diri yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. No. Variabel B Wald p Exp B 95,0% C.I Lower Upper 1. Harga diri 2,359 4,553 0,033 10,580 1,212 92,362 2.
Identitas 1,097 3,720 0,054 2,996 diri Sumber: Data primer, Agustus 2013 dengan n: 64
0,982
9,137
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa faktor harga diri mempunyai nilai Wald = 4,553; nilai p = 0,033; dan Exp B = 10,580 sedangkan faktor identitas diri mempunyai nilai Wald = 3,720; nilai p = 0,054; dan Exp B = 2,996. Menurut Notoatmojo (2007), bahwa untuk mengetahui variabel prediktor mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap model dilakukan uji Wald Kuadrat. Sehingga nilai terbesar dari Wald merupakan variabel dominan yang signifikan adalah faktor harga diri. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai Exp B faktor harga diri = 10,580 artinya bahwa faktor harga diri mempunyai peluang 10,5 kali lebih besar memengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners dibandingkan dengan faktor identitas diri.
68
B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden a. Usia Berdasarkan hasil penelitian Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden penelitian berjumlah 64 orang dimana responden yang berusia 22 tahun sebanyak 15 (23,4%) responden, usia 23 tahun sebanyak 38 (59,4%) responden, dan usia 24 tahun sebanyak 11 (17,2%) responden. Berdasarkan distribusi usia ini dapat diketahui bahwa mahasiswa keseluruhan telah berada pada tahap usia dewasa muda. Pada tahapan dewasa muda individu telah mulai menata kehidupannya untuk mencapai kestabilan. Hal senada diungkapkan pula oleh Potter dan Perry (2005) bahwa seseorang yang telah memasuki tahap dewasa muda diharuskan untuk menentukan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam hal pekerjaan, dan memiliki hubungan dalam tahap yang lebih intim. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa mayoritas usia mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed berusia 23 tahun dimana usia tersebut merupakan usia dewasa muda. Mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed sudah memikirkan akan tanggung jawab sesudah selesainya profesi ners, hal ini dibuktikan dengan sudah disusunnya tujuan yang ingin dilakukan. Misalnya menentukan
69
untuk bekerja di RS atau di luar RS, melanjutkan pendidikan bahkan ada yang menikah. b. Jenis kelamin Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden mayoritas adalah perempuan sebanyak 45 (70,3%) responden sedangkan laki-laki sebanyak 19 (29,7%). Ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed berjenis kelamin perempuan, dengan demikian proporsi responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dianggap mewakili proporsi secara umum dari hasil tersebut juga didapatkan bahwa faktor harga diri mahasiswa perempuan tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Naam Syahputra (2009) dengan sampel penelitian S1 PSIK FK USU bahwa proporsi perempuan dalam pendidikan keperawatan memang jauh lebih besar daripada laki-laki. Oleh karena itu, proporsi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin pada penelitian yang dilakukannya dapat dikatakan mewakili proporsi mahasiswa keperawatan pada umumnya.
Profesi
keperawatan
yang
didominasi
kaum
perempuan disebabkan karena sikap dasar perempuan yang identik sebagai sosok yang ramah, sabar, telaten, lemah lembut, berbelas kasih, dan gemar bersosialisasi. Kaum perempuan dianggap memiliki naluri keibuan dan sifat caring terhadap orang
70
lain (Handayani, 2004). Sifat-sifat ini dimiliki oleh kaum perempuan sehingga banyak orang beranggapan bahwa profesi keperawatan identik dan dianggap sesuai untuk kaum perempuan. Hal ini berpengaruh juga terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa perempuan dibandingakan dengan laki-laki. Penelitian ini tidak meneliti tentang hubungan jenis kelamin dengan kesiapan bekerja, tetapi penelitian ini hanya menganalisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja. Jenis kelamin hanya dimasukan sebagai karakteristik responden. Jenis kelamin perempuan pada mahasiswa profesi angkatan X FKIK Unsoed mendominasi dengan 45 responden, dari hasil tersebut mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan memiliki kesiapan bekerja lebih besar dari laki-laki. c. Minat bekerja Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas minat bekerja responden adalah bekerja dirumah sakit sebanyak 36 (56,3%) responden, bekerja di pendidikan sebanyak 13 (20,3%) responden, sedangkan di luar rumah sakit dan pendidikan atau lain-lain misalnya bekerja di klinik sebuah perusahaan, bekerja di asuransi kesehatan bahkan di bank sebanyak 15 (23,4%) responden. Dilihat dari hasil
Ini
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa profesi ners angkatan X FKIK Unsoed berminat untuk bekerja di rumah sakit.
71
2. Faktor gambaran diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Keliat, 1992). Menurut Hadiwibowo (2003), gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman dan mampu meningkatkan keinginan untuk berhasil didalam kehidupan. Namun gambaran diri yang tidak benar akan membuat individu kehilangan jati dirinya serta menghambat kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini menjelaskan bahwa gambaran diri tidak mempengaruhi terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners dikarenakan mahasiswa sudah bisa menerima atau menyukai akan bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan pontensi tubuh yang dimilikinya sehingga mahasiswa tidak terlalu memikirkan gambaran diri tersebut. 3. Faktor identitas diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang
72
bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang yang memiliki perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Perasaan berharga ini akan memicu munculnya kemandirian, perasaan mampu dan penguasaan diri (Keliat, 1992). Pembentukan identitas diri seseorang tidak lepas dari tugas perkembangan yang berhasil dilalui, dimana dalam hal ini pula tingkat kematangan pada diri seseorang mempengaruhi pembentukan sikap dan pola perilaku pada identitas diri orang tersebut. kematangan seseorang dalam melalui tahap perkembangan tidak lepas dari proses belajar, yang merupakan hal penting dalam perkembangan. Di mana kematangan merupakan dasar untuk belajar menentukan pola prilaku seseorang (Hurlock, 1999). Demikian pula pada mahasiswa profesi angkatan X FKIK Unsoed, sebagai mahasiswa mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dengan baik. Pada penelitian ini hasil uji statistik Chi-Square identitas diri tidak mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. 4. Faktor ideal diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Ideal diri terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai dan standar perilaku yang dianggap ideal dan diupayakan untuk dicapai. Diri ideal berawal
73
dalam tahun prasekolah dan berkembang sepanjang hidup. Diri ideal dipengaruhi oleh norma masyarakat dan harapan serta tuntutan dari orang tua dan orang terdekat (Potter dan Perry, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Naam Sahputra (2009 ) tentang “hubungan konsep diri dengan prestasi akademik” dengan melihat hasil dari faktor ideal diri menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki ideal diri baik walaupun ada juga ditemukan responden yang memiliki hambatan dalam ideal diri. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa ideal diri tidak mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. 5. Faktor peran terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Sebagian besar individu mempunyai lebih dari satu peran. Peran sebagai orang tua, sebagai pekerja dan sebagai pelajar atau mahasiswa. Setiap peran mencakup pemenuhan harapan tertentu dari orang lain. Pemenuhan harapan ini mengarah pada penghargaan. Ketidakberhasilan untuk memenuhi harapan ini menyebabkan penurunan harga diri atau terganggunya konsep diri seseorang (Potter dan Perry, 2005). Kesiapan kerja diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan tanpa mengalami kesulitan, hambatan, dengan hasil maksimal, dan target
74
yang telah ditentukan. Dengan kata lain, seseorang yang mempunyai kesiapan kerja, mereka akan mampu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut sesuai harapan tanpa mengalami kesulitan dan hambatan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal Sutrisno (2007). Tetapi, pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor peran dengan kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. 6. Faktor harga diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Stuart dan Sundeen (dalam Keliat, 1992) menjelaskan bahwa harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah/tinggi. Bila individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi, sebaliknya bila ia sering gagal maka ia akan cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utamanya adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Menyayangi dan menghargai orang lain akan mampu mengangkat harga dirinya. Begitu pula sebaliknya, dengan tidak adanya kasih sayang dan penghargaan maka akan terbentuk harga diri yang rendah Santrock (2002). Pada penelitian ini faktor harga diri merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa
75
angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Santrock (2002) diatas didapatkan hasil mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners memiliki harga diri tinggi, hal ini dibuktikan dengan semakin tumbuhnya kepercayaan diri mahasiswa, terciptanya sikap saling menghargai, peningkatan produktivitas dalam melakukan suatu pekerjaan dengan telah dilaluinya stase profesi ners. 7. Faktor yang paling dominan terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners. Faktor harga diri merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners dengan nilai Wald = 4,553; nilai p = 0,033; dan Exp B = 10,580. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai Exp B faktor harga diri = 10,580 artinya bahwa faktor harga diri mempunyai peluang 10,5 kali lebih besar memengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners dibandingkan dengan faktor identitas diri. Harga diri adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan berharga.
76
Kesadaran tentang diri dan perasaan terhadap diri sendiri itu akan menimbulkan suatu penilaian terhadap diri sendiri baik itu positif maupun negatif (Coopersmiith, 1997). Individu yang memiliki harga diri positif akan menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya. Dalam harga diri tercakup evaluasi dan penghargaan terhadap diri sendiri dan menghasilkan sikap positif atau negatif terhadap dirinya sendiri. Sikap positif terhadap diri sendiri adalah sikap terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta menerima kekurangan yang ada, sedangkan yang dimaksud dengan sikap negatif adalah sikap tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri dan tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang (Santrock, 1998). Pada penelitian yang dilakukan Engko (2006) ada hubungan antara harga diri dengan kepuasan kerja. Sejalan dengan penelitian Engko, pada penelitian ini faktor harga diri merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi
kesiapan bekerja pada mahasiswa
angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners.
77
C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pada penelitian ini adalah menganalisis komponen konsep diri seperti gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri padahal masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi seperti tingkat perkembangan dan kematangan, lingkungan, pengalaman masa lalu, budaya, sumber eksternal dan internal, pengalaman sukses dan gagal, dan stresor, sehingga untuk rekomendasi penelitian berikutnya faktor-faktor tersebut bisa di teliti.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners dengan jumlah 64 responden didapatkan kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Usia mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed mayoritas adalah 23 tahun sebanyak 38 (59,4 %) responden. Mayoritas jenis kelamin mahasiswa adalah perempuan sebanyak 45 (70,3 %). Mayoritas minat bekerja mahasiswa adalah bekerja dirumah sakit sebanyak 36 (56,3%) responden. 2. Faktor gambaran diri tidak mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners ditunjukkan dengan hasil uji statistik Chi-Square dimana nilai p sebesar 0,123 (α<0,05). 3. Faktor identitas diri mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners ditunjkkan dengan hasil uji statistik Chi-Square dimana nilai p sebesar 0,039 (α<0,05).
78
79
4. Faktor ideal diri tidak mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners ditunjukkan dengan hasil uji statistik Chi-Square dimana nilai p sebesar 0,430 (α<0,05). 5. Faktor peran tidak mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners ditunjukkan dengan hasil uji statistik Chi-Square dimana nilai p sebesar 1,000 (α<0,05). 6. Faktor harga diri mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners ditunjukkan dengan hasil uji statistik Chi-Square dimana nilai p sebesar 0,013 (α<0,05). 7. Faktor paling dominan yang mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners adalah faktor harga diri dengan nilai Wald = 4,553; nilai p = 0,033; dan Exp B = 10,580. Hasil uji regresi logistic membuktikan bahwa faktor harga diri memiliki nilai significan terbesar dalam mempengaruhi kesiapan bekerja, dengan nilai Exp B= 10,580 artinya faktor harga diri mempunyai peluang 10,5 kali lebih besar dalam mempengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners.
80
B. Saran 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan harga diri tinggi, karena harga diri tinggi merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kemampuan yang diinginkan. Kepercayaan akan kemampuan diri sendiri dapat mengeksplorasi kemampuan yang ada. Hal ini dapat dilakukan mahasiswa dengan menyayangi dan menghargai diri sendiri dan orang lain, merasa yakin akan kemampuan diri sendiri, memiliki pandangan hidup yang optimis dan memperhatikan penampilan dan perawatan diri sendiri. 2. Bagi institusi pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung tumbuhnya konsep diri yang positif sehingga mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan bimbingan atau konseling yang dapat dilaksanakan oleh institusi pendidikan. Selain itu, memberikan motivasi dan respon-respon positif berupa pujian, ketika proses perkuliahan dapat pula dilakukan guna memupuk rasa percaya diri mahasiswa.
81
3. Bagi penelitian selanjutnya Menjadi sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya
tentang
faktor-faktor
yang
belum
tergali
yang
memengaruhi kesiapan bekerja pada mahasiswa menjelang akhir masa profesi
ners
seperti
tingkat
perkembangan
dan
kematangan,
lingkungan, pengalaman masa lalu, budaya, sumber eksternal dan internal, pengalaman sukses dan gagal, dan stresor.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arcan. Calhoun, J. F., dan Acocella, J. R. (1990). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Alih bahasa: Satmoko. Semarang : IKIP Semarang Press Bandura, A. (1997). Self efficacy the exercise of control. New York: Stanford University Brady, Robert P. (2009). “ Work Readiness Inventory Administrastartor’s Guide”. Jurnal diambil dari http://www.jist.com/shop/web/workreadiness inventory administrator guide.pdf diakses tanggal 29 Mei 2013 Burns, R. B. (1993). Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku). Alih bahasa: Eddy. Jakarta Calhoun, J.F., Acocella, J.R., (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York : McGraw Hill, Inc Chaplin, J.P. (1997). Kamus lengkap Psikologi. Ahli Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta : Grafindo Persada Coopersmith, Stanley. (1997). Antecedent Self Esteem. San Francisco. W. H.Freeman and Company Dahlia. (2011). “Hubungan Konsep Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang Dira, Inavatin. (2012). Pengembangan inventori kesiapan kerja pada siswa smk jurusan agribisnis ternak unggas di smk n 2 purbalingga. Diss. Universitas negeri yogyakarta Engko, C. (2006). “Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual dengan Self esteem dan Self efficacysebagai Variabel Intervening”. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX Padang Friedman, Marlyn M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, ed 3, Alih Bahasa: Ina Debora dan Yoakin Asy, Jakarta: EGC Gaffar, L. O. J. (1999). Pengantar keperawatan profesional. Jakarta: EGC
Hadiwibowo. (2003). Menilai Diri Melalui Gambaran Diri. Dapat dibuka Pada Situs http://www.hadiwibowo.worpres.com/2003/32/menilai-diri-melaluigambaran-diri/ Handayani, Christina S., Ardhian N. (2004). Kuasa wanita Jawa.Yogyakarta: Lkis Hendriati, A. (2006). “Psikologi Perkembangan; Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja“. Bandung: PT Refika Aditama Herminarto, Sofyan. (1993). Kesiapan Siswa STM Di Jawa Untuk Memasuki Lapangan Kerja.Yogyakarta : Jurnal Kependidikan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta Hidayat. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Hurlock, E.B. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi 5 (Istiwidiyati dan Soejarwo, Terjemahan). Jakarta: Erlangga Jay, R. (2005). The Sucessful Candidate ( Loly Nuria Fitri, Terjemahan). Jakarta: Salemba Keliat, Budi Anna. (1992). Gangguan Konsep Diri Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC Kartini, S. (2007). “Pengaruh Konsep Diri terhadap Tingkat Kecemasan Mengahadapi Masa Pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Sumenep”. Universitas Islam Negeri Malang Malcolm H & Heyes S. (1995). “Pengantar Psikologi: Edisi Kedua“. Jakarta: Erlangga Markus.H., & Nurius, P. (1996). Posible selves. American Psychologist, 41, 954969 Muri, Yusuf. (2002). Kiat Sukses Dalam Karier. Padang: Ghalia Indonesia
Notoadmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta Nursalam. (2008). Metodologi Riset Keperawatan: Pedoman Praktis Penyusunan. Surabaya Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Prasetyo, B. dan Lina M.J. (2005). Metode Penelitian Kuatitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Rakhmat, J. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Kartini, Sofia. (2007). “ Pengaruh Konsep Diri terhadap Tingkat Kecemasan Mengahadapi Masa Pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Sumenep” Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang Sahputra, N. (2009). Hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 Keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU Medan [Skripsi]. Sumatra Utara: PSIK FK USU Santjaka, A. (2008). Biostatistik. Purwokerto : Global Internusa Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Kampus UNSOED : UPT Percetakan dan Penerbitan Santrock, John W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga Shertzer, B. & Stone, S.C. (1980). Fundamentals of Counseling. Boston: Houghton Mifflin Co Stuart, G.W., Laraia, M.T. (2009). Principles and practice of Psychiatric Nursing. Philadelphia. Mosby Stuart & Sundeen. (1998). Pocket Guide to Psychiatric Nursing, Mosby year Sukardi, D. K. (1989). Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia Sukardi, D.K. (2008). Pengantar pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Susanty, Rany Tria. (2011). “ Kecemasan Tidak Mendapatkan Peluang Kerja Ditinjau Dari Konsep Diri Pada Mahasiswa Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta “(http://etd.eprints.ums.ac.id/6684/I/F100050281.pdf) Sutrisno, J. (2007). Jalan Panjang Membalik Rasio. Padang: Ghalia Indonesia Wahyuni, A.(2007).Kegiatan Belajar Terhadap Prestasi Yang Dicapai. Dapat dibuka pada situs http://www.achievement.com/90mn/mnh/98er/html
Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada: Yth. Saudara/Saudari Di tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Taufik Hidayat
NIM
: G1D008097
Jurusan/Fakultas
: Jurusan Keperawatan/FKIK Unsoed Purwokerto
Dengan ini mengajukan permohonan kepada Saudara/ Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners”. Identitas dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kegiatan penelitian. Atas perhatian dan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya
Taufik Hidayat
Lampiran 2 PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah membaca dan memahami penjelasan pada lembar permohonan menjadi responden, saya bersedia menjadi responden penelitian yang akan dilakukan oleh: Nama : Taufik Hidayat NIM
: G1D008097
Judul : “Analisis komponen konsep diri terhadap kesiapan bekerja pada mahasiswa angkatan X FKIK Unsoed menjelang akhir masa profesi ners”
Demikian persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Purwokerto, ......Juli 2013
Responden
Lampiran 4
Correlations Correlations K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
Konsep diri
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation N
Konsep diri .584** .001 29 .598** .001 29 .384* .040 29 .619** .000 29 .379* .043 29 .564** .001 29 .646** .000 29 .409* .028 29 .691** .000 29 .448* .015 29 1 29
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations K11
K12
K13
K14
K15
K16
K17
K18
K19
K20
Konsep diri
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation N
Konsep diri .414* .026 29 .540** .003 29 .406* .029 29 .418* .024 29 .391* .036 29 .432* .019 29 .692** .000 29 .439* .017 29 .668** .000 29 .451* .014 29 1 29
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations K21
K22
K23
K24
K25
K26
K27
K28
K29
K30
Konsep diri
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation N
Konsep diri .403* .030 29 .431* .020 29 .573** .001 29 .404* .030 29 .414* .025 29 .708** .000 29 .452* .014 29 .605** .001 29 .385* .039 29 .566** .001 29 1 29
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
29 0 29
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Re liability Statistics Cronbach's Alpha .896
N of Items 30
Scale Statistics Mean 48.41
Variance 149.108
Std. Deviation 12.211
N of Items 30
Correlations
K1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K7
Pearson Correlation
Konsep diri .584(**) .001 29 .598(**) .001 29 .384(*) .040 29 .619(**) .000 29 .379(*) .043 29 .564(**) .001 29 .646(**)
Sig. (2-tailed) N K8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K18
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K19
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K21
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K22
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 29 .409(*) .028 29 .691(**) .000 29 .448(*) .015 29 .414(*) .026 29 .540(**) .003 29 .406(*) .029 29 .418(*) .024 29 .391(*) .036 29 .432(*) .019 29 .692(**) .000 29 .439(*) .017 29 .668(**) .000 29 .451(*) .014 29 .403(*) .030 29 .431(*) .020 29
K23
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K24
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K25
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K26
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K27
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K28
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K29
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Konsep diri
Pearson Correlation
.573(**) .001 29 .404(*) .030 29 .414(*) .025 29 .708(**) .000 29 .452(*) .014 29 .605(**) .001 29 .385(*) .039 29 .566(**) .001 29
1 N 29 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K11
Kesiapan Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation N
Kesiapan Kerja .373* .046 29 .440* .017 29 .599** .001 29 .401* .031 29 .575** .001 29 .460* .012 29 .498** .006 29 .454* .013 29 .390* .036 29 .645** .000 29 .488** .007 29 1 29
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
K12
K13
K14
K15
K16
K17
K18
K19
K20
K21
K22
K23
Kesiapan Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation N
Kesiapan Kerja .420* .023 29 .470* .010 29 .692** .000 29 .515** .004 29 .645** .000 29 .514** .004 29 .489** .007 29 .392* .036 29 .553** .002 29 .554** .002 29 .460* .012 29 .436* .018 29 1 29
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
29 0 29
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Re liability Statistics Cronbach's Alpha .852
N of Items 23
Scale Statistics Mean 42.86
Variance 56.695
Std. Deviation 7.530
N of Items 23
Correlations
K1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K7
Pearson Correlation
Kesiapan Kerja .373(*) .046 29 .440(*) .017 29 .599(**) .001 29 .401(*) .031 29 .575(**) .001 29 .460(*) .012 29 .498(**)
Sig. (2-tailed) N K8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K18
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K19
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K21
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K22
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.006 29 .454(*) .013 29 .390(*) .036 29 .645(**) .000 29 .488(**) .007 29 .420(*) .023 29 .470(*) .010 29 .692(**) .000 29 .515(**) .004 29 .645(**) .000 29 .514(**) .004 29 .489(**) .007 29 .392(*) .036 29 .553(**) .002 29 .554(**) .002 29 .460(*) .012 29
K23
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Kesiapan Kerja
Pearson Correlation
.436(*) .018 29
1 N 29 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 5
Frequencies Frequency Table Usia (tahun)
Valid
22 23 24 Total
Frequency 15 38 11 64
Percent 23.4 59.4 17.2 100.0
Valid Percent 23.4 59.4 17.2 100.0
Cumulative Percent 23.4 82.8 100.0
Je nis Kelamin
Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frequency 19 45 64
Percent 29.7 70.3 100.0
Valid Percent 29.7 70.3 100.0
Cumulative Percent 29.7 100.0
Minat Beke rja
Valid
Rumah Sakit Pendidikan Lain-lain Total
Frequency 36 13 15 64
Percent 56.3 20.3 23.4 100.0
Valid Percent 56.3 20.3 23.4 100.0
Cumulative Percent 56.3 76.6 100.0
UJI NORMALITAS NPar Tests One -Sample Kolmogorov-Smirnov Te st
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Kesiapan Bekerja 64 40.80 3.912 .120 .120 -.057 .959 .316
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
karena nilai sig (p) dari Kolmogorov > 0.05 (0.316>0.05) maka data tersebar norma;l
Frequencies Statistics Kesiapan Bekerja N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum
64 0 40.80 40.50 39 a 3.912 34 51
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Gambaran Diri
Valid
Rendah Tinggi Total
Frequency 39 25 64
Percent 60.9 39.1 100.0
Valid Percent 60.9 39.1 100.0
Cumulative Percent 60.9 100.0
Ideal diri
Valid
Rendah Tinggi Total
Frequency 42 22 64
Percent 65.6 34.4 100.0
Valid Percent 65.6 34.4 100.0
Cumulative Percent 65.6 100.0
Harga Diri
Valid
Rendah Tinggi Total
Frequency 54 10 64
Percent 84.4 15.6 100.0
Valid Percent 84.4 15.6 100.0
Cumulative Percent 84.4 100.0
Pe ran
Valid
Rendah Tinggi Total
Frequency 43 21 64
Percent 67.2 32.8 100.0
Valid Percent 67.2 32.8 100.0
Cumulative Percent 67.2 100.0
Identitas Diri
Valid
Rendah Tinggi Total
Frequency 25 39 64
Percent 39.1 60.9 100.0
Valid Percent 39.1 60.9 100.0
Cumulative Percent 39.1 100.0
Ke siapan Bekerja
Valid
Tidak siap Siap Total
Frequency 32 32 64
Percent 50.0 50.0 100.0
Valid Percent 50.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 50.0 100.0
Crosstabs Gambaran Diri * Kesiapan Bekerja Crosstab
Gambaran Diri
Rendah
Tinggi
Total
Count Expected Count % within Gambaran Diri % of Total Count Expected Count % within Gambaran Diri % of Total Count Expected Count % within Gambaran Diri % of Total
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 23 16 19.5 19.5 59.0% 41.0% 35.9% 25.0% 9 16 12.5 12.5 36.0% 64.0% 14.1% 25.0% 32 32 32.0 32.0 50.0% 50.0% 50.0% 50.0%
Total 39 39.0 100.0% 60.9% 25 25.0 100.0% 39.1% 64 64.0 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 3.216b 2.363 3.250
3.166
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .073 .124 .071
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.123
.062
.075
64
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12. 50.
Ideal diri * Kesiapan Bekerja Crosstab
Ideal diri
Rendah
Tinggi
Total
Count Expected Count % within Ideal diri % of Total Count Expected Count % within Ideal diri % of Total Count Expected Count % within Ideal diri % of Total
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 23 19 21.0 21.0 54.8% 45.2% 35.9% 29.7% 9 13 11.0 11.0 40.9% 59.1% 14.1% 20.3% 32 32 32.0 32.0 50.0% 50.0% 50.0% 50.0%
Total 42 42.0 100.0% 65.6% 22 22.0 100.0% 34.4% 64 64.0 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.108b .623 1.113
1.091
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .292 .430 .291
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.430
.215
.296
64
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11. 00.
Harga Diri * Kesiapan Bekerja Crosstab
Harga Diri
Rendah
Tinggi
Total
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 31 23 27.0 27.0 57.4% 42.6% 48.4% 35.9% 1 9 5.0 5.0 10.0% 90.0% 1.6% 14.1% 32 32 32.0 32.0 50.0% 50.0% 50.0% 50.0%
Count Expected Count % within Harga Diri % of Total Count Expected Count % within Harga Diri % of Total Count Expected Count % within Harga Diri % of Total
Total 54 54.0 100.0% 84.4% 10 10.0 100.0% 15.6% 64 64.0 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 7.585b 5.807 8.551
7.467
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .006 .016 .003
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.013
.006
.006
64
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 00.
Peran * Kesiapan Bekerja Crosstab
Peran
Rendah
Tinggi
Total
Count Expected Count % within Peran % of Total Count Expected Count % within Peran % of Total Count Expected Count % within Peran % of Total
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 22 21 21.5 21.5 51.2% 48.8% 34.4% 32.8% 10 11 10.5 10.5 47.6% 52.4% 15.6% 17.2% 32 32 32.0 32.0 50.0% 50.0% 50.0% 50.0%
Total 43 43.0 100.0% 67.2% 21 21.0 100.0% 32.8% 64 64.0 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .071 b .000 .071
.070
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .790 1.000 .790
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.500
.792
64
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10. 50.
Identitas Diri * Kesiapan Bekerja Crosstab
Identitas Diri
Rendah
Tinggi
Total
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 17 8 12.5 12.5 68.0% 32.0% 26.6% 12.5% 15 24 19.5 19.5 38.5% 61.5% 23.4% 37.5% 32 32 32.0 32.0 50.0% 50.0% 50.0% 50.0%
Count Expected Count % within Identitas Diri % of Total Count Expected Count % within Identitas Diri % of Total Count Expected Count % within Identitas Diri % of Total
Total 25 25.0 100.0% 39.1% 39 39.0 100.0% 60.9% 64 64.0 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.317b 4.201 5.410
5.234
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .021 .040 .020
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.039
.020
.022
64
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12. 50.
Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
a
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
64 0 64 0 64
Percent 100.0 .0 100.0 .0 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
De pendent Variable Encoding Original Value Tidak siap Siap
Internal Value 0 1
Block 0: Beginning Block Ite ration Historya,b,c
Iteration Step 0 1
-2 Log likelihood 88.723
Coefficients Constant .000
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 88.723 c. Estimation terminated at iteration number 1 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b Predicted
Step 0
Observed Kesiapan Bekerja
Tidak siap Siap
Overall Percentage a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 0 32 0 32
Percentage Correct .0 100.0 50.0
Variable s in the Equation
Step 0
B .000
Constant
S.E. .250
Wald .000
df 1
Sig. 1.000
1 1 1 3
Sig. .006 .073 .021 .004
Exp(B) 1.000
Variable s not in the Equation Step 0
Variables
Score 7.585 3.216 5.317 13.243
Harga_diri Gambaran_diri Identitas_Diri
Overall Statistics
df
Block 1: Method = Enter Ite ration Historya,b,c,d
-2 Log likelihood 74.259 73.407 73.371 73.371 73.371
Iteration Step 1 1 2 3 4 5
Constant -4.407 -5.641 -5.918 -5.934 -5.934
Coefficients Gambaran_ Harga_diri diri 1.585 .758 2.234 .955 2.418 .985 2.431 .986 2.431 .986
Identitas_Diri .945 1.122 1.153 1.154 1.154
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 88.723 d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Te sts of Model Coe fficients Step 1
Step Block Model
Chi-square 15.352 15.352 15.352
df 3 3 3
Sig. .002 .002 .002
Model Summary -2 Log Cox & Snell likelihood R Square 73.371 a .213
Step 1
Nagelkerke R Square .284
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Le meshow Te st Step 1
Chi-square 8.886
df
Sig. .064
4
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Step 1
1 2 3 4 5 6
Kesiapan Bekerja = Tidak siap Observed Expected 9 11.149 8 5.339 13 11.046 1 3.466 1 .806 0 .194
Kesiapan Bekerja = Siap Observed Expected 5 2.851 1 3.661 7 8.954 10 7.534 4 4.194 5 4.806
Total 14 9 20 11 5 5
Classification Tablea Predicted
Step 1
Observed Kesiapan Bekerja
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 30 2 13 19
Tidak siap Siap
Overall Percentage
Percentage Correct 93.8 59.4 76.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
Step a 1
Harga_diri Gambaran_diri Identitas_Diri Constant
B 2.431 .986 1.154 -5.934
S.E. 1.139 .588 .585 1.894
Wald 4.551 2.809 3.893 9.813
df 1 1 1 1
a. Variable(s) entered on step 1: Harga_diri, Gambaran_diri, Identitas_Diri.
Sig. .033 .094 .048 .002
Exp(B) 11.369 2.681 3.170 .003
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 1.218 106.071 .846 8.496 1.008 9.972
Correlation Matrix
Step 1
Constant Harga_diri Gambaran_diri Identitas_Diri
Constant 1.000 -.705 -.547 -.586
Harga_diri -.705 1.000 .089 .051
Gambaran_ diri -.547 .089 1.000 .125
Identitas_Diri -.586 .051 .125 1.000
Casewise Listb
Case 20
Observed Kesiapan Bekerja T**
Selected a Status S
Temporary Variable Predicted .902
Predicted Group S
Resid -.902
a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.
Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
a
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
64 0 64 0 64
Percent 100.0 .0 100.0 .0 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
De pendent Variable Encoding Original Value Tidak siap Siap
Internal Value 0 1
ZResid -3.036
Block 0: Beginning Block Ite ration Historya,b,c
Iteration Step 0 1
Coefficients Constant .000
-2 Log likelihood 88.723
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 88.723 c. Estimation terminated at iteration number 1 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b Predicted
Step 0
Observed Kesiapan Bekerja
Tidak siap Siap
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 0 32 0 32
Overall Percentage
Percentage Correct .0 100.0 50.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variable s in the Equation
Step 0
Constant
B .000
S.E. .250
Wald .000
df 1
Sig. 1.000
1 1 2
Sig. .006 .021 .004
Variable s not in the Equation Step 0
Variables Overall Statistics
Harga_diri Identitas_Diri
Score 7.585 5.317 11.080
df
Exp(B) 1.000
Block 1: Method = Enter Ite ration Historya,b,c,d
-2 Log likelihood 76.798 76.299 76.283 76.283 76.283
Iteration Step 1 1 2 3 4 5
Constant -3.503 -4.260 -4.404 -4.411 -4.411
Coefficients Harga_diri Identitas_Diri 1.677 .972 2.225 1.087 2.352 1.097 2.359 1.097 2.359 1.097
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 88.723 d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Te sts of Model Coe fficients Step 1
Step Block Model
Chi-square 12.440 12.440 12.440
df 2 2 2
Sig. .002 .002 .002
Model Summary Step 1
-2 Log Cox & Snell likelihood R Square 76.283 a .177
Nagelkerke R Square .236
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Le meshow Te st Step 1
Chi-square .054
df 1
Sig. .817
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Step 1
1 2 3
Kesiapan Bekerja = Tidak siap Observed Expected 17 16.606 14 14.394 1 1.000
Kesiapan Bekerja = Siap Observed Expected 6 6.394 17 16.606 9 9.000
Total 23 31 10
Classification Tablea Predicted
Step 1
Observed Kesiapan Bekerja
Kesiapan Bekerja Tidak siap Siap 17 15 6 26
Tidak siap Siap
Percentage Correct 53.1 81.3 67.2
Overall Percentage a. The cut value is .500
Variable s in the Equation
Step a 1
Harga_diri Identitas_Diri Constant
B 2.359 1.097 -4.411
S.E. 1.106 .569 1.519
Wald 4.553 3.720 8.434
df 1 1 1
Sig. .033 .054 .004
Exp(B) 10.580 2.996 .012
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 1.212 92.362 .982 9.137
a. Variable(s) entered on step 1: Harga_diri, Identitas_Diri.
Correlation Matrix Step 1
Constant Harga_diri Identitas_Diri
Constant 1.000 -.772 -.604
Harga_diri -.772 1.000 -.007
Identitas_Diri -.604 -.007 1.000
Casewise Listb
Case 20
Selected a Status S
Observed Kesiapan Bekerja T**
Temporary Variable Predicted .924
Predicted Group S
Resid -.924
a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.
ZResid -3.494